Disusun oleh:
1. YUNI IKAWATI (12019070008)
2. ULFAH KHAIRUNISAK (12019070009)
3. NURUL HIDAYAH (12019070010)
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI, PENDIDIKAN DAN HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyanyang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Etika bisnis & profesi.
Makalah Etika bisnis & profesi ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga Makalah Etika bisnis & profesi ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Etika bisnis & profesi adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, da sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide
dan pemikiran untuk menciptakan yang berbeda. Setiap orang memiliki
kesempatan dan peluang untuk menjadi wirausahawan. Untuk memperoleh
peluang tersebut, wirausahawan harus memiliki kemauan, kemampuan dan dan
penegetahuan. Seoarang wirausaha tidak akan berhasil jika tidak memiliki
kemauan, kemampuan, dan pengetahuan. Ada kemauan tetapi tidak ada
kemampuan dan pengetahuan tidak akan menajadi wira usaha sukses.
Sebaliknya, memiliki kemampuan dan pengetahuan tetapi tidak ada kemauan
juga tidak akan berhasil didalam wirausaha. Sehingga sebagai wirausahawan
yang sukses harus menegetahui apa saja yang menjadi modal dasar
berwirausaha agar kelak bisa mencapai kesuksesan yang diinginkan. Etika
profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi
informasi.Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang TI (Teknologi
Informasi),karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang
tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh IT-er itu dapat
dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Kode etik profesi dalam bidang apapun
merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari
norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika
profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma
ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut
sudah tersirat dalam etika profesi.
Dewasa ini setelah era reformasi, makin banyak bermunculan organisasi
profesi dari kelompok profesi sejenis, contoh: IAI untuk para akuntan, IDI untuk
para dokter, dan PGRI untuk para guru, dan wadah organisasi untuk pejabat
keuangan publik (pemerintah/negara) adalah Departemen Keuangan RI. Setiap
organisasi tersebut makin menyadari perlunya membuat kode etik untuk menjadi
pedoman perilaku bagi para anggotanya, tujuan khususnya adalah untuk
mengembangkan kompetensi secara berkelanjutan sekaligus untuk melakukan
pengendalian perilaku para anggotanya
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari pembahasan materi Etika bisnis & profesi ini adalah sebagai
berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Model Penalaran Kode Etik Profesi
4
Proses Penalaran Kode Etik BPK
5
o Dilarang menjadi anggota partai politik bagi
anggota BPK (Pasal 3 ayat 2b)
Pengawasan Melalui Majelis Kehormatan Kode Etik (Bab III
Pasal 9-32)
6
Dilarang : Dilarang:
Menerima pemberian dalam Menerima pemberian
bentuk apa pun, baik langsung dalam bentuk apa pun,
maupun tidak langsung baik langsung maupun
tidak langsung
Menyalahgunakan
wewenang
Profesionalitas Prinsip kehati-hatian, ketelitian, Prinsip kehati-hatian,
kecermatan ketelitian, kecermatan
Menyimpan rahasia Negara Menyimpan rahasia
dan jabatan Negara dan jabatan
Tidak menyalahgunakan Tidak menyalahgunakan
rahasia Negara untuk rahasia Negara untuk
kepentingan pribadi dan kepentingan pribadi dan
golongan/pihak lain golongan/pihak lain
Menghindari perbuatan di luar Menghindari perbuatan di
tugas dan wewenangnya luar tugas dan
wewenangnya
Komitmen tinggi
Meningkatkan kemampuan
Profesionalisme secara
berkelanjutkan
Kerja sama saling
menghormati dan
memercayai antar rekan
sejawat
Berkomunikasi dan
berdiskusi antar rekan
sejawat
Menggunakan sumber
daya publik secara efisien,
efektif, dan ekonomis.
7
kode etik PAII, kecuali dalam kode etik QIA tidak memasukkan Pasal 1 dan 9 dari
kode etik PAII.
Ringkasan Proses Penalaran Kode Etik PAII
8
PAII dan para anggotanya ( pasal 10 )
Hubungan rekan Tidak diatur.
sejawat
Hubungan klien 1. Para anggota dilarang untuk menerima
imbalan atau hadiah dari pemberi tugas,
klien, pelanggan, atau relasi bisnis pemberi
tugas, kecuali yang menjadi haknya ( pasal
6)
2. Para anggota harus bersikap bijaksana dan
hati-hati dalam menggunakan informasi
yang diperoleh dalam melaksanakan
tugasnya. Para anggota dilarang untuk
menggunakan informasi rahasia untuk
kepentingan pribadi, atau merugikan
kepentingan pemberi tugas
( pasal 7 )
Hubungan lain Tidak diatur.
Pengawasan Tidak diatur.
Kode etik PAII terlihat sangat singkat dan sederhana. Karena terlalu
singkat dan sederhana, ada beberapa hal yang pengaturannya tidak jelas
dan/atau tidak lengkap, yaitu:
1. Kompetensi yang menyangkut persyaratan pengetahuan minimal yang
diperlukan melalui pendidikan formal tidak diatur secara eksplisit.
2. Tanggung jawab profesi auditor internal hanya disebutkan kepada pemberi
tugas, tidak ada pernyataan yang menyebutkan hubunganya dengan atau
dampaknya bagi kepentingan umum yang lebih luas.
3. Tidak ada pasal yang mengatur hubungan dengan rekan sejawat dan
hubungan lainnya.
4. Tidak ada pasal yang mengatur tentang pengawasan dalam hal timbulnya
penyimpangan terhadap kode etik yang dilakukan oleh anggotanya.
Hal yang patut dicatat adalah dalam kode etik PAII dicantumkan asas
Panasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sesuatu yang jarang dijumpai kode
etik profesi lainnya.
9
jasa psikologi, tetapi tidak boleh menjalankan praktik psikologi. Prakti psikologi
hanya boleh dilakukan ileh para psikolig.
10
kriteria tersebut dinyatakan berhak dan
berwenang untuk melakukan praktik psikologi
di wilayah hukum Negara Republik Indonesi.
Sarjana Psikolog menurut kriteria ini juga
dikenal dan disebut sebagai psikolog. Untuk
melakukan praktik psikologi , Sarjana Psikolog
yang tergolong kriteria ini diwajibkan memiliki
izin praktik psikolog sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Sikap perilaku
(attitude)
Menyangkut diri Kesadaran diri tentang Pancasila dan UUD
(Pribadi) 1945
Mengindahkan etika dan nilai-nilai moral yang
berlaku di masyarakat (Pasal 4a)
Menjaga citra profesi (Pasal 4b)
Memiliki objektivitas, kejujuran, integritas,
bersikap bijak, dan hati-hati (Pasal 2)
Hubungan rekan Saling menghormati dan menjaga hak-hak
sejawat serta nama baik rekan sejawat (Pasal 5a)
Saling memberi umpan balik (Pasal 5b)
Saling mengingatkan untuk mencegah
pelanggaran kode etik (Pasal 5c)
Menghargai karya cipta rekan sejawat/pihak
lain (Pasal 15)
Hubungan klien Melindungi klien dari akibat yang merugikan
sebagai dampak pemberian jasa/praktik yang
dilakukan (Pasal 8c)
Melindungli kerahasiaan data klien, kecuali ada
persetujuan dari klien, atau ada hubungannya
dengan pihak berwenang (Pasal 12)
Mengutamakan ketidakberpihakan dalam
kepentingan pemakai jasa, atau klien dan
pihak-pihak terkait (Pasal 8d)
Hubungan lain Menghargai kompetensi profesi lain (Pasal 6a)
Mencegah pemberian jasa dari pihak yang
tidak berkompeten (Pasal 6b)
Pengawasan Melalui Majelis Psikologi (Pasal 18)
11
a) Legislator menciptakan hokum
b) Pejabat melaksanakan administrasi Negara
c) Notaris merumuskan kontrak-kontrak harta kekayaan
d) Polisi dan jaksa menegakkan ketertiban hokum
e) Pengacara membela kliennya dalam menginterpretasikan hokum
f) Hakim menerapkan hukum dan menetapkan keputusannya
g) Pengusaha menjalankan kegiatan bisnisnya
h) Konsultan hukum memberikan nasihat hukum kepada kliennya
i) Pendidik hukum menghasilkan ahli hukum
Selanjutnya dikatakan bahwa pekerjaan yang ditangani oleh para
profesional hukum tersebut merupakan bidang-bidang profesi hukum, yang jika
dirinci adalah sebagai berikut:
a) Profesi legislator
b) Profesi administrator hukum
c) Profesi notaris
d) Profesi polisi
e) Profesi jaksa
f) Profesi advokat (pengacara)
g) Profesi hakim
h) Profesi hukum bisnis
i) Profesi konsultan hukum
j) Profesi dosen hukum
Menurut Notohamidjojo (dalam Abdulkadir Muhammad, 2006), seorang
profesional di bidang hukum perlu memiliki :
a) Sikap manusiawi, artinya tidak hanya menghadapi hukum secara formal,
melainkan kebenaran yang sesuai dengan hati nurani.
b) Sikap adil, artinya mencari kelayakan yang dengan perasaan masyarakat.
c) Sikap patut, artinya mencari pertimbangan untuk menentukan keadilan dalam
suatu perkara konkret.
d) Sikap jujur, artinya menyatakan suatu hal benar menurut apa adanya, serta
menjauhi yang tidak benar dan tidak patut.
Seperti telah disebutkan sebelumnya subcabang profesi di bidang hukum
cukup banyak. Pada kesempatan ini hanya dibahas kode etik profesi advokat
(pengacara) sebagai salah satu subcabang profesi di bidang hukum. Kode etik
12
profesi advokat (pengacara) secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8 di
bagian akhir buku ini.
Di Indonesia terdapat lebih dari satu organisasi profesi advokat. Kode Etik
Profesi Advokat berlaku sejak tanggal ditetapkan pada tanggal 23 Mei 2002 dan
disepakati berlaku bersama untuk organisasi profesi advokat yang tergabung
dalam Komite Kerja Sama Advokat Indonesia (KKAI), yang terdiri atas tujuh
organisasi, yaitu: Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia
(AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Asosiasi Konsultan Hukum
Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), Serikat
Pengacara Indonesia (SPI), dan Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia
(HAPI).
Ringkasan Proses Penalaran Kode Etik Profesi Advokat Indonesia
13
keturunan, kedudukan sosial, keyakinan politik
(Pasal 3a)
Bekerja dengan bebas dan mandiri serta tidak
dipengaruhi oleh siapa pun dan wajib
menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam
negara hukum Indonesia (Pasal 3c)
Tidak dibenarkan melakukan pekeraan lain
yang dapat merugikan kebebasan, derajat, dan
martabat advokat (Pasal 3f)
Bersikap sopan terhadap semua pihak (Pasal
3h)
Hubungan rekan Memegang teguh rasa solidaritas sesama
sejawat advokat dan wajib membela secara cuma
-cuma teman sejawat yang diajukan sebagai
tersangka dalam perkara pidana (Pasal 3d dan
3e)
Hubungan antara teman sejawat advokat
berdasarkan sikap saling menghormati,
menghargai, dan memercayai (Pasal 5a)
Tidak menggunakan kata-kata tidak sopan
atau yang menyakitkan hati (Pasal 5b)
Keberatan terhadap tindakan teman sejawat
harus diadukan kepada Dewan Kehormatan
(Pasal 5c)
Tidak diperkenankan menarik klien teman
sejawat (Pasal 5d)
Advokat baru hanya dapat menerima perkara
setelah menerima bukti pencabutan
pemberian kuasa kepada advokat terdahulu
(Pasal 5e)
Advokat lama wajib memberikan kepada
avokat yang baru semua surat dan keterangan
penting untuk mengurus perkara itu (Pasal 5f)
Hubungan klien Mengutamakan penyelesaian damai dalam
perkara perdata (Pasal 4a)
14
Tidak memberikan keterangan yang dapat
menyesatkan klien (Pasal 4b)
Tidak dibenarkan menjamin kepada klien
bahwa perkaranya akan menang (Pasal 4c)
Penetapan honor berdasarkan kemampuan
klien (Pasal 4d)
Tidak dibenarkan membebani klien dengan
biaya-biaya yang tidak perlu (Pasal 4e)
Perhatian yang sama diberikan terhadap
perkara yang diurus secara cuma-cuma (Pasal
4f)
Harus menolak mengurus perkara yang tidak
ada dasar hukumnya (Pasal 4g)
Wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-
hal yang menyangkut klien(Pasal 4h)
Dilarang melepaskan tugas yang dibebankan
kepadanya pada saat yangtidak
menguntungkan klien atau akan merugikan
klien yang tidak dapat diperbaiki lagi
(Pasal 4i)
Mengundurkan diri sepenuhnya dari
pengurusan kepentingan bersama dua pihak
atau lebih apabila kemudian timbul
pertentangan kepentingan diantara pihak-
pihak yang bersangkutan (Pasal 4j)
Mempunyai hak retensi terhadap klien tetapi
tidak dapat digunakan apabila dengan retensi
itu kepentingan klien akan dirugikan yang tidak
dapat diperbaiki lagi (Pasal 4k)
Hubungan lain Sebagai profesi mulia, advokat dalam
menjalankan profesinya di bawah
perlindungan hukum, undang-undang, dan
kode etik (Pasal 8a)
Tidak diperkenankan memasang iklan,
termasuk pemasangan papan nama dengan
15
ukuran yang berlebihan (Pasal 8b)
Tidak mengadakan kantor cabang di tempat
yang merugikan kedudukan advokat, misalnya
di rumah atau di kantor seorang yang bukan
advokat (Pasal 8c)
Tidak mengizinkan pencantuman namanya di
papan nama, iklan, atau cara lain oleh orang
bukan advokat, tetapi memperkenalkan diri
sebagai wakil advokat (Pasal 8d)
Tidak mengizinkan karyawan yang tidak
berkualitas untuk mengurus sendiri perkara,
memberi nasihat kepada klien secara lisan
atau tertulis (Pasal 8e)
Tidak memublikasikan diri melalui media
massa untuk menarik perhatian masyarakat
mengenai perkara yang sedang ditanganinya,
kecuali untuk menegakkan prinsip hukum yang
wajib diperjuangkan oleh semua
advokat(Pasal 8f)
Advokat dapat mengundurkan diri dari per
yang diurusnya bila dicapai kesepakatan
dengan kliennya (Pasal 8g)
Tidak mengizinkan advokat mantan
hakim/panitera menangani perkara di
pengadilan yang bersangkutan selama tiga
tahun sejak ia berhenti dari pengadilan
tersebut (Pasal h)
Pengawasan Pengawasan atas pelaksanaan kode etik ini
dilakukan oleh Dewan Kehormatan
(Pasal 9)
16
universal untuk semua profesi. Hal ini mengingat adanya keragaman
menggunakan penulisan, isi, dan konsep-konsep yang digunakan. Meskipun
agak sulit, dengan pendekatan model Gambar 9.1. dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Semua profesi berdampak atau bermanfaat bagi kepentingan umum,
meskipun arti umum mempunyai tingkat keluasan yang berbeda.Contoh
pengertian umum untuk :
BPK adalah kepentingan negara.
Auditor Internal adalah manajemen suatu entitas (suatu bisnis).
Psikologi adalah klien (individu, kelompok, institusi).
Advokat adalah klien dan demi penegakan hukum dan keadilan.
2. Untuk menjaga kepercayaan publik dalam setiap kode etik profesi pada
umumnya ditekankan pentingnya memelihara kompetensi tinggi secara
berkelanjutan.
3. Kompetensi mencakup pengetahuan melalui pendidikan formal sesuai
dengan latar belakang profesinya, keterampilan teknis, dan sikap perilaku.
Meskipun kompetensi yang menyangkut pengetahuan ada yang secara
eksplisit diatur dalam kode etik (misalnya, kode etik psikologi, ada juga yang
tidak diatur dalam kode etik karena sudah diatur dalam
peraturan/perundangan (misalnya, kode etik advokat dan BPK), atau tidak
diatur dalam kode etik tetapi diserahkan pada kebijakan/peraturan
perusahaan (misalnya, kode etik auditor internal).
4. Aturan mengenai sikap perilaku umumnya menyangkut tanggung jawab dan
kesadaran diri sebagai pribadi, hubungan dengan rekan sejawat, hubungan
dengan klien, dan hubungan lainnya.
5. Tanggung jawab dan kesadaran diri berkaitan dengan karakter utama,
prinsip-prinsip, atau nilai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang profesional
untuk menunjang citra dan martabat rofesinya yang luhur. Semua kode etik
menjelaskan karakter utama, prinsip-prinsip, atau nilai dasar ini, walaupun
tidak ada keseragaman mengenai jumlah, konsep, atau istilah yang
digunakan. Berikut adalah contoh karakter, prinsip, atau nilai-nilai dasar dari
beberapa profesi.
17
PAII Bersikap jujur,objektif, hati-hati, dan menghindari konflik
kepentingan
Psikologi Menjaga kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas,
bersikap bijak, dan hati-hati
Advokat Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria,
jujur, tidak membeda-bedakan agama, suku, keturunan,
kedudukan sosial, keyakinan politik, mandiri, serta tidak
dipengaruhi oleh siapa pun dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia
18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kode etik profesi merupakan produk etka terapan yang dihasilkan
berdasarkan penerapan pemikiran suatu profesi. Kode Etik Profesi dapat
berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, merupakan nilai profesi hakiki yang tidak dipaksakan dari luar.
Tujuan dari Kode Etik Profesi, adalah: menjunjung tinggi martabat profesi,
menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota, meningkatkan pengabdian
para anggota profesi, meningkatkan mutu profesi, meningkatkan mutu organisasi
profesi, meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi, mempunyai anggota
professional yang kuat dan terjalin erat dan menentukan baku standarnya
sendiri.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat
mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak
akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau
instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang
hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan
19
membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan,
tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang
bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus
menjadi hasil Self Regulation (pengaturan diri) dari profesi.
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kode etik
profesi merupakan pedoman mutu moral profesi di dalam masyarakat yang di
atur sesuai dengan profesi masing-masing. Semua profesi yang diakui
mempunyai beberapa karakteristik yang sama. Karakteristik yang paling penting
adalah :
1. Tanggung jawab untuk melayani masyarakat umum/publik.
2. Batang tubuh pengetahuan yang kompleks
3. Standar penerimaan kedalam profesi
4. Kepercayaan publik
DAFTAR PUSTAKA
20