Anda di halaman 1dari 16

OTORISASI SUB CUSTOMER SERVICE

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Customer Service dan Etika Perbankan”

Dosen Pengampu

Wiwiek Kusumaning Asmoro, S.E., M.M.

Disusun Oleh

Kelompok 8

Anis Sururin (20402024)

Mareta Dyah Puspita (20402031)

Sherly Yulinasari Cahyaning Wulan (20402032)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “OTORISASI SUB CUSTOMER SERVICE”dengan
cepat dan tepat waktu.

Makalah “OTORISASI SUB CUSTOMER SERVICE” disusun guna untuk


memenuhi tugas dari Ibu Wiwiek Kusumaning Asmoro, S.E, MM selaku pengajar mata
kuliah Ilmu Ekonomi Mikro di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri. Selain itu, saya
juga berharap agar makalah ini dapat mudah difahami dan menambah wawasan pengetahuan
bagi penulis maupun pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Wiwiek Kusumaning


Asmoro, S.E, MM selaku dosen mata kuliah. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan wawasan terkait bidang yang saya tekuni.

Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kesalahan
kalimat ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 5 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................

A. Otorisasi Pembukaan dan Penutupan Rekening ........................................................ 2


B. Pemeliharaan Rekening (otorisasi blokir/lepas saldo dan rekening, otorisasi lepas
blokir debit)................................................................................................................ 6
C. Tutup Dan Pindah Buku............................................................................................. 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman dan meningkatnya kebutuhan
masyarakat secara terus – menerus, terutama pada sektor ekonomi maka secara tidak
langsung meningkat pula pendapatan yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang
biasanya berupa uang. Tentunya dengan meningkatnya pendapatan yang diperoleh,
masyarakat memerlukan sebuah wadah untuk menyimpan dana yang dimilikinya
secara aman dan terpercaya yang dikenal dengan Bank.
Perkembangan perbankan di Indonesia bisa digolongkan sangat cepat
didukung mayoritas penduduknya yang beragama Islam, maka arah gerak perbankan
di Indonesia sendiri juga mengarah pada sistem syariah. Kebanyakan bank syariah
saat ini adalah anak dari bank – bank konvensional yang merubah sistem
operasionalnya sesuai dengan syariat Islam, bank syariah sendiri menggunakan sistem
bagi hasil dan menggunakan akad pada setiap transaksinya.
Terkait kegiatan pelayanan otorisasi sub customer service, adapun unit yang
terlibat dalam pelaksanaanya, yaitu unit Customer Service dan unit Teller, tentunya
petugas bank tetap harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah
meskipun nasabah tersebut secara tidak langsung ingin mengakhiri hubungannya
dengan bank tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana otorisasi pembukaan dan penutupan rekening?
2. Bagaimana pemeliharaan rekening (otorisasi blokir/lepas saldodan rekening,
otorisasi lepas blokir debit)?
3. Bagaimana tutup dan pindah buku?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana otorisasi pembukaan dan penutupan rekening
2. Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan rekening (otorisasi blokir/lepas saldo
dan rekening, otorisasi lepas blokir debit
3. Untuk mengetahui bagaimana tutup dan pindah buku.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Otorisasi Pembukaan dan Penutupan Rekening


1. Pembukaan Rekening
Ikatan Bankir Indonesia mengatakan rekening adalah semua catatan
transaksi keuangan baik keluar maupun masuknya aktifitas keuangan pemilik
rekening. Jenis – jenis rekening yang ada di bank antara lain tabungan, giro, atau
deposito dan lain – lainnya. Salah satu tugas utama seorang Costumer Service
(CS) adalah melayani pembukaan rekening yang diajukan oleh nasabah.
Setiap nasabah yang ingin membuka rekening di bank harus dijelaskan
secara jelas mengenai informasi syarat dan ketentuan rekening yang akan dibuka,
sebagai syarat keterbukaan informasi dan produk. Penjelasan tersebut dapat
dibantu dengan memberikan brosur kepada nasabah. Setelah dijelaskan, Costumer
Service akan memberikan formulir pembukaan rekening. Formulir pembukaan
rekening itu sendiri adalah formulir yang diisi dan ditandatangani nasabah yang
dimana bertujuan untuk pembukaan rekening. Pada umumnya persyaratan
pembukaan rekening adalah sebagai berikut :
a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) / Surat Izin Mengemudi (SIM) / Kartu Pelajar /
bukti identitas lainnya
b. Nasabah membawa uang setoran awal sesuai aturan yang ditetapkan oleh bank
c. Nasabah membayar biaya yang telah ditentukan pihak bank
d. Tanda tangan nasabah harus sesuai dengan kartu identitas
Setiap permohonan pembukaan rekening baru harus menggunakan materai
secukupnya pada salah satu formulir yang akan digunakan. Contoh untuk
pembukaan Deposito di bilyet Deposito. Dokumen yang akan digunakan sebagai
persyaratan pembukaan pembukaan rekening harus dicocokan dengan yang asli
dan diparaf oleh Customer Service yang mencocokan. Keberadaan KITAS/KITAP
sebagai bukti pendukung identitas digunakan untuk penetapan status
kependudukan nasabah. Atas penunjukan KITAS/KITAP bagi warga negara asing
pada saat pembukaan rekening, maka nasabah dapat dicatat sebagai nasabah
dengan status kependudukannya adalah WNA – penduduk.

2
Proses pembukaan rekening (Tabungan/Giro/Deposito) yang diberlakukan
oleh petugas Costumer Service pada umumnya mengikuti proses dengan urutan
sebagai berikut :
a. Memastikan kelengkapan dokumen dan keabsahan identitas berdasarkan yang
diterima dari nasabah
b. Meminta nasabah mengisi form pembukaan rekening berdasarkan identitas
dan melakukan Tanya jawab dengan nasabah
c. Meminta nasabah memverifikasi hasil pengisian form dan membubuhkan
tanda tangan
d. Minta persetujuan pejabat berwenang pada form yang sudah ditanda tangani
e. Input data pada sistem aplikasi penunjang
f. File form pembukaan rekening beserta dokumen utama dan dokumen
pendukun
g. Meminta nasabah melakukan setoran/setoran awal untuk mengisi rekening.
2. Penutupan Rekening
Penutupan rekening harus dilakukan di kantor cabang bank tempat membuka
rekening. Untuk setiap penutupan rekening, Costumer Service harus mencabut
fasilitas – fasilitas yang berhubungan dengan rekening tersebut. Sebelum
penutupan rekening dilakukan, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa yang
melakukan penutupan rekening adalah pemilik rekening yang bersangkutan.
Setiap penutupan rekening dapat dikenakan biaya penutupan rekening. Umumnya
deposito yang dicairkan sebelum jatuh tempo dikenakan denda berupa bunga
berjalan tidak dibayar atau penalty tertentu.
a. Penutupan rekening dapat disebabkan karena hal – hal berikut ini :
1. Pemilik rekening meninggal dunia
2. Pemilik rekening melakukan perbuatan perbuatan hukum
3. Pemilik rekening terkena sanksi dari Bank Indonesia (masuk dalam Daftar
Hitam Nasional (DHN)
4. Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong lagi dalam masa pengenaan
sanksi DHN atau sebab- sebab lain yang telah diperjanjikan dalam
pembukaan Rekening Giro
5. Rekening tidak aktif atau Dormant.
6. Memberikan keterangan mengenai data pribadi dan memberikan
dokumentasi yang dinilai oleh Bank tidak benar

3
Dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan penutupan rekening sesuai
dengan jenis rekening yang akan ditutup dapat dilihat pada table berikut ini :

b. Berikut ini syarat – syarat transaksi untuk penutupan rekening :


1. Pengembalian bukti kepemilikan rekening
2. Pencocokan nama, alamat, nomor identitas, dan tanda tangan
3. Persetujuan pejabat yang berwenang
4. Penyetoran untuk rekening bersaldo debet
c. Tambahan syarat transaksi untuk rekening :
1. Pengisian formulir Permohonan Penutupan Rekening
2. Pelaksanaan prosedur pemeriksaan Status Rekening pada sistem aplikasi
pendukung
d. Tambahan syarat transaksi untuk Deposito Berjangka:
1. Pemeriksaan keabsahan bilyet Deposito
2. Penandatanganan halaman belakang bilyet Deposito
e. Proses penutupan rekening yang dilakukan oleh petugas Costumer Service
pada umumnya mengikuti tahapan proses berikut ini:
1. Verifikasi nasabah dan pastikan kelengkapan dokumen yang diserahkan
serta keabsahan kartu identitas
2. Isi form penutupan rekening sesuai dengan kartu identitas
3. Minta nasabah memverifikasi data penutupan rekening dan membubuhkan
tanda tangan pada form penutupan rekening
4. Pastikan tanda tangan nasabah sama dengan bukti kepemilikan rekening,
kartu identitas dan form penutupan
5. Minta persetujuan pejabat untuk penutupan rekening

4
6. Lakukan penutupan rekening pada sistem aplikasi penunjang
7. Bubuhkan tanda tangan /paraf pada form penutupan rekening
8. Gunting bukti kepemilikan (buku tabungan/ATM)
9. Proses pencairan dana hasil penutupan rekening
10. Serahkan bukti kepemilikan kepada nasabah
11. File dokumen penutupan rekening

Rekening nasabah yang meninggal dunia dapat ditutup oleh ahli waris
nasabah yang bersangkutan apabila ahli waris tersebut dapat membuktikan
dirinya sebagai ahli waris yang sah dengan melengkakapi dokumen yang
dipersyaratkan.

Ahli waris adalah orang yang ditetapkan atau ditunjuk sebagai ahli waris
atas segala hal yang berhubungan dengan pewaris yang telah meninggal dunia,
yang terdiri dari :

1. Istri atau suami dan atau anak – anak yang masih hidup.
2. Orang lain yang masih hidup dan harus dibuktikan dengan dokumen
pendukung berupa Surat Wasiat yang dibuat dan ditandatangani oleh
pewaris semasa hidupnya dan dicatatkan pada notaris.
f. Dengan ditutupnya Rekening maka Nasabah berkewajiban untuk :
1. Melunasi semua kewajiban pembayaran sesuai Syarat dan Ketentuan Bank
termasuk namun tidak terbatas pada Cek dan/atau Bilyet Giro yang
diterbitkan telah diselesaikan dengan baik.
2. Tidak terdapat Cek dan/atau Bilyet Giro Nasabah yang masih beredar di
masyarakat.
3. Bersedia identitasnya dicantumkan kembali dalam DHN, apabila ternyata
di kemudian hari masih terdapat penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong yang memenuhi kriteria DHN.
4. Mengembalikan sisa cek/bilyet giro yang belum terpakai (jika ada). Jika
nasabah mengeluarkan cek/ bilyet giro setelah tanggal penutupan, maka
Bank dapat melaporkan nama Nasabah kedalam Daftar Hitam Nasional
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5
B. Pemeliharaan rekening (otorisasi blokir/lepas saldo dan rekening, otorisasi lepas
blokir debit)
1. Definisi
Pada dasarnya, Bank Indonesia mengatur bahwa pemblokiran dan atau
penyitaan simpanan atas nama seorang nasabah penyimpan yang telah dinyatakan
sebagai tersangka atau terdakwa oleh polisi, jaksa, atau hakim, dapat dilakukan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku tanpa memerlukan izin dari
Pimpinan Bank Indonesia. Demikian yang disebut dalam Pasal 12 ayat (1)
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata
Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank (“PBI 2/ 19
/PBI/2000”).
Ini artinya, bank memang mempunyai hak untuk menahan ataupun
memblokir dana tabungan nasabah, akan tetapi dalam hal si nasabah penyimpan
telah dinyatakan sebagai tersangka atau terdakwa dalam suatu tindak pidana.
Yang dimaksud dengan tersangka menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang No.
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) adalah seorang yang
karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana. Adapun yang dimaksud dengan "bukti permulaan
yang cukup" ialah bukti permulaan untuk menduga adanya tindak pidana.
Sedangkan terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili
di sidang pengadilan (Pasal 1 angka 15 KUHAP). Tidak ada aturan secara
eksplisit yang menyebutkan bahwa pemblokiran tabungan nasabah itu perlu
diberitahukan terlebih dahulu kepada nasabah yang bersangkutan. Akan tetapi,
sepanjang memang ia telah dinyatakan sebagai tersangka, maka
tabungan/rekening nasabah yang bersangkutan dapat diblokir, bahkan tanpa
memerlukan izin dari pimpinan BI.
2. Wewenang Bank
a. Bank berhak dan berwenang untuk menolak menjalankan instruksi
nasabah/menghentikan sementara transaksi nasabah/memblokir sementara
Rekening/layanan yang diperoleh nasabah dari bank, dengan pertimbangan :
1. Pertimbangan Bank, antara lain
a. Adanya keragu-raguan dalam melakukan verifikasi terhadap
identitas/instruksi nasabah
b. Bank tidak dapat melakukan verifikasi terhadap identitas nasabah

6
c. Terdapat pertentangan di antara instruksi yang diberikan nasabah
kepada bank atau terdapat sengketa di antara nasabah
d. Dana pada rekening nasabah tidak mencukupi atau rekening dalam
keadaan tidak aktif (diblokir, rekening nasabah masuk dalam kriteria
rekening pasif dan lainnya)
e. Penggunaan rekening tidak sesuai dengan profil Nasabah dan terdapat
indikasi pelanggaran tindak pidana pencucian uang dan/atau
pendanaan terorisme.
2. Permintaan dari instansi terkait atau bank lain sebagaimana diatur dalam
regulasi yang berlaku.
3. Diwajibkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
4. Karena sebab-sebab lain yang terjadi di luar kendali bank (termasuk
namun tidak terbatas pada terjadinya force majeure) atau bertentangan
dengan ketentuan yang ditetapkan.
b. Bank berhak melakukan pemblokiran atau penutupan atas rekening atau
layanan perbankan nasabah apabila :
1. Bank mengetahui atau memiliki cukup alasan untuk menduga bahwa telah
atau akan terjadi penipuan atau kejahatan perbankan yang menyangkut
rekening atau layanan perbankan nasabah.
2. Nasabah telah memberikan data kepada Bank secara tidak benar/lengkap
atau diragukan kebenarannya.
3. Ada permintaan dari instansi Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Kantor Pajak atau instansi lain yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Bank memiliki untuk melakukan pendebetan rekening apabila diketahui
bahwa rekening nasabah diindikasikan terkait penipuan dan/atau kejahatan
sesuai ketentuan yang berlaku. Penutupan Rekening dapat dilakukan oleh
nasabah atau kuasanya (berdasarkan surat kuasa yang sah dari nasabah)
melalui counter bank pada kantor Cabang Pemelihara Rekening atau Kantor
Cabang lainnya sesuai ketentuan produk yang berlaku. Jika rekening ditutup
karena suatu hal tertentu oleh bank, maka seluruh transaksi dan kewajiban
nasabah yang belum diselesaikan harus dipenuhi dengan tetap mengacu pada
ketentuan bank.

7
d. Bank berhak melakukan penutupan rekening nasabah dan sekaligus
membebankan biaya administrasi penutupan rekening dan biaya lain yang
berlaku pada bank, apabila :
1. Saldo tabungan/giro nasabah telah menjadi nol selama periode tertentu
sesuai ketentuan bank.
2. Nasabah memberikan data yang diragukan kebenarannya oleh pihak bank.
3. Penggunaan rekening tidak sesuai dengan profil Nasabah.
4. Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku bank menjadi
diwajibkan untuk menutup rekening nasabah. Penutupan tersebut
dilakukan dengan pemberitahuan kepada nasabah melalui sarana yang
lazim digunakan kecuali untuk penutupan tabungan dengan saldo nol pada
periode tertentu disetujui nasabah tanpa dilakukan pemberitahuan
sebelumnya.
e. Bank berhak memblokir rekening apabila Nasabah meninggal dunia atau pailit
atau dibubarkan atau diletakkan di bawah pengawasan pihak yang ditunjuk
oleh instansi yang berwenang, dan hanya akan mengalihkan hak atas rekening
kepada ahli waris atau pengganti haknya yang sah atau pihak yang ditunjuk
sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan dengan memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh bank. Nasabah dengan ini setuju membebaskan bank dari
semua tanggung jawab dan klaim yang timbul terkait penyerahan kepada ahli
waris atau pengganti haknya atau pihak yang ditunjuk instansi yang
berwenang tersebut.

C. Tutup Dan Pindah Buku


1. Tutup Buku
a. Pengertian
Tutup buku merupakan hal yang penting dalam perusahaan. Pada
dasarnya, Tutup Buku merupakan bagian akhir dari siklus akuntansi yang
dilakukan dengan proses pemindahan Akun Nominal (Nominal Account) dan
Dividen (Dividend) ke Laba Ditahan (Retained Earnings) sehingga nilai saldo
akhir setiap akun Neraca menjadi saldo awal untuk periode selanjutnya. Tutup
buku merupakan hal yang penting dalam perusahaan. Dengan cara membuat
tutup buku, perusahaan dapat mengetahui seberapa besar profit yang didapat
dan berapa banyak pengeluaran transaksi kas bisnis selama satu periode

8
akuntansi. Proses ini dilakukan pada dua tahap, yaitu pada akhir bulan dan
pada akhir tahun.
Konsep dasar tutup buku adalah pemindahan nilai saldo akhir setiap
akun-akun di Neraca menjadi saldo awal untuk bulan atau tahun berikutnya.
Sedangkan nilai saldo akhir setiap akun-akun di Laba Rugi ditutup dan
dipindahkan ke akun laba tahun berjalan (current year earnings) setiap
bulannya. Sementara itu, laba tahun berjalan akan ditutup dan dipindahkan ke
laba ditahan (retained earnings) pada akhir tahun setelah tutup buku akhir
tahun. Gunakan aplikasi pembukuan untuk bisnis lebih mudah dan cepat.
b. Manfaat Penutupan Buku
Proses ini merupakan kegiatan yang wajib dilakukan baik di bidang
akuntansi dan audit. Cut-off juga harus dilakukan meskipun proses akuntansi
dikerjakan menggunakan software akuntansi. Hal ini karena banyak manfaat
yang akan diperoleh dengan cara melakukan tutup buku, baik untuk pihak
internal maupun eksternal perusahaan. Diantaranya seperti :
1. Mengetahui posisi keuangan dan kekayaan perusahaan dengan cara
melihat nilai akhir dari laporan neraca.
2. Mengetahui atau menilai kinerja keuangan perusahaan dengan melihat
nilai akhir dari laporan Laba-Rugi
3. Membentuk saldo awal di bulan/tahun/periode atas akun-akun yang ada di
Neraca dengan merujuk saldo akhir periode sebelumnya.
4. Menganalisis rasio keuangan
5. Melakukan pembagian dividen dari laba ditahan setelah tutup buku akhir
tahun.
6. Sebagai langkah akhir cut-off data keuangan.
c. Pentingnya Menerapkan Tutup Buku
Tutup Buku diterapkan dengan tujuan supaya perusahaan dapat :
1. Mengukur pencapaian atau perkembangan bisnis (Laba/Rugi) selama
periode
2. Mendapatkan angka kekayaan perusahaan di akhir periode
3. Mengkalkulasi rasio finansial perusahaan termasuk kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (liquidity) dan
jangka panjangnya (solvability).

9
4. Membagikan dividen dari laba ditahan setelah proses Tutup Buku di akhir
tahun
d. Prosedur Penerapan Tutup Buku
1. Pisahkan akun nominal (Nominal Account) dengan akun riil (Real
Account).
2. Tutup akun nominal (Nominal Account) dan pindahkan ke laporan laba
rugi (Income Statement)
3. Susun laporan laba rugi (Profit/Loss).
4. Kalkulasi pajak penghasilan (Income Tax) dan masukkan ke dalam buku
besar.
5. Tutup buku besar pajak penghasilan (Income Tax) dan pindahkan ke
Laba/Rugi (Profit/Lost).
6. Tutup buku besar laba/rugi (Profit/Lost) dan pindahkan ke laba ditahan
(Retained Earning).
7. Tutup dividen (Dividend) dan pindahkan ke laba ditahan (Retained
Earning).
8. Susun neraca lajur (Trial Balance).
9. Membuat neraca akhir (Balance Sheet)
2. Pindah Buku
Menurut KBBI pindah buku adalah mencatat dari buku dagang yang satu
ke buku dangan yang lain. Pindah Buku biasanya digunakan untuk melakukan
transaksi pemindahbukuan antar rekening bank atau juga untuk mencatat
pengisian saldo kas besar. Pindah buku dalam mata uang rupiah adalah transaksi
pemindahbukuan uang atas instrusi nasabah ke rekening sendiri atau pihak lain
yang ada di bank dalam mata uang yang sama dengan rekening asal pendebetan.
Seorang petugas Customer Service harus memberi penjelasan kepada
nasabah yang membutuhkan informasi mengenai pelayanan transaksi jasa-jasa
transfer, pemindahbukuan, inkaso/intercity clearing, antara lain :
1. Menjelaskan ketentuan tarif transfer/inkaso yang berlaku dan hasil inkaso
kepada nasabah
2. Meminta nasabah mengisi dan menandatangani formulir permohonan
transfer/Pemindahbukuan/Inkaso

10
3. Meminta kepada nasabah menyetorkan tunai/atas beban rekening dan
menyerahkan permohonan transfer/Pemindahbukuan/Inkaso dengan warkat
inkasonya termaksuk pembayaran biayanya ke Teller.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap nasabah yang ingin membuka rekening di bank harus dijelaskan secara
jelas mengenai informasi syarat dan ketentuan rekening yang akan dibuka. Costumer
Service akan memberikan formulir pembukaan rekening. Formulir pembukaan
rekening itu sendiri adalah formulir yang diisi dan ditandatangani nasabah yang
dimana bertujuan untuk pembukaan rekening. Untuk setiap penutupan rekening,
Costumer Service harus mencabut fasilitas – fasilitas yang berhubungan dengan
rekening tersebut. Sebelum penutupan rekening dilakukan, harus dipastikan terlebih
dahulu bahwa yang melakukan penutupan rekening adalah pemilik rekening yang
bersangkutan. Setiap penutupan rekening dapat dikenakan biaya penutupan rekening.
Bank Indonesia mengatur bahwa pemblokiran dan atau penyitaan simpanan
atas nama seorang nasabah penyimpan yang telah dinyatakan sebagai tersangka atau
terdakwa oleh polisi, jaksa, atau hakim, dapat dilakukan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku tanpa memerlukan izin dari Pimpinan Bank Indonesia.
Tutup buku merupakan hal yang penting dalam perusahaan yang bertujuan
agar perusahaan dapat mengetahui seberapa besar profit yang didapat dan berapa
banyak pengeluaran transaksi kas bisnis selama satu periode akuntansi. Proses ini
dilakukan pada dua tahap, yaitu pada akhir bulan dan pada akhir tahun. Sementara itu,
pindah buku biasanya digunakan untuk melakukan transaksi pemindahbukuan antar
rekening bank atau juga untuk mencatat pengisian saldo kas besar.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu diharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran terhadap penulisan
makalah ini juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah
yang telah dijelaskan diatas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Mengelola Kualitas Layanan Perbankan. Jakarta:


Gramedika.
Marlina, Desi. (2018). Strategi Pelayanan Customer Service dan Teller Dalam
Meningkatkan Kepuasan Nasabah di Bank Rakyat Indonesia Syariah Metro.
Skripsi Strategi Pelayanan Customer Service dan Teller Dalam Meningkatkan
Kepuasan Nasabah di Bank Rakyat Indonesia Syariah Metro IAIN Metro.
Nurjayanti, Fitri dan Ratna Widayati. (2019). Peranan Customer Service Dalam
Operasional Bank Nagari Cabang Pekanbaru. Padang: Akademi Keungan dan
Perbankan.
Syarat dan Ketentuan Rekening Perusahaan, Ver. 015.0 | 01.01.15, PT. Bank
Commonwealth. Jurnal Entrepeneur, Tutup Pembukuan Anda, Buka Catatan
Keuangan Baru!. diakses dari https://www.jurnal.id/id/blog/tutup-pembukaan-
dan-buka-catatan-keuangan-baru/

13

Anda mungkin juga menyukai