Anda di halaman 1dari 8

DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.

107-114

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Disampaikan : 20 Juni 2020


Direview : 22 Juni 2020
Volume 9 No 2 - Juli 2020 (Edisi Khusus COVID-19)
Diterima : 16 Juli 2020
http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi/index
ISSN 2339-1499 (online) – ISSN 0216-1036 (print)

Analisis Risiko pada UKM Tahu Takwa Kediri terhadap Dampak


Pandemi COVID-19

Imam Safi’i1, Silvi Rushanti Widodo2, Ria Lestari Pangastuti3


1,2)
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kadiri
3)
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Kadiri
Jl. Selomangleng 1, Kota Kediri 64115
Email: imam@unik-kediri.ac.id, silvi@unik-kediri.ac.id, ria_lestari@unik-kediri.ac.id

Abstract

The Pandemic of COVID-19 and social restriction policy (PSBB) in Indonesia caused a lot of impacts, one
of them is Tofu Takwa SMEs in Kediri. This condition disrupts production activities up to marketing. Then
it takes a risk analysis by looking at the main potential risks that arise while pandemic like this and do
manage to get a strategy for their business sustainability. This research aims to analyze and manage the
main risks that occur in Tofu Takwa SMEs in Kediri. The results showed that there are 3 risks in a high
level like decrease of the income, decrease in production amount and increase the price of raw materials
and 1 risk in middle level like late in delivery raw material so that it can be done by financial strategy, resize,
search for a new market with social media and cooperate with the local government to help the marketing
of social service programs.

Keywords: COVID-19, Risk Management, Tofu Takwa SMEs

Abstrak

Pandemi COVID-19 serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagi daerah di
Indonesia menyebabkan banyak sekali dampak yang ditimbulkan, salah satunya adalah pelaku UKM tahu
Takwa di Kediri. Kondisi ini menyebabkan risiko yang menyebabkan terganggunya aktivitas produksi
sampai dengan pemasaran. Maka diperlukan sebuah analisis risiko dengan melihat potensi risiko utama
yang muncul pada saat pandemi COVID-19 seperti ini dan dilakukan sebuah pengelolaan agar
mendapatkan strategi bagi keberlanjutan bisnis UKM tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dan mengelola risiko utama yang terjadi pada UKM tahu Takwa di Kediri. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat 3 risiko yang masuk pada level tinggi yaitu penurunan jumlah pendapatan, penurunan
jumlah produksi dan kenaikan harga bahan baku utama dan 1 risiko level sedang yakni keterlambatan
pengiriman bahan baku sehingga bisa dilakukan dengan strategi finansial, resize, mencari pasar baru
dengan bantuan social media serta bekerj asama dengan Pemerintah setempat untuk membantu
pemasaran pada program bakti sosial yang sangat gencar dilakukan.

Kata kunci: COVID-19, Risk Management, UKM Tahu Takwa

Pendahuluan menjadi salah satu peran strategis untuk


Di Indonesia, salah satu penopang menggerakkan roda perekonomian bangsa
pertumbuhan ekonomi terlihat dari kegiatan (Incubator, 2018).
usaha kecil yang signifikan, baik di sektor UKM tersebar hampir 99% di Indonesia dan
tradisional maupun modern melalui Usaha Kecil 98% berstatus usaha mikro yang menjadikan
dan Menengah (UKM). Menurut Kementerian usaha ini menjadi kuat keberadaannya.
PPN/Bappenas, Indonesia mengalami Kontribusi UKM dalam roda perekonomian
pertumbuhan ekonomi sebanyak 0,05% Indonesia masih kokoh dan jumlahnya tidak
dikarenakan oleh adanya UKM tersebut. berkurang bahkan saat krisis global melanda
Masyarakat yang memiliki usaha mandiri dunia (Suci, 2017)

107
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.107-114

Saat ini wabah virus yang bernama COVID- terhadap pencapaian tujuan, perbaikan kinerja
19 telah mengganggu perekonomian secara maupun kualitas pekerjaan (Misbah, 2017).
global (McKibbin & Fernando, 2020) dan Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Sari,
berimbas ke Indonesia yang mempengaruhi Yuniarti, & Puspita, 2017) tentang manajemen
sektor ekonomi salah satunya pada UKM risiko pada UKM Rotan di Kota Malang di mana
(Pakpahan, 2020). Menurut Organization for terdapat risiko utama pada UMKM tersebut
Economic Co-operation and Development yaitu risiko supply dan risiko pemasaran berada
(OECD) bahwa pandemi COVID-19 pada zona merah (high) sehingga dibutuhkan
berdampak pada ancaman krisis ekonomi respons risiko seperti kerja sama dan dukungan
besar yang ditandai dengan berhentinya dari berbagai unsur dan instansi, supplier dan
aktivitas produksi di berbagai negara, tingkat distributor dan pemerintah.
konsumsi masyarakat yang menurun, Manajemen risiko dibuat untuk menurunkan
kepercayaan konsumen yang hilang, dan level risiko tinggi ke level risiko yang dapat
jatuhnya bursa saham yang akhirnya mengarah diterima sehingga dapat mencapai sasaran dan
pada ketidak-pastian (OECD, 2020). tujuan yang optimal (Qintharah, 2019). Tetapi
Situasi pandemi COVID-19 memberikan masih banyak industri kecil jarang melakukan
tantangan dan peluang bagi Pemerintah manajemen risiko melalui sebuah riset (Umar,
Indonesia untuk menjaga keberadaan UKM. Widaningrum, & Lalu, 2019). Untuk itu
Oleh karena itu, diperlukan adanya solusi penelitian ini bertujuan mengetahui dan
jangka pendek untuk UKM dan pekerja yang mengidentifikasi risiko, mengukur risiko dan
tergabung didalamnya (Pakpahan, 2020). melakukan analisa serta evaluasi risiko yang
Tahu “Takwa” adalah sebuah produk dihadapi UMKM Tahu Takwa di Kediri di saat
makanan sejenis tahu yang populer di pulau kondisi pandemi COVID-19.
Jawa Indonesia dan Kediri adalah pusat
industrinya (Mustaniroh, Wijana, & Nastain, Metodologi
2012). Sentra industri tersebut terletak di Desa Penelitian ini menggunakan analisis
Tinalan Kecamatan Pesantren Kediri manajemen risiko dengan metode kualitatif
(Pangastuti, 2017). Beberapa pelaku usaha deskriptif karena untuk mengetahui efek dari
Tahu TAKWA sudah masuk dalam klasifikasi risiko yang ditimbulkan dari suatu kejadian
UKM karena secara omset dan aset memenuhi (Ramli, 2010). Dimulai dari pengumpulan data
kriteria. Untuk menjalankan industri di tengah menggunakan data primer dan data sekunder.
pandemi seperti ini, diperlukan sebuah Data primer dalam penelitian ini adalah
manajemen risiko untuk mencapai tujuannya. wawancara dan kuesioner kepada pemilik
Kondisi ini memang berbeda jika dibandingkan UMKM dan pekerja UMKM Tahu Takwa Di
dengan perusahaan besar karena secara Kediri sebanyak 6 pelaku usaha. Sedangkan
sumber daya informasi dan sumber daya data sekunder berupa kajian pustaka penelitian
manusia, UKM masih memiliki kelemahan yaitu terdahulu.
terbatasnya informasi mengenai pengetahuan Tahapan dalam penelitian pengukuran risiko
dalam menghadapi pandemi jika dihubungkan adalah sebagai berikut:
dengan kegiatan produksi serta tenaga kerja 1. Risk Identification
yang tidak memiliki softsklill problem solving. Pada tahap ini diawali dengan
Manajemen risiko adalah sebuah usaha melakukan wawancara kepada pemilik
untuk mengetahui, menganalisis, serta UMKM untuk mendapatkan gambaran risiko
mengendalikan risiko untuk memperoleh apa saja yang terjadi saat kondisi pandemi
efektivitas dan efisiensi yang tinggi untuk setiap COVID-19 terhadap usahanya. Hasil
kegiatan yang ada di sebuah perusahaan wawancara digunakan sebagai
(Darmawi, 2016). Manajemen risiko akan perancangan instrumen risiko yang akan
membantu pemilik UKM dalam mengidentifikasi diberikan kembali kepada pelaku UKM tahu
risiko-risiko yang dapat terjadi saat takwa untuk dijawab.
menjalankan usahanya agar tetap bisa
bersaing terutama saat terjadi pandemi COVID- 2. Risk Assessment
19 seperti saat ini (Brustbauer, 2016). Hasil jawaban kuesioner diolah
Penerapan manajemen risiko yang terkelola menggunakan metode matrik penilaian
dengan baik dapat memberikan kontribusi
108
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.107-114

risiko untuk menentukan batas antara risiko


yang bisa diterima dengan risiko yang tidak 𝑅𝑖𝑠𝑘 = 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑒 × 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 Pers. 2
bisa diterima (Qintharah, 2019). Langkah
penyelesaian dengan menilai tingkat Untuk klasifikasi kriteria tingkat risiko
kemungkinan munculnya sebuah peristiwa dibagi menjadi 4 zona yaitu :
(likelihood) dan dampak yang ditimbulkan a. Sangat Tinggi pada zona warna merah
oleh peristiwa (consequence) pada masing- jika skor risiko 12 ≤ 𝑋 ≤ 25, maka
masing risiko yang telah diidentifikasi. sangat diperlukan sebuah tindakan
Tingkatan likelihood dan consequence secepatnya karena risiko ini tidak bisa
diterima.
dibagi menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, b. Tinggi pada zona warna oranye jika
rendah dan sangat rendah. skor risiko 8 ≤ 𝑋 ≤ 12, maka tindakan
Jawaban dari responden setiap butir diperlukan untuk mengendalikan
risiko pada likelihood dan consequences risiko.
dijumlah dan dihitung nilai mediannya c. Sedang pada zona warna kuning jika
dengan rumus sebagai berikut : skor risiko 4 ≤ 𝑋 ≤ 8, maka
disarankan untuk mengambil tindakan
! # #
jika sumber daya tersedia dan
𝑀𝑒 = " %𝑥(" ( + 𝑥(" + 1)) Pers. 1 memungkinkan.
d. Rendah pada zona warna hijau
Keterangan: dengan skor risiko 𝑋 ≤ 4, maka pada
Me = Median zona ini tidak perlu mengambil
n = jumlah data tindakan risiko, karena masih bisa
x = nilai data diterima.

Setelah dilakukan penilaian maka Hasil klasifikasi risiko bisa dilihat seperti
selanjutnya melakukan proses perhitungan pada Gambar 1.
ke dalam matriks dengan mengalikan hasil
nilai dari consequence dan likelihood pada
masing-masing risiko (Madill, 1999).

Gambar 1. Matriks penilaian risiko


Sumber: Katz & Robinson (1991)

109
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.107-114

3. Risk Response sangat merugikan pelaku usaha Tahu Takwa


Tahap ini dilakukan untuk mengelola yang seharusnya diprediksi meningkat di hari
risiko yang masuk pada level sangat tinggi, Lebaran dan hari libur lainnya. Mereka mampu
tinggi dan sedang dengan menggunakan meraup keuntungan dua kali lipat dari biasanya
metode contingency plan. Metode ini kali ini tidak bisa dinikmati.
merupakan strategi yang dibuat guna Hasil wawancara dan pengamatan langsung
memperhitungkan peristiwa yang kepada 6 pelaku UKM Tahu Takwa di Kediri
mengganggu suatu kegiatan terhadap dapat diidentifikasi beberapa risiko diantaranya
ketidak-pastian (Shuohui & Xuan, 2006). adalah :
1. Risk Cost. Risiko ini adalah mengenai
Hasil dan Diskusi penurunan pendapatan UKM di saat
Tahu Takwa adalah produk oleh-oleh adanya pandemi COVID-19.
makanan yang sudah terkenal sejak tahun 2. Risk Schedule. Risiko ini adalah risiko
1921. Di Kediri ini kita dapat menemukan terjadinya keterlambatan waktu produksi
banyak sekali pengusaha tahu dengan dari sebelum kejadian pandemi COVID-19.
berbagai ragam macam olahan yang berbahan 3. Risk Production. Penurunan jumlah
dasar dari tahu maupun limbah tahu. Produk produksi tahu TAKWA.
tahu yang dihasilkan di antaranya tahu takwa, 4. Risk Reputation. Adanya keluhan
stik tahu, tahu bulat, tahu kres, tahu susu, tahu pelanggan yang dikarenakan kualitas
walik dan kerupuk ampas tahu. berkurang.
Pada awalnya proses pembuatan tahu ini 5. Risk Raw Material. Risiko mengenai
hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan kenaikan harga bahan baku utama yaitu
hidup, tapi saat ini lebih dari itu. Selain untuk kedelai.
memenuhi kebutuhan hidup pembuatan tahu 6. Risiko Supply Schedule.. Keterlambatan
juga digunakan sebagai usaha yang pengiriman bahan baku dari biasanya.
sebenarnya dan terus dikembangkan. Dalam
proses produksinya, para pelaku usaha tahu Pengambilan data likelihood dan
melakukan produksi sesuai dengan consequence pada setiap risiko yang sudah
permintaan, rata-rata setiap pelaku usaha diidentifikasi dilakukan dengan memberikan
dalam sehari bisa menghasilkan kurang lebih kuesioner kepada pelaku usaha UKM Tahu
2000 potong tahu yang rata-rata omset sekitar Taqwa di Kediri. Data selanjutnya diolah dan
100 – 200 juta per bulan dan masuk dalam dicari nilai mediannya. Untuk mengetahui mana
kategori UKM. saja risiko yang masuk pada level sangat tinggi,
Dengan adanya pandemi COVID-19 maka tinggi dan sedang dengan menggunakan
produksi tahu hanya dapat menghasilkan 800 matriks penilaian risiko.
potong tahu takwa perhari. Ada juga UKM yang Risiko penurunan pendapatan (biaya) rata-
sama sekali tidak berproduksi karena memang rata adalah 7-9 juta rupiah pada level 3 dengan
tidak ada permintaan pasar. Dengan adanya consequence pada level 5. Risiko perlambatan
kebijakan Pembatasan Sosia l Berskala Besar waktu produksi (schedule) rata-rata terlambat 1
(PSBB) oleh pemerintah setempat membuat hari dengan consequence pada level 5 diikuti
kondisi pasar tahu takwa menjadi turun drastis dengan risiko penurunan jumlah produksi
karena tidak adanya perputaran ekonomi, ini sebesar 30-40% dengan consequence pada
disebabkan salah satunya karena tidak ada level 5.
konsumen yang datang untuk membeli. Jadi Risiko yang lain yaitu keluhan pelanggan
yang dapat diandalkan hanyalah konsumen mengenai kualitas produk tahu takwa sebanyak
daerah setempat. Konsumen terbesar Tahu 1-5, konsumen mengeluh dengan consequence
Takwa sebenarnya bukan konsumen lokal, pada level 3, ini dikarenakan strategi pelaku
tetapi adalah konsumen luar daerah yang usaha tahu takwa untuk mengurangi komposisi
sedang melakukan perjalanan Dinas maupun bahan baku utama yaitu kedelai yang membuat
wisata ke Kediri. Jika dipresentasikan rasa tahu takwa tidak seperti biasanya.
konsumen dari di wilayah lokal sebesar 40% Memang pada risiko bahan baku kedelai
dan yang lain berasal dari luar Kediri. Banyak didapat kenaikan harga sebesar 30-40% dari
pemudik tidak bisa pulang ke daerah Kediri harga normal dengan level consequence
sebesar 4. Kemudian selain harga bahan baku
110
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.107-114

naik, keterlambatan pengiriman bahan baku Kediri. Hal ini tentu diikuti dengan risiko untuk
kedelai juga menjadi risiko bagi UKM tahu penurunan jumlah produksi dikarenakan pelaku
takwa rata-rata terlambat 1-2 hari dengan usaha tidak mau produknya menjadi tidak laku
consequence pada level 5. Hasil tampak seperti dan selain itu produk makanan tahu takwa ini
Gambar 2 di bawah ini. tidak mengandung pengawet menjadikan tidak
Analisis lanjut hanya memfokuskan pada bisa bertahan lama. Maka untuk bisa terus
nilai risiko lebih dari 5 yaitu pada zona merah, bertahan menjalankan bisnisnya pada saat
oranye dan kuning yang terjadi pada UKM Tahu pandemi COVID-19, UKM Tahu Taqwa tetap
Takwa di Kediri antara lain risiko penurunan melakukan produksi dengan dalam jumlah
pendapatan dan penurunan jumlah produksi produksi di bawah normal.
dengan nilai matriks sebesar 15, risiko kenaikan Selain risiko di atas kenaikan harga bahan
harga bahan baku dengan nilai sebesar 8 dan baku pembuat produk tahu takwa menjadi risiko
keterlambatan pengiriman bahan baku dengan tinggi. Dari hasil wawancara yang telah
nilai sebesar 5. Selain risiko tersebut maka dilakukan kepada beberapa pelaku usaha UKM
tidak dilakukan tindakan apa pun karena masih Tahu Takwa, bahan baku utama adalah
bisa diterima. kedelai, di mana kedelai baik lokal maupun
Pandemi COVID-19 yang terjadi di impor semuanya mengalami kenaikan dan
Indonesia menimbulkan banyak risiko, setelah berimbas pada risiko keterlambatan waktu
adanya kebijakan Pemerintah mengenai pengiriman bahan baku disebabkan oleh
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) logistik yang macet.
bagi semua daerah, membuat konsumen yang Untuk mengelola risiko utama pada UKM
mencari produk oleh-oleh khas kediri menjadi tersebut, maka dilakukan identifikasi penyebab
sepi peminat. Hal ini berimbas pada jumlah risiko dengan diagram fishbone seperti tampak
pendapatan UKM Tahu Taqwa yang hasil pada Gambar 3.
produknya memang untuk konsumen luar

Gambar 2. Matrik penilaian resiko UKM Tahu Takwa Kediri

Material Money Man

Kurangnya dana Kurang persiapan


darurat
Tidak punya startegi
Bahan Baku Naik Pengurangan khusus
Kurangnya
Campuran Bahan kompetensi Digital
Baku Medsos
Perfomansi
UKM Tahu
Takwa Menurun

Tidak melakukan
perencanaan ulang
secara berkala
Jumlah pekerja yg
berkurang Jam kerja tidak penuh

Method Machine

Gambar 3. Diagram fishbone penurunan performansi UKM Tahu Takwa

111
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.107-114

Setelah cause effect diketahui, maka pelaku UKM tahu takwa masih mengandalkan
dengan menggunakan metode contingency pasar lokal atau diambil oleh agen
plan akan dapat dicarikan solusi atas risiko (konvensional), maka yang bisa dilakukan
yang terjadi seperti tampak pada Tabel 1 di adalah strategi pasar baru dengan
bawah ini. memanfaatkan teknologi informasi seperti
Kesimpulan social media. Selain itu juga bisa bekerja sama
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa dengan Pemerintah setempat untuk membantu
UKM tahu Takwa di Kediri pada kondisi pemasaran tahu Takwa untuk program kegiatan
pandemi COVID-19 mendapatkan beberapa bakti sosial yang di saat pandemi sangat gencar
risiko utama yang sangat mempengaruhi dilakukan. Sedangkan risiko untuk kenaikan
keberlanjutan usahanya. Terdapat 6 risiko yang harga bahan baku bisa dikelola strategi resize
terbagi menjadi 1 risiko finansial yaitu dengan mengubah ukuran produk tanpa
penurunan pendapatan, 2 risiko operasional mengurangi kualitas dari rasa produk tahu
yaitu penurunan jumlah produksi dan takwa yang dari awal diidentifikasi terdapat
keterlambatan waktu produksi, 1 risiko reputasi keluhan pelanggan karena strategi awal
yaitu adanya keluhan dari konsumen dan 2 dengan mengurangi bahan baku. Risiko
risiko supply yaitu kenaikan harga bahan baku keterlambatan pengiriman bahan baku dapat
dan keterlambatan bahan baku. dikelola dengan monitoring secara real time
Dari semua risiko yang paling berdampak terhadap ketersediaan bahan baku di lapangan.
dan memiliki level tinggi adalah risiko
penurunan pendapatan, penurunan jumlah Daftar Pustaka
produksi dan kenaikan harga bahan baku dan Brustbauer, J. (2016). Enterprise risk
risiko yang memiliki level rendah adalah management in SMEs: Towards a structural
keterlambatan pengiriman bahan baku. model. International Small Business Journal,
34(1), 70–85.
Pengelolaan risiko pada kenaikan pendapatan
Darmawi, H. (2016). Manajemen Risiko.
dengan merencanakan ulang pendapatan Jakarta: Bumi Aksara.
seperti memilah anggaran yang menjadi Incubator. (2018). Kontribusi UMKM Dalam
prioritas utama dan melakukan penyesuaian Roda Perekonomian Indonesia. Diakses
finansial saat kondisi pandemi seperti ini. Untuk dari https://umkm-id.com/post/kontribusi-
risiko penurunan jumlah produksi memang umkm-dalam-roda-perekonomian-indonesia
masalahnya adalah jumlah permintaan yang [16 Juli 2020].
turun, ini disebabkan karena hampir semua

Tabel 1. Contingency plan UKM Tahu Takwa


Event Saverity Solution How Who By When
Penurunan Sangat Meren Pemilik harus memilah anggaran Owner Planning
Pendapatan Tinggi canakan ulang yang menjadi prioritas dan time a day
pendapatan melakukan penyesuaian finansial
saat terjadi konsisi seperti saat ini
Penurunan Sangat Melakukan Channel utama pemasaran Owner Everytime
Jumlah Tinggi strategi market dilakukan dengan melalui social dan all
Produksi pasar baru media terutama di tengah workers
dengan himbauan untuk menjaga
memanfaatkan physical distancing
social media
Kenaikan Tinggi Melakukan Pemilik usaha bisa merubah Owner Planning
Harga Bahan strategi resize ukuran produk tanpa mengurangi time a day
Baku kualitas dari rasa produk tahu
takwa
Keterlambatan Sedang Melakukan Monitoring bisa dilakukan dengan Owner Once a
waktu monitoring bantuan teknologi sehingga and week
pengiriman terhadap informasi yan disampaikan lebih logistic
bahan baku jumlah stok di real time, detail, dan akurat
lapangan

112
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.107-114

Katz, L., & Robinson, C. (1991). Foster care pembuatan tahu takwa kuning dan stik tahu
drift: A risk-assessment matrix. Child desa tinalan kecamatan pesantren kota
Welfare: Journal of Policy, Practice, and kediri. Jurnal Abdi Masyarakat, 1(1).
Qintharah, Y. N. (2019). Perancangan
Program.
Penerapan Manajemen Risiko. JRAK:
Madill, K. (1999). AS/NZS 4360:1999 Risk Jurnal Riset Akuntansi Dan Komputerisasi
Management. Australian Standards. Akuntansi, 10(1), 67–86.
McKibbin, W. J., & Fernando, R. (2020). The Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis Manajemen
global macroeconomic impacts of COVID- Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk
19: Seven scenarios. Management. Jakarta: Dian Rakyat.
Misbah, M. (2017). Asesmen Maturitas Sari, R. A., Yuniarti, R., & Puspita, D. (2017).
Manajemen Risiko Perusahaan pada Analisa manajemen risiko pada industri kecil
Kontraktor Kecil dan Menengah. Jurnal rotan di Kota Malang. Journal of Industrial
Teknik Mesin Mercu Buana, 6(2), 147–154. Engineering Management, 2(2), 39–47.
Mustaniroh, S. A., Wijana, S., & Nastain, N. Shuohui, Z., & Xuan, C. (2006). Risk Analysis
(2012). Market Analysis to Improve the Methods in Oil Spill Contingency Plans. 7th
Performance of Business on Tofu “TAKWA’ Annual General Assembly of International
Industry in Kediri. Jurnal Teknologi Association of Maritime Universities, 410–
Pertanian, 7(2). 417.
Organisation for Economic Cooperation and Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM
Development. (2020). No Title. Retrieved (Usaha mikro kecil dan menengah) di
from OECD website: https://read.oecd- Indonesia. Cano Ekonomos, 6(1), 51–58.
ilibrary.org/view/?ref=119_119680- Umar, S. A., Widaningrum, S., & Lalu, H.
di6h3qgi4x&title=Covid- (2019). Perancangan Treatment Resiko
19_SME_Policy_Responses.%0A2 OECD, Pada Proses Pengembangan Produk Indoor
”SME Policy Responses%22 Cabinet Berdasarkan Iso 31000: 2018 Untuk
Pakpahan, A. K. (2020). Covid-19 Dan Implikasi Memenuhi Klausul 6.1 ISO 9001: 2015 di
Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. PT. Telehouse Engineering. EProceedings
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 59– of Engineering, 6(2).
64.
Pangastuti, R. L. (2017). Ibm usaha mikro

113
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4003.107-114

Halaman ini sengaja dikosongkan.


This page is intentionally left blank.

114

Anda mungkin juga menyukai