Oleh :
Mumtaz Hanafaszka – 202041163
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, Indonesia
Dosen Pengajar: Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom.
Mumtazhanafaszka@gmail.com
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Virus corona merupakan virus yang umumnya terdapat pada hewan dan dapat
menyebabkan penyakit hewan ataupun manusia, orang yang sudah terinfeksi virus ini
maka akan dengan mudah menyebarkan pada orang lainnya, penyakit ini merupakan
infeksi yang terjadi pada pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernafasan
Akut Parah
Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada tanggal 2
Maret 2020. Pandemi Covid-19 telah melemahkan hampir seluruh aktivitas ekonomi,
salah satunya pada sektor pariwisata. Dimana kebijakan pemerintah untuk
menerapkan physical distancing hingga work from home di Indonesia membuat
aktivitas masyarakat berkurang apalagi kegiatan diluar ruangan.
Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia
membawa dampak pada perekonomian Indonesia, baik dari sisi perdagangan,
investasi dan pariwisata. Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang
berkunjung ke Indonesia berkurang. Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel,
restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus
Corona. Sepinya wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah makan yang
sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan. Hal ini juga berimbas pada
OTA (Online Travel Agent) karena pemerintah telah membatasi mobilitas
masyarakat. Sektor pariwisata menjadi melemah dan mengalami penurunan yang
drastis. Sektor pariwisata akan kehilangan wisatawan karena penundaan atau
pembatalan rencana perjalanan dan lebih memilih untuk mengurangi aktifitas diluar
ruangan atau hanya dirumah saja.
Pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia semakin luas
penyebarannya. Sektor industri pariwisata adalah salah satu yang paling terdampak
akibat wabah ini. Begitu pula online travel agent yang harus merugi karena banyak
konsumen memilih membatalkan perjalanan mereka. Perusahaan travel agent
Dwidaya Tour mengaku dampak dari virus ini menyebabkan penurunan penjualan.
Akibatnya perusahaan perlu mengubah fokus dan prioritas
METODOLOGI
Profil Perusahaan
PT. Dwidaya World Wide (Dwidaya Tour) adalah salah satu perusahaan yang
tergolong maju dalam memberikan jasa perjalanan wisata. Dwidaya Tour berdiri sejak
19 Juli 1967 dan dipercaya sebagai salah satu travel agent terbesar di Indonesia. Di
bawah nama brand Dwidaya Tour, yang memiliki lebih dari 80 cabang yang tersebar
di kota-kota besar Indonesia. Setiap tahunnya beberapa penghargaan bergengsi
berhasil didapatkan oleh Dwidaya Tour, di antaranya adalah "Top Travel Agent" oleh
beberapa maskapai penerbangan terkemuka dunia seperti Singapore Airlines, Cathay
Pacific, Qatar Airways, KLM Royal Dutch, Garuda Indonesia, Eva Air, Lufthansa
German Airlines, dan masih banyak lagi. Dengan visi Dwidaya Tour yaitu menjadi
penyedia jasa tour dan travel paling menarik di Indonesia, yang memberikan
pengalaman tak terlupakan kepada pelanggan, praktisi bisnis, dan mitra. Visi
Dwidaya Tour yang begitu baik didukung oleh misi perusahaan yaitu; Menghadirkan
kegiatan operasional dan layanan yang terencana, tepat sasaran, serta pengalaman
wisata yang tak ternilai dengan implementasi praktis industri terbaik. Membantu
praktisi bisnis kami dalam membuka dan memperluas pandangan global terhadap
dunia dengan membantu mengembangkan potensi secara profesional maupun
personal. Memberikan timbal balik investasi terbaik kepada pemegang saham dan
mitra bisnis.
“ Awalnya saya sudah menyewa wifi router untuk trip saya di Singapore, saya juga
sudah membayar full dan deposit yang ditentukan. Setelah saya balik dari Singapore
pada bulan Februari dan mengembalikan wifi router, saya tidak menerima uang
deposit yang seharusnya mereka kembalikan. Bahkan sampai bulan Juni pun saya
tetap menunggu pun belum dikembalikan. Akhirnya saya follow up lagi ke Dwidaya
ternyata mereka mengatakan selama bulan itu mereka mereka mengalami krisis
keuangan karena pandemi, selain itu Dwidaya juga sedang merefund beberapa ticket
penerbangan konsumen karena pembatalan penerbangan ke luar negri. Sehak saya
memfollow up itu Dwidaya meminta waktu sampai bulan Juli tahun untuk
mengembalikan dana deposit saya”
Seperti hasil dari narasumber diatas memang adanya keterbatasan biaya.
Sampai sampai Dwidaya harus mengembalikan dana refund untuk beberpaa konsumen
karena dilarangnya bepergian ke luar negeri.
“Seperti perusahaan pada umumnya, kami para pegawai sempat dirumahkan dan
tidak menentu kapan akan kembali bekerja. Apalagi waktu itu Jakarta benar-benar
memberlakukan kebijakan pembatasan mobilisasi. Tapi biasanya kalau diperlukan,
kami akan dikerjakan kembali tapi ini bukan putus kontrak. .” ( Syakira, pegawai
Dwidaya Tour Kota Kasablanka)
“Beberapa dari kami memang ada yang dipulangkan tapi dengan janji akan ditarik
kembali jika perusahaan sudah stabil kembali. Agak ketar ketir juga karena lagi
masanya PSBB tapi malah diberhentikan sementara dari perusahaan. Sedangkan
kami juga harus merefund ticket ticket perjalanan konsumen sehingga ini benar
benar bingung dengan adanya pandemi. ” ( Ayudya, pegawai Dwidaya Tour Pasar
Baru)
“Tadinya kami dari pihak Dwidaya Tour mau buat program destinasi yang baru
karena China kan sudah tidak dibuka sama sekali, eh malah virusnya menyebar ke
Indonesia. Jadinya kita diberhentikan sementara karena pemasukan tidak ada. Mana
kita harus metefund semua pembatalan perjalanan ke konsumen, dan kita juga harus
membayar biaya pembatalan itu juga, benar benar kami para karyawan ngerasa
udah gak punya harapan biar Dwidaya tetap bangun, karena itu benar benar
memakan biaya yang kita punya. Jadi hampir saja kita collapse sih ”. ( Joan,
pegawai Dwidaya Tour Pasar Baru)
Dari hasil wawancara ini dapat diidentifikasi akibat dari virus corona (Covid-
19) terhadap Dwidaya Tour yaitu mengalami penurunan konsumen sehingga tidak
mendapatkan keuntungan. Akibat dari berantakannya keuangan Travel tersebut,
kebijakan yang diambil agar perushaan tetap bertahan adalah merumahkan pegawai,
menurunkan gaji pegawai, dan freezing moment.
Dampak yang luar biasa akibat dari virus corona seperti yang telah diuraikan
sebelumnya membuat perusahaan tidak dapat beroperasi sementara terutama
mengenai kegiatan tour, hal ini disebabkan karena pelaku usaha tidak dapat
berdekatan langsung dengan costumernya, namun demikian perusahaan tetap ada
yang beroperasi dengan kegiatan utamanya, namun mereka juga sepakat menambah
beberapa program yang sekiranya dapat dilkukan selama pandemi, programnya
sebagai berikut:
1. Membuat paket-paket baru seperti oneday tour
2. Promosi menggunakan media social ataupun website
3. Tetap promosi melalui media social kepada wisatawan lokal
4. Melakukan promosi live video dengan mengujungi destinasi melalui media
facebook ataupun instagram
5. Menyewakan kendaraan kepada instansi pemerintah
6. Kontrak kendaraan dengan supir
7. Membuat paket-paket baru seperti oneday tour
Berikut penuturannya :
“Emang takut sih mbak awalnya, tapi karena Dwidaya Tour emang udah
berpengalaman gitu ya sebagai travel agent dan merasa cukup banget ngejelasin
tentang paket perjalanan yang aman, jadi saya merasa kalau Dwidaya Tour memang
aman banget” ( Customer)
“Aku salah satu costumer yang perjalanannya dibatalkan oleh Covid. Menurut saya
Dwidaya Tour sudah melakukan tugasnya dengan merefund seluruh biaya
perjalanan, walaupun adanya keterlambatan pengembalian tapi aku benar benar
maklumin banget soalnya dimasa sekarang kan apa apa susah ya, apalagi ini tentang
pengembalian dana, jadi ya aku fine fine aja dia ngembaliin uangnya telat. ”
(Customer)
“Kemarin saya sudah coba pakai Dwidaya Tour untuk trip Jogja dan itu sudah bagus
kok menurut saya ,mereka tahu ini lagi musim musim pandemi kan jadinya mereka
pilih ke destinasi yang patuh prokes dan pemilihan jam untuk ke destinasi destinasi
yang ada menurut saya tepat soalnya mereka sudah memprogram agar kita ga terlalu
sering ada ditempat yang terlalu ramai, jadi ya saya percaya banget Dwidaya Tpur
tetap menomor satukan customer sih” ( Customer )
Melalui hal tersebut dalam dianalisis bahwa Dwidaya Tour cukup berhasil
mempertahankan perusahaannya yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 dengan terus
mengadakan inovasi berupa paket-paket perjalanan yang aman.
Hal ini juga membuktikan bahwa perusahaan telah berhasil menganalisis
VUCA dalam dunia bisnisnya. VUCA merupakan akronim dari Volatility,
Uncertainty, Complexity, and Ambiguity. Seperti akronimnya, VUCA merupakan
proses analisis dalam membuat keputusan, merencanakan, mengelola risiko, dan juga
memecahkan masalah yang didorong dengan empat faktor tersebut; anomali,
ketidakpastian, kerumitan, dan juga ketidakjelasan. Perubahan ini menuntut setiap
orang untuk beradaptasi. Namun, di dunia VUCA, tidak sepenuhnya jelas arah mana
yang harus diambil. Lingkungan ini membuat perusahaan semakin sulit
mengembangkan inovasi.
Inovasi yang telah dibuat oleh Dwidaya Tour yaitu mengembangkan paket
perjalanan yang aman di masa pandemi telah membuat perusahaan tersebut bertahan
meskipun banyak dampak pengaruh yang diberikan oleh pandemi Covid-19 ini.
Kajian Dengan Teori Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok kecil seperti pada rapat, pertemuan, konferensi. (Arifin,
1984).
Pengertian lain dari komunikasi kelompok adalah sebagai interaksi secara tatap
muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang sudah diketahui misalnya untuk
berbagi informasi, pemecahan masalah dimana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat ( Michael Burgoon dalam
Wiryanto, 2005).
Selain itu komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok ‘kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi dan sebagainya. (Anwar Arifin, 1984 : 73 )
Komunikasi kelompok adalah suatu kumpulan individu yang dapat
mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain,
berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan
berkomunikasi tatap muka ( Muhammad Fajar, 2009: 65)
Tujuan komunikasi kelompok sebenarnya akan paling dipengaruhi oleh jenis
dan fungsi dari sebuah kelompok itu sendiri. Sebagai contoh, tujuan dari komunikasi
kelompok yang dilakukan oleh karyawan kantor tentunya akan berkaitan dengan
kegiatan kantor yang mereka kerjakan secara berkelompok. Meskipun begitu, secara
garis besar komunikasi kelompok memiliki tujuan sebagai menjalin hubungan sosial
antar individu, menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik, membuat sebuah
keputusan, dan menghasilkan sebuah solusi.
Teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh
Muhammad Fajar, dan Michael Burgoon dan Wiryanto. Karena asalnya komunikasi
dalam kelompok merupakan kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara suatu
kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing
berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukanya dalam kelompok. Sesuai dengan
apa yang sudah dilakukan. Dwidaya Tour untuk mempertahankan perusahaanya, maka
pastinya sudah melakukan rapat dengan konsekuensi yang sangat besar, disini peranan
karyawan sangat diperlukan untuk membantu perusahaan agar tetap berdiri.
Selain itu permasalahan ini juga dapat dikaitkan dengan salah satu teori dalam
komunikasi kelompok, yaitu teori pemikiran kelompok ( Groupthink Theory). Irving
Janis mendefinisikan bahwa pemikiran kelompok atau groupthink sebagai suatu cara
pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan
kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang
ada. Jadi, groupthink merupakan proses pengambilan keputusan yang terjadi pada
kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan
konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya tidak efektif lagi (Janis, dalam
West dan Turner, 2008: 274). Pemikiran kelompok atau groupthink muncul sebagai
hasil dari pengambilan keputusan kelompok. Groupthink timbul ketika anggota
kelompok menjadi begitu terdorong untuk mencari persetujuan sehingga norma menuju
konsensus mengesampingkan realistis atas tindakan alternatif dan penuh ekspresi dan
pandangan-pandangan menyimpang, minoritas, dan yang tidak popular (Robbins dan
Judge, 2008: 386).
Dengan berhubungnya permasalahan Dwidaya dengan teori ini, maka bisa
dilihat bagaimana bentuk komunikasi kelompok yang ada di perusahaan ini dalam
menanggapi permasalahan serta membuat dan menerima keputusan dalam situasi ini.
Salah satu hasil dari bentuk teori pemikiran kelompok ( Groupthink Theory) yang telah
dilaksanakan adalah pemberhentian sementara karyawan, dan freezing moment, dan
late refund untuk menyimpan dana. Tentu hal ini mendapat kritik dari para konsumen,
dan karyawan yang sedang diberhentikan. Namun dengan adanya komunikasi
kelompok, perusahaan mampu melewati masa krtisnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia
membawa dampak pada perekonomian Indonesia, baik dari sisi perdagangan,
investasi dan pariwisata. Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang
berkunjung ke Indonesia berkurang. Perusahaan Dwidaya Tour yang berdiri sejak 19
Juli 1967 dan dipercaya sebagai salah satu travel agent terbesar di Indonesia juga
terdampak oleh Covid-19 ini. Perusahaan tidak dapat beroperasi sementara terutama
mengenai kegiatan tour, hal ini disebabkan karena pelaku usaha tidak dapat
berdekatan langsung dengan costumernya
Lalu perusahaan ini juga mendapat konflik dengan konsumen tentang pengembalian
dana yang telat. Namun, banyak langkah yang diambil oleh perusahaan Dwidaya Tour
ini yaitu dengan berinovasi melalui analisis VUCA dalam dunia bisnisnya, serta
memberi complimentary atas keterlambatan pengembalian dana. Selain itu iovasi-
inovasi yang dilakukan adalah menawarkan promosi pemotongan harga paket
perjalanan, memberikan konten edukatif di sosial media, juga menyediakan jasa
perjalanan yang aman serta bermitra langsung dengan perushaan asuransi bergengsi.
DAFTAR PUSTAKA
Rina Tri Handayani, Dewi Arradini, Aquartuti TriDarmayanti, Aris Widiyanto, Joko
Tri Atmojo. (2020). PANDEMICOVID-19, RESPON IMUN TUBUH,
DANHERD IMMUNITY. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal
Volume10No 3, Hal 373-380.