Anda di halaman 1dari 54

VIRTUAL TOUR TO NEW CONCEPT CULINARY

EXPERIENCE IN DUBAI AND MALDIVES DURING COVID-19

Jurnal Ilmiah Foreign Case Study


Disiapkan Sebagai Standar Kualifikasi

Disusun Oleh :

Nama : Aindira Nendi Purnomo Putri


NIM : 194674

ABSTRACT

The pandemic changes the situation in the world, humans are facing the limitations
that make daily life not as usual, entering the new normal era shows that this
pandemic will be end soon, but it is important to maintain health protocols so that this
condition continues to improve until the pandemic is declared over. The existence of
a virtual tour is one of the way to eliminate boredom during the pandemic. The author
conducted a virtual tour to two restaurants, namely Dinner In The Sky, Dubai and 5.8
Undersea Restaurant, Maldives which offers an unusual experience while enjoying
the food, these two restaurants offer an unusual experience and this makes the
attraction of these two restaurants.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virtual Tour merupakan sebuah konsep inovasi untuk berwisata tanpa
harus keluar rumah. Konsep ini menjadi salah satu alternative dimasa
pandemi, dengan hanya menggunakan gadget, laptop/pc kita sudah dapat
melakukan virtual tour dirumah. selain itu, virtual tour juga dapat diartikan
sebagai teknologi yang menempatkan user di dalam gambar dan
memungkinkan user untuk meningkatkan kesadaran situasional serta
meningkatkan daya lihat, tangkap dan menganalisa data virtual secara
signifikan (Osman, et. al, 2009). Dalam masa pandemi seperti ini sektor yang
sangat mengalami dampak buruk dari pandemi adalah sektor pariwisata, tidak
hanya di dalam negri, di luar negri juga berupaya untuk membangkitkan
sektor pariwisata dimasa pandemi ini dengan beberapa cara, salah satunya
adalah dengan mengadakan Virtual Tour. Virtual Tour menawarkan ambience
yang dimiliki dari suatu tempat tersebut tanpa harus datang langsung ke
tempat tersebut, dengan dibantu oleh teknologi masa kini yang sudah mampu
menyediakan tampilan 360° dengan artian kita dapat melihat dari segala sudut
pandang tempat kita berdiri seakan-akan memberi efek nyata kita berada di
tempat yang sesungguhnya. Cara alternatif yang diambil oleh penyedia
pariwisata dengan adanya virtual tour diharapkan mampu untuk
mempertahankan sektor pariwisata di masa pandemi seperti ini. Manfaat
dengan adanya virtual tour ini membantu sektor pariwisata berjalan kembali,
karena fitur ini seakan mengobati kerinduaan para wisatawan untuk berlibur.
Disisi lain virtual tour juga membantu pelaku usaha di industri pariwisata
yang mengalami collapse karena dampak pandemi, tidak hanya disisi
pariwisata saja, namun disisi hiburan seperti concert juga mulai beradaptasi
dengan adanya virtual concert.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona


virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini pertama kali ditemukan di
Wuhan, China pada bulan Desember 2019, tidak membutuhkan waktu yang
lama untuk menjangkitkan virus ini kepada orang lain, karena WHO sudah
menetapkan bahwa virus ini dapat ditularkan melalui airbone. Covid-19
menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak Negara tidak hanya
Indonesia, hampir seluruh Negara sudah terjangkit virus ini. WHO
mendeklarasikan virus corona ini sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020,
pandemi ini sudah 1 tahun berjalan jika kita mengacu pada tanggal dimana
WHO menetapkan Covid-19 ini sebagai pandemi.
Menurut data yang didapat dari worldometers.info pada tanggal 10
September menujukan bahwa hampir seluruh Negara di dunia sedang
menghadapi pandemi. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, namun
Negara maju pun juga mengalami hal yang sama seperti terlihat pada diagram
1 di bawah

Diagram 1. Penyebaran Covid-19 di beberapa Negara (sumber:


https://www.worldometers.info/coronavirus/)
Pada diagram di atas juga menjelaskan bahwa Pandemi Covid-19
tersebar di sebagaian besar Negara diseluruh penjuru dunia termasuk Negara
yang banyak bergantung pada industri pariwisata. Untuk itu, Negara-negara
tersebut berlomba-lomba untuk dapat bertahan dan beradaptasi di tengah
situasi yang sulit ini untuk tetap bertahan dari segala aspek.
Virus Covid-19 memiliki symptoms yang berbeda disetiap masing-
masing orang, tergantung pada respons dari tubuh itu sendiri. Sebagian besar
orang yang terjangkit Covid-19 akan merasakan gejala ringan hingga sedang,
yang akan pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit. Menurut WHO gejala-
gejala ini dibagi menjadi 3, yaitu:
Gejala yang paling umum:
 Demam.
 Batuk kering
 Kelelahan
 Hilangnya indera perasa atau penciuman
Gejala yang sedikit tidak umum:
 Rasa tidak nyaman dan nyeri
 Nyeri tenggorokan
 Diare
 Konjungtivitis (mata merah)
 Sakit kepala
 Ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki
Gejala serius:
 Kesulitan bernapas atau sesak napas
 Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
 Hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak

Rata-rata gejala akan muncul pada hari ke 5-6 setelah seseorang


pertama kali terinfeksi virus Covid-19, tetapi ada juga yang terinfeksi setelah
mengalami gejala lewat dari 14 hari. Pada virus ini juga perlu pengawasan
lebih bila seseorang yang sudah memiliki komorbid terjangkit virus ini,
karena dengan data yang ada beserta penelitian yang ada, bahwa seseorang
yang memiliki komorbid seperti; diabetes, hipertensi, kanker, jantung, ginjal,
stroke, hepatitis, paru kronis, demensia, HIV, autoimun, akan lebih memiliki
resiko tinggi terhadap kematian jika seseorang dengan komorbid.
Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada 2 maret 2020,
kasus pertama ini sebanyak 2 pasien. Bisa dikatakan masuknya virus Covid-
19 ke Indonesia telat dibandingkan dengan Negara-negara lain yang sudah
lebih dulu terpapar Covid-19. Melihat hal itu kesiapan di Indonesia bisa
dikatakan belum siap menangani permasalahan ini, namun pemerintah
Indonesia juga tidak ingin lebih terlambat lagi untuk menangani hal ini.
Dalam mewujudkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penyebaran
virus Covid-19 perlu adanya long distancing yaitu menjaga jarak kurang lebih
1 sampai 2 meter dengan orang lain. Hal tersebut selaras dengan pernyataan
yang disebutkan oleh Bapak Yuri selaku juru bicara Pemerintah menyatakan
bahwa dalam memutus rantai penambahan kasus Covid-19 diberlakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) (Kompas.com, 2020).
Setelah diberlakukannya PSBB dan dengan segala perubahan yang ada
serta kemajuan penanganan virus corona pada 1 Juni 2020 masyarakat
dikenalkan dengan masa transisi baru yaitu masyarakat harus mulai
beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru atau  disebut dengan ‘new normal
life’, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Ketua Tim Pakar Gugus
Percepatan Penanganan Covid-19, Bapak Wiku Adisasmito. New
normal adalah perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal
dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19. Secara sederhana, new normal ini hanya melanjutkan
kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan saat diberlakukannya
karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dengan diberlakukannya new normal, kita mulai melakukan aktifitas
di luar rumah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur
oleh pemerintah, yaitu memakai masker bila keluar dari rumah, sering
mencuci tangan dengan sabun, dan tetap menjaga jarak serta menghindari
kerumunan orang untuk mencegah penularan virus corona. Sejak
mewabahnya Covid-19, guna menghindari terjadinya penularan, sebagian
besar aktivitas dilakukan melalui daring (online) seperti kegiatan rapat yang
selama ini dilaksanakan bersama-sama dalam suatu ruangan, sekarang
menggunakan aplikasi Zoom, begitu juga dengan aktifitas belajar mengajar.
Dengan diberlakukan new normal, mau tidak mau para pelajar akan kembali
belajar ke sekolah, tentunya dengan protokol kesehatan dan keamanan yang
menjamin mereka dari penularan virus.
Vaksin merupakan suatu produk biologi yang berisi antigen yang
apabila diberikan pada seseorang maka dapat menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu (Kemenkes, 2020). Pemberian
vaksin biasanya dilakukan untuk mencegah maupun mengurangi pengaruh
infeksi akibat patogen tertentu. Patogen atau mikroorganisme parasit
merupakan agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya
(Levinson, 2008). 
Seperti vaksin lainnya, vaksin COVID-19 dapat melindungi tubuh dari
penyakit yang disebabkan oleh COVID-19 dengan cara menstimulasi imunitas
spesifik tubuh dengan pemberian vaksin tersebut (Kemenkes, 2021). Oleh
karena itu, vaksin merupakan senjata utama yang digunakan dalam
menghentikan laju suatu wabah, khususnya kini pada pandemi COVID-
19.Indonesia sendiri melakukan langkah antisipasi yang ketat pencegah
COVID-19 dalam bentuk program vaksinasi. Vaksin diedarkan secara berkala
dan sesuai dengan tingkat risiko pekerjaan atau usia yang mudah terpapar
virus COVID-19. Pada gelombang satu periode Januari – April 2021
pemerintah mewacanakan distribusi vaksin tertuju kepada tenaga kesehatan,
petugas pelayanan publik, dan masyarakat lanjut usia. Tak berhenti sampai
disana, pada gelombang dua periode April 2021 – Maret 2022, giliran
masyarakat rentan yang tinggal di daerah mudah tertular dan masyarakat
lainnya yang mendapat vaksinasi COVID-19 (Iskandar et al., 2021).
Menurunkan angka kematian akibat COVID-19, mencapai imunisasi
kelompok untuk melindungi masyarakat, melindungi dan memperkuat seluruh
sistem kesehatan, serta menjaga produktivitas untuk meminimalkan dampak
sosial dan ekonomi merupakan tujuan dari program vaksinasi COVID-19
yang dilakukan pemerintah (Satgas COVID-19, 2021c).
Dengan diberlakukannya PSBB di Indonesia tentunya membuat efek
besar terhadap perekonomian Indonesia, diberbagai sektor merasakan dampak
besar terhadap perubahaan ini. Dalam sektor pariwisata dikenalkan sebuah
teknologi untuk menciptakan tour dalam bentuk virtual. Sebenarnya virtual
tour ini sudah ada sebelum pandemi, namun konsep ini hanya digunakan
untuk melihatkan sebuah tempat pada website – website tertentu, tetapi pada
saat pandemi ini konsep virtual tour lebih di kembangkan dan dijadikan
sebuah alternatif untuk membantu pariwisita Indonesia tentunya.
Virtual tour bisa menjadi starting point sebagai alternatif wisata di
masa pandemi bahkan setelah pandemi berakhir. Selain itu dengan terbatasnya
masyarakat yang tidak memiliki sumber daya, kemampuan ekonomi, waktu
luang, dan akses. Seperti contoh, penyandang disabilitas dan orang yang
memiliki keterbatasan gerak akan dapat merasakan sensasi rekreasi melalui
virtual tour. Selain karena harganya yang terjangkau, virtual tour dapat
menjadi media promosi tempat wisata kepada pemerintah pusat dan daerah.
Memang membutuhkan peningkatan teknologi seperti penggunaan software
360°, virtual reality (VR), dan gambar panorama. Peningkatan teknologi ini
memungkinkan visualisasi 3D untuk membuat virtual tour lebih dekat dengan
wisata nyata dan futuristik. Virtual tour bisa menjadi pintu masuk dan
membuat orang terpicu untuk mengunjungi tempat wisata tersebut secara
langsung.
Pandemi COVID-19 membuat industri pariwisata untuk tidak kembali
ke bisnis seperti biasa. Transformasi besar diperlukan untuk membuat industri
ini bertahan setelah pandemi. Diperlukan protokol kesehatan yang ketat dan
peningkatan standar keselamatan agar wisatawan merasa aman selama
berwisata. Dengan teknologi yang meningkatkan kehidupan secara global,
wisata virtual dapat menghidupkan kembali industri pariwisata dan
masyarakatnya serta membantu membangun model ekonomi yang lebih
berkelanjutan. Sebagai platform yang berpusat pada manusia, ia dapat
membentuk pemandu wisata lokal, pengrajin, dan lainnya sebagai warga
global dalam industri pariwisata.

Tabel 1. Rangkuman Wisata Virtual di beberapa negara


Author Location Topics Technology Strength Weakness
(year)
Guerra, et al. Portugal Virtual Reality – 360º Interactive Mudah digunakan, Hanya bisa digunakan
(2020) Shows A New Virtual Tour memiliki banyak pada perangkat
Vision For pilihan tertentu
Tourism And bahasa,menawarkan
Heritage panoramic interactive
Pahlevi, et Indonesia Design of a Virtual Reality Mudah digunakan di Memerlukann high
Virtual Tour as a
al. smartphone dan pc maintenance untuk
Solution for
(2020) Promoting the fitur ini
Tourism Sector in
the Pandemic
Period

Vermost Belgium Virtual Tour of Mixed - Reality Produksi berbasis Sebagaian dari atraksi
Flanders a classic
(2020) (MR) cloud dilakukang dihentikan
outdoor cycling
event secara eksklusif
dengan menggunakan
perlatan IT standar
kantor dan
menggunakan
teknologi internet
ranny rastati Indonesia Virtual Tour: Virtual tour Virtual tour ini sesuai Fitur ini membutuhkan
Tourism in the diselenggarakan dalam pengembangan dalam
Time of Corona masa pandemic Covid- hal 360 derajat
19 softwere, VR dan
panoramic picture
Wessels, et Jordan Design and 3D Virtual Dikembangan untuk Membutuhkan
al. creation of a 3D tujuan pendidikan, pengembangan lebih
(2014) virtual tour of the perencanaan dan lanjut dalam
world heritage manajemen pembuatan virtual tour
site of Petra,
Jordan
Sulaiman, et Malaysia Matterport: 360° Metterpor merupakan Memiliki jangkauan
al. Virtual Tour as A photography digital platform yang sempit karena
(2021) New Marketing sebagai pendakatan hanya dibuat khusus
Approach in Real baru dalam strategi untuk interrior
Estate Business marketing
During Pandemic
COVID-19
Oh, et al. Amerika 360 VR Based robot on a mengintegrasikan Harus
(2018) Robot virtual reality streaming video 360 mengembangkan
Teleoperation gear (Oculus derajat, ainterface jaringan wireless
Interface for Rift) berbasis VR, dan terutama dalam hal
Virtual Tour mobile robot untuk mencapai latensi yang
menavigasi lingkungan semestinya serta
jarak jauh. meningkatkan kualitas
resolusi video 360
derajat
Bhatti, et al. Saudi Multimedia based 3D Animation Teknologi ini Teknologi terbatas
(2018) learning and menyediakan panduan hanya untuk kelompok
virtual tour for belajar haji berbasis orang tertentu
performing hajj multimedia yang
lengkap dan akan
membantu umat islam
dan akan
meminimalkan
kesuliatan saat
melakukan haji
Argyriou, et London Design 360° immersive Pengalaman yang membutuhkan
al. methodology for video menggabungkan dua penelitian lebih lanjut
(2020) 360° immersive teknik motion, dalam hal metode dan
video termasuk video 360° teknik desain lain yang
applications: the yang diambil dengan dapat diikuti dalam
case locomotion and desain UI video
study of a cultural teleportation, imersif 360° seperti
heritage virtual menunjukkan penggunaan visualisasi
tour preferensi untuk peta UI kognitif untuk
teleportasi. navigasi 360° dalam
adegan.
Wulur, et al. Indonesia Aplikasi Virtual Multimedia Dapat diakses dengan memperbanyak tempat
(2015) tour Tempat Development mudah melalui wisata
Wisata Alam di Life Cycle smartphone dengan beberapa spot
Sulawesi Utara (MDLC) yang bisa ditampilkan

Berdasarkan Table. 1 dapat disimpulkan dari beberapa sumber bacaan


atau referensi mengenai wisata virtual, daerahnya sangat beragam mulai dari
Timur Tengah, Eropa, Amerika, hingga Asia memiliki invoasi wisata virtual.
Ada kesamaan dari beberapa Negara tersebut yaitu memiliki potensi
pariwisata yang berkembang bahkan hingga Negara yang memili potensi
pariwisatanya maju, yang dimana negra-negara tersebut menjadi tujuan
destinasi pariwisata. Umumnya wisata virtual ini mengkaji tentang teknologi
virtual tour itu sendiri sebagai inovasi untuk melakukan wisata secara virtual
dimasa pandemi. Sebelum pandemi, teknologi ini sudah ada, namun belum
banyak yang memanfaatkan kegunaan dari virtual tour itu sendiri, virtual tour
juga memiliki banyak macamnya antara lain, Virtual Reality (VR), 360°
Video, 360° Photography, dan 3D Virtual Animation. Dengan zaman yang
sudah serba digital tentu adanya teknologi virtual tour ini sangat menarik
dikembangan lebih maju untuk lebih menambah fitur-fitur yang bisa
membantu di masa pandemi seperti ini terlebih untuk sektor pariwisata. Selain
dari sisi teknologi, referensi yang dikaji pada Tabel 1. yaitu penerapan dari
penggunaan teknologi virtual tour ini yang memiliki tujuan praktis dalam
membantu kebutuhan berwisata dimasa pandemi. Diketahui bahwa pada masa
pandemi tentu kegiatan pariwiata mengalami perubahaan dan penyesuaian
dengan adanya larangan travelling di berbagai Negara hingga protokol
kesehatan yang harus diterapkan.
Tabel 1. yang berisikan beberapa refernsi bacaan mengenai virtual
tour umumnya menggunkan teknologi virtual berbasis Teknologi kamera 360°
dan Virtual Reality (VR), karena kedua jenis tersebut memberikan kesan
pengguna berada di tempat tersebut dengan akses untuk bisa merubah arah
kemanapun yang membantu pengguna bisa melihat secara detail mengnai
tempat yang dilihat, bahkan dengan Virtual Reality (VR) selain dapat melihat
dari berbagai arah penggungan seakan merasakan berdiri ditempat tersebut
karena pengguna bisa merubah arah menggunakan menggunakan motorik
tubuh sendiri yang menambah kesan nyata dengan menggunakan Virtual
Reality (VR).
Virtual Tour ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya,
kelebihan dari virtual tour ini menghemat biaya tentunya karena pengguna
virtual tour ini tidak perlu membeli tiket akomodasi untuk berwisata, hanyan
dengan teknologi virtual tour, pengguna sudah bisa berwisata secara virtual,
kelebihan dari virtual tour ini juga bisa diaskes dimana pun asalkan pengguna
memiliki smartphone/pc dan jaringan internet serta membebaskan pengguna
untuk mencari informasi sesuai yang dinginkan terkait tempat/atraksi tersebut.
Sedangkan untuk kekurangan dari virtual ini yaitu tidak bisa merasakan
bagaimana suasana dari suatu tempat tersebut secara nyata, tidak bisa
merasakan service hospitality yang ditawarkan, yang dimana nilai tersebut lah
yang mengurangi makna dari pariwisata itu sendiri karena pengguna tidak
dapat merasakan secara langsung hanya sekedar visualisasi yang dapat dilihat.

B. Motivasi
Tabel 1. diatas menyajikan beberapa jurnal yang membahas topik
mengenai virtual tour tetapi dari beberapa jurnal tersebut penulis belum
menemukan jurnal yang mebahas virtual tour tentang kuliner khususnya yang
ada di Dubai dan Maldives. Dengan adanya pandemi Covid-19 membuat
sektor pariwisata seakan terhenti, namun dengan keadaan ini harus ada
trobosan baru, yaitu seperti virtual tour. Virtual tour biasa digunakan untuk
melihat bagaimana rupa dari sebuah lokasi atau destinasi, namun kali ini
penulis termotivasi untuk menulis tentang pengalaman baru untuk berwisata
kuliner di tempat-tempat yang unik. Wisata kuliner bisa dikatakan
berdasarkan hidangan yang disediakan dari tempat kuliner itu sendiri, namun
kembali lagi bahwa pandemi ini menjadi pengalang untuk merasakan dari
citra rasa dari hidangan tersebut, maka dari jurnal ini penulis harap bisa
mampu memberikan pengetahuan serta informasi terhadap tempat kuliner
yang tidak biasa seperti tempat kuliner pada umumnya yang dibantu oleh
teknologi virtual tour, tidak hanya itu dikarenakan penulisan ini tidak
dilakukan secaran langsung mendatangi ketempat maka penulis juga dibantu
dengan mencari informasi melalui internet yaitu seperti YouTube dan juga
website terkait dari restaurant.
Menurut data dari International Labour Organization (ILO)
memperkirakan sekitar 25 juta lapangan pekerjakaan akan hilang karena
terdampak dari pandemi Covid-19 (ILO,2020a), pada kuartal kedua tahun
2020 ILO memprediksi jam kerta dari seluruh pekerja akan mengalami
penurunan sebnayak 10,5 persen, setara dengan 305 juta pekerja penuh waktu
yang berasumsi akan bekerja dengan waktu selama 48 jam perminggu (ILO,
2020C). Data tersebut menunjukan bahwa Covid-19 telah berdampak disemua
sektor pekerjaan, ILO memperkitakan sekitar 47 juta yang mewakili 54 persen
dari semua pengusaha di seluruh dunia juga terkena dampak dari krisis Covid-
19. Empat sektor yang sangat terpukul adalah sektor perdagangan grosir dan
eceran; dan perbaikan kendaraan bermotor, manufaktur, akomodasi dan
makanan, real estate, aktivitas bisnis dan administrasi (ILO, 2020c). Di
Indonesia sendiri wilayah dengan kasus PHK tertinggi terjadi di Bali – Nusa
Tenggara (39,9 persen). Perekonomian di Bali digerkan oleh 3 sektor utama
yaitu pariwisata, industri pengelohan, dan pertanian (BPS Provinsi Bali,
2019).
Sektor pariwisata mengalami penurunan yang sangat signifikan,
seperti di bidang Food and Beverage yang mengalami perubahaan untuk
mematuhi protokol Covid-19 yang sudah ditetapkan untuk tetap menghindari
kerumunan didalam satu ruangan/tempat, memperhatikan sanitasi kebersihan
tempat, menerapkan wajib menggunakan masker, mencuci tangan,
pembatasan untuk dine-in, dan ada beberapa restaurant yang hanya
menerapkan takeaway. Dalam jurnal ini penulis membahas tentang
experience yang ditawarkan dari kedua restaurant, yaitu Dinner In The Sky,
Dubai dan 5.8 Undersea Restaurant Maldives yang memiliki experience
berbeda dari restaurant pada umumnya, maka dari itu penulis membahas
tentang teknologi virtual tour yang ada untuk membantu calon pengunjung
untuk memberikan experience melihat bagaimana virtual tour dari kedua
restaurant ini.

C. Tujuan
a. Membangun Pariwisata Berkelanjutan Selama Pandemi Covid-19
Setelah WHO menyatakan bahwa Covid-19 menjadi global pandemi,
maka statement tersebut berdapak bagi seluruh sektor kegiatan termasuk
ada pariwisata didalamnya. Pemerintah menghimbau agar seluruh
masyarakat tetap berhati-hati menjaga jarak, selalu menjaga kebersihan
serta menghindari dari kerumunan yang biasanya ditemukan banyak
didalam sektor pariwisata, bahkan pemerintah juga melarang adanya
acara-acara yang dihadiri secara banyak orang, mentiadakan acara adat,
olahraga serta aktifitas lain yang memiliki dampak besar bagi kehidupan
sosial. Pada masa pandemi Covid-19 ini sektor pariwisata seakan
beristirahat sejenak walaupun hal ini tentunya berdampak buruk bagi roda
perekonomian di bindang pariwisata, namun jika dilihat dari sisi
positifnya di masa pandemi ini memberikan waktu alam untuk beristirahat
dan memperbaiki alam itu sendiri secara alami tanpa ada campur tangan
manusia, dapat diketahui bahwa pariwisata sangat bergantung dengan
alam yang dimana juga menjadi penyumbang kerusakan besar karena ulah
wisatawan yang tidak bertanggung jawab pada alam. Bukti bahwa
pandemi ini memiliki nilai positif yaitu didukung dengan turunnya tingkat
polusi udara di seluruh Negara tidak hanya di Indonesia. Karena pandemi
ini mungkin kita selaku insan pariwisata lebih memikirkan tentang
pariwisata berkenlanjutan guna menjaga alam agar tetap terjaga
keasriannya, maka Virtual Tour ini bisa dijadikan solusi untuk
mengembangkan pariwisata yang berdampak positif tentunya dengan
pengembangan-pengembangan teknologi di masa mendatang.
b. Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Mata Kuliah Foreign Case Study
Foreign Case Study ini merupakan program yang dimiliki oleh
STIPRAM bertujuan untuk memberikan pengalaman mahasiswa didunia
internasional, menambah informasi serta pengetahuan bagi mahasiswa
diwilayah yang lebih luas, serta menemukan permasalahan yang dihadapi
pada suatu Negara dan bagaimana cara Indonesia menagani permasalahan
tersebut khususnya untuk Kementerian Pariwisata Indonesia. Program ini
berubah pada saat pandemi Covid-19 ini mulai ada, karena tentunya segala
aktivitas yang berhubungan dengan mobilitas dibatasi maka STIPRAM
tetap mengadakan program ini secara virtual guna untuk tetap
mengaggendakan kegiatan mahasiswa. Dengan adanya pandemi ini juga
membantu mahasiswa melatih cara berfikir untuk memiliki inovasi baru
karena adanya pandemi ini menjadi permasalahan utama bagaimana
mahasiswa bisa memiliki gambaran probelmatika yang ada di dunia
pariwisata jika ada pandemi.
c. Mengembangkan dan Memanfaatkan Teknologi Virtual Tour
Perkembangan teknologi pada dunia pariwisata pada awalnya hanya
sebatas booking hotel/tiket pesawat saja namun pada masa seperti ini
perkembangan teknologi benar-benar dibutuhkan dan sangat membantu di
masa pandemi. Dengan pandemi keterbatasan aktivitas yang dilakukan
dalam keseharian pun memiliki dampak kejenuhan juga. Dengan adanya
perkembangan teknologi Virtual Tour ini sangat bermanfaat bagi
kehidupan di masa pandemi, tentunya untuk sektor pariwisata juga.
Pengguna Virtual Tour bisa mendapatkan informasi serta keingin tauan
mengenai suatu tempat/atraksi akan terpenuhi hanya menggunakan
teknologi yang diakses dimanapun pengguna berada.
d. Memberikan Pengalaman Berwisata Secara Virtual
Berwisata sering dilakukan berkelompok dengan kegiatan berpindah
tempat dari suatu tempat ke tempat lain namun pada masa pandemi
kegiatan tersebut tentunya dibatasi untuk bertujuan mengurangi
penyebaran Covid-19. Adanya inovasi virtual tour ini sangat membantu
memberikan pengalaman pariwisata berbeda terutama untuk dimasa
pandemi ini. Pengguna virtual tour juga dapat memiliki pengalaman akan
berkembangnya teknologi yang bisa membantu berwisata secara virtual
yang belum tentu akan berkembang secepat ini jika tidak ada pandemi.
e. Virtual Tour Menjadi Wadah Untuk Memperkenalkan dan
Mempromosikan Kedua Restaurant
Jurnal ini membahas tentang dua restaurant yang memiliki experience
berbeda dibandingkan restaurant pada umumnya, Dinner in The Sky,
Dubai ini yang menawarkan pengalaman menikmati hidangan mewah
diatas ketinggian 50 meter, tentu untuk menikmati hidangan serta
mendapatkan pengalaman ini tidak semua orang bisa mencoba restaurant
ini, selain itu ada 5.8 Undersea Restaurant, Maldives menawarkan
restaurant dibawah laut dengan kedalaman 5.8 meter, restaurant ini
menggunakan kaca di keseluruhan bangunannya. Kedua restaurant
tersebut merupakan restaurant yang memiliki keunikan tersendiri. Virtual
tour ini bisa membantu untuk kedua restaurant ini bisa lebih dikenal lebih
luas lagi karena keunikan dari kedua restaurant ini, karena kedua
restaurant ini masih terkenal dikalangan tertentu, setidaknya dengan
adanya teknologi virtual tour bisa menjadikan kedua restaurant ini lebih
dikenal untuk semua kalangan, selain untuk mengenalkan kedua
restaurant, virtual tour ini juga bisa menjadi tempat untuk promosi kedua
restaurant yang bertujuan jika masa pandemi berakhir dan sudah membaik
pengguna virtual tour bisa datang langsung mencoba experience
menikmati hidangan di tempat restaurant yang tidak pada umumnya.
f. Menjadikan Virtual Tour Sebagai Alat Pariwisata Dimasa Pandemi
Keinginan seorang manusia untuk berwisata merupakan hal yang
normal, karena pada dasarnya setiap individu membuthkan waktu untuk
berwisata dan menambah pengalaman, namun karena adanya pandemi
covid-19 ini setiap individu tidak dapat melakukan wisata seperti biasanya
karena keterbatasan aktivitas serta aturan yang harus dipatuhi selama masa
pandemi, dengan adanya inovasi teknologi virtual tour ini dapat
membantu mengurangi rasa jenuh pada masa pandemi serta menambah
pengalaman juga informasi mengenai tempat-tempat baru.
D. Manfaat
a. Untuk Mendapatkan Gambaran Secara Semi-real Beberapa Tujuan
Pariwisata di Luar Negeri (sebelum anda mengunjungi nya secara
langsung)
Dikarenakan dengan adanya pandemi Covid-19 ini maka dari itu
diterbitkanlah juga aturan-aturan tentang pembatasan perjalanan yang
mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan disetiap Negara. Virtual tour
seakan menjadi jalan keluar untuk berwisata dimasa pandemic, dengan
teknologi yang sudah berkembang bisa membantu pengguna untuk
mengetahui secara visual mengenai beberapa tempat pariwisata yang bisa
diakses sendiri untuk mengetahui bagaimana bentuk tempat tersebut
sebelum dikunjungi secara langsung oleh pengunjung.
b. Untuk Mengetahui Beberapa Aplikasi / Teknologi Yang Digunakan
Dalam Wisata Virtual
Selain memberikan pengalaman berbeda dalam berwisata, pengguna
virtual tour secara tidak langsung juga diberikan pengetahuan tentang
perkembangan teknologi virtual tour. Sisi positif dari pandemi ini juga
dirasakan dari dunia teknologi yang semakin berkembang pesat guna
untuk menunjang kehidupan dimasa pandemi, yang sebelumnya teknologi
virtual tour ini belum begitu digunakan di dunia pariwisata.
c. Untuk Menambahkan Pengetahuan Tentang Destinasi Pariwisata di Luar
Negri
Dengan adanya virtual tour penulis meyakini bahwa hal ini juga
membantu tempat-tempat pariwisata lebih mudah dikenal karena akses
yang didapat dalam internet begitu cepat tersebar luas kesemua kalangan.
Dengan perkembangan zaman serta teknologi pada masa saat ini tidak bisa
dipungkiri bahwa secara tidak sadar kita mendapatkan informasi lebih
banyak melalui internet dibandingkan mendapatkan informasi secara
langsung khususnya dalam dunia pariwisata, yang sering kali mencari
informasi mengenai suatu tempat pariwisata di internet sebelum datang
berkunjung secara langsung.
d. Untuk Membantu Pengguna Memenuhi Keinginan Berwisata di masa
Pandemi
Virtual tour sangat membantu bagi setiap individu yang ingin
berwisata dimasa pandemi, dengan keterbatasan untuk melakukan
aktivitas dimasa pandemi, virtual tour menjadi suatu kegiatan yang bisa
membantu memenuhi kebutuhkan berwisata dimasa keterbatasan seperti
saat Covid-19.
e. Untuk Mengevaluasi Penerapan Teknologi Virtual Tour
Adanya perkembangan teknologi yang cukup singkat dimasa pandemi
tentu sangat memabntu kehidupan dimasa pandemi, namun untuk jangka
waktu panjang teknologi akan terus berkembang, tentu diharapkan
teknologi virtual tour pada saat ini bisa lebih maju untuk diwaktu
mendatang, seperti contoh teknologi Virtual Reality (VR) bisa
dikembangan agar pengguna bisa merasakan ambience dan atmosphere
pada suatu tempat yang ingin dikunjungi. Teknologi saat ini bisa menjadi
bahan evaluasi untuk mengembangkan teknologi virtual tour dimasa yang
akan mendatang.
f. Untuk Membantu Mengurangi Kegiatan Mass Tourism
Pandemi Covid-19 ini sangat memiliki resiko yang tinggi jika berada
disuatu tempat dengan banyaknya orang, imbauan pemerintah untuk tetap
berada dirumah ini juga untuk menjauhi kerumunan, diketahui jika
kegiatan pariwisata ini membutuhkan banyak orang yang tentu menjadi
tantangan bagaimana caranya bisa tetap melakukan wisata tanpa beresiko.
Virtual tour menawarkan pengalaman untuk mengentahui suatu tempat
pariwisata, melihat visualisasi suatu tempat dengan jelas tanpa harus
berpergian ketempat tersebut, tanpa harus bertemu orang banyak yang
beresiko menjadi penyebaran Covid-19. Secara tidak langsung dengan
adanya virtual tour ini membantu untuk menghindari lebih banyaknya
penyebaran Covid-19.

E. Seminar
Seminar Internasional menjadi salah satu persyaratan mahasiswa yang
ditetapkan oleh kampus untuk menulis jurnal Foreign Case Study, seminar ini
dilaksanakan secara virtual conference by zoom bertemakan “Alternative
Tourism and Its Impact” diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2021,
adapun pembicara dalam seminar ini antara lain :
1. Bapak Dr. Didi Achjari M.Com.Ak.,CA., sebagai kepala LLDIKTI V
Yogyakarta, Indonesia.
2. Bapak Prof. Azril Azahari, Ph.D., yang berasal STIPRAM Yogyakarta,
Indonesia.
3. Ibu Ass. Prof. Dr. Childchanok Anantamongkolkul, yang berasal dari
Phuket Rajabhat University, Thailand.
4. Bapak Jeetest Kumar, PhD, SHTE, CRiT, yang berasal dari Taylor’s
University, Malaysia.
Dalam seminar ini membahas tentang bentuk dari wisata alternatif
untuk menyesuaikan dengan keadaan pandemi, agar sektor pariwisata tetap
bisa bergerak meskipun ada keterbatasan. Tujuan dari wisata alternatif itu
sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di bidang pariwisata untuk
lebih bisa merubah sumber daya disekitar menjadi daya tarik untuk pariwisata,
sumber daya ini bisa berupa alam ataupun manusia. Untuk Sumber Daya
Alam menjadi daya tarik ini juga harus memerhatikan prinsip-prinsip yang
ada yaitu konervasi alam agar tidak merusak alam dan terlalu mengeksploitas
alam. Adanya perubahaan wisata alternatif ini juga memerlukan Sumber Daya
Manusia yang berkompenten untuk menjadikan wisata alternatif ini bisa
berlangsung sesuai dengan seharusnya.
Keikutsertaan peran perguruan tinggi dalam mendukung keberhasilan
dari pariwisata alternatif sangat diperlukan untuk membantu mengedukasi
mahasiswa serta masyarakat sekitar khususnya pada pelaku usaha dibidang
pariwisata. 3 aspek yang berpengaruh untuk mendukung pengembangan
pariwisata alternatif yaitu lingkungan, masyarakat dan pengembangan
pariwisata yang berbasis pelestarian alam serta Sumber Daya Manusia yang
berkompeten. Tujuan dari pengembangan wisata alternatif ini untuk
membantu pemerintah menyiapkan bentuk wisata alternatif sebagai solusi dari
tantangan ekonomi dan konservasi alam. Pemaparan isi dari seminar ini
diharapkan bisa membuat kampus untuk melakukan penelitian terkait dengan
bentuk wisata alternatif agar bisa dipublikasikan serta memberikan dukungan
dalam pengembangan dari pariwisata alternatif. Kegiatan seminar ini juga
bermaksud untuk menyampaikan kepada industri pariwisata untuk
berpartisipasi dalam program penerapan CHSE oleh Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pariwisata di Masa Pandemi


Pariwisata merupakan kegiatan yang saling terhubung dari banyak
stakeholder, hal ini diartikan banyak industri-industri terkait yang membantu
berjalannya kegiatan pariwisata. Dimasa pandemi seperti ini sektor pariwisata
mengalami keterpurukan, diketahui kegiatan pariwisata memerlukan banyak
keterkaitan dari penyedia jasa, pelaku usaha pariwisata dan
pengunjung/wisatawan. Pada masa pandemi tentunya kegiatan pariwisata
tidak bisa dilakukan dengan sedemikan rupa. Pariwisata yang memiliki
banyak bagian sektor seperti perhotelan, restaurant atau kuliner, transportasi,
hingga destinasi pariwisata itu sendiri. Sektor-sektor itulah yang mengalami
dampak atau imbas yang sangat tinggi. Contohnya penurunan jumlah
wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata, serta jumlah visitor yang
datang ke hotel untuk kegiatan seperti staycation atau lainnya bahkan
restaurant yang mengalami penutupan sementara atau kebangkrutan. Adanya
permasalahan yang melanda dunia pariwisata seperti dalam contoh, maka
pengakibatkan penurunan hebat pada pendapatan-pendapatan yang dihasilkan
di dunia pariwisata.

Grafik 1. Penurunan Pendapatan Industri Pariwisata Dunia


Dalam grafik diatas merupakan data dari penurunan sektor industri di
bidang pariwisata. Perpindahan jumlah pendapatan dari tahun 2019 ketahun
2020 sangat mengalami penurunan hingga drastis. Hal tesebut diakibatkan
karena adanya penutupan di segala aspek sosial atau kehidupan. Baik di
bidang ekonomi, pendidikan hingga pariwisata atau dunia hiburan itu sendiri.
Benua Eropa dan benua Asia merupakan dua benua yang telah mengalami
dampak yang signifikan dalam industri pariwisata. Benua Asia dan Eropa
termasuk tujuan tempat pariwisata, dalam artian banyak Negara didalamnya
yang menggantungkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan negara.
Namun sejalannya dengan keadaan pandemi, pariwisata tetap melanjutkan
kegiatannya meskipun tidak sama seperti sediakala. Adanya perubahan
tersebut bertujuan agar kegiatan industri pariwisata tetap dapat berjalan
sehingga pendapatan yang mengalami penurunan dapat membaik. Tidak
hanya itu keselamatan dan kenyaman dari wisatawan dapat terjamin dan
merasa aman serta nyaman. Kegiatan pariwisata saat ini harus memperhatikan
aspek protokol kesehatan seperti 5M yang terdiri dari mencuci tangan,
memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi
mobillitas.
Sebelum masa pandemi, pariwisata termasuk kegiatan yang tidak akan
ada hentinya, berwisata menjadi suatu kebutuhan dari setiap individu namun
di saat pandemi kebutuhan berwisata ini terhalang karena adanya Covid-19,
pemerintah memberlakukan aturan-aturan baru untuk destinas wisata, tidak
hanya di Indonesia bahkan di beberapa Negara memberlakukan Travel Ban
yang membatasi mobilitas para Warga Negara Asing untuk masuk ke suatu
Negara bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Adanya
aturan-aturan baru ini sangat berdampak pada sektor pariwisata, kegiata
berwisata pun menjadi sangat terbatas karena aturan-aturan baru mengenai
kebijakan berwisata dimasa pandemi.
Seluruh dunia mencari cara bagaimana untuk bertahan dimasa
pandemi khususnya untuk menyelamatkan para pekerja yang terdampak dari
pandemi ini, dalam sektor pariwisata sempat merasakan terpuruknya diawal
masa pandemi, hingga terburuknya yaitu kehilangan pekerjaannya dimasa
pandemi. Pemerintah tentu tidak ingin hal buruk terjadi pada warga
negaranya, namun tidak ada yang mengetahui bahwa dampak pandemi ini
sangat besar. Upaya pemerintah serta setiap Negara untuk terus melakukan
yang terbaik juga untuk tetap menjaga kesehatan setiap warga negaranya agar
tidak memperburuk keadaan yaitu melakukan strategy recovery untuk
pascapandemi agar sektor pariwisata kembali bergerak, meskipun tidak bisa
kembali seperti masa dimana sebelum pandemi. Beradaptasi merupakan salah
satu cara untuk bisa bertahan dimasa pandemi, dengan kemampuan berinovasi
juga dapat membantu pelaku usaha dibidang pariwisata dapat bertahan dimasa
pandemi.
Pandemi ini sangat berdampak pada berubahnya perilaku dan
perubahan tatanan kehidupan kegiatan berwisata yang akan berdampingan
Covid-19 sehingga sektor pariwisata masuk pada tatanan baru dengan megacu
pada protokol kesehatan, kebersihan dan keamanan (Wicaksono, 2020).
Pariwisata perlu digeser dari mengandalkan mass tourism menjadi class
tourism. Pengunjung destinasi wisata dibatasi sesuai dengan kapasitas
optimalnya menuju pariwisata berkelanjutan. Pengembangan Smart Tourism
membutuhkan inovasi pariwisata berbasis teknologi informasi. Kolaborasi
antara pelaku industri pariwisata, pemerintah, perguruan tinggi, dan
masyarakat sangat diperlukan agar Smart Tourism dapat dikembangkan.
Melalui pengembangan pariwisata yang inovatif dan pemenuhan protokol
kesehatan serta standarisasi pelayanan pariwisata berstandar internasional,
sektor pariwisata diharapkan pulih pada tahun 2022. Tahun 2021 merupakan
tahun pengoptimalan implementasi Smart Tourism. Tahun 2022 diharapkan
menjadi tahun pemulihan sektor pariwisata di Indonesia bahkan diseluruh
dunia yang lebih berkualitas.
Industri pariwisata sangat rentan terhadap berbagai faktor, seperti
bencana alam, pandemi daises, terorisme, pemberontakan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, organisasi terkait pariwisata perlu dipersiapkan dengan baik
dalam strategi countering dan recovery. Beberapa penelitian (Jiang, Ritchie, &
Benckendorff, 2019). Untuk menyiapkan fase pemulihan pascapandemi,
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk para peluaku bisnis pariwisata
antara lain rehabilitasi usaha yang dimiliki, pemeliharaan infrastruktur
fasilitas pariwisata, revitalisasi, memperkuat atraksi yang dimiliki, destinasi
wisata, usaha industri pariwisata, promosi, penyelenggaraan acara, diskon,
dan voucher untuk para wisatawan dan pemandu wisata/travel agent.
Perubahan yang dilakukan dalam bisnis pariwisata beriringan dengan
penerapan teknologi digital yang sangat membantu untuk mengubah cara
orang hidup, bekerja, berpergian serta melakukan bisnis, sama halnya
terhadap dengan bisnis pariwisata. Jangkauan dengan penggunaan teknologi
dibidang pariwisata sangat luas di berbagai Negara yang terhubung antar
bisnis pariwisata lainnya. Fokus dari perubahan dalam bisnis pariwisata yakni
pada pemasaran digital sebagai cara untuk menjangkau pasar dimasa pandemi
dan melibatkan pelanggan, namun untuk sementara ini mungkin teknologi
dapat membantu membangun akses dan kesadaran pasar, meningkatkan
konektivitas dan memfasilitasi transaksi keuangan, tentunya diharapkan
teknologi dapat membantu untuk meningkatkan produktivitas atau inovasi di
pasar global yang semakin kompetitif, ditambah dengan perubahaan
pascapandemi.

B. Virtual Tour Sebagai Alternatif Pariwisata di Masa Pandemi


Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata,
dengan kemajuan teknologi memberikan dampak yang mendalam pada sektor
pariwisata khususnya pada masa pandemi. Inovasi ini terus berkembang
seiring dengan perubahaan zaman, perkembangan teknologi pada sektor
pariwisata dapat menghasilkan produk, layanan dan pengalaman pariwisata
yang inovatif. Pelaku bisnis pariwisata harus beradaptasi dengan kondisi baru
dan menata ulang strategi promosinya agar bisa bertahan di era new normal.
Sejak pandemi mulai menyebar di awal tahun 2020, Pemerintah telah
merekomendasikan inisiatif promosi untuk sektor pariwisata melalui
penggunaan teknologi yang dapat diakses dari jarak jauh melalui internet.
Salah satu pendekatan tersebut adalah penyajian pariwisata virtual dalam
berbagai cara untuk memperkuat industri pariwisata itu sendiri dan
mempromosikan pariwisata, seperti contoh dengan virtual reality (VR) dan
jenis teknologi lainnya. Pada masa pandemi ini virtual tour menjadi jalan
alternatif untuk melakukan kegiatan pariwisata dimasa pandemi, meskipun
dimasa era new normal sudah ada beberapa tempat destinasi bahkan beberapa
border Negara sudah dibuka namun untuk tetap menjaga mobilitas dan
bertemu banyak orang, virtual tour menjadi alternatif untuk menghilangkan
rasa penat dimasa pandemi, keuntungan menggunakan virtual tour antara lain:
1. Biaya Murah
Virtual tour dapat dilakukan dimana saja, hal ini tentunya sangat
menghemat biaya yang biasanya jika melakukan wisata perjalanan
secara langsung memerlukan biaya untuk transportasi, akomodasi
hingga biaya lainnya yang umumnya dikeluarkan saat melakukan
perjelanan, namun dengan virtual tour tidak memerlukan biaya
tersebut. Budget yang dikeluarkan menggunakan virtual tour tentu
tidak sebanding dengan besarnya budget melakukan perjalanan
secara langsung, meskipun ada beberapa virtual tour berbayar, harga
tersebut tidak semahal jika melakukan perjalanan secara langsung,
dan banyak juga pilihan virtual tour yang tidak berbayar
2. Terhindar dari penyebaran virus
Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum juga usai, walaupun sudah
membaik dari sebelumnya, hal tersebut membuat kita untuk tetap
menerapkan protokol kesehatan agar situasi pandemi ini segera usai.
Mengurangi mobilitas, melakukan Work From Home (WHO) dan
banyak kegiatan yang dibatasi membuat setiap individu merasakan
kejenuhan karena keterbatasan akibat pandemi ini, kebutuhan akan
refreshing harus tetap dipenuhi, ini merupakan salah satu kelebihan
dari virtual tour yang dapat dilakukan dimana saja tetapi tetap bisa
menikmati tempat-tempat wisata tanpa harus khawatir terpapar virus
Covid karena virtual tour ini bisa dilakukan dirumah.
3. Tidak terbatas jarak
Diketahui bahwa virtual tour ini bisa dilakukan dimana saja, hal ini
menjadi nilai tambahan karena fleksibilitasnya. Situasi Covid-19 ini
menuntut segala aspek untuk menjadi lebih simple, virtual tour ini
menjadi alternatif untuk berwisata dimasa pandemi karena teknologi
virtual tour bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun tanpa adanya
batasan jarak, ruang dan waktu hanya membutuhkan
smartphone/laptop/pc serta koneksi internet.
4. Teknologi yang selalu update
Teknologi yang ditawarkan untuk melakukan virtual tour banyak
jenisnya antara lain Virtual Reality (VR), YouTube 360°, Google
Maps/Street View, Kamera 360°, dll membuat virtual tour menjadi
lebih menarik karena kemajuan teknologi yang sangat membantu
pengguna melihat tempat-tempat wisata dimasa pandemi. Pengguna
dapat menggunakan teknologi virtual tour sesuai dengan yang
disediakan dari tempat destinasi terkait, serta pengguna juga bisa
menyesuaikan jenis teknologi apa yang sesuai dengan device yang
digunakan.
5. Menambah wawasan
Virtual tour selain menjadi alternatif kegiatan berwisata di masa
pandemi, dapat juga menjadi wadah untuk menambah wawasan
dengan cara mendengarkan penjelasan tour guide mengenai latar
belakang serta nilai-nilai sejarah/keunikan dari tempat wisata terbut,
selain menambah wawasan tentang daya tarik pada suatu tempat
pariwisata, pengguna juga mendapatkan wawasan tentang
perkembangan teknologi yang digunakan untuk melakukan virtual
tour.
6. Sebagai bahan pertimbangan untuk berkunjung secara langsung
Dengan menggunakan virtual tour dapat membantu pengguna
menggambarkan bagaimana bentuk dari tempat destinasi serta
mendapatkan informasi-informasi terkait dari suatu tempat destinasi
tersebut, yang menjadi bahan pertimbangan bahwa layak atau
tidaknya destinasi tersebut dikunjungi di kemudian hari secara
langsung.
7. Sarana promosi
Sebagai pelaku usaha di bidang pariwisata tentunya melihat alternatif
ini sebagai wadah untuk promosi di masa pandemi, virtual tour dapat
dimanfaatkan sebagai alat yang memperkenalkan tempat-tempat
wisata baru kepada jangkauan luas yang secara bebas dapat diakses
di mana pun dan kapan pun, hal ini juga menjadikan destinasi
tersebut untuk dijadikan pilihan tujuan wisata disaat masa pandemi
berakhir.

C. Teknologi Virtual Tour


Dalam virtual tour, teknologi meruapakan suatu hal yang penting
untuk sebuah berjalannya kegiatan virtual tour. Virtual tour merupakan
bentuk teknologi VR semi imersif yang memungkinkan pengguna merasakan
lokasi tertentu dari jarak jauh. Konsepnya adalah untuk mewakili tempat nyata
di dunia virtual yang memungkinkan pengguna menjelajahi tempat tersebut
seolah-olah pengguna benar-benar ada di sana, virtual tour semacam itu
terdiri dari sejumlah potret yang diambil dari satu titik posisi, kamera dan
lensa diputar di sekitar titik posisi pengambilan potret atau disebut sebagai
titik tanpa paralaks (titik tepat di bagian belakang lensa tempat di mana
cahaya berkumpul). Pada masa ini beberapa jenis teknologi yang diketahui
antara lain Virtual Reality (VR), Augmented Reality, Google Maps/Street
View, YouTube, Kamera 360°. Dalam penulisan jurnal ini, penulis
menggunakan jenis virtual tour YouTube dan Google Earth untuk Dinner In
The Sky, Dubai serta YouTube dan Kamera 360° untuk 5.8 Undersea
Restaurant, Maldives.
1. Virtual Reality (VR)

Gambar 1. Virtual Reality (sumber:


https://cdn.mos.cms.futurecdn.net/RNWbBjrgAh8ALBSRV2rTG
X.jpg)
Virtual Reality (VR) adalah lingkungan yang dibuat oleh
teknologi computer dengan pemandangan dan objek yang terlihat
nyata, membuat pengguna merasa berada di dalam lingkungan
tersebut. Teknologi VR yang digunakan dalam industri pariwisata
adalah video VR dan fotografi VR. VR dapat digunakan dalam
berbagai cara di industri pariwisata. Teknologi ini berkembang
dengan pesat dan penggunaan VR dalam pariwisata berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi, seperti pada masa
pandemi teknologi ini sangat membantu untuk memenuhi
kebutuhan refreshing dari setiap individu.
2. Augmented Reality
Ga
mbar 2. Augmented Reality (sumber:
httpspartner.booking.comsitesdefaultfiles2019-
08rove_escape_hunt_img1_1.jpg)
Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dengan
teknologi, semakin banyak orang yang paham dengan smartphone,
pasar AR diperkirakan akan mencapai US$60,55 miliar pada tahun
2023, menurut data yang diterbitkan oleh MarketsandMarkets.com
industri pariwisata kemungkinan akan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pertumbuhan ini, dengan beragam
aplikasi teknologi interaktif yang dimungkinkan di semua jenis
industri pariwisata. Augmented Reality (AR) menggunakan elemen
virtual seperti suara dan video untuk menambah lingkungan dunia
nyata, AR mengubah cara pengguna memandang lingkungan
mereka, di mana Virtual Reality (VR) memberikan sensai kepada
pengguna dalam dunia yang sepenuhnya virtual, sedangkan AR
memberikan pengguna untuk mendapatkan lapisan informasi
tambahan di atas apa yang sudah mereka lihat. Biasanya, pengguna
mengakses AR dengan memasang aplikasi di smartphone, tablet,
atau perangkat serupa yang membuat sangat mudah untuk diadopsi
oleh sektor pariwisata, karena sebagian besar wisatatwan
bepergian dengan setidaknya membawa satu gadget.
3. Kamera 360°

Gambar 3. Kamera 360° (sumber:


https://sc04.alicdn.com/kf/H36c864df73a64dab9f978cccb56cb177
4.jpg)
Kamera 360° memberikan cara baru bagi pengguna untuk
merasa seperti berada dalam gambar di mana pengguna dapat
menjelajahi dan berinteraksi dengan ujung jari mereka. Dengan
adanya kemajuan teknologi pada kamera 360° sangat membantu
pengguna bisa melihat-lihat objek/destinasi secara leluasa dengan
sentuhan jari tanpa harus datang langsung ke tempat tersebut.
4. Google Map/ Street View
Gambar 4. Google Street View sekitar Dinner In The Sky, Dubai
Google Street View adalah representasi virtual dari
lingkungan sekitar kita di Google Maps, yang terdiri dari jutaan
gambar panorama. , fitur ini memungkinkan orang di mana saja
untuk menjelajahi dunia secara virtual. Kamera Google Street
View menangkap gambar 360 derajat saat bergerak menuju lokasi
yang menampilkan keadaan sekitar. Dengan Street View,
pengguna dapat menjelajahi landmark dunia, melihat keindahan
alam, dan masuki tempat-tempat seperti museum, arena, restoran,
atau bisnis kecil.
5. YouTube
Gambar 5. Virtual Tour menggunakan YouTube di 5.8 Undersea
Restaurant, Maldives (sumber: https://www.youtube.com/watch?
v=LjgbOchqzQs)
Platform YouTube ini menyajikan banyak sekali konten-
konten video dari berbagai macam genre, banyak juga para
content creator meng-upload video berbentuk video keseharian
atau yang biasa disebut vlog, tidak sedikit content creator yang
berfokus pada travelling. Dengan adanya vlog travelling membuat
para penonton vlog bisa mengetahui kegiatan/aktivitas yang
dilakukan di tempat-tempat suatu destinasi pariwisata, hal ini juga
membuat penonton seakan ikut dalam kegiatan yang ada dalam
video tersebut.

Dengan adanya pandemi Covid-19 seakan membuat terjadinya


percepatan perubahan menuju pariwisata virtual, hal itu tentu saja tidak
mudah karena banyak dari setiap orang akan selalu lebih menyukai perjalanan
wisata secara langsung, kemungkinan pariwisata berbasis virtual tour hanya
untuk sebagian dari keseluruhan populasi dunia. Semuanya akan kembali
normal, tetapi butuh waktu yang lama karena sampai saat ini pun pandemi
Covid-19 belum benar-benar hilang, oleh karena itu, jenis-jenis teknologi
virtual tour mungkin telah menjadi hal alternatif yang membantu sektor
pariwisata di masa pandemi dan sudah mendapatkan tempat di masyarakat
umum yang membuat jenis-jenis teknologi virtual tour dapat memenuhi syarat
sebagai bagian dari pariwisata reguler di mata masyarakat umum.

D. Metode
PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI

9. Pergerakaan dari
1. Pengumpulan 5. Membuka gambar/video
gagasan aplikasi Google 10. Navigasi
2. Mencari topik Street 11. Latar belakang
3. Pemilihan 6. Membuka suara
perangkat keras aplikasi YouTube 12. Terminologi di
dan perangkat 7. Melaksanakan virtual tour
lunak wisata virtual tour 13. Kualitas gambar
4. Perencanaan 8. Pengambilan dan video
pengambilan gambar dan video 14. Deskripsi teks
gambar dan sesuai dengan 15. Deskripsi suara
video rencana 16. Daya tarik
17. Saran

Gambar 6. Tahapan dan langkah Virtual Toul


Gambar 6 di atas memperlihatkan bagaimana tahapan melakukan
virtual tour, terdapat tiga tahapan dan tujuh belas langkah, antara lain:
1. Perencanaan
a. Pengumpulan gagasan
Penulis mengumpulkan gagasan untuk menemukan topik-topik yang
ingin dibahas dalam laporan FCS dengan cara membaca literature
mengenai virtual tour di masa pandemi, berpikir dan melakukan
diskusi dengan teman agar membantu menghasilkan suatu gagasan
baru yang dapat menjadi bahan tulisan dalam laporan FCS
b. Mencari topik
Setelah menentukan gagasan, selanjutnya penulis memilih topik yang
sekiranya menarik dibahas dalam laporan FCS
c. Pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak
Untuk melakukan virtual tour penulis menggunakan jenis perangkat
keras seperti laptotp dan smartphone, serta untuk perangkat lunak
penulis membutuhkan koneksi internet, website terkait, YouTube dan
Google Earth
d. Perencanaan pengambilan gambar dan video
Setelah menyiapkan kebutuhan untuk melakukan virtual tour maka
penulis juga merencakan pengambilan gambar dan video untuk
melengkapi bukti melakukan virtual tour serta untuk lampiran dalam
laporan FCS

2. Implementasi
a. Membuka aplikasi Google Earth
Penulis membuka aplikasi Google Earth untuk melihat bentuk di
sekitar tempat Dinner In The Sky, Dubai dan 5.8 Undersea Restaurant,
Maldives secara 360 yang dapat memudahkan penulis melihat
disekeliling tempat tersebut
b. Membuka aplikasi YouTube
Penulis membuka aplikasi YouTube lalu mencari Dinner In The Sky
Dubai Tour dan 5.8 Undersea Restaurant Maldives Tour
c. Melaksanakan wisata virtual tour
Setelah sudah menemukan video virtual tour yang di inginkan, penulis
menonton video tersebut serta mendengarkan penjelasan yang di
sampaikan oleh content creator mengenai kedua restaurant
d. Pengambilan gambar dan video sesuai dengan rencana
Penulis melakukan pengambilan gambar dengan cara screenshoot
layar yang menampilkan foto dan video yang dilihat pada saat
melakukan virtual tour
3. Evaluasi
a. Pergerakan gambar/video
b. Navigasi
c. Latar belakang suara
d. Terminology di virtual tour
e. Kualitas gambar dan video
f. Deskripsi teks
g. Deskripsi suara
h. Daya tari
i. Saran

E. Destinasi Pariwisata Dengan Virtual Tour


Penulis memilih dua restaurant yang memiliki keunikan berbeda dari
restaurant pada umumnya. Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan
hasil virtual tour pada kedua restaurant tersebut, antara lain:
a. Dinner In The Sky, Dubai

Gambar 7. Dinner In The Sky, Dubai (sumber:


https://dinnerinthesky.ae/assets/images/dinner-in-the-sky-
dubai.jpg)
Dubai merupakan kota metropolis, di mana orang
dengan mudah memiliki banyak pilihan restaurant. Kota ini
dikenal selalu melakukan berbagai hal secara berbeda dari negara
lain dan telah menjadi kebiasaan untuk menyediakan pilihan
destinasi wisata terbaik dan terunik bagi penduduk dan
pengunjung. Dinner In The Sky Dubai salah satu restaurant
unggulan yang berada di Dubai restaurant ini termasuk dalam 10
Unusal Restaurant Around The World menurut majalah forbes.
Dinner In The Sky dikenal karena keunikan nya yaitu menikmati
hidangan dari ketinggian 50 meter secara langsung tidak dalam
suatu bangunan, suatu pengalaman yang berkesan untuk
menikmati hidangan dari ketinggian 50 meter dengan panorama
pemandangan kota Dubai dan hamparan lautan yang ditawarkan
oleh Dinner In The Sky, Dubai.
Dinner In The Sky berlokasi sama dengan tempat
wisata unggulan yang di miliki Dubai, yaitu Skydive. Pengunjung
dapat menikmati kesempatan eksklusif untuk menikmati makanan
mewah di atas ketinggian 50 meter hanya dengan 22 pengunjung
setiap kali sesinya dengan durasi waktu 90 menit, pengunjung
dapat memilih untuk menikmati hidangan untuk makan siang atau
hidangan makan malam atau pun afternoon tea
b. 5.8 Undersea Restaurant, Maldives
Gambar 8. 5.8 Undersea Restaurant, Maldives (sumber:
https://www.hurawalhi.com/dining/undersea-restaurant/)
Dinamakan 5.8 Undersea Restaurant karena restaurant
ini memiliki kedalaman 5.8 meter di bawah laut, restaurant
bawah laut ini memiliki pemandangan panorama bawah laut
yang terbentuk kubah dan seluruhnya dibuat dengan dinding
kaca yang membuat restaurant ini bisa melihat keseluruhan
pemandangan bawah laut secara jelas yang menawarkan
hampir 360 laguna dan ratusan makhluk laut. Restaurant ini
dirancang sangat eksklusif dengan hanya bisa menampung
kurang lebih oleh 10 pasangan. 5.8 Undersea Restaurant ini
merupakan salah satu bisnis yang dimiliki oleh Hurawalhi
Island Resort, pengunjung yang ingin berkunjung restaurant
ini walaupun tidak menginap di Hurawlhi Resort juga bisa
dengan cara booking terlebih dahulu. Selain berkunjung
menikmati hidangan dan pemandangan bawah laut, restaurant
ini juga bisa digunakan untuk acara-acara tertentu seperti
meditasi atau yoga bahka bisa digunakan untuk acara
pernikahan. Untuk menikmati hidangan di 5.8 Undersear
Restaurant pengunjung perlu menyiapkan budget mulai dari
225 USD/orang untuk makan siang dengan 5 menu, sedangkan
untuk makan malam harga mulai dari 280 USD/orang untuk 7
menu

F. Daya Tarik Destinasi Virtual Tour


a. Amenitas
Amenitas merupakan fasilitas pendukung yang bertujuan untuk
mendukung kebutuhan para pengunjung di suatu tempat destinasi
pariwisata. Restaurant merupakan sebuah amenitas guna untuk
mendukung kebuthan di suatu tempat pariwisata, sama hal nya dengan
Dinner In The Sky dan 5.8 Undersea Restaurant, kedua restaurant ini
merupakan fasilitas pendukung, Dinner In The Sky merupakan fasilitas
pendukung dari kawasan Skydive Dubai, sedangkan 5.8 Undersea
Restaurant merupakan fasilitas pendukung dari Hurawalhi Island Resort.

Gambar 9. Lounge Dinner In The Sky, Dubai (sumber:


https://www.youtube.com/watch?v=9EOiutw8cbI&t=122s)

Gambar 10. Welcome drink di Dinner In The Sky, Dubai (sumber:


https://www.youtube.com/watch?v=siX6qjujz8I&t=58s)
Gambar 11. Entryway 5.8 Undersea Restaurant, Maldives
b. Aksesibilitas
Aksesibilitas bagi industi pariwisata sangatlah vital, terjadinya kegiatan
pariwisata sangat perlu di dukung oleh aksesibilitas agar memudahkan
wisatawan menuju destinasi wisata dengan mudah. Adanya akesibilitas
yang lengkap juga membantu suatu desitanasi pariwisata menjadi pilihan
destinasi wisata yang patut di kunjungi, diketahui tidak sedikit destinasi-
destinasi pariwisata yang memiliki potensi besar namun masih belum bisa
di jangkau karena kurangnya aksesibilitas yang di sediakan.
Dubai merupakan salah satu tempat transit penerbangan dari
beberapa belahan dunia, hal ini sangat menguntungkan Negara tersebut,
dengan menjadi salah satu pusat transit penerbangan dunia, Dubai telah
menyediakan aksesibilitas yang mudah di jangkau dari hampir seluruh
dunia yang artinya juga menambah kesempatan para wisatawan untuk
berkunjung ke Dubai karena kemudahan aksesibilitas yang ada. Jarak
antara Dinner In The Sky dengan Bandara Internasional Dubai (DXB)
memakan waktu tempuh selama 30 - 45 menit tergantung kondisi dari
rute, Dinner In The Sky berlokasi di Skydive Dubai yang juga terletak di
pusat kota Dubai, hal ini tentunya sudah dengan mudah di jangkau bagi
wisatawan yang berkunjung ke Dubai, selain itu di pusat kota Dubai juga
menyediakan transportasi umum seperti Metro.
Maldives terkenal dengan pulaunya yang sangat eksotis, resort-
resort yang berada di Maldives seakan membuat para wisatawan tidak
ingin usai berlibur. Bisa dikatakan bahwa Negara Maladewa ini
bergantung per ekonomiannya dengan sektor pariwisata, melihat potensi
yang di miliki Negara tersebut, tentu membuat pemerintahan di
Maladewa harus mampu menyiapkan aksesibilitas yang memadai, karena
pasar dari pulau eksotis ini sudah mendunia. Negara ini merupakan
Negara yang memiliki pulai-pulau kecil yang artinya tidak semua bisa di
jangkau dengan menggunakan moda transportasi darat, diketahui bahwa
hampir semua moda transportasi di Maldives adalah menggunakan jalur
air atau pun udara, namun hal tersebut tidak membuat wisatawan
terganggu, karena meskipun aksesibilitas yang digunakan terbatas tetapi
Maldives mampu menyediakan moda transportasi yang nyaman untuk
wisatawan. Dari Bandara Internasional Maldives, wisatawan langsung
menuju ke pelabuhan dengan menggunakan ferry atau sea plane, dan
melanjutkan perjalanan menuju ke Hurawalhi Resort yang terletak di
utara Male.
Gambar 12. Rute perjalanan dari DXB menuju Skydive Area

Gambar 13. Moda transportasi sea plane menuju ke Hurawalhi Island


(sumber:
https://www.hurawalhi.com/wp-content/uploads/2016/07/tma-1.jpg)
c. Anchillery
Anchillery merupakan pengelola, pemiliki serta penanggung
jawab dari suatu tempat destinasi pariwisata, Pemilik dari Dinner In The
Sky, Dubai adalah Ahmed Ishbair, ia mendirikan bisnis ini dengan tujuan
untuk memberikan pengalaman yang menarik untuk para turis masyarakat
setempat dan berharap menjadi penyedia service Food and Beverage yang
baik untuk industri pariwisata Dubai. Sedangkan 5.8 Undersea Restaurant,
Maldives merupakan amenitas yang di sediakan oleh Hurawalhi Island
Resort, Hurawalhi Island Resort ini di miliki oleh Crown & Champa
Resorts The Group yang memiliki 1000 kamar dan lebih dari 2500
pekerja.
d. Atraksi
1) Dinner In The Sky, Dubai
Atraksi/Daya tarik yang di tawarkan oleh Dinner In The Sky, Dubai
adalah tentunya pengalaman yang tidak biasa untuk menikmati
hidangan di atas ketinggian 50 meter, selain dari pengalaman yang
jarang di dapatkan di restaurant lain, restaurant ini juga menyediakan
hidangan mewah yang menggugah selera para penikmat hidangan.
Menikmati hidangan di ketinggian 50 meter berada di tengah kota
Dubai membuat pengunjung di manjakan oleh pemandangan
landscape kota Dubai, dapat terlihat Skydive, Dubai Eye dan juga
menawanya bentuk dari Palm Jumeirah yang bisa terlihat jelas pada
saat menikmati hidangan di ketinggian 50 meter. Tak hanya
pemandangan kota dubai yang menawah, pengunjung juga di temani
dengan alunan lagu yang di putarkan oleh crew Dinner In The Sky,
serta entertainment yang di ramaikan oleh crew Dinner In The Sky
Gambar 14. Entertainment pada saat menikmati hidangan (sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=EuGPy_r0Pl4&t=647s)
2) 5.8 Undersea Restaurant, Maldives
5.8 Underear Restaurant menawarkan pemandangan bawah laut yang
sangat puas di pandang mata pada saat menikmati hidangan,
pengunjung bisa dengan leluasa melihat pemandangan bawah laut
karena seluruh dinding restaurant ini terbuat dari kaca, banyak ragam
makhluk hidup di laut yang bisa di lihat dan tentunya makhluk hidup
laut ini bisa berganti sesuai dengan musim.

Gambar 15. Ruang makan 5.8 Undersea Restaurant, Maldives


(sumber: https://www.youtube.com/watch?v=LjgbOchqzQs)
e. Aktivitas
1) Dinner In The Sky, Dubai
Aktivitas yang di lakukan pengunjung pada saat mengunjungi Dinner
In The Sky tentunya menikmati hidangan yang di sediakan oleh
restaurant, namun tentu sangat di sayangkan jika pengunjung hanya
menikmati hidangan saja, pengunjung bisa mengabadikan momen
yang jarang sekali di dapat untuk menikmati hidangan dengan
ketinggian 50 meter yang memperlihatkan latar belakang kota Dubai.
Pengunjung bisa menikmati live cooking pada saat chef
mempersiapkan hidangan. Tidak haya itu pengunjung juga bisa
merayakan hari-hari special seperti New Years Eve, Chrismast Dinner,
Wedding Proposal, Anniversarry, Graduation hingga Birthday Party.

Gambar 16. Special occassions dinner (sumber:


https://www.instagram.com/dinnerintheskyuae/)
2) 5.8 Undersea Restaurant, Maldives
Undersea Restaurant menawarkan panorama bawah laut yang
membuat suasana di restaurant ini sangat special, karena tempat yang
sangat mengaggumkan tidak sedikit pengunjung yang ingin merayakan
hari bahagianya di restaurant ini, pengunjung bisa merayakan hari-hari
specialnya seperti Wedding, Wedding Proposal hingga Birthday Party,
selain itu restaurant ini terkadang juga menyelenggarakan aktivitas
seperti yoga dan meditasi

Gambar 17. Wedding proposal di 5.8 Undersea Restaurant,


Maldives (sumber:
https://gifts.hurawalhi.com/wp-content/uploads/2018/01/Proposal_
1000x000.jpg)

G. Desain Destinasi Virtual Tour


a) Dinner In The Sky, Dubai
Gambar 18. Desain restaurant Dinner In The Sky, Dubai (sumber:
https://www.cntravellerme.com/2021/05/bS2PSqdO-
DinnerInTheSky_48---lead-scaled.jpg)
Dinner In The Sky merupakan restaurant dengan konsep outdoor
dan berada di ketinggian 50 meter, banyak restaurant yang
menawarkan pemandang dari ketinggian tertentu, namun kebanyakan
dari restaurant tersebut berada di suatu bangunan, berbeda dengan
Dinner In The Sky, restaurant ini menggunakan meja yang
digantungnya oleh crance dan di tarik ke atas menggunakan crance
tersebut setinggi 50 meter. Untuk keamanan selama menikamti
hidangan di ketinggian 50 meter, pengunjung tidak perlu khawatir
karena kursi yang di sediakan dilengkapi dengan pengaman, seluruh
pengunjung dan crew dari Dinner In The Sky wajib menggunakan
pengaman demi keamanan pada saat berada di ketinggian 50 meter.
b) 5.8 Undersea Restaurant, Maldives

Gambar 19. Desain 5.8 Undersea Restaurant, Maldives (sumber:


https://www.hurawalhi.com/wp-content/uploads/2019/04/5.8-1.jpg)
Keistimewaan dari 5.8 Undersea Restaurant ini yaitu berada di bawah
laut, tidak hanya berada di bawah laut, namun hampir seluruh bangunan
dari restaurant ini menggunakan kaca yang membuat pengunjung bisa
melihat apa yang ada di bawah laut. Dalam proses pembuatan restaurant
ini tentunya membutuhkan engineering yang sangat mahir dalam proses
ini, pembuatan kaca restaurant ini dilakukan New Zealand dan di rakit di
New Plymouth oleh Fitzroy Engineering, membutuhkan waktu 19 hari
perjalanan laut untuk mengantar bangunan restaurant ini ke Hurawalhi
Island Resort. Restaurant seberat 400ton itu diturunkan ke bawah laut
dengan alat berat dimana penyelam akan membantu memandu ke pondasi
tiang yang telah disiapkan sebelumnya, restaurant ini dapat diakses dari
dermaga dan untuk turun ke bawah laut pengunjung menggunakan tangga
spiral berukuran 13 meter, kaca yang digunakan untuk membangun
restaurant ini setebal 15cm.

H. Evaluasi
Tabel 2. Hasil Evaluasi Kegiatan Virtual Tour
NO Aspek Hasil Evaluasi
1 Pergerakan gambar/video Tidak terjadinya lagging ketika
melakukan virtual tour
2 Navigasi Google Earth lebih menujukan arah
dengan jelas dibandingkan dengan
virtual tour menggunakan YouTube
3 Latar belakang suara Google Earth dan website 5.8
Undersea Restaurant tidak memiliki
latar belakang suara, sedangkan
YouTube memiliki latar belakang
suara yang tidak terlalu keras hingga
tidak mengganggu content creator
pada saat berbicara, hanya saya jika
ada suara angin yang terlalu keras
membuat suara content creator tidak
terlalu jelas terdengan.
4 Terminology di virtual tour Virtual tour pada saat ini memang
menjadi salah satu solusi untuk
berwisata di masa pandemi, namun hal
tersebut tidak bisa menggeser
kebutuhan wisata secara langsung,
karena diketahui bahwa menggunakan
virtual tour hanya bisa untuk melihat
secara visual mengenai suatu destinasi
wisata. Penggunakan Google Earth
membebaskan pengguna untuk
menjelajah di berbagai tempat selama
akses gambar tersedia, untuk saat ini
pengguna hanya bisa melihat visual
saja, mungkin dengan perkembangan
teknologi akan bisa menambah fitur-
fitur seperti 4D yang dimana pengguna
bisa merasakan sentuhan, hingga
merasakan aroma yang berada virtual
tersebut, berbeda dengan YouTube,
pengguna hanya bisa melihat apa yang
sudah content creator buat, hal ini
adanya keterbatasan pengguna untuk
eksplor lebih mengenai virtual tour di
destinasi tersebut.
5 Kualitas gambar dan video Kulitas yang gambar pada Google
Earth menampilkan gambar yang
sangat High Definition, sedangkan
untuk YouTube video yang
ditampilkan merupakan video Full
High Definition hingga Quad High
Definition
6 Deskripsi teks Untuk Google Earth tidak ada
deskripsi teks, sedangkan untuk
YouTube tidak semua memiliki
deskripsi teks hanya beberapa video
yang memiliki deskripsi teks
7 Deskripsi suara Google Earth dan website 5.8
Undersea Restaurant tidak memiliki
latar belakang suara karena pengguna
virtual tour bisa mendengarkan
penjelasan dari content creator selama
berada di kedua restaurant
8 Daya tarik Daya tarik dari kedua restaurant ini
sangat berbeda dari restaurant pada
umumnya, tentu setiap restaurant
memiliki daya tariknya tersendiri,
namun dari kedua restaurant ini lebih
menawarkan pengalaman yang
berbeda seperti Dinner In The Sky
yang menawarkan menikmati
hidangan di ketinggian 50 meter,
sedangkan 5.8 Undersea Restaurant
menawarkan pengalaman meninkmati
hidangan dengan pemandangan di
bawah laut
9 Saran Penulis menyarankan bagi yang ingin
mencoba virtual tour ini untuk
menyiapkan koneksi internet yang
bagus agar mendapatkan kualitas
gambar ataupun video dengan kualitas
terbaik, jika ingin mencoba virtual tour
ini sendiri disarankan menggunakan
earphone agar lebih menikmati latar
suara di kedua restaurant

I. Kesesuaian Tema Foreign Case Study Dengan Domestic Case Study


Kesesuaian tema Foreign Case Study dengan Domestic Case Study
adalah sama-sama bertemakan kuliner, meskipun dalam penulisan Foreign
Case Study ini penulis tidak bisa mendeskripsikan tentang bagaimana rasa
dari hidangan kedua restaurant tersebut, penulis lebih membahas tentang
experience yang ditawarkan kedua restaurant ini. Penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan teknologi yang dibantu dengan internet guna untuk
mengumpulkan informasi tentang kedua restaurant. Pada saat penulis
melaksanakan kegiatan virtual tour, penulis memiliki pandangan baru
terhadap pelaku bisnis pariwisata, dimana sebagai pelaku bisnis di bidang
pariwisata harus di tuntut untuk memiliki pemikiran lebih maju untuk
menyiapkan ide-ide tentang potensi bisnis yang akan di buat guna untuk
menarik perhatian wisatawan. Tentu beberapa tahun kebelakan tidak terbesit
mengenai restaurant dengan konsep-konsep unik seperti yang dimiliki oleh
Dinner In The Sky, Dubai dan 5.8 Undersea Restaurant, Maldives namun
sekarang banyak ditemukan restaurant-restaurant yang memiliki konsep-
konsep unik dan tidak pernah terpikiran sebelumnya, hal tersebut yang
dimaksud dimana sebagai pelaku bisnis pariwisata ataupun penyedia jasa
pariwisata harus mampu memiliki pikiran yang beberapa langkah kedepan
untuk bisa mempersiapkan potensi-potensi daya tarik pariwisata.
Dengan melihat konsep restaurant yang dimiliki dari kedua Negara ini
sangat menarik, tentu penulis berharap jika pelaku bisnis industri pariwisata di
Indonesia khususnya di bidang Food and Beverage bisa lebih berkembang
untuk konsep sebuah restaurant yang jarang dimiliki dan memiliki nilai
keunikan dari restaurant pada umumnya. Restaurant-restaurant dengan konsep
menawan lebih cenderung menawarkan hidangan mewah dan internasional
cuisine, namun jika konsep ini diterapkan di Indonesia akan membuat
hidangan yang ditawarkan akan sama saja seperti restaurant-restaurant pada
umumnya, mungkin dengan konsep restaurant yang unik dan menawarkan
hidangan khas Indonesia lebih akan membuat pengunjung akan teringat
tentang makanan khas Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada awal mula terjadinya pandemi ini tentu membuat keadaan di dunia
berubah tidak seperti biasanya, manusia dihadapkan dengan keterbatasan yang
membuat kehidupan sehari-hari sangat berubah, memasuki era new normal
menujukkan titik terang dari pandemi ini akan berakhir, meskipun hal tersebut
membawa dampak baik bagi kehidupan, namun untuk tetap menjaga protokol
kesehatan sangatlah penting agar tetap kondisi ini terus membaik hingga
pandemi dinyatakan usai. Adanya virtual tour menjadi salah satu cara untuk
menghilangkan kejenuhan di masa pandemi karena tidak bisa berpergian
sebebas pada saat sebelum pandemi. Penulis melakukan kegiatan virtual tour
ke dua restaurant yaitu Dinner In The Sky, Dubai dan 5.8 Undersea
Restaurant, Maldives yang menawarkan experience tidak biasa pada saat
menikmati hidangan, kedua restaurant ini menawarkan pengalaman yang tidak
biasa dan hal tersebut menjadikan daya tarik dari kedua restaurant ini. Dengan
keterbatasan data dan informasi yang ada, penulis berharap tulisan ini bisa
lebih dikembangan dengan cara observasi secara langsung untuk merasakan
experience yang ditawarkan dari kedua restaurant tersebut serta mencoba
secara langsung hidangan yang ditawarkan agar penulis bisa mendeskripsikan
bagaimana rasa dari hidangan yang disediakan.
B. Saran
Setelah penulis melaksanakan kegiatan virtual tour menggunakan Google
Earth, YouTube dan website 5.8 Undersea Restaurant, ada beberapa hal yang
bisa di jadikan saran, antara lain:
1. Memperbanyak akses Google Earth kepada Dinner In The Sky, Dubai dan
5.8 Undersea Restaurant, Maldives
2. Menambahkan fitur-fitur untuk virtual tour pada website 5.8 Undersea
Restaurant, Maldives
3. Menambahkan informasi terkait dengan fasilitas yang disediakan dari
kedua restaurant
4. Menyediakan website khusus virtual tour untuk Dinner In The Sky, Dubai
5. Menambahkan informasi pada YouTube 360 secara jelas
6. Memberikan informasi terkait dengan aksesibilitas untuk kedua restaurant
pada Youtube maupun Google Earth
7. Video pada YouTube perlu lebih banyak dilengkapi dengan deskripsi teks
untuk membantu penyandang disabilitas (tuna rungu)

DAFTAR PUSTAKA
Aznoora Osman, Nadia Abdul Wahab, Mohammad Hafiz , “ Development and Evolution of
an Interactive 360° Virtual tour for Tourist Destination”, Journal of Information Technology
Impact, Vol 9, No. 3, pp 173-182,2009

Argyriou, L., Economou, D., & Bouki, V. (2020). Design methodology for 360 immersive
video applications: the case study of a cultural heritage virtual tour. Personal and Ubiquitous
Computing, 24(6), 843-859.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali [BPS Provinsi Bali]. (2019). Provinsi bali dalam angka
2019. Denpasar: BPS Provinsi Bali.

Bhatti, M. A., & Nawaz, M. A. (2020). The Impacts of Tourism Risk Management, IT
Adoption, Agility and Resilience on the Sustainable Tourism Supply Chain Performance of
Maldives’ Tourism Industry. iRASD Journal of Management, 2(2), 100-108.
Bhatti, Z. (2018). Multimedia based learning and virtual tour for performing Hajj. Journal of
Information & Communication Technology (JICT), 12(1), 6.

Conference of Innovation in Media and Visual Design (IMDES 2020). Atlantis Press (pp.
221-226).

Duro, J. A., Perez-Laborda, A., Turrion-Prats, J., & Fernández-Fernández, M. (2021). Covid-
19 and tourism vulnerability. Tourism Management Perspectives, 38, 100819.

Dwina, I. (2020). Melemahnya ekonomi indonesia pada sektor pariwisata, akibat dampak dari
pandemi covid-19.

Guerra, J. P., Pinto, M. M., & Beato, C. (2015). Virtual reality-shows a new vision for
tourism and heritage. European Scientific Journal.

Izani, M., Aalkhalidi, S., Razak, A., & Ibrahim, S. (2022, February). Economical VR/AR
method for Interior Design Programme. In 2022 Advances in Science and Engineering
Technology International Conferences (ASET) (pp. 1-5). IEEE.

KULCSÁR, L. P. E., Incze, J. T., & Tamás, G. (2018). The Relationship Between Physical
Reality And Augmented/Virtual Reality In Tourism: The Quest For Special
Restaurants. Management and Marketing Journal, 16(2), 140-150.

Lestari, R. N. (2018). Personal Branding Storygrapher Melalui Media Sosial Instagram


(Analisis Isi pada Akun@ Amrazing Periode 1 April 2017–1 April 2018) (Doctoral
dissertation, Stikosa-AWS).

Ngadi, N., Meliana, R., & Purba, Y. A. (2020). Dampak pandemi Covid-19 terhadap PHK
dan pendapatan pekerja di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 43-48.

Oh, Y., Parasuraman, R., McGraw, T., & Min, B. C. (2018). 360 vr based robot teleoperation
interface for virtual tour. In Proceedings of the 1st International Workshop on Virtual,
Augmented, and Mixed Reality for HRI (VAM-HRI).

Pahlevi, A. S., Sayono, J., & Hermanto, Y. A. L. (2021). Design of a Virtual Tour as a
Solution for Promoting the Tourism Sector in the Pandemic Period. KnE Social Sciences,
368-374.

Prasetya, D. D. (2011). Aplikasi Virtual Tour Berbasis Web Sebagai Media Promosi
Pariwisata. In Seminar on Electrical, Informatics and ITS Education.
Rastati, R. (2020, December). Virtual tour: tourism in the time of Corona. In 6th
international conference on social and political sciences (ICOSAPS 2020). Atlantis Press,
Dordrecht (pp. 489-494).

Satoto, B. D., & Rahmanita, E. (2013). Integrasi Augmented Reality pada Mobile Virtual
Tour berbasis Android untuk pencarian lokasi dan rute terdekat. Jurnal Mikrotek, 1(1), 59-66.

Setiati, S., & Azwar, M. K. (2020). COVID-19 and Indonesia. Acta Medica


Indonesiana, 52(1), 84-89.

Škare, M., Soriano, D. R., & Porada-Rochoń, M. (2021). Impact of COVID-19 on the travel
and tourism industry. Technological Forecasting and Social Change, 163, 120469.

Sulaiman, M. Z., Aziz, M. N. A., Bakar, M. H. A., Halili, N. A., & Azuddin, M. A. (2020,
December). Matterport: virtual tour as a new marketing approach in real estate business
during pandemic COVID-19. In Proceedings of the International Conference of Innovation
in Media and Visual Design (IMDES 2020). Atlantis Press (pp. 221-226).

Vermost, W. (2022). Virtual Tour of Flanders. SMPTE Motion Imaging Journal, 131(2), 17-


22.

Wessels, S., Ruther, H., Bhurtha, R., & Schroeder, R. (2014). Design and creation of a 3D
virtual tour of the world heritage site of Petra, Jordan. Proceedings of AfricaGeo, 1-3.

Wulur, H. W., Sentinuwo, S., & Sugiarso, B. (2015). Aplikasi Virtual tour Tempat Wisata
Alam di Sulawesi Utara. Jurnal Teknik Informatika, 6(1).

Maharani, 2020. Jubir Pemerintah: Penerapan Physical Distancing Diperkuat Melalui


Kebijakan PSBB.  https://nasional.kompas.com/read/2020/04/10/18195851/jubir-pemerintah-
penerapan-physical-distancing-diperkuat-melalui-kebijakan. (diakses pada 24 Juni 2021)

Anda mungkin juga menyukai