Disusun Oleh :
ABSTRACT
The pandemic changes the situation in the world, humans are facing the limitations
that make daily life not as usual, entering the new normal era shows that this
pandemic will be end soon, but it is important to maintain health protocols so that this
condition continues to improve until the pandemic is declared over. The existence of
a virtual tour is one of the way to eliminate boredom during the pandemic. The author
conducted a virtual tour to two restaurants, namely Dinner In The Sky, Dubai and 5.8
Undersea Restaurant, Maldives which offers an unusual experience while enjoying
the food, these two restaurants offer an unusual experience and this makes the
attraction of these two restaurants.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virtual Tour merupakan sebuah konsep inovasi untuk berwisata tanpa
harus keluar rumah. Konsep ini menjadi salah satu alternative dimasa
pandemi, dengan hanya menggunakan gadget, laptop/pc kita sudah dapat
melakukan virtual tour dirumah. selain itu, virtual tour juga dapat diartikan
sebagai teknologi yang menempatkan user di dalam gambar dan
memungkinkan user untuk meningkatkan kesadaran situasional serta
meningkatkan daya lihat, tangkap dan menganalisa data virtual secara
signifikan (Osman, et. al, 2009). Dalam masa pandemi seperti ini sektor yang
sangat mengalami dampak buruk dari pandemi adalah sektor pariwisata, tidak
hanya di dalam negri, di luar negri juga berupaya untuk membangkitkan
sektor pariwisata dimasa pandemi ini dengan beberapa cara, salah satunya
adalah dengan mengadakan Virtual Tour. Virtual Tour menawarkan ambience
yang dimiliki dari suatu tempat tersebut tanpa harus datang langsung ke
tempat tersebut, dengan dibantu oleh teknologi masa kini yang sudah mampu
menyediakan tampilan 360° dengan artian kita dapat melihat dari segala sudut
pandang tempat kita berdiri seakan-akan memberi efek nyata kita berada di
tempat yang sesungguhnya. Cara alternatif yang diambil oleh penyedia
pariwisata dengan adanya virtual tour diharapkan mampu untuk
mempertahankan sektor pariwisata di masa pandemi seperti ini. Manfaat
dengan adanya virtual tour ini membantu sektor pariwisata berjalan kembali,
karena fitur ini seakan mengobati kerinduaan para wisatawan untuk berlibur.
Disisi lain virtual tour juga membantu pelaku usaha di industri pariwisata
yang mengalami collapse karena dampak pandemi, tidak hanya disisi
pariwisata saja, namun disisi hiburan seperti concert juga mulai beradaptasi
dengan adanya virtual concert.
Vermost Belgium Virtual Tour of Mixed - Reality Produksi berbasis Sebagaian dari atraksi
Flanders a classic
(2020) (MR) cloud dilakukang dihentikan
outdoor cycling
event secara eksklusif
dengan menggunakan
perlatan IT standar
kantor dan
menggunakan
teknologi internet
ranny rastati Indonesia Virtual Tour: Virtual tour Virtual tour ini sesuai Fitur ini membutuhkan
Tourism in the diselenggarakan dalam pengembangan dalam
Time of Corona masa pandemic Covid- hal 360 derajat
19 softwere, VR dan
panoramic picture
Wessels, et Jordan Design and 3D Virtual Dikembangan untuk Membutuhkan
al. creation of a 3D tujuan pendidikan, pengembangan lebih
(2014) virtual tour of the perencanaan dan lanjut dalam
world heritage manajemen pembuatan virtual tour
site of Petra,
Jordan
Sulaiman, et Malaysia Matterport: 360° Metterpor merupakan Memiliki jangkauan
al. Virtual Tour as A photography digital platform yang sempit karena
(2021) New Marketing sebagai pendakatan hanya dibuat khusus
Approach in Real baru dalam strategi untuk interrior
Estate Business marketing
During Pandemic
COVID-19
Oh, et al. Amerika 360 VR Based robot on a mengintegrasikan Harus
(2018) Robot virtual reality streaming video 360 mengembangkan
Teleoperation gear (Oculus derajat, ainterface jaringan wireless
Interface for Rift) berbasis VR, dan terutama dalam hal
Virtual Tour mobile robot untuk mencapai latensi yang
menavigasi lingkungan semestinya serta
jarak jauh. meningkatkan kualitas
resolusi video 360
derajat
Bhatti, et al. Saudi Multimedia based 3D Animation Teknologi ini Teknologi terbatas
(2018) learning and menyediakan panduan hanya untuk kelompok
virtual tour for belajar haji berbasis orang tertentu
performing hajj multimedia yang
lengkap dan akan
membantu umat islam
dan akan
meminimalkan
kesuliatan saat
melakukan haji
Argyriou, et London Design 360° immersive Pengalaman yang membutuhkan
al. methodology for video menggabungkan dua penelitian lebih lanjut
(2020) 360° immersive teknik motion, dalam hal metode dan
video termasuk video 360° teknik desain lain yang
applications: the yang diambil dengan dapat diikuti dalam
case locomotion and desain UI video
study of a cultural teleportation, imersif 360° seperti
heritage virtual menunjukkan penggunaan visualisasi
tour preferensi untuk peta UI kognitif untuk
teleportasi. navigasi 360° dalam
adegan.
Wulur, et al. Indonesia Aplikasi Virtual Multimedia Dapat diakses dengan memperbanyak tempat
(2015) tour Tempat Development mudah melalui wisata
Wisata Alam di Life Cycle smartphone dengan beberapa spot
Sulawesi Utara (MDLC) yang bisa ditampilkan
B. Motivasi
Tabel 1. diatas menyajikan beberapa jurnal yang membahas topik
mengenai virtual tour tetapi dari beberapa jurnal tersebut penulis belum
menemukan jurnal yang mebahas virtual tour tentang kuliner khususnya yang
ada di Dubai dan Maldives. Dengan adanya pandemi Covid-19 membuat
sektor pariwisata seakan terhenti, namun dengan keadaan ini harus ada
trobosan baru, yaitu seperti virtual tour. Virtual tour biasa digunakan untuk
melihat bagaimana rupa dari sebuah lokasi atau destinasi, namun kali ini
penulis termotivasi untuk menulis tentang pengalaman baru untuk berwisata
kuliner di tempat-tempat yang unik. Wisata kuliner bisa dikatakan
berdasarkan hidangan yang disediakan dari tempat kuliner itu sendiri, namun
kembali lagi bahwa pandemi ini menjadi pengalang untuk merasakan dari
citra rasa dari hidangan tersebut, maka dari jurnal ini penulis harap bisa
mampu memberikan pengetahuan serta informasi terhadap tempat kuliner
yang tidak biasa seperti tempat kuliner pada umumnya yang dibantu oleh
teknologi virtual tour, tidak hanya itu dikarenakan penulisan ini tidak
dilakukan secaran langsung mendatangi ketempat maka penulis juga dibantu
dengan mencari informasi melalui internet yaitu seperti YouTube dan juga
website terkait dari restaurant.
Menurut data dari International Labour Organization (ILO)
memperkirakan sekitar 25 juta lapangan pekerjakaan akan hilang karena
terdampak dari pandemi Covid-19 (ILO,2020a), pada kuartal kedua tahun
2020 ILO memprediksi jam kerta dari seluruh pekerja akan mengalami
penurunan sebnayak 10,5 persen, setara dengan 305 juta pekerja penuh waktu
yang berasumsi akan bekerja dengan waktu selama 48 jam perminggu (ILO,
2020C). Data tersebut menunjukan bahwa Covid-19 telah berdampak disemua
sektor pekerjaan, ILO memperkitakan sekitar 47 juta yang mewakili 54 persen
dari semua pengusaha di seluruh dunia juga terkena dampak dari krisis Covid-
19. Empat sektor yang sangat terpukul adalah sektor perdagangan grosir dan
eceran; dan perbaikan kendaraan bermotor, manufaktur, akomodasi dan
makanan, real estate, aktivitas bisnis dan administrasi (ILO, 2020c). Di
Indonesia sendiri wilayah dengan kasus PHK tertinggi terjadi di Bali – Nusa
Tenggara (39,9 persen). Perekonomian di Bali digerkan oleh 3 sektor utama
yaitu pariwisata, industri pengelohan, dan pertanian (BPS Provinsi Bali,
2019).
Sektor pariwisata mengalami penurunan yang sangat signifikan,
seperti di bidang Food and Beverage yang mengalami perubahaan untuk
mematuhi protokol Covid-19 yang sudah ditetapkan untuk tetap menghindari
kerumunan didalam satu ruangan/tempat, memperhatikan sanitasi kebersihan
tempat, menerapkan wajib menggunakan masker, mencuci tangan,
pembatasan untuk dine-in, dan ada beberapa restaurant yang hanya
menerapkan takeaway. Dalam jurnal ini penulis membahas tentang
experience yang ditawarkan dari kedua restaurant, yaitu Dinner In The Sky,
Dubai dan 5.8 Undersea Restaurant Maldives yang memiliki experience
berbeda dari restaurant pada umumnya, maka dari itu penulis membahas
tentang teknologi virtual tour yang ada untuk membantu calon pengunjung
untuk memberikan experience melihat bagaimana virtual tour dari kedua
restaurant ini.
C. Tujuan
a. Membangun Pariwisata Berkelanjutan Selama Pandemi Covid-19
Setelah WHO menyatakan bahwa Covid-19 menjadi global pandemi,
maka statement tersebut berdapak bagi seluruh sektor kegiatan termasuk
ada pariwisata didalamnya. Pemerintah menghimbau agar seluruh
masyarakat tetap berhati-hati menjaga jarak, selalu menjaga kebersihan
serta menghindari dari kerumunan yang biasanya ditemukan banyak
didalam sektor pariwisata, bahkan pemerintah juga melarang adanya
acara-acara yang dihadiri secara banyak orang, mentiadakan acara adat,
olahraga serta aktifitas lain yang memiliki dampak besar bagi kehidupan
sosial. Pada masa pandemi Covid-19 ini sektor pariwisata seakan
beristirahat sejenak walaupun hal ini tentunya berdampak buruk bagi roda
perekonomian di bindang pariwisata, namun jika dilihat dari sisi
positifnya di masa pandemi ini memberikan waktu alam untuk beristirahat
dan memperbaiki alam itu sendiri secara alami tanpa ada campur tangan
manusia, dapat diketahui bahwa pariwisata sangat bergantung dengan
alam yang dimana juga menjadi penyumbang kerusakan besar karena ulah
wisatawan yang tidak bertanggung jawab pada alam. Bukti bahwa
pandemi ini memiliki nilai positif yaitu didukung dengan turunnya tingkat
polusi udara di seluruh Negara tidak hanya di Indonesia. Karena pandemi
ini mungkin kita selaku insan pariwisata lebih memikirkan tentang
pariwisata berkenlanjutan guna menjaga alam agar tetap terjaga
keasriannya, maka Virtual Tour ini bisa dijadikan solusi untuk
mengembangkan pariwisata yang berdampak positif tentunya dengan
pengembangan-pengembangan teknologi di masa mendatang.
b. Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Mata Kuliah Foreign Case Study
Foreign Case Study ini merupakan program yang dimiliki oleh
STIPRAM bertujuan untuk memberikan pengalaman mahasiswa didunia
internasional, menambah informasi serta pengetahuan bagi mahasiswa
diwilayah yang lebih luas, serta menemukan permasalahan yang dihadapi
pada suatu Negara dan bagaimana cara Indonesia menagani permasalahan
tersebut khususnya untuk Kementerian Pariwisata Indonesia. Program ini
berubah pada saat pandemi Covid-19 ini mulai ada, karena tentunya segala
aktivitas yang berhubungan dengan mobilitas dibatasi maka STIPRAM
tetap mengadakan program ini secara virtual guna untuk tetap
mengaggendakan kegiatan mahasiswa. Dengan adanya pandemi ini juga
membantu mahasiswa melatih cara berfikir untuk memiliki inovasi baru
karena adanya pandemi ini menjadi permasalahan utama bagaimana
mahasiswa bisa memiliki gambaran probelmatika yang ada di dunia
pariwisata jika ada pandemi.
c. Mengembangkan dan Memanfaatkan Teknologi Virtual Tour
Perkembangan teknologi pada dunia pariwisata pada awalnya hanya
sebatas booking hotel/tiket pesawat saja namun pada masa seperti ini
perkembangan teknologi benar-benar dibutuhkan dan sangat membantu di
masa pandemi. Dengan pandemi keterbatasan aktivitas yang dilakukan
dalam keseharian pun memiliki dampak kejenuhan juga. Dengan adanya
perkembangan teknologi Virtual Tour ini sangat bermanfaat bagi
kehidupan di masa pandemi, tentunya untuk sektor pariwisata juga.
Pengguna Virtual Tour bisa mendapatkan informasi serta keingin tauan
mengenai suatu tempat/atraksi akan terpenuhi hanya menggunakan
teknologi yang diakses dimanapun pengguna berada.
d. Memberikan Pengalaman Berwisata Secara Virtual
Berwisata sering dilakukan berkelompok dengan kegiatan berpindah
tempat dari suatu tempat ke tempat lain namun pada masa pandemi
kegiatan tersebut tentunya dibatasi untuk bertujuan mengurangi
penyebaran Covid-19. Adanya inovasi virtual tour ini sangat membantu
memberikan pengalaman pariwisata berbeda terutama untuk dimasa
pandemi ini. Pengguna virtual tour juga dapat memiliki pengalaman akan
berkembangnya teknologi yang bisa membantu berwisata secara virtual
yang belum tentu akan berkembang secepat ini jika tidak ada pandemi.
e. Virtual Tour Menjadi Wadah Untuk Memperkenalkan dan
Mempromosikan Kedua Restaurant
Jurnal ini membahas tentang dua restaurant yang memiliki experience
berbeda dibandingkan restaurant pada umumnya, Dinner in The Sky,
Dubai ini yang menawarkan pengalaman menikmati hidangan mewah
diatas ketinggian 50 meter, tentu untuk menikmati hidangan serta
mendapatkan pengalaman ini tidak semua orang bisa mencoba restaurant
ini, selain itu ada 5.8 Undersea Restaurant, Maldives menawarkan
restaurant dibawah laut dengan kedalaman 5.8 meter, restaurant ini
menggunakan kaca di keseluruhan bangunannya. Kedua restaurant
tersebut merupakan restaurant yang memiliki keunikan tersendiri. Virtual
tour ini bisa membantu untuk kedua restaurant ini bisa lebih dikenal lebih
luas lagi karena keunikan dari kedua restaurant ini, karena kedua
restaurant ini masih terkenal dikalangan tertentu, setidaknya dengan
adanya teknologi virtual tour bisa menjadikan kedua restaurant ini lebih
dikenal untuk semua kalangan, selain untuk mengenalkan kedua
restaurant, virtual tour ini juga bisa menjadi tempat untuk promosi kedua
restaurant yang bertujuan jika masa pandemi berakhir dan sudah membaik
pengguna virtual tour bisa datang langsung mencoba experience
menikmati hidangan di tempat restaurant yang tidak pada umumnya.
f. Menjadikan Virtual Tour Sebagai Alat Pariwisata Dimasa Pandemi
Keinginan seorang manusia untuk berwisata merupakan hal yang
normal, karena pada dasarnya setiap individu membuthkan waktu untuk
berwisata dan menambah pengalaman, namun karena adanya pandemi
covid-19 ini setiap individu tidak dapat melakukan wisata seperti biasanya
karena keterbatasan aktivitas serta aturan yang harus dipatuhi selama masa
pandemi, dengan adanya inovasi teknologi virtual tour ini dapat
membantu mengurangi rasa jenuh pada masa pandemi serta menambah
pengalaman juga informasi mengenai tempat-tempat baru.
D. Manfaat
a. Untuk Mendapatkan Gambaran Secara Semi-real Beberapa Tujuan
Pariwisata di Luar Negeri (sebelum anda mengunjungi nya secara
langsung)
Dikarenakan dengan adanya pandemi Covid-19 ini maka dari itu
diterbitkanlah juga aturan-aturan tentang pembatasan perjalanan yang
mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan disetiap Negara. Virtual tour
seakan menjadi jalan keluar untuk berwisata dimasa pandemic, dengan
teknologi yang sudah berkembang bisa membantu pengguna untuk
mengetahui secara visual mengenai beberapa tempat pariwisata yang bisa
diakses sendiri untuk mengetahui bagaimana bentuk tempat tersebut
sebelum dikunjungi secara langsung oleh pengunjung.
b. Untuk Mengetahui Beberapa Aplikasi / Teknologi Yang Digunakan
Dalam Wisata Virtual
Selain memberikan pengalaman berbeda dalam berwisata, pengguna
virtual tour secara tidak langsung juga diberikan pengetahuan tentang
perkembangan teknologi virtual tour. Sisi positif dari pandemi ini juga
dirasakan dari dunia teknologi yang semakin berkembang pesat guna
untuk menunjang kehidupan dimasa pandemi, yang sebelumnya teknologi
virtual tour ini belum begitu digunakan di dunia pariwisata.
c. Untuk Menambahkan Pengetahuan Tentang Destinasi Pariwisata di Luar
Negri
Dengan adanya virtual tour penulis meyakini bahwa hal ini juga
membantu tempat-tempat pariwisata lebih mudah dikenal karena akses
yang didapat dalam internet begitu cepat tersebar luas kesemua kalangan.
Dengan perkembangan zaman serta teknologi pada masa saat ini tidak bisa
dipungkiri bahwa secara tidak sadar kita mendapatkan informasi lebih
banyak melalui internet dibandingkan mendapatkan informasi secara
langsung khususnya dalam dunia pariwisata, yang sering kali mencari
informasi mengenai suatu tempat pariwisata di internet sebelum datang
berkunjung secara langsung.
d. Untuk Membantu Pengguna Memenuhi Keinginan Berwisata di masa
Pandemi
Virtual tour sangat membantu bagi setiap individu yang ingin
berwisata dimasa pandemi, dengan keterbatasan untuk melakukan
aktivitas dimasa pandemi, virtual tour menjadi suatu kegiatan yang bisa
membantu memenuhi kebutuhkan berwisata dimasa keterbatasan seperti
saat Covid-19.
e. Untuk Mengevaluasi Penerapan Teknologi Virtual Tour
Adanya perkembangan teknologi yang cukup singkat dimasa pandemi
tentu sangat memabntu kehidupan dimasa pandemi, namun untuk jangka
waktu panjang teknologi akan terus berkembang, tentu diharapkan
teknologi virtual tour pada saat ini bisa lebih maju untuk diwaktu
mendatang, seperti contoh teknologi Virtual Reality (VR) bisa
dikembangan agar pengguna bisa merasakan ambience dan atmosphere
pada suatu tempat yang ingin dikunjungi. Teknologi saat ini bisa menjadi
bahan evaluasi untuk mengembangkan teknologi virtual tour dimasa yang
akan mendatang.
f. Untuk Membantu Mengurangi Kegiatan Mass Tourism
Pandemi Covid-19 ini sangat memiliki resiko yang tinggi jika berada
disuatu tempat dengan banyaknya orang, imbauan pemerintah untuk tetap
berada dirumah ini juga untuk menjauhi kerumunan, diketahui jika
kegiatan pariwisata ini membutuhkan banyak orang yang tentu menjadi
tantangan bagaimana caranya bisa tetap melakukan wisata tanpa beresiko.
Virtual tour menawarkan pengalaman untuk mengentahui suatu tempat
pariwisata, melihat visualisasi suatu tempat dengan jelas tanpa harus
berpergian ketempat tersebut, tanpa harus bertemu orang banyak yang
beresiko menjadi penyebaran Covid-19. Secara tidak langsung dengan
adanya virtual tour ini membantu untuk menghindari lebih banyaknya
penyebaran Covid-19.
E. Seminar
Seminar Internasional menjadi salah satu persyaratan mahasiswa yang
ditetapkan oleh kampus untuk menulis jurnal Foreign Case Study, seminar ini
dilaksanakan secara virtual conference by zoom bertemakan “Alternative
Tourism and Its Impact” diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2021,
adapun pembicara dalam seminar ini antara lain :
1. Bapak Dr. Didi Achjari M.Com.Ak.,CA., sebagai kepala LLDIKTI V
Yogyakarta, Indonesia.
2. Bapak Prof. Azril Azahari, Ph.D., yang berasal STIPRAM Yogyakarta,
Indonesia.
3. Ibu Ass. Prof. Dr. Childchanok Anantamongkolkul, yang berasal dari
Phuket Rajabhat University, Thailand.
4. Bapak Jeetest Kumar, PhD, SHTE, CRiT, yang berasal dari Taylor’s
University, Malaysia.
Dalam seminar ini membahas tentang bentuk dari wisata alternatif
untuk menyesuaikan dengan keadaan pandemi, agar sektor pariwisata tetap
bisa bergerak meskipun ada keterbatasan. Tujuan dari wisata alternatif itu
sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di bidang pariwisata untuk
lebih bisa merubah sumber daya disekitar menjadi daya tarik untuk pariwisata,
sumber daya ini bisa berupa alam ataupun manusia. Untuk Sumber Daya
Alam menjadi daya tarik ini juga harus memerhatikan prinsip-prinsip yang
ada yaitu konervasi alam agar tidak merusak alam dan terlalu mengeksploitas
alam. Adanya perubahaan wisata alternatif ini juga memerlukan Sumber Daya
Manusia yang berkompenten untuk menjadikan wisata alternatif ini bisa
berlangsung sesuai dengan seharusnya.
Keikutsertaan peran perguruan tinggi dalam mendukung keberhasilan
dari pariwisata alternatif sangat diperlukan untuk membantu mengedukasi
mahasiswa serta masyarakat sekitar khususnya pada pelaku usaha dibidang
pariwisata. 3 aspek yang berpengaruh untuk mendukung pengembangan
pariwisata alternatif yaitu lingkungan, masyarakat dan pengembangan
pariwisata yang berbasis pelestarian alam serta Sumber Daya Manusia yang
berkompeten. Tujuan dari pengembangan wisata alternatif ini untuk
membantu pemerintah menyiapkan bentuk wisata alternatif sebagai solusi dari
tantangan ekonomi dan konservasi alam. Pemaparan isi dari seminar ini
diharapkan bisa membuat kampus untuk melakukan penelitian terkait dengan
bentuk wisata alternatif agar bisa dipublikasikan serta memberikan dukungan
dalam pengembangan dari pariwisata alternatif. Kegiatan seminar ini juga
bermaksud untuk menyampaikan kepada industri pariwisata untuk
berpartisipasi dalam program penerapan CHSE oleh Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Metode
PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI
9. Pergerakaan dari
1. Pengumpulan 5. Membuka gambar/video
gagasan aplikasi Google 10. Navigasi
2. Mencari topik Street 11. Latar belakang
3. Pemilihan 6. Membuka suara
perangkat keras aplikasi YouTube 12. Terminologi di
dan perangkat 7. Melaksanakan virtual tour
lunak wisata virtual tour 13. Kualitas gambar
4. Perencanaan 8. Pengambilan dan video
pengambilan gambar dan video 14. Deskripsi teks
gambar dan sesuai dengan 15. Deskripsi suara
video rencana 16. Daya tarik
17. Saran
2. Implementasi
a. Membuka aplikasi Google Earth
Penulis membuka aplikasi Google Earth untuk melihat bentuk di
sekitar tempat Dinner In The Sky, Dubai dan 5.8 Undersea Restaurant,
Maldives secara 360 yang dapat memudahkan penulis melihat
disekeliling tempat tersebut
b. Membuka aplikasi YouTube
Penulis membuka aplikasi YouTube lalu mencari Dinner In The Sky
Dubai Tour dan 5.8 Undersea Restaurant Maldives Tour
c. Melaksanakan wisata virtual tour
Setelah sudah menemukan video virtual tour yang di inginkan, penulis
menonton video tersebut serta mendengarkan penjelasan yang di
sampaikan oleh content creator mengenai kedua restaurant
d. Pengambilan gambar dan video sesuai dengan rencana
Penulis melakukan pengambilan gambar dengan cara screenshoot
layar yang menampilkan foto dan video yang dilihat pada saat
melakukan virtual tour
3. Evaluasi
a. Pergerakan gambar/video
b. Navigasi
c. Latar belakang suara
d. Terminology di virtual tour
e. Kualitas gambar dan video
f. Deskripsi teks
g. Deskripsi suara
h. Daya tari
i. Saran
H. Evaluasi
Tabel 2. Hasil Evaluasi Kegiatan Virtual Tour
NO Aspek Hasil Evaluasi
1 Pergerakan gambar/video Tidak terjadinya lagging ketika
melakukan virtual tour
2 Navigasi Google Earth lebih menujukan arah
dengan jelas dibandingkan dengan
virtual tour menggunakan YouTube
3 Latar belakang suara Google Earth dan website 5.8
Undersea Restaurant tidak memiliki
latar belakang suara, sedangkan
YouTube memiliki latar belakang
suara yang tidak terlalu keras hingga
tidak mengganggu content creator
pada saat berbicara, hanya saya jika
ada suara angin yang terlalu keras
membuat suara content creator tidak
terlalu jelas terdengan.
4 Terminology di virtual tour Virtual tour pada saat ini memang
menjadi salah satu solusi untuk
berwisata di masa pandemi, namun hal
tersebut tidak bisa menggeser
kebutuhan wisata secara langsung,
karena diketahui bahwa menggunakan
virtual tour hanya bisa untuk melihat
secara visual mengenai suatu destinasi
wisata. Penggunakan Google Earth
membebaskan pengguna untuk
menjelajah di berbagai tempat selama
akses gambar tersedia, untuk saat ini
pengguna hanya bisa melihat visual
saja, mungkin dengan perkembangan
teknologi akan bisa menambah fitur-
fitur seperti 4D yang dimana pengguna
bisa merasakan sentuhan, hingga
merasakan aroma yang berada virtual
tersebut, berbeda dengan YouTube,
pengguna hanya bisa melihat apa yang
sudah content creator buat, hal ini
adanya keterbatasan pengguna untuk
eksplor lebih mengenai virtual tour di
destinasi tersebut.
5 Kualitas gambar dan video Kulitas yang gambar pada Google
Earth menampilkan gambar yang
sangat High Definition, sedangkan
untuk YouTube video yang
ditampilkan merupakan video Full
High Definition hingga Quad High
Definition
6 Deskripsi teks Untuk Google Earth tidak ada
deskripsi teks, sedangkan untuk
YouTube tidak semua memiliki
deskripsi teks hanya beberapa video
yang memiliki deskripsi teks
7 Deskripsi suara Google Earth dan website 5.8
Undersea Restaurant tidak memiliki
latar belakang suara karena pengguna
virtual tour bisa mendengarkan
penjelasan dari content creator selama
berada di kedua restaurant
8 Daya tarik Daya tarik dari kedua restaurant ini
sangat berbeda dari restaurant pada
umumnya, tentu setiap restaurant
memiliki daya tariknya tersendiri,
namun dari kedua restaurant ini lebih
menawarkan pengalaman yang
berbeda seperti Dinner In The Sky
yang menawarkan menikmati
hidangan di ketinggian 50 meter,
sedangkan 5.8 Undersea Restaurant
menawarkan pengalaman meninkmati
hidangan dengan pemandangan di
bawah laut
9 Saran Penulis menyarankan bagi yang ingin
mencoba virtual tour ini untuk
menyiapkan koneksi internet yang
bagus agar mendapatkan kualitas
gambar ataupun video dengan kualitas
terbaik, jika ingin mencoba virtual tour
ini sendiri disarankan menggunakan
earphone agar lebih menikmati latar
suara di kedua restaurant
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada awal mula terjadinya pandemi ini tentu membuat keadaan di dunia
berubah tidak seperti biasanya, manusia dihadapkan dengan keterbatasan yang
membuat kehidupan sehari-hari sangat berubah, memasuki era new normal
menujukkan titik terang dari pandemi ini akan berakhir, meskipun hal tersebut
membawa dampak baik bagi kehidupan, namun untuk tetap menjaga protokol
kesehatan sangatlah penting agar tetap kondisi ini terus membaik hingga
pandemi dinyatakan usai. Adanya virtual tour menjadi salah satu cara untuk
menghilangkan kejenuhan di masa pandemi karena tidak bisa berpergian
sebebas pada saat sebelum pandemi. Penulis melakukan kegiatan virtual tour
ke dua restaurant yaitu Dinner In The Sky, Dubai dan 5.8 Undersea
Restaurant, Maldives yang menawarkan experience tidak biasa pada saat
menikmati hidangan, kedua restaurant ini menawarkan pengalaman yang tidak
biasa dan hal tersebut menjadikan daya tarik dari kedua restaurant ini. Dengan
keterbatasan data dan informasi yang ada, penulis berharap tulisan ini bisa
lebih dikembangan dengan cara observasi secara langsung untuk merasakan
experience yang ditawarkan dari kedua restaurant tersebut serta mencoba
secara langsung hidangan yang ditawarkan agar penulis bisa mendeskripsikan
bagaimana rasa dari hidangan yang disediakan.
B. Saran
Setelah penulis melaksanakan kegiatan virtual tour menggunakan Google
Earth, YouTube dan website 5.8 Undersea Restaurant, ada beberapa hal yang
bisa di jadikan saran, antara lain:
1. Memperbanyak akses Google Earth kepada Dinner In The Sky, Dubai dan
5.8 Undersea Restaurant, Maldives
2. Menambahkan fitur-fitur untuk virtual tour pada website 5.8 Undersea
Restaurant, Maldives
3. Menambahkan informasi terkait dengan fasilitas yang disediakan dari
kedua restaurant
4. Menyediakan website khusus virtual tour untuk Dinner In The Sky, Dubai
5. Menambahkan informasi pada YouTube 360 secara jelas
6. Memberikan informasi terkait dengan aksesibilitas untuk kedua restaurant
pada Youtube maupun Google Earth
7. Video pada YouTube perlu lebih banyak dilengkapi dengan deskripsi teks
untuk membantu penyandang disabilitas (tuna rungu)
DAFTAR PUSTAKA
Aznoora Osman, Nadia Abdul Wahab, Mohammad Hafiz , “ Development and Evolution of
an Interactive 360° Virtual tour for Tourist Destination”, Journal of Information Technology
Impact, Vol 9, No. 3, pp 173-182,2009
Argyriou, L., Economou, D., & Bouki, V. (2020). Design methodology for 360 immersive
video applications: the case study of a cultural heritage virtual tour. Personal and Ubiquitous
Computing, 24(6), 843-859.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali [BPS Provinsi Bali]. (2019). Provinsi bali dalam angka
2019. Denpasar: BPS Provinsi Bali.
Bhatti, M. A., & Nawaz, M. A. (2020). The Impacts of Tourism Risk Management, IT
Adoption, Agility and Resilience on the Sustainable Tourism Supply Chain Performance of
Maldives’ Tourism Industry. iRASD Journal of Management, 2(2), 100-108.
Bhatti, Z. (2018). Multimedia based learning and virtual tour for performing Hajj. Journal of
Information & Communication Technology (JICT), 12(1), 6.
Conference of Innovation in Media and Visual Design (IMDES 2020). Atlantis Press (pp.
221-226).
Duro, J. A., Perez-Laborda, A., Turrion-Prats, J., & Fernández-Fernández, M. (2021). Covid-
19 and tourism vulnerability. Tourism Management Perspectives, 38, 100819.
Dwina, I. (2020). Melemahnya ekonomi indonesia pada sektor pariwisata, akibat dampak dari
pandemi covid-19.
Guerra, J. P., Pinto, M. M., & Beato, C. (2015). Virtual reality-shows a new vision for
tourism and heritage. European Scientific Journal.
Izani, M., Aalkhalidi, S., Razak, A., & Ibrahim, S. (2022, February). Economical VR/AR
method for Interior Design Programme. In 2022 Advances in Science and Engineering
Technology International Conferences (ASET) (pp. 1-5). IEEE.
KULCSÁR, L. P. E., Incze, J. T., & Tamás, G. (2018). The Relationship Between Physical
Reality And Augmented/Virtual Reality In Tourism: The Quest For Special
Restaurants. Management and Marketing Journal, 16(2), 140-150.
Ngadi, N., Meliana, R., & Purba, Y. A. (2020). Dampak pandemi Covid-19 terhadap PHK
dan pendapatan pekerja di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 43-48.
Oh, Y., Parasuraman, R., McGraw, T., & Min, B. C. (2018). 360 vr based robot teleoperation
interface for virtual tour. In Proceedings of the 1st International Workshop on Virtual,
Augmented, and Mixed Reality for HRI (VAM-HRI).
Pahlevi, A. S., Sayono, J., & Hermanto, Y. A. L. (2021). Design of a Virtual Tour as a
Solution for Promoting the Tourism Sector in the Pandemic Period. KnE Social Sciences,
368-374.
Prasetya, D. D. (2011). Aplikasi Virtual Tour Berbasis Web Sebagai Media Promosi
Pariwisata. In Seminar on Electrical, Informatics and ITS Education.
Rastati, R. (2020, December). Virtual tour: tourism in the time of Corona. In 6th
international conference on social and political sciences (ICOSAPS 2020). Atlantis Press,
Dordrecht (pp. 489-494).
Satoto, B. D., & Rahmanita, E. (2013). Integrasi Augmented Reality pada Mobile Virtual
Tour berbasis Android untuk pencarian lokasi dan rute terdekat. Jurnal Mikrotek, 1(1), 59-66.
Škare, M., Soriano, D. R., & Porada-Rochoń, M. (2021). Impact of COVID-19 on the travel
and tourism industry. Technological Forecasting and Social Change, 163, 120469.
Sulaiman, M. Z., Aziz, M. N. A., Bakar, M. H. A., Halili, N. A., & Azuddin, M. A. (2020,
December). Matterport: virtual tour as a new marketing approach in real estate business
during pandemic COVID-19. In Proceedings of the International Conference of Innovation
in Media and Visual Design (IMDES 2020). Atlantis Press (pp. 221-226).
Wessels, S., Ruther, H., Bhurtha, R., & Schroeder, R. (2014). Design and creation of a 3D
virtual tour of the world heritage site of Petra, Jordan. Proceedings of AfricaGeo, 1-3.
Wulur, H. W., Sentinuwo, S., & Sugiarso, B. (2015). Aplikasi Virtual tour Tempat Wisata
Alam di Sulawesi Utara. Jurnal Teknik Informatika, 6(1).