Anda di halaman 1dari 15

F2.

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

F2.1 Menerapkan Protokol Kesehatan Di Era Pandemi Covid 19 Pada Pelayanan


Kesehatan Di Puskesmas Pasundan

I. LATAR BELAKANG

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) atau yang
sering disebut virus Corona. Virus ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan
patogen zoonotik yang dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis yang
sangat beragam, mulai dari asimtomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai kematian.
COVID-19 dapat dicurigai pada pasien yang memiliki gejala saluran pernapasan, seperti demam
>38⁰C, batuk, pilek, sakit tenggorokan yang disertai dengan riwayat bepergianke daerah dengan
transmisi lokal atau riwayat kontak dengan kasus suspek atau kasus konfirmasi COVID-19.

Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Cina. Setelah itu,
dalam beberapa minggu, virus ini menyebar ke seluruh bagian negara Cina dan dalam kurun
waktu 1 bulan menyebar ke negara lainnya, termasuk Italia, Amerika Serikat, dan Jerman.
Berdasarkan data dari WHO, hingga tanggal 2 September 2020, COVID-19 sudah ditemukan di
216 negara, dengan total kasus konfirmasi sebesar 25.602.665 kasus. Amerika Serikat
merupakan negara dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan total kasus 5.968.380, diikuti
dengan Brazil 3.908.272 kasus, dan India 3.769.523 kasus. Kasus COVID-19 pertama di
Indonesia dikonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020 berjumlah 2 orang. Sampai 3 September
2020, kasus COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 184.268 kasus konfirmasi yang menempati
peringkat ke 23 total kumulatif kasus COVID-19 di dunia.

Penyakit ini dilaporkan memiliki tingkat mortalitas 2-3%. Beberapa faktor risiko dapat
memperberat keluaran pasien, seperti usia >50 tahun, pasien imunokompromais, hipertensi,
penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, penyakit paru, dan penyakit jantung. Berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sampai tanggal 3
September 2020, jumlah mortalitas akibat COVID-19 adalah sebesar 852.758 kasus. Di
Indonesia, jumlah kematian akibat COVID-19 adalah sebesar 7.750 kasus. Case fatality rate
(CFR) akibat COVID-19 di Indonesia adalah sebesar 4,2%. Angka ini masih tergolong tinggi
jika dibandingkan dengan CFR secara global, yaitu 3,85%.

Edukasi dan promosi kesehatan memegang peran utama dalam penanganan COVID-19. Selama
masa pandemi, pemerintah telah merekomendasikan seluruh warga untuk menerapkan 3M, yaitu
menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dengan edukasi dan promosi
kesehatan yang baik maka tingkat penyebaran COVID-19 dapat ditekan.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

Meningkatnya kasus Covid 19 di Samarinda yang diakibatkan masih kurangnya masyarakat yang
menerapkan protokol pencegahan COVID-19, seperti menggunakan masker, mencuci tangan,
dan menjaga jarak. Selain itu semakin banyak masyarakat yang sudah tidak percaya dengan
adanya virus corona, sehingga mulai mengabaikan protokol kesehatan yang dianjurkan.

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, maka dilakukan peringatan untuk tetap menjaga
protokol kesehatan saat memberikan pelayanan kesehatan dengan disiplin menjalankan 3M
(menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

IV. PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Pasundan pada saat pelayanan kesehatan diterapkan
oleh seluruh tenaga kesehatan dan pasien yang datang berobat ke Puskesmas Pasundan,
Penyediaan masker bagi yang tenaga kesehatan dan pasien yang tidak memakai masker,
menyediakan larutan berbasis alkohol untuk melakukan handrub dan menyediakan wastafel
untuk melakukan handwash, dan menjaga jarak di ruang lingkup puskesmas.
V. EVALUASI

• Para tenaga kesehatan, pasien maupun pengunjung di Puskesmas Tipar menerapkan protokol
kesehatan pencegahan COVID 19, dengan disiplin 3M (menggunakan masker, mencuci tangan,
dan menjaga jarak).

• Para pasien yang datang berobat ke Puskesmas Pasundan, yang tidak menggunakan masker,
diberikan masker dari puskesmas

F2.2 Kegiatan Penyuluhan Etika Batuk & Bersin Yang Benar

DI PUSKESMAS TIPAR ”

I. LATAR BELAKANG

Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup hidung dan mulut
dengan tissue atau lengan baju, sehingga bakteri tidak menyebar ke ke udara dan tidak menular
ke orang lain. Etika batuk diperuntukkan bagi anda yang sedang mengalami batuk atau besin.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat batuk atau bersin maka akan menyebarkan kuman dalam
jumlah ribuan hingga jutaan ke udara dan disaat yang sama orang berada di sekitar kita
menghirup udara yang sudah mengandung kuman akibat batuk maupun bersin. Oleh sebab itu
untuk menghindari penyebaran kuman dan virus terutama virus COVID-19, etika batuk dan
bersin merupakan hal yang harus di terapkan pada kehidupan sehari-hari terutama dimasa
pandemic ini.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Sering kali pada saat batuk kita mengabaikan etika batuk, sehingga menyebabkan virus yang di
keluarkan saat batuk dapat menyebar dan terhirup oleh orang lain. Berikut beberapa batuk yang
salah dan sering kita lakukan.

- Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum

- Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk dan
bersin

- Membuang ludah atau batuk disembarang tempat.

- Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.

- Tidak menggunakan masker saat flu atau bersin.

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Tujuan kegiatan ini adalah sebagai sarana penyegaran dan pemberitahuan kepada peserta pondok
pesantren agar menerapkan Etika Batuk & Bersin yang benar dan terhidar dari berbagai resiko
penyakit, mengingat saat ini sedang masa pandemi Covid-19 yang mana penularannya bisa
melalui droplet.

Metode yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat kali ini
adalah penyuluhan kepada masyarakat agar menerapkan Etika Batuk & Bersin yang benar di
lingkungan masing-masing.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Pasundan pada tanggal 31 Januari 2022, dan diikuti oleh
masyarakat yang berobat ke Puskesmas.

1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta

Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari
penyuluhan. Selanjutnya memberi pertanyaan pembuka untuk menilai tingkat pengetahuan
peserta (pretest) tentang materi penyuluhan yang akan disampaikan.

2. Penyajian Materi

Materi penyuluhan disajikan dengan informasi singkat seputar pentingnya mencegah penyebaran
virus COVID-19 salah satunya dengan melakukan Etika Batuk & Bersin yang benar di kelompok
dan lingkungan. Setelah penyuluhan dilakukan di Mesjid Pesantren An-Nur dilanjutkan dengan
sesi tanya jawab terkait materi.

V. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan bersama tim promkes puskesmas

2. Evaluasi Proses

Peserta yang hadir kurang lebih 40 orang. Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Evaluasi Hasil

Hampir sebagian besar siswa-siswi sudah bisa memahami Etika Batuk & Bersin yang benar
secara mandiri untuk bisa diterapkan baik di masa pandemic bahkan setelah masa pandemic
selesai.
F2.3 “Kegiatan Penyuluhan Etika Menggunakan Masker Yang Benar

DI PESANTREN MTs & MA AN-NUR ”

I. LATAR BELAKANG

WHO baru-baru ini merangkum laporan-laporan transmisi virus COVID-19 dan memberikan
gambaran singkat bukti-bukti yang ada tentang penularan dari orang-orang bergejala
(simtomatik), yang belum menunjukkan gejala (prasimtomatik), dan tidak bergejala
(asimtomatik) yang terinfeksi COVID-19. Bukti yang ada saat ini mengindikasikan bahwa
penyakit ini umumnya ditularkan oleh kasus-kasus terkonfirmasi laboratorium simtomatik. Rata-
rata masa inkubasi COVID-19, yaitu jangka waktu mulai terpapar virus sampai dengan
munculnya (onset) gejala, adalah 5-6 hari, tetapi masa inkubasi ini bisa mencapai 14 hari. Jangka
waktu ini juga disebut sebagai masa “prasimtomatik”, dan beberapa orang yang terinfeksi dalam
masa prasimtomatik ini dapat menjadi sumber penularan dan kasus terkonfirmasi laboratorium
asimtomatik adalah orang yang terinfeksi COVID-19 yang tidak menunjukkan gejala. Penularan
asimtomatik berarti transmisi virus dari seseorang mentransmisikannya ke orang lain. 3-8
Beberapa laporan dalam jumlah terbatas mencatat terjadinya penularan prasimtomatik ini melalui
pelacakan kontak dan penyelidikan pada kelompok (klaster) kasus terkonfirmasi. Hal ini
didukung oleh data yang mengindikasikan bahwa beberapa orang dapat menunjukkan hasil tes
positif COVID-19 dari 1-3 hari sebelum menunjukkan adanya gejala. Oleh karena itu, ada
kemungkinan orang yang terinfeksi COVID-19 dapat mentransmisikan virus tersebut sebelum
munculnya gejala. Penting disadari bahwa penularan prasimtomatik terjadi karena adanya
penyebaran virus melalui percikan yang dapat menyebabkan infeksi atau melalui sentuhan
dengan permukaan benda yang terkontaminasi virus ini. Penggunaan masker medis adalah salah
satu langkah pencegahan yang dapat membatasi penyebaran penyakit-penyakit saluran
pernapasan tertentu yang diakibatkan oleh virus, termasuk COVID-19.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Sering kali kita temukan di masyarakat yang masih menyepelekan penggunaaan masker yang
benar, karena masih adanya paradigma terkait ketidakpercaan virus COVID-19 yang dapat
merenggut nyawa ini. Sehingga banyak orang yang hanya memakai masker seadanya tidak
sesuai aturan yang benar sehingga penyebaran virus COVID-19 masih belum terkontrol dengan
baik. Berikut beberapa cara menggunakan masker yang masih salah di kalangan masyarakat
umum.

- Masker yang digunakan hanya sebatas menutup mulut.

- Masker yang digunakan ditarik hingga sebatas dagu saat berbicara.

- Saat makan ataupun minum di tempat umum sering menyimpan masker sembarangan tanpa
melapisi atau menutup bagian dalam masker.

- Membuang masker ditempat sembarang.

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Tujuan kegiatan ini adalah sebagai sarana penyegaran dan pemberitahuan kepada warga
setempat agar menerapkan etika menggunakan masker yang benar dan terhidar dari berbagai
resiko penyakit, mengingat saat ini sedang masa pandemi Covid-19 yang mana penularannya
bisa melalui droplet.

Metode yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat kali ini
adalah penyuluhan kepada warga pengunjung puskesmas dan sekitar puskesmas agar
menerapkan etika menggunakan masker yang benar di lingkungan sekitar dan dilingkungan
keluarga.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Pasundan pada tanggal 1 April 2022 dan diikuti oleh
pasien yang berkunjung

1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta

Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari
penyuluhan. Selanjutnya memberi pertanyaan pembuka untuk menilai tingkat pengetahuan
peserta (pretest) tentang materi penyuluhan yang akan disampaikan.

2. Penyajian Materi

Materi penyuluhan disajikan dengan informasi singkat seputar pentingnya mencegah penyebaran
virus COVID-19 salah satunya dengan melakukan etika menggunakan masker yang benar di
lingkungan masyarakat, Setelah penyuluhan dilakukan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab
terkait materi.

V. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan bersama tim promkes puskesmas

2. Evaluasi Proses

Dokter bersama tim promkes dari Puskesmas Pasundan memulai penyuluhan pukul 09.00.
Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Evaluasi Hasil

Hampir sebagian besar warga sudah bisa memahami etika menggunakan masker yang benar
secara mandiri untuk bisa diterapkan baik di masa pandemic bahkan setelah masa pandemic
selesai dan diharapkan bisa disampaikan dilingkungan keluarga saat berkunjung ke rumah
masing-masing agar dapat mencegah penyebaran virus COVID-19.

F2.4 PENYULUHAN TENTANG “Penggunaan Air Bersih” Pada Kader Puskesmas Di


Kelurahan Tanah Merah

1. LATAR BELAKANG

Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia.Faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi, pendidikan,
keadaan lingkungan dan kehidupan sosial budaya.Faktor yang penting dan dominan dalam
penentuan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen
lingkungan yang mempunyai peranan cukup besar dalam kehidupan adalah air

Air adalah zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal berada di atas permukaan bumi
berbentuk cair dan akan membeku pada suhu pada nol derajat Celcius (0C) dan mendidih pada
suhu seratus derajat Celcius (100C). Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Dengan
demikian semakin naik jumlah penduduk maka semakin naik pula laju pertumbuhan dan laju
pemanfaatan sumber-sumber airnya. Beban pengotoran air juga bertambah cepat sesuai dengan
cepatnya pertumbuhan. Sebagai akibatnya saat ini, sumber air tawar dan air bersih menjadi
semakin langka. Karena itu pengelolaan sumber daya air menjadi sangat penting, pengelolaan
sumber daya air ini sebaiknya dilakukan secara terpadu baik dalam pemanfaatan maupun dalam
pengelolaan kualitas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990


tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air yang disebut sebagai air bersih adalah air
yang memenuhi syarat kesehatan dan harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum,
Sedangkan yang disebut sebagai air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, seperti yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga, tanpa air tidak mungkin ada
kehidupan di muka bumi ini. Salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan adalah air tanah
atau air sumur Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter, air
sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena
lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan.Untuk memenuhi kebutuhan air sumur
yang bersih terdapat tiga parameter yaitu parameter fisik yang meliputi bau, rasa, warna dan
kekeruhan.Parameter kedua adalah parameter kimia yang meliputi kimia organik dan kimia
anorganik yang mengandung logam seperti Fe, Cu, Ca dan laini-lain.Parameter ketiga adalah
parameter bakteriologi yang terdiri dari koliform fekal dan koliform total

Dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi atau bakteri indikator sanitasi.
Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi
feses dari manusia maupun dari hewan, karena organisme tersebut merupakan organisme yang
terdapat di dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Air yang tercemar oleh kotoran
manusia maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau
memasak karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi
kesehatan, terutama patogen penyebab infeksi saluran pencernaan

Air memegang peranan penting dalam penularan penyakit infeksi bakteri. Karena air
mengandung bermacam-macam bakteri yang berasal dari berbagai sumber misalnya udara,
tanah, sampah, lumpur, tanaman atau hewan yang telah mati, kotoran manusia atau hewan dan
bahan organik lainnya.

2. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Masih adanya beberapa warga yang tidak memperhatikan air yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang dapat diliat dari masih adanya beberapa anak yang diare, demam berdarah, dan
penyakit infeksi lainnya. Sehingga perlunya dilakukan penyuluhan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat terkait pentingnya, layak dan tidak layaknya air yang digunakan/dikonsumsi
sehari-hari dan manfaat penggunaan air bersih yang dapat mencegah stunting dan berbagai
penyakit lain.

3. PERENCANAAN

Kegiatan yang dapat dilakukan guna meningkatkan kesadaran serta meningkatkan pemahaman
bagi warga mengenai mencegah terjadinya stunting yaitu salah satunya dengan memperhatikan
dan menggunakan air bersih maka diperlukan melakukan penyuluhan dan sosialisasi interaktif
dua arah terkait pentingnya penggunaan air bersih, ciri-ciri air yang bersih yang bisa digunakan
dan bisa dikonsumsi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Sasaran dalam penyuluhan kali
ini adalah para kader di kelurahan kampung jawa. Kegiatan ini dihadiri oleh semua kader,
sehingga kami mengharapkan agar materi dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat
melalui ibu-ibu kader di pasundan

4. PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan mengenai Penggunaan Air Bersih di Kantor Kelurahan Kampung Jawa
telah dilaksanakan pada:

Hari/ Tanggal: Senin, 11 April 2022

Waktu : 09.30 WITA


Tempat : Kantor Kelurahan Kampung Jawa

Kegiatan : Penyuluhan terkait materi Penggunaan Air Bersih

5. EVALUASI

▪ Evaluasi Struktur

Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan bersama tim promkes puskesmas dan kepala
puskesmas.

▪ Evaluasi Proses

Dokter bersama tim promkes dan kepala puskesmas dari Puskesmas Pasundan tiba di Kantor
Kelurahan Kampung Jawa pada Pukul 09.00 WITA. Peserta yang hadir kurang lebih 12 orang.
Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

▪ Evaluasi Hasil

Sebagian besar ibu-ibu kader sudah bisa memahami terkait penggunaan air bersih dan kategori
air bersih yang dapat digunakan dilingkungan keluarga agar dapat mencegah terjadinya stunting
dan diharapkan ibu-ibu kader merupakan perpanjangan tangan puskesmas untuk bisa
menyampaikan informasi yang diberikan pada lingkungan keluarga dan masyarakat.

F2.5 “Kegiatan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

DI SDN NANGGERANG ”
I. LATAR BELAKANG

Upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu bentuk upaya
pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan sehingga
tumbuh kesadaran untuk hidup sehat. Penerapan Promosi kesehatan di lapangan biasanya melalui
pendidikan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan
merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni.
Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan merupakan penunjang
bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada
misalnya Pemberantasan Penyakit Menular / Tidak Menular, program perbaikan gizi, perbaikan
sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain
sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.

Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat
usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini
organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi
kesehatan :“Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve their health. To reach a state of complete physical, mental and social, well-being an
individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to
change or cope with environment”. (Ottawa ter,1986). Jadi dapat disimpulkan dari kutipan
tersebut di atas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Tingginya angka kesakitan dapat disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar
terutama air bersih dan sanitas, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang
hygienisnya cara pengolahan makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan
keselamatan kerja.

Upaya menekan penyebaran infeksi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan individu di dalam
komunitas, untuk menunjang tercapainya kesehatan lingkungan. Maka diperlukan suatu upaya
promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Pendidikan kesehatan dan
pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baiknya diberikan sejak usia dini dengan hasil
yang diharapkan yaitu berupa perubahan perilaku suatu komunitas. Usia dini mudah untuk
dimanipulasi sehingga lebih mudah untuk mengubah perilaku masyarakat.

Masalah kebersihan diri memang banyak terjadi terutama pada anak-anak, contohnya diare dan
cacingan yang dapat disebabkan oleh kuman yang masuk dalam tubuh melalui tangan akibat dari
tidak mencuci tangan setelah bermain, sebelum makan, sesudah dari WC, dan lain-lain. Hal ini
dikarenakan anak-anak masih dalam proses belajar menjaga diri dan terpapar pada berbagai
kuman penyakit saat berada di pesantren maupun di lingkungan bermain.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

Beberapa anak yang pernah berobat ke puskesmas dan menderita penyakit yang diakibatkan
kurangnya kebersihan diri maupun kelompok, seperti diare dan cacingan. Hal ini diakibatkan
oleh kurangnya pengetahuan anak pesantren mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan suatu penyuluhan mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) di pesantren, terutama mengenai cara mencuci tangan yang baik. Hal ini
ditujukan untuk menambah pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar mengenai PHBS sehingga
dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

IV. PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan di SD Katolik 3 Samarinda pada tanggal 15 April 2022

1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta


Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari
penyuluhan. Selanjutnya memberi pertanyaan pembuka untuk menilai tingkat pengetahuan
peserta (pretest) tentang materi penyuluhan yang akan disampaikan.

2. Penyajian Materi

Materi penyuluhan disajikan dengan informasi singkat seputar kebersihan diri, kelompok dan
lingkungan. Penyuluhan dilakukan di SD Katolik 3 Samarinda dan dilanjutkan dengan praktikum
mengenai cara mencuci tangan yang baik.

V. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan bersama tim promkes puskesmas dan tim yang akan
turun dalam penjaringan anak sekolah.

2. Evaluasi Proses

Dokter bersama tim promkes dari Puskesmas Pasundan di SD Katolik 3 Samarinda pada Pukul
09.30 WITA. Peserta yang hadir kurang lebih 40 orang. Penyuluhan berjalan sebagaimana yang
diharapkan.

3. Evaluasi Hasil

Hampir sebagian besar siswa-siswi sudah bisa mempraktikkan cuci tangan yang baik secara
mandiri dan cukup memahami materi yang telah disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai