Anda di halaman 1dari 8

Analisis

E-MABIS: Pengaruh Kualitas


JURNAL PelayananMANAJEMEN
EKONOMI Terhadap Kepuasan
DANPelanggan
BISNISSPBU Panton Labu Aceh Utara Teuku Edyansyah
Volume 21, Nomor 2, OKTOBER 2020
P-ISSN : 1412-968X
E-ISSN : 2598-9405 Hal. 113-120

MODEL PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN


BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM DI JEPARA
Sisno Riyoko1 Budi Lofian1
1
Fakultas Sains dan Technology, Univeristas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Email :sisno@unisnu.ac.id

Abstract: This study wanted to produce a model for developing marketing


strategy based on Information Technology (IT) is a form of marketing
strategy development model by taking into account and utilize Information
Technology. The purpose of this study was to better efficiency at enhancing
the competitiveness of SMEs through the use of Information Technology.
Micro, Small and Medium cultivated IT base is expected will be increased
competitiveness. Objective: 1) undescrebed conditions of SMEs that have
used information technology. 2) completion of a development model of IT-
based marketing strategies that can be applied practically. 3) application
models empirically, and 4) unprovable floating model application of IT-
based marketing strategy. To achieve these objectives do action research
approach, is research activities continued with implementation. Therefore, the
model-based marketing strategy information technology into solutions for
marketing problems of SMEs and increasing competitiveness.

Keywords : Marketing strategy; SMEs, information technology; competitivennes.

Abstrak: Penelitian ini ingin menghasilkan model untuk mengembangkan


strategi pemasaran berbasis Teknologi Informasi (TI) adalah bentuk model
pengembangan strategi pemasaran dengan memperhatikan dan
memanfaatkan Teknologi Informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
efisiensi yang lebih baik dalam meningkatkan daya saing UMKM melalui
penggunaan Teknologi Informasi. Basis IT Mikro, Kecil dan Menengah
diharapkan akan meningkatkan daya saing. Tujuan: 1) kondisi UMKM yang
belum digunakan yang telah menggunakan teknologi informasi. 2)
penyelesaian model pengembangan strategi pemasaran berbasis TI yang
dapat diterapkan secara praktis. 3) model aplikasi secara empiris, dan 4)
aplikasi model mengambang berbasis strategi pemasaran berbasis TI. Untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan pendekatan penelitian tindakan, adalah
kegiatan penelitian dilanjutkan dengan implementasi.. Oleh karena itu,
model strategi pemasaran berbasis teknologi informasi menjadi solusi untuk
masalah pemasaran UMKM dan meningkatkan daya saing.

Keywords : Strategi pemasaran, tekbologi informasi, daya saing, UMKM.

113 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020


Model Pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi......... Sisno Riyoko, Budi Lofian

PENDAHULUAN sudah memiliki pemahaman yang sama tentang


pentingnya peranan UMKM di masyarakat
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Tambun et al, 2006). Usaha Mikro Kecil dan
memiliki peran yang sangat penting dalam Menengah memiliki peranan dalam hal penyerapan
mendorong tumbuhnya ekonomi di Indonesia. tenaga kerja, penyumbang APBN pada skala
Beberapa penelitian yang telah dilakukan ternyata nasional dan APBD atau PAD pada skala regional
Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki peran dan lokal. Hampir semua aspek yang berkaitan
dalan memperkokoh perekonomian nasional dengan perkembangan UMKM telah diteliti,
melalui berbagai keterkaitan usaha seperti fungsi misalnya aspek permodalan, kegiatan produksi dan
pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur dan eksportnya serta peningkatan kapasitas sumber
pemasar bagi hasil produk-produk industri besar. daya manusianya. Dengan demikian peran
Disamping itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah informasi pemasaran menjadi isu sentral dan
juga dapat meningkatkan efisiensi ekonomi strategis untuk diteliti.
khususnya menyerap tenaga kerja lokal dan dapat Studi tentang strategi pemasaran berbasis
meningkatkan sumber daya manusia untuk menjadi teknologi informasi bagi Usaha Mikro Kecil dan
wiraswasta-wiraswasta yang tangguh. menengah dalam meningkatkan daya saing belum
Di pihak lain keberadaan Usaha Mikro Kecil banyak dilakukan oleh para peneliti. Menurut M
dan Menengah tenyata sulit beradaptasi dengan Tajudin, Abdul Manan dan Ahmad adil (2011)
struktur pasar yang ada. Usaha Mikro Kecil dan menghasilkan kesimpulan bahwa faktor yang
Menengah pada umumnya kurang memiliki melandasi UMKM terdorong menggunakan e-
informasi pasar sebagai akibat keterbatasan commerce terdiri dari 6 faktor yaitu dapat
kemampuan yang dimilikinya, sehingga ruang mengakses pasar global, mempromosikan produk,
gerak Usaha Mikro Kecil dan Menengah secara membangun merek, mendekatan dengan pelanggan,
ekonomi tetap lemah dan terbatas. membantu komunikasi lebih cepat dengan
Keberadaan UMKM yang kuat ternyata telah pelanggan dan memuaskan pelanggan.
menjadi sumber kekuatan ekonomi Negara maju, Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin
misalnya Jepang, Taiwan dan Korea Selatan. Di mencoba mengembangkan penelitian yang sudah
Jepang keberadaan UMKM-nya diakui telah ada tersebut dengan membuat model
memperkokoh perekonoian Jepang dan pengembangan strategi pemasaran usaha mikro
membawanya menjadi Negara industri. Semuanya kecil dan menengah berbasis teknologi informasi
itu tidak lepas dari kemampuan UMKM itu sendiri diharapkan dapat membantu Usaha Mikro Kecil
dalam menghadapi kondisi perekonomian yang dan Menengah (UMKM) dalam meningkatkan
semakin ketat. Salah satu kunci utama untuk dapat daya saing. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
menghadapi kondisi ekonomi global adalah untuk melakukan identifikasi keberadaan Usaha
kemampuan daya saing. Kondisi UMKM yang Mikro Kecil dan Menengah dalam memanfaatkan
daya saingnya masih rendah akan tersisih dalam teknologi informasi untuk kegiatan usahanya serta
persaingan, sehingga UMKM perlu meningkatkan merumuskan dan menyusun model pengembangan
daya saingnya. strategi pemasaran berbasis Teknologi Informasi
Di Negara-negara Eropa khususnya Eropa Barat sebagai upaya dalam meningkatkan daya saing
keberadaan UMKM sangat penting. Di Belanda UMKM di Jepara.
misalnya, jumlah UMKM sekitar 95% dari jumlah
perusahaan di Negara kincir angin tersebut (Bijmolt TINJAUAN PUSTAKA
dan Zirort, 2004), seperti Amerika Serikat, juga di
negara industri maju lainnya yang tergabung dalam Strategi Pemasaran
OEC seperti Jepang, Jerman, Perancis dan Kanada. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan yang memiliki cakupan yang sangat luas meliputi
motor penting dari pertumbuhan ekonomi dan cakupan internal maupun cakupan ekternal
progress teknologi (Tambun, 2006) perusahaan. Kotler (2006) mengemukakan bahwa
Di Negara sedang berkembang di Asia, Afrika pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
dan Amerika Latin, UMKM juga berperan sangat dimana individu atau kelompok bertujuan untuk
penting khususnya dari perspektif kesempatan memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui
kerja, sumber pendapatan bagi kelompok miskin, kreativitas penawaran dan pertukaran nilai produk
distributor, pendapatan dan pengurangan dengan yang lain. Hal ini menunjukan bahwa
kemiskinan dan pembangunan ekonomi pedesaan. pemasaran membutuhkan strategi yang
Studi tentang UMKM sebenarnya telah sering diungkapkan dalam rencana-rencana yang realistis
dilakukan karena hampir semua pihak dan kalangan

114 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020


Model Pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi......... Sisno Riyoko, Budi Lofian

yang dihubungkan dengan kemungkinan industry untuk memberikan laba jangka panjang
memperoleh keuntungan. dan penentuan posisi relative dalam suatu industri.
Strategi bisnis dan keunggulan bersaing
harus menjadi pedoman dalam pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi
strategi pemasaran. Para pengambil keputusan Informasi
harus dilibatkan dalam proses perencanaan bisnis Teknologi informasi mempunyai lima peran
meliputi : 1) peran serta dalam analisis dan utama yaitu meningkatakan efisiensi, efektivitas,
perencanaan strategik perusahaan, 2) melayani komunikasi, kolaborasi dan competitive. Disamping
manajer lain sebagai anggota tim perencanaan itu teknologi infomasi dapat digunakan untuk
strategik unit bisnis dan 3) mengembangkan dan pengolahan transaksi atau transaction processing
melaksanakan rencana pemasaran strategik untuk system (TPS) yang bertujuan untuk menggantikan
pasar yang dilayani perusahaan. craven, (2007) pengolahan transaksi yang dilakukan manusia
Analisis situasi pemasaran merupakan dengan teknologi informasi. Aplikasi teknologi
identifikasi peluang pemasaran sebagai dasar untuk infomasi ini menyediakan informasi bagi
perancangan strategi pemasaran. Strategi pengambil keputusan dalam suatu organisasi bisnis.
pemasaran mencakup penargetan pasar dan analisis Agar pengambilan keputusan lebih efektif
penempatan, pemilihan strategi pemasaran dan diperlukan dukungan sumber data yang terintegrasi
pengembangan serta penempatan produk. Strategi hingga membentuk suatu sistim informasi
pasar sasaran mengidentifikasikan bagaimana suatu pendukung dalam pengambilan suatu keputusan
usaha menghubungkan pasar dengan produk. Untuk (Yogiyanto, 2004)
memilih pasar sasaran perlu dipertimbangkan daya Dilain pihak teknologi informasi dapat
tarik segmen dan sumber daya kekuatan bisnis digunakan untuk media perdagangan yang disebut
perusahaan dalam suatu segmen. Keputusan pasar dengan perdagangan melalui internet khususnya
produk merupakan “focal point” dari suatu strategi dengan teknologi Web. Ada lima keuntungan
pemasaran karena pentargetan pasar sebagai dasar menggunakan ecomerse di internet yaitu bisnis
untuk penempatan tujuan dan pengembangan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif, mengurangi
strategi penempatan (Cravens, 2007). kebutuhan modal kerja lebih hemat, lebih menjaga
Pengelolaan strategi pemasaran harus hubungan baik dengan pelanggan,dan
memperhatikan perancangan organisasi pemasaran memungkinkan sekali dalam menjalankan
yang efektif, pelaksanaan dan pengendalian strategi perdagangan (Kotler, 2004).
serta pemakaian sistim informasi untuk Penggunaan internet dalam bisnis sangat
perencanaan dan manajemen dari stategi memungkinkan perusahaan dapat mengekploitasi
pemasaran. Dengan demikian strategi pemasaran peluang peluang pemasaran mengenai pelanggan
merupakan prinsip yang menyeluruh untuk dan calon pelanggan potensial. Oleh karena itu
mencapai tujuan-tujuan pemasaran dan bisnis yang penggunaan e-comerse dalam perdagangan
mencakup keputusan-keputusan bauran pemasaran memiliki keunggulan baik untuk konsumen maupun
dan aplikasi pemasaran. Menurut Kotler (2007) untuk dunia bisnis yaitu kenyamanan,
membagi strategi pemasaran menjadi tiga bagian penghematan, pilihan atau seleksi personalisasi
yaitu 1) strategi pasar sasaran dan strategi informasi (Martin, 2007). Lebih lanjut dikatakan
pengembangan produk, 2) bauran pemasaran dan adanya e-commerce perusahaan dapat
anggaran pemasaran serta 3) strategi pemasaran meningkatkan layanan dengan melakukan interaksi
yang menyeluruh meliputi tujuan dan sasaran yang lebih personal, dapat memberikan informasi
penjualan, pangsa pasar dan keuntungan. sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen
Strategi pemasaran UMKM diarahkan untuk (Ghosh, 2008)
memenangkan persaingan di suatu pasar sasaran. Menurut Hill (2010) keunggulan teknologi
Suatu persaingan akan dimenangkan jika strategi melalui penggunaan e-commerce akan memberikan
pemasaran produsen mampu menciptakan strategi manfaat dalam proses bisnis yaitu akan
bersaing (competitive strategy) yang mempunyai mempermudah perusahaan untuk memasuki pasar
keunggulan bersaing. Menurut Porter (2007) yang baru dan juga memperjelas kelemahan pasar
strategi bersaing merupakan kombinasi antara dari perusahaan yang ada serta dapat menciptakan
tujuan yang diperjuangkan perusahaan dengan peluang, strategi baru, menyediakan peluang jasa
kebijakan yang digunakan untuk mencapai tujuan pelanggan yang subtansial.
tersebut atau pencarian posisi yang menguntungkan Pemasaran berbasis teknologi informasi
dalam suatu industry sebagai tempat persaingan. dapat dikatakan sebagai pemasarasan yang
Ada dua factor yang perlu dipertimbangkan dalam memanfaatkan teknologi seperti internet. Menurut
memilih strtaegi bersaing yaitu daya tarik suatu Needle yang dikutip Whiteley(2000) perdagangan

115 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020


Model Pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi......... Sisno Riyoko, Budi Lofian

memalui internet tidak selalu sesuai dengan semua pertanyaan kepada responden. Sedangkan Fokused
produk atau semua orang. Internet sebagai media Group Discution (FGD) merupakan teknik
pemasaran dan saluran penjualan dapat diuji dengan pengumpulan data yang bertujuan menemukan
hal-hal sebagai berikut: makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah
1. Produk kelompok. Teknik ini digunakan untuk
Beberapa produk dapat dijual dengan melalui mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok
intenet. Penggunaan existing mail order berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu
memberikan indikasi dan produk teknikal yang permasalahan tertentu.
disampaikan kepada pemakai internet dapat
ditambahkan pada daftar. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Harga
Dalam intenet penjual tidak membutuhkan took Identifikasi Profil UMKM
retail dan fasilitas-fasilitas penjualan, sehingga
relative lebih murah. Pada tahapan awal analisis model
3. Promosi pengembangan strategi pemasaran berbasis
Internet memberikan cara yang lebih mudah teknologi informasi adalah melakukan identifikasi
untuk mempromosikan produk. Promosi dalam profil UMKM yang dalam melakukan kegiatan
internet tidak seperti bentuk pengiklanan yang usahanya. Proses wawancara dan Fokus Group
lainnya, pelanggan mempunyai akses internet Discution (FGD) dilakukan untuk memperoleh
dan menggunakannya untuk menemukan hasil tersebut. Berikut ini adalah rangkuman
produk yang dipromosikan. identifikasi profil UMKM dari hasl wawancara dan
4. Tempat. FGD.
Pembelian melalui internet dapat dikirimkan Tabel 1. Profil responden
kepada pelanggan. Pelayanan informasi dapat
dikirimkan secara elektronik, namun untuk Bahan Baku Jumlah Persentase
produk dibutuhkan biaya pengiriman secara Lokal 60 60
fisik. Antar Pulau 28 28
Luar 12 12
METODE PENELITIAN Daerah pemasaran
Daerah sekitar 60 60
Sampel Antar pulau 25 25
Sampel dalam penelitian ini adalah responden eksport 15 15
atau UMKM yang bertempat tinggal di Jepara Aset per tahun
dengan karakteristik pria dan wanita. Adapun
501 – 1 milyar 4 4
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100
100 – 500 juta 22 22
responden. Sedangkan teknik sampling yang
< 100 juta 74 74
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
Jumlah Pegawai
sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan
karakteristik yang dibutuhkan dalam penelitian ini. >10 orang 41 41
6 – 10 orang 22 22
Jenis dan sumber data < 5 orang 37 37
Data yang dipakai dalam penelitian ini Tingkat pendidikan
terdiri dari data primer dan data skunder. Data pegawai
primer mengacu pada informasi yang dipereleh dari Sarjana 2 2
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan SMA 30 30
variabel minat untuk tujuan spesifik studi (sekaran, SMP 48 48
2006). Sedangkan data skunder diperoleh melalui SD 20 20
tangan kedua yaitu dari Dinas Perindustrian dan Sumber : hasil pengolahan data survey, 2016
daftar pustaka.
Hasil pengolahan data menunjukan bahwa secara
Metode Pengumpulan data keseluruhan terdapat 100 responden yang berhasil
Metode pengumpulan data yang digunakan ditemukan dan diamati yang tersebar di wilayah
dalam penelitian tahun pertama maupun tahun kecamatan Jepara kota, kecamatan tahunan,
kedua kuesiner dan Fokused Group Discution. kecamatan pecangaan, kecamatan mayong dan
Kuesioner merupakan suatu mekanisme kecamatan welahan. Dari 100 UMKM tersebut
pengumpulan data dengan memberikan daftar dapat diidentifikasi dalam memperoleh bahan baku

116 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020


Model Pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi......... Sisno Riyoko, Budi Lofian

untuk membuat produknya yaitu 60 responden rangka perumusan model strategi pemasaran
(60%) bahan baku berasal dari lokal daerah berbasis teknologi informasi. Data diperoleh
setempat, sebanyak 28 responden (28,%) berasal melalui wawancara dan fokus group discution.
dari antar pulau dan 12 responden (12%) bahan Hasil tersebut dapat di rangkum dalam tabel berikut
baku berasal dari luar negeri. Dengan demikian :
dapat disimpulkan bahwa bahan baku untuk
membuat produk masih menggunakan bahan lokal, Tabel 2. Identifikasi kebutuhan teknologi informasi
sehingga dari sisi biaya dapat dihemat. Kepemilikan komputer Jumlah Persentase
Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang ada Tidak memiliki 55 55
di Jepara dalam memasarkan produknya sebanyak Memiliki 45 45
60 responden (60%) dipasarkan pada daerah lokal Program komputer
atau daerah sekitar, 25 responden (25%) produk Tidak memiliki 55 55
UMKM di pasarkan ke luar pulau dan hanya 15 Memiliki 45 45
responden (15%) yang dipasrkan pada pasar luar Pemasran online
negeri atau ekspor. Dengan demikian dapat Pernah 55 55
disimpulkan bahwa daerah pemasaran produk Tidak pernah 45 45
UMKM masih terbatas pada pasar lokal. Oleh
Teknologi informasi
karena itu perlu model strategi pemasaran yang
Perlu 75 75
berbasis teknologi informasi.
Belum perlu 25 25
Hasil penyebaran kusioner dan wawancara
Sumber : hasil pengolahan data, 2016
kepada 100 UMKM di Jepara menunjukan bahwa
Hasil pengolahan data yang telah dilakukan
jumlah kekayaan yang dimilki pada saat penelitian
ini dilakukan sebagai berikut : sebanyak 74 menunjukan bahwa secara keseluruhan terdapat 100
responden (74%) memiliki kekayaan dibawah 100 UMKM yang tersebar di sentra-sentra UMKM di
Jepara. Dari 100 Usaha tersebut yang berhasil
juta. Sedangkan yang memiliki kekayaan antara
ditemui dan diwawancarai, sebanyak 55 UMKM
100 – 500 juta sebanyak 22 responden (22%) dan
(55%) tidak memiliki computer dan sisanya
sisanya yang memilki kekayaan 501 – 1 milyar
sebanyak 45 UMKM (45%) memiliki masing-
sebanyak 4 responden (4%).
Berdasarkan hasil wawancara dan masing 1 komputer. Kondisi ini menunjukan bahwa
penyebaran kuesioner yang telah dilakukan kemajuan teknologi informasi (computer) masih
belum menyentuh UMKM. Keberadaan teknologi
terhadap 100 UMKM di Jepara diperoleh data
informasi belum banyak dimafaatkan oleh UMKM
tentang jumlah pegawai yang bekerja. Dari 100
untuk kegiatan usahanya. Oleh karena itu
UMKM tersebut sebanyak 37 responden (37%)
menyatakan jumlah pegawai kurang dari 5 orang, diperlukan penerapan penggunaan dan sosialisasi
sebanyak 22 responden (22%) memiliki jumlah 6- pentingnya teknologi informasi untuk kegiatan
usaha.
10 orang, sedangkan sisianya yaitu sebanyak 41
Hasil survey di lapangan menunjukan bahwa
responden (41%) memiliki jumlah pegawai
55 UMKM (55%) tidak memiliki program
sebanyak lebih dari 10 orang. Dengan demikian
computer, 45 UMKM (45%) memilki program
jumlah pegawai rata-rata lebih dari 10 orang.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan computer. Namun computer yang dimiliki hanya
wawancara terhadap 100 UMKM yang ada dipakai untuk mendukung administrasi yang
sederhana saja dan belum dimanfaatkan secara
diperoleh informasi tentang tingkat pendidikan
maksimal untuk mendukung keseluruhan kegiatan
pegawai. Dari 100 responden 2 responden (2%)
manajerial. Dengan demikian menunjukan bahwa
pendidikan pegawai adalah sarjana, 30 responden
kondisi UMKM di Jepara belum mampu
(30%) pendidikan Sekolah Menengah Atas, 48
responden (48%) berpendidikan SMP dan sisanya memanfaatkan teknologi informasi untuk kegiatan
sebanyak 20 responden (20%) berpendidikan SD. bisnisnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
telah dilakukan bahwa pengenalan kegiatan
pendidikan para pegawai yang bekerja di UMKM
pemasaran secara online telah dipahami sebagian
sebagian besar berpendidikan SMP. Oleh karena
UMKM. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 100
itu diperlukan tambahan ketrampilan dan
pendidikan khusus. UMKM yang menjadi obyek penelitian
menunjukan bahwa 55 UMKM (55%) pernah
melakukan kegiatan pemasaran secara online, dan
Identifikasi Kebutuhan Teknologi Informasi
sisanya sebanyak 45 UMKM (45%) tidak pernah
Tahapan penelitian berikutnya adalah melakukan
melakukan kegiatan pemasaran secara online.
identifikasi kebutuhan teknologi informasi dalam
Kalau dilihat dari kepemilikan computer masih

117 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020


Model Pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi......... Sisno Riyoko, Budi Lofian

sedikit, sehingga pemasaran secara online Teknologi dapat mempermudah semua urusan
dilakukan melalui bantuan pihak lain. Hal inilah bisnis.
yang menjadi pendorong untuk kegiatan pemasaran Kekuatan-kekuatan lingkungan makro
dengan melalui webset. Namun bagi UMKM yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap
belum pernah melakukan pemasaran online keputusan pemasaran UMKM di Jepara. Keputusan
disebabkan oleh pengetahuan UMKM yang masih pemasaran UMKM di Jepara sangat dipengaruhi
rendah terkait dengan keberadaan teknologi oleh faktor lingkungan mikro seperti pemasok,
informasi. pesaing, pedagang perantara, publik dan pelanggan.
Hasil pengolahan data yang diperoleh dari
survey lapangan menunjukan bahwa tanggapan Model Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi
UMKM terhadap kebutuhan teknologi informasi. Informasi
Dari 100 UMKM yang telah diwawancarai dan Dalam upaya meningkatkan daya saing
mengisi kuesioner menunjukan 75 UMKM (75%) UMKM di Jepara akan dicoba membuat rancangan
teknologi informasi sangat dibutuhkan. Sedangkan model strategi pemasaran berbasis Teknologi
sisanya sebanyak 25 UMKM (25%) menulis Informasi. Perumusan model diawali dengan
teknologi informasi tidak diperlukan. Dengan mengenali kebutuhan teknologi informasi bagi
demikian maka kebutuhan akan teknologi informasi UMKM. Hasil analisis yang telah dilakukan
sangat diperlukan oleh UMKM di Jepara. Hasil menunjukan strategi pemasaran berbasis teknologi
wawancara terhadap 100 UMKM menyatakan informasi sangat dibutuhkan. Pengenalan
bahwa teknologi informasi belum perlu pemasaran melalui internet dapat memberikan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan tentang kemudahan kepada pelaku UMKM untuk
pentingnya teknologi informasi saat ini. Oleh memasarkan produknya. Hal ini disebabkan karena
karena itu penelitian ini diharapkan akan mampu : 1). dapat diakses oleh konsumen selama 24 jam,
mendorong UMKM paham tentang manfaat 2) dapat menjangkau pasar yang lebih luas, 3) dapat
teknologi bagi kegiatan usaha atau bisnis. meningkatkan image UMKM, 4) mengurangi biaya
pemasaran, 5) memudahkan UMKM untuk
Analisis Situasi Pemasaran UMKM di Jepara menjalin hubungan dengan konsumen,
Berdasarkan hasil analisis yang telah Model strategi pemasaran berbasis teknologi
dilakukan oleh tim peneliti melalui Focus Grup informasi ini diharapkan akan mampu
Discution ataupun melalui penyebaran kuesioner menyelesaikan permasalahan UMKM di Jepara
dengan UMKM di Jepara menunjukan bahawa terutama untuk akses pasar. Model penelitian yang
informasi yang berkaitan faktor lingkungan makro digunakan terfokus pada upaya meningkatkan daya
(ekonomi, teknologi, sosial budaya, kebijakan saing UMKM dengan menerapkan model strategi
pemerintah dan demografi) kurang mendapat pemasaran berbasis teknologi informasi. Perumusan
perhatian para UMKM di Jepara. Dari data yang model strategi pemasaran diawali dengan
telah diperoleh menunjukan UMKM hanya 55% mengetahui karakteristik UMKM dengan melihat
yang secara umum belum memperhatikan informasi aspek mikro dan aspek makro untuk merumuskan
tentang lingkungan pemasaran makro, yang berarti strategi pemasaran. Model strategi pemasaran
bahwa UMKM di Jepara belum sepenuhnya berbasis teknologi informasi dalam penelitian ini
berorientasi pada peluang dan ancaman. Oleh dapat diilustrasikan pada gambar berikut:
karena itu diperlukan perhatian dari semua pihak
untuk peduli terhadap kemajuan UMKM di Jepara Subsistem
antara lain, peneliti/perguruan tinggi, pemerintah Subsistem Produk
Lingkungan
daerah dan pihak swasta yang lain. Internal Subsistem
Basis Harga
Namun demikian disisi lain menunjukan Subsistem Data Pemakai
bahwa 45% UMKM di Jepara telah memperhatikan Pemasaran Subsistem
Tempat
perubahan lingkungan makro, yang berarti bahwa Subsistem
Lingkungan Subsistem
UMKM di Jepara telah mampu melihat peluang dan Ekternal Promosi
ancaman yang akan timbul. Berkaitan dengan hal
tersebut diharapkan para UMKM di Jepara dalam Gambar 1. Model Strategi pemasaran berbasis
menyusun strategi pemasaran yang handal perlu Teknologi Informasi sebagai upaya meningkatkan
kiranya memperhatikan perubahan lingkungan daya saing UMKM
makro yaitu perubahan teknologi. Dengan teknologi
UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa
dan dapat melihat peluang pemasaran yang ada. untuk merumuskan model strategi pemasaran
berbasis teknologi diperlukan analisis terhadap

118 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020


Model Pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi......... Sisno Riyoko, Budi Lofian

faktor lingkungan internal dan lingkungan ekternal dorongan yang kondusif bagi perkembangan,
yang mempengaruhi pemasaran. Faktor lingkungan kemandirian pelaku UMKM di Jepara terutama
internal memberikan informasi mengenai keberadan pengembangan kompetensi kreatifitas, konsistensi
atau profil UMKM, dimana akan memberikan dan komitmennya terhadap usahanya sendiri
masukan untuk subsistem pemasaran. Informasi maupun pihak lain sehingga dapat meningkatkan
informasi tersebut akan dimasukan kedalam data daya saing.
base untuk diolah. Hasil pengolahan tersebut Berdasarkan analisis deskriptif bahwa
berupa output yang berupa subsistem produk, UMKM di Jepara terdorong untuk menggunakan
subsistem harga, subsistem tempat dan subsistem teknologi informasi yaitu untuk mengakses pasar
promosi yang dipakai oleh UMKM. global, mempromosikan produk, membangun
Analisis terhadap lingkungan eksternal merek, mendekatkan dengan pelanggan, membantu
dipakai untuk melihat keberadaan para pesaing dan komunikasi lebih cepat dengan pelanggan dan
pelanggan. Lingkungan ini juga memberikan memuaskan pelanggan. Oleh karena itu keberadaan
masukan untuk subsistem pemasaran, kemudian analisis lingkungan makro informasi, terutama
semua informasi yang diperoleh dari analisis ekonomi dan Teknologi memiliki peran yang sangat
lingkungan ekternal tersebut juga dimasukan ke penting dalam merumuskan strategi pemasaran
dalam data base. Hasil pengolahan data base juga UMKM. Sehubungan dengan ketentuan ini
berupa output yang nantinya dapat dilihat oleh informasi mutlak yang dibutuhkan oleh UMKM
pengguna dalam hal ini bisa pelangan, pesaing dan maka strategi pemasaran yang mencakup strategi
lain sebagainya. Semua olahan data tersebut akan pasar, strategi bauran pemasaran harus ditanggapi
dimasukan dalam sebuat webset yang dapat dilihat dengan serius. Disamping hal tersebut model
oleh semua pihak yang memerlukan. strategi pemasaran berbasis teknologi informasi
harus diintegrasikan dengan agen web.
PENUTUP
Kesimpulan Saran
Usaha Mikro Kecil dan Menengah 1. Informasi lingkungan makro khususnya
merupakan salah satu inti persaingan yang fleksibel ekonomi dan teknologi memiliki peran yang
di pasar internasional. Namun sampai saat ini masih sangat penting dalam merusmuskan strategi
banyak permasalahan yang dihadapi oleh UMKM pemasaran UMKM. Berkaitan dengan hal
di Jepara diantaranya yaitu akses pasar. Untuk tersebut penyediaan informasi menjadi mutlak
menjangkau pasar yang lebih luas diperlukan dibutuhkan oleh UMKM.
strategi pemasaran dan keterlibatan pihak-pihak 2. Strategi pemasaran yang mencakup strategi
terkait seperti pemerintah daerah, peneliti dan pasar, strategi bauran pemasaran harus ditangani
konsultan. secara serius.
Melalui model strategi pemasaran berbasis 3. Model Strategi pemasaran berbasis teknologi
teknologi ini pelaku UMKM di Jepara akan informasi sebaiknya diintegrasikan dengan web
memperoleh berbagai informasi yang berkaitan instansi terkait.
dengan produk ataupun jejaring yang berhubungan
dengan produk yang dipasarkan. Hal ini merupakan

REFERENSI
Bijmolt, T and P.S. Zwart, 2004. “The Impact of Internal Factor on Export Succes of Dutch, Small and
Medium Sozed Firm” Journal of Small Bussines Management 222-238
Craven, David W and Nigel F. Piercy, 2007. Strategic Marketing, McGraw- Hill, Boton
Ghosh, R., Constructing Identities, 2008, The SouthAsian Experience in North America, The Journal of
Woment Studies 3 hal 127-148
Hitt, Michael A. :R Duane Ircland and Robert E, Hoskisson, 2009. Manajemen Strategi Menyongsong Era
Persaingan dan Globalisasi, Cetakan kelima, Jakarta, Erlangga.
Hill R. And Walden L. 2005. The Draft Uncitral Model Low for Electronic Commerce Issue and Solution
(Teaching Materials , URL http, wwwbussines fortunicity.com.
Jogiyanto, 2004. Sistim Teknologi Informasi, Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta.
Kotler, Philip,and Garry Amstrong 2006, “Principles of Marketing” Mellinium Edition, A. Somon &
Schucer Company Ebnglewood
Kotler, Philip, 2004, Marketing Management, Milenium Edition, Prentice- Hall
Kuncoro, Mudrajat, 2006, “Strategi, Bagaimanan Meraih Keunggulan Kompetitive”, Airlangga, Jakarta.

119 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020


Model Pengembangan Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi......... Sisno Riyoko, Budi Lofian

Lofian Budi dan Sisno Riyoko, 2013. Identifikasi Faktor Ekternal dan Faktor Internal yang berpengaruh
terhadap Kinerja UKM Mebel Rotan di Jepara, “Jurnal Disprotek UNISNU hal 8-15
Martin, E. And Brown, C., 2007. Managing Information Technology, What Manager Need to Know,
Singapore Prentice Hall.
Porter, Michael E, 1996. “The Competitive Strategy”, the Free Press.
Porter, Michael. E., 2006. “The Competitive Advantage of Nation” the free the Thirt, Evenue, New York.
Riyoko, Sisno, 2009. Identifikasi Faktor Penentu Pertumbuhan Industri Tenun Troso di Jepara, penelitian
tidak dipublikasikan.
Tambun, Tulus, Tahi, 2006. Development of small Scale Industries during the New Order Goverent in
Indonesia, Aldershot Ashagate.
Tajuddin. M, Abdul Manan, Ahmad Adil, 2011. Studi Kasus Model Strategi Pemasaran Terintegrasi
berbasis Teknologi Informasi di Nusa Tenggara Barat, “Jurnal Kursor p. 68-76.

120 E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 21(2), 2020

Anda mungkin juga menyukai