Anda di halaman 1dari 55

PEMIKIRAN DAN IMPLEMENTASI MARZUKI RAHMAN

DALAM PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK DI


YAYASAN KARYA PEMBANGUNAN PURUK CAHU

Proposal Tesis

Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Sebagian Syarat


Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan (M.Pd)

Oleh :

SULASTRI WULANDARI
NIM: 2110130321

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


PASCASARJANA
PRODI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
1444 H/2023 M

i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL TESIS

ii
PENGESAHAN PROPOSAL TESIS
Proposal Tesis yang berjudul Pemikiran dan Implementasi Marzuki
Rahman dalam Pengembangan Tenaga Pendidik di Yayasan Karya
Pembangunan Puruk Cahu Oleh Sulastri Wulandari NIM 2110130321 telah
dimunaqasyahkan oleh Tim Munaqasyah Proposal Tesis Pascasarjana Instituti
Agama Islam Negeri (IAIN ) Palangka Raya pada:

Hari :

Tanggal :

Palangka Raya, Februari 2023

Tim Penguji:

1.
(………………………)Ketua Sidang/Anggota

2. (………………………)
Penguji Utama

3. (………………………)
Penguji I/Anggota

4. (………………………)
Penguji II/Sekretaris

Mengetahui:
Ketua Program Studi MMPI,

Dr. Hj. Muslimah, M.Pd.I.


NIP. 19720502 199903 2 004

iii
KATA PENGANTAR
Al- Hamdulillah. Segala pujian pujian dan rasa syukur hanya bagi Allah

SWT, Allah Pemberi nikmat dan hidayah. Shalawat dan salam semoga tercurah dan

terlimpah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW putra gurun sahara yang tandus

dan gersang yang bermandikan iman dan Islam yang dapat membawa manusia dari

bayangan kepada cahaya yang terang benderang juga bagi ahlu al- bait, para sahabat,

para aulia Allah dan seluruh kaum muslimin dan muslimat dari penjuru bumi barat

dan timur. Penulis mengungkapkan rasa syukur yang mendalam karena proposal tesis

ini dapat diselesaikan, meski dalam proses penelitian serta penyusunannya

menghadapi berbagai macam kesulitan, rintangan.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan support, do'a, bimbingan dan

membantu penelitian awal serta penyusunan proposal tesis ini dari awal hingga akhir,

secara langsung maupun tidak langsung. Di antaranya adalah:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Qodir, M.Pd selaku Direktur pasca sarjana yang telah

banyak memberikaan kemudahan layanan, motivasi sehingga bisa terselesainya

penulisan proposal tesis ini.

2. Bu Dr. Hj. Muslimah, M.Pd.I selaku ketua Program Studi MMPI yang tidak

hentinya memberikan motivasi, kepada mahasiswa terutama kepada penulis

sehingga penulis selalu termotivasi untuk menyelesaikan tesisnya tepat waktu.

iv
v

3. Bu Dr.Tutut Sholihah, M. Pd selaku Pembimbing Utama yang telah banyak

memberikan motivasi, bimbingan dan arahan masukan yang sangat berharga

kepada penulis tentang substansi penulisan proposal tesis ini.

4. Bapak Dr. H. Sardimi, M.Ag, selaku Pembimbing kedua yang telah banyak

memberikan motivasi, bimbingan dan arahan serta masukan yang tidak ada

hentinya sangat berharga kepada penulis tentang substansi penulisan proposal

tesis ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf TU Pascasarjana IAIN Palangka Raya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan wawasan keilmuan dan

kemudahan kepada penulis.

6. Kepada Bu Marni yang sering diminta bantuan dan arahan sehingga penulis

merasa mudah dalam melaksanakan tugas akhir walaupun terhalang jarak yang

cukup jauh.

7. Seluruh rekan-rekan MMPI angkatan 2021, terima kasih atas segala dukungan dan

motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan proposal tesis ini.

Disadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposaal tesis ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karenanya, kepada para pembaca dan para

pakar, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan tulisan-

tulisan dan karya-karya selanjutnya. Semoga ini menjadi karya yang bermanfaat. Âmîn

ya rabb al-'âlamîn.

Palangka Raya, Februari 2023


Penulis

Sulastri Wulandari
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL TESIS...................................................ii

PENGESAHAN PROPOSAL TESIS....................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar belakang...........................................................................................1

B. Rumusan masalah......................................................................................6

C. Tujuan penelitian.......................................................................................6

D. Kegunaan penelitian..................................................................................6

BAB II......................................................................................................................9

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................9

A. Kerangka teori...........................................................................................9

BAB III..................................................................................................................31

METODE PENELITIAN.......................................................................................31

A. Jenis, tempat dan waktu penelitian..........................................................31

B. Data dan sumber data..............................................................................33

C. Teknik pengumpulan data.......................................................................36

D. Teknik analisis data.................................................................................39

E. Pemeriksaan keabsahan data...................................................................42

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era 4.0 seperti saat ini pengelolaan dan pengembangan tenaga

pendidik sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan. Terutama dalam

menigkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan lembaga pendidikan,

mengingat semakin majunya dunia pendidikan saat ini. 1

Pendidik adalah orang yang mendidik. Dalam bahasa inggris disebut

Teacher yang berarti pendidik, pengajar. Berdasarkan dari segi arti makna

pendidik sangatlah luas. Siapapun boleh jadi pendidik tetapi dengan syarat-

syarat tertentu. Pendidik adalah profil manusia yang setiap hari didengar

perkataannya, dilihat dan mungki ditiru prilakunya oleh murid-muridnya

disekolah. Oleh karena itu seorang pendidik harus memenuhi syarat-syarat

berikut: (1) beriman kepada allah dan beramal sholeh.(2) menjalankan ibadah

dengan taat.(3) memiliki sikap pengabdian yang tinggi kepada dunia

pendidikan.(4) ikhlas dalam menjalankan tugas pendidikan. (5) menguasai ilmu

yang diajarkan kepada anak didik .(6) profesional dalam menjalankan tugas.(7)

tegas dan berwibawa dalam menghadapi masalah yang dihadapi murid-

muridnya.2

Untuk mencapai pendidik yang berkualitas maka perlunya

pengelolaan tenaga pendidik dalam sebuah lembaga pendidikan yang tentu

1
Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Majamen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000, hlm.145.
2
Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, Manajemen Pendidikan & Pelatihan, Bandung:
Pustaka Setia, 2010, hlm. 93.
2

harus memiliki konsep pemikiran serta implementasi yang baik supaya

lembaga pendidikan memiliki mutu pendidik yang berkualitas. Maka dari itu

untuk mengelola pengembangan kualitas pendidik perlu pemikiran, manajerial,

serta implementasi yang terkonsep dengan baik. 3

Konsep pemikiran disebut juga dengan perencanan atau planning.

Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan

dalam bentuk pemikiran, memikirkan, racangan atau hal-hal yang terkait

dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.4 serta tidak terjadi

dengan sia-sia. Dalam hal ini firman Allah dalam surat Shaad ayat 27

memperkuat prinsip perencanaan yakni:

        


5
         

Artinya: “dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada

antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-

orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk

neraka.”

Dan hadis Nabi SAW:

3
Ibid, hlm. 149.
4
Didin Hafifuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariaat dalam Praktek.(Jakarta:
Gema Insani, 2003) h. 77
5
Q.S As-Shaad: 27
3

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang jika melakukan sesuatu

pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas)”. (HR.

Thabrani).

Konsep perencanaan terlihat jelas dalam proses penciptaan langit dan

bumi beserta isinya bahwa Allah telah merencanakan segala sesuatu dengan

jelas dan matang bahkan usia manusia pun telah direncanakan panjang

pendeknya. Agama juga mengajarkan umatnya untuk membuat perencanaan

yang matang dan itqan, karena setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab

akibat. Adanya perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik juga

sehingga akan disenangi oleh Allah. Tentunya penilaian yang paling utama

hanya penilaian yang datangnya dari Allah SWT.

Penjelasan dalil diatas dapat diartikan bahwa Pemikiran yang

terkonsep serta implementasi yang terstruktur dalam pengembangan kualitas

pendidik, maka akan melahirkan pendidik yang handal dibidang keilmuaanya,

mampu menyelenggarakan pendidikan yang efektif serta dapat memajukan

kualitas lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang baik akan terus

memperhatikan kualitas pendidik.

Berbicara tentang pengembangan kualitas pendidik peneliti

melakukan observasi di yayasan Karya Pembangunan Puruk Cahu. Yayasan

karya pembangunan puruk cahu merupakan lembaga pendidikan islam yang

menangungi tiga lembaga pendidikan yaitu Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS),

Madrasah Tsanawiyah Tepadu (MTsT) dan Pondok Pesantren Karya


4

Pembangunan. Yayasan ini merupakan salah satu yayasan yang maju di kota

Puruk Cahu dan memiliki tenaga pendidik atau guru terbanyak. Tentu hal ini

tidak lepas dari peranan pemikiran yang baik dari seorang ketua yayasan

Marzuki Rahman.

Marzuki Rahman merupakan ketua yayasan Karya Pembangunan yang

memiliki peranan penting dalam kemajuan yayasan terutama dalam

pengembangan kualitas pendidik. Yayasan Karya Pembangunan sudah berdiri

kurang puluan tahun yang berawal dari yayasan pondok pesantren dan

sekarang sudah mempunyai dua madrasah yaitu Madrasah Ibtiaiyyah Swasta

Karya Pembangunan dan Madrasah Tsnawiyyah Terpadu Karya Pembangunan.

Yayasan sebagai badan hukum yang berada dibawah pimpinan suatu badan

pengurus dengan tujuan sosial dan tujuan tertentu yang legal. Hal ini

menunjukan bahwa pimpinan Yayayasan Karya Pembangunan mempunyai

konsep pemikiran dan implemasi yang baik dalam mengelola yayasan.6

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap “J” guru di

salah satu madrasah Lembaga pendidikan islam Karya Pembangunan

mengatakan bahwa “pimpinan yayasan Karya Pembangunan memiliki

pemimpin yang baik, tegas, berwibawa serta memiliki pemikiran yang sangat

maju dan visi yang tinggi dalam perkembangan yayasan terutama dalam

masalah kualitas pendidik dan kependidikan”.7 Hal ini juga sejalan dengan

6
Sumarni. “Peran Dan Fungsi Yayasan Dalam Pengelolaan Pendidikan Madrasah”. Jurnal
Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Vol.16. No 2, 2018, h 218-231.
7
Jumahari, Pengelola Pondok Pesantren Karya Pembangunan, Wawancara tanggal 24
maret 2022.
5

yang di katakan “M.L” salah satu kepala madrasah Lembaga pendidikan islam

Karya Pembangunan menjelaskan bahwa “pimpinan yayasan Karya

Pembangunan memiliki konsep pemikiran dan implemasi yang baik, serta

memiliki target atau rancangan masa depan yayasan yang berkemajuan dalam

tahap perkembangan, seperti rancangan pengadaan Madrasah Aliyah,

pengkaderan guru dengan memberikan beasiswa pendidikan S1 sebagai

pendidik, maupun pelatihan-peltihann pengembangan keahlian guru di

Yayasan dan masih banyak lagi inovasi yang menjadi target pimpinan yayasan

karya pembangunan. 8

Dari observasi tersebut dapat dikatakan bahwa pemimpin yayasan

Karya Pembangunan memiliki pemikiran yang berkemajuan terhadap

perkembangan yayasan terutama pendidik, pemikiran tersebut harus

diimplementasikan dengan baik sesuai dengan konsep ataupun rancangan yang

dibuat. Implementasi merupakan aktualisasi dari konsep pemikiran yang telah

dirancang dengan sedemikian rupa dalam mencapai tujuan sesuai dengan

mekanisme.9

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa yakin bahwa

penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan tentang

pengembangan lembaga pendidikan khususnya dalam hal Pemikiran dan

Implementasi Marzuki Rahman selaku ketua yayasan, maka dari itu peneliti
8
Muhammad Laihim, Kepala Sekolah MTs Tespadu Karya Pembangunan, Wawancara
tanggal 25 maret 2022.
9
Usman, Nurdin, ”Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.” Jakarta:Grasindo: 2022,
h.70.
6

akan melakukan penelitian karya ilmiah dalam bentuk tesis dengan judul

“PEMIKIRAN DAN IMPLEMENTASI MARZUKI RAHMAN

DALAM PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK DI

YAYASAN KARYA PEMBANGUNAN PURUK CAHU”.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil beberapa

rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaiamana Pemikiran Marzuki Rahman dalam pengembangan tenaga

pendidik di yayasan Karya Pembangunan Puruk Cahu?

2. Bagaimana implementasi pemikiran Marzuki Rahman dalam pengembangan

tenaga pendidik di yayasan Karya Pembangunan Puruk Cahu?

C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui Pemikiran Marzuki Rahman dalam pengembangan tenaga

pendidik di yayasan Karya Pembangunan Puruk Cahu.

2. Mengetahui Implementasi Pemikiran Marzuki dalam pengembangan tenaga

pendidik di yayasan Karya Pembangunan Puruk Cahu.

D. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis
7

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

menegembangkan keilmuan dalam bidang manajemen pendidikan,

khususnya dalam pemikiran dan implementasi ketua yayasan dalam

mengembangkan dalam pengembangan tenaga pendidik di yayasan Karya

Pembangunan Puruk Cahu. Diharapkan juga penelitian ini dapat berguna

untuk mengembangkan keilmuan Program Studi Manajemen Pendidikan

Islam Pascasarjana iain Palangka Raya, terutama:

a. Sebagai sumbangsih informasi mengenai pentingnya pemikiran Marzuki

Rahman dalam pengembangan tenaga pendidik di yayasan Karya

Pembangunan Puruk Cahu.

b. Mendapatkan gambaran implementasi pemikiran Marzuki Rahman dalam

pengembangan tenaga pendidik di yayasan Karya Pembangunan Puruk

Cahu.

c. Dapat dijadikan suatu pola atau strategi yang dapat diimplementasikan

pada lembaga pendidikan atau sekolah lainnnya terkait pemikiran dan

implementasi Marzuki Rahman selaku ketua yayasan Karya

Pembangunan dalam pengembangan tenaga pendidik di yayasan Karya

Pembangunan Puruk Cahu

d. Menambah wawasan pengetahuan yang berharga bagi peneliti khususnya

dan bagi pembaca umumnya.


8

2. Secara Praktis

Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini secara praktis adalah

sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

Memberikan manfaat besar kepada peneliti dalam rangka menambah

wawasan keilmuan bidang manajemen penguatan pendidikan karakter.

Serta Memberikan informasi bagi para pengelola pendidikan dalam

upaya mengimplementasikan manajemen penguatan pendidikan secara

optimal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka teori
1. Konsep Pemikiran
a. Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti;

pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham),

rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan.10 Agar segala kegiatan

berjalan dengan sistematis dan lancar, dibutuhkan suatu perencanaan

yang mudah dipahami dan dimengerti. Perencanaan yang matang

menambah kualitas dari kegiatan tersebut. Di dalam perencanaan

kegiatan yang matang tersebut terdapat suatu gagasan atau ide yang akan

dilaksanakan atau dilakukan oleh kelompok maupun individu tertentu,

perencanaan tadi bisa berbentuk ke dalam sebuah peta konsep.

Pada dasarnya konsep merupakan abstraksi dari suatu gambaran

ide, atau menurut Kant yang dikutip oleh Harifudin Cawidu yaitu

gambaran yang bersifat umum atau abstrak tentang sesuatu.11 Fungsi

dari konsep sangat beragam, akan tetapi pada umumnya konsep

memiliki fungsi yaitu mempermudah seseorang dalam memahami suatu

10
Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakrta: Balai Pustaka, 1994), h. 520.
11
Harifudin Cawidu, Konsep Kufr Dalam al-Qur'an, Suatu Kajian Teologis Dengan
Pendekatan Tematik (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h. 13.

9
10

hal. Karena sifat konsep sendiri adalah mudah dimengerti, serta mudah

dipahami.12 Adapun pengertian konsep menurut para ahli:

Soedjadi mengartikan konsep ke dalam bentuk atau suatu yang

abstrak untuk melakukan penggolongan yang nantinya akan dinyatakan

kedalam suatu istilah tertentu. Bahri, konsep adalah suatu perwakilan

dari banyak objek yang memiliki ciri-ciri sama serta memiliki gambaran

yang abstrak.

Dapat di simpulkan bahwa konsep pemikiran adalah sebuah

gambaran, sebuah rancangan, serta gagasan atau ide seseorang Agar

segala kegiatan berjalan dengan sistematis, terstruktur dan lancar,

dibutuhkan suatu perencanaan yang mudah dipahami dan dimengerti.

Perencanaan yang matang menambah kualitas serta kuantitas yang baik

dari kegiatan sebuah cita-cita atau impian yang ingin dicapai tersebut.

b. Pemikiran

Pemikiran berasal dari kata dasar pikir.Pemikiran memiliki arti

dalam kelas nomina atau kata benda sehingga pemikiran dapat

menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala

yang dibendakan. Proses, cara, perbuatan memikir.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata

pemikiran adalah proses, cara, perbuatan memikir. Contoh: Problem

12
Idtesis.Com, Pengertian Konsep Menurut para Para Ahli, (Diposting Tanggal 20
Maret 2015). https://idtesis.com/konsep-menurut-para-ahli/ (Diakses; Tanggal 12
Oktobr 2016).
11

yang memerlukan pemikiran dan pemecahan. Pemikiran berasal dari

kata dasar pikir.

2. Motivasi

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang

bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang mengge-

rakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam

dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi

tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang men- dasarinya.13

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung,

tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,

dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.14

3. Disiplin

Kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya

manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin kerja karyawan

makan semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa

disiplin kerja karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan

mencapai hasil yang optimal, jadi disiplin adalah kunci dari keberhasilan

suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.15


13
B.Uno.Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: 2016, Hal.1.
14
Isbandi Rukminto Adi. Psikologi, Pekerjaan Sosial, Dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,
Dasar-Dasar Pemikiran, Jakarta: Grafindo Persada, 1994. Hal. 154.
15
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ke Tujuh Belas. Jakarta, 2013,
Hal. 193.
12

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

seseorang terhadap tugas- tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini

mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan

perusahaan dan pegawainya. 16

Disiplin adalah sesuatu yang mencakup pengajaran, bimbingan atau

dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa yang bertujuan untuk

menolong anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk

mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal.17

4. Komitment

Komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari

individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya dengan suatu

bagian dari organisasi yang direfleksikan melalui penerimaan terhadap nilai-

nilai dan tujuan, kesiapan, dan kesediaan untuk berusaha sungguhsungguh,

serta keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.18

Komitmen organisasi merupakan salah satu sikap kerja yang

merefleksikan perasaan dari setiap individu, baik suka maupun tidak suka

terhadap organisasi di tempatnya bekerja.19

16
Ibid: 194.
17
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Semarang: Dahara Prize, 1994.
Hal. 11.
18
Ansel, M. F., & Wijono, S. Pengaruh Keterlibatan Kerja Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasi Polisi Di Kepolisian Resor (POLRES) Ende. Enquiry
Jurnal Ilmiah Untuk Peningkatan Profesional, Vol.05. No. 02. 2012. Hal. 125-142.
19
Robbins, P. Stephen. Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan, Jilid 2. Edisi Bahasa
Indonesia. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. 2003. hal.145.
13

Komitmen merupakan perasaan yang kuat dan erat dari seseorang

terhadap tujuan dan nilai suatu organisasi dalam hubungannya dengan peran

mereka terhadap upaya pencapaian tujuan dan nilai-nilai tersebut.20

5. Loyalitas

Loyalitas sebagai komitmen yang dipegang untuk membeli atau

menggunakan kembali produk atau jasa yang disukai di masa yang akan

mendatang meskipun ada pengaruh situasional dan tindakan atau upaya

pemasaran untuk beralih.21

Loyalitas adalah sebuah proses, pada akhir proses tersebut, kepuasan

mempunyai efek pada perceived quality, yang dapat memberikan dampak

kepada loyalitas dan niat untuk perilaku tertentu dari seorang pelanggan.22

Loyalitas adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang

dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu

sepanjang waktu.23

6. Implementasi

Bahwasannya kata “Implementasi” merupakan suatu kata yang

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu

sistem. Ungkapan mekanisme disini mengandung arti bahwa implementasi

bukan hanya sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana, yang

20
Cut Zurnali. Knowledge Worker: Kerangka Riset Manajemen Sumber Daya Manusia
Masa Depan, Penerbit Unpad Press, Bandung: 2010, hal. 45.
21
Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran edisi 12 Jilid 1 &
2.Jakarta: PT. Indeks .2016. hal. 138.
22
Kolonio, Jeremia & Djurwati soepeno. Pengaruh Service Quality, Trust dan Consumer
Satisfaction terhadap Consumer Loyalty pada CV Sarana Marine Fiberglass. Jurnal
EMBA Vol. 7, No. 1. 2019. Hal. 833.
23
Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Cetakan Ketiga. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2003. Hal. 41.
14

dilakukan secara sungguh- sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk

mencapai tujuan kegiatan.24 Jadi disini dapat diketahui bahwasannya

implementasi merupakan pelaksanaan dari sesuatu yang mana nantinya akan

memberikan efek atau memberikan hasil yang diinginkan.

Sedangkan menurut Miller dan Seller, yang dikutip oleh Dinn

Wahyudin bahwasannya implementasi kurikulum merupakan suatu

penerapan konsep ide program atau tatanan kurikulum ke dalam praktik

pembelajaran atau berbagai kreativitas baru sehingga akan terjadi perubahan

pada sekelompok orang yang diharapkan tersebut untuk berubah. 25 Dengan

demikian, dapat kita pahami bahwasannya implementasi kurikulum itu

sendiri adalah suatu penerapan ataupun pelaksanaan dari kurikulum yang

telah direncanakan sebelumnya, yang mana dari proses pelaksanaan tersebut

diharapkan dapat memberikan hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan

yang telah ditentukan.

7. Sumber Daya Manusia (SDM)

Setiap oganisasi memerlukan sumber daya untuk mencapai

tujuannya. Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan

(power) yang diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktivitas,

kegiatan, dan tindakan. Sumber daya tersebut antara lain terdiri atas sumber

daya alam, sumber daya finansial, sumber daya manusia, sumber daya ilmu

pengetahuan, dan sumber daya teknologi. Diantara sumber tersebut, sumber


24
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum Jakarta: Raja Grafindo, 2002 .
hal. 70.
25
H. Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
hal. 94.
15

daya yang terpenting adalah sumber daya manusia (SDM – human

resources). SDM merupakan sumber daya yang digunakan untuk

menggerakan dan menyinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai

tujuan organisasi. Tanpa SDM, sumber daya lainnya menganggur dan

kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi.26

Sumber Daya Manusia (Human Resources) memiliki dua arti yang

berbeda, di antaranya adalah:

SDM merupakan suatu usaha kerja atau jasa yang memang diberikan

dengan tujuan dalam melakukan proses produksi. Dengan kata lain Sumber

Daya Manusia adalah kualitas usaha yang dilakukan seseorang dalam

jangka waktu tertentu guna menghasilkan jasa atau barang.

Masih terkait dengan hal yang pertama, pengertian SDM yang kedua

adalah dimana manusia mampu bekerja menghasilkan sebuah jasa atau

barang dari usaha kerjanya tersebut. Mampu bekerja berarti mampu

melakukan beragam kegiatan yang memiliki nilai ekonomis atau dengan

kata lain adalah kegiatan tersebut bisa menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan hidup. 27

Sumber Daya Manusia memiliki arti keahlian terpadu yang berasal

dari daya pikir serta daya fisik yang dimiliki oleh setiap orang. Yang

melakukan serta sifatnya dilakukan masih memiliki hubungan yang erat

26
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat, 2012),
h.1.
27
Sony, Sumarno, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan,
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2003. Hal.04.
16

seperti keturunan dan lingkungannya, sedangkan untuk prestasi kerjanya

dimotivasi oleh sebuah keinginan dalam memenuhi keinginannya.

SDM meliputi daya pikir serta daya fisik pada setiap individu. Lebih

jelasnya SDM merupakan suatu kemampuan pada setiap manusia yang

ditentukan oleh daya pikir serta daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi

unsur yang sangat penting dalam berbagai kegiatan yang dilakukan.

Meskipun peralatan yang ada cukup canggih, tanpa adanya SDM

berkualitas hal tersebut tidak akan berarti apa-apa. Sebab Daya Pikir

merupakan modal dasar yang dibawa sejak lahir sedangkan keahlian dapat

diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan seseorang dapat

diukur dari tingkat Intellegence Quotient (IQ) dan Emotional Quality

(EQ).28

Adapun sumberdaya manusia dalam lembaga pendidikan salah

satunya yang sangat berperan penting adalah tenaga pendidik.

a. Tenaga Pendidik/Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidik adalah

tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,

pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan.29

28
Hasibuan, M, Organisasi dan Motivasi Dasar Peingkatan Produktivas, Jakarta:
Bumi Askara. 2003, h 244.
29
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
17

Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengartikan bahwa Guru adalah

pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.30

Pendidik atau guru merupakan seseorang yang berkualifikasi

untuk mendidik yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan, guru

merupakan figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang

peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan

masalah dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda

pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal

disekolah. Hal itu tidak dapat di sangkal karena lembaga pendidikan

formal adalah dunia kehidupan guru.31

8. Pengembangan Kualitas Pendidik

30
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
31
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2005, Hlm. 1.
18

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui

pendidikan dan latihan.

Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik

formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,

terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,

menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian

yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan

bakat, keinginan serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas prakarsa

sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah

tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan

pribadi mandiri.32

a. Pengembangan Kulitas Pendidik

Pendidikan yang berkualitas tentu dimulai dari tenaga pendidik

yang berkualitas pula. Beberapa peningkatan kualitas guru dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari teknik recruitmen sampai

sebelum terjun menjadi seorang guru yaitu berpendidikan guru, baik

jenjang S1 maupun tingkat Profesor. Guru yang profesional dan

berkualitas maka akan lebih menghaslkan siswa yang berkualitas pula.

Maka dari itu, peningkatan kinerja guru terus dilakukan oleh pemerintah

dan ketua yayasan dalam berbagai upaya, baik melalui program

sertifikasi guru, melakukan pengembangan kurikulum nasional dan lokal,


32
Menurut Iskandar Wiyokusumo dalam Afrilianasari (Eunike Awalla, Femmy M.G
Tulusan dan Alden Lalom 2018)
19

peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat

pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan

Adapun untuk menciptakan guru yang berkualitas tentu

membutuhkan ketelitian yang tepat dalam memilih calon guru tersebut,

atau meningkatkan kualitas guru yang sudah mengabdi sebagi guru,

berikut cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang lebih

profesional, di antaranya, Macam-macam pengembangan kulitas

pendidik antara lain yaitu:

1) Melanjutkan Jenjang Pendidikan Lebih Tinggi

Tidak bisa dimungkiri jika semakin tinggi jenjang pendidikan

juga akan menghasilkan kualitas guru yang lebih baik. Jenjang yang

lebih tinggi bukan hanya sekadar mampu melakukan penambahan

gelar di belakang nama saja namun bisa terimplementasikan pada

prestasi-prestasi yang dimiliki. Dengan pendidikan yang lebih tinggi,

ilmu yang akan didapatkan akan lebih banyak lagi. Pemahaman lebih

dalam dan mampu merealisasikan kebutuhan pengajaran di era

modern. Selain salah satu sebagai cara upgrading ilmu baru dengan

melanjutkan jenjang lebih tinggi maka akan lebih mudah untuk

menghasilkan ilmu baru.

2) Mengikuti/mengadakan pelatihan keahlian pendidik menunjang

kualitas pendidik.

Mengikuti pelatihan yang menunjang kualitas guru Dengan cara

mengikuti seminar dan pelatihan penunjang guru berkualitas maka


20

akan ada perubahan yang terjadi dalam sistem dan metode belajar

siswa yang akan di ajarkan. Selain menambah skill dan kemampuan

yang belum pernah dilakukan guru juga dapat mengexplor dirinya

lebih berkembang lagi terhadap dunia luar. Kemampuan-kemampuan

yang baru akan terus berkembang ketika selalu mengikuti pelatihan-

pelatihan yang dilakukan. Misalnya dalam pengajaran al- Qur’an

dalam suatu madrasah maka guru-guru yang membimbing

pembelajaran al-qur’an di bekali dengan pelatihan metode-metode

pembejaran al-qur’an seprti contohnya metode ummi, metode tilawatii

dan metode lainnya supaya mempunyai bekal yang baik untuk

dituangkan kepada anak didik atau siswa.

3) Gerakan Guru Membaca

Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya

membaca untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Guru

harus lebih serba tahu dibandingkan peserta didik. Untuk itu perlu

digalakkan Gerakan Guru Membaca. Dalam hal ini guru bisa

memanfaatkan buku-buku atau media masa yang tersedia di

perpustakaan, sekolah ataupun toko buku, atau bisa juga dengan

mengakses internet tentang hal-hal yang berhubungan dengan

spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang dapat menambah

wawasannya.

Ada 3 cara ini bisa diterapkan untuk menunjang kualitas guru

yang lebih baik dan profesional dalam mengajar kepada anak didik
21

atau siswa di sekolah, serta mampu merespon segala bentuk keresahan

dalam lingkungan.33

9. Lembaga Pendidikan Islam

Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang

memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan untuk

mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. 34

Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut Institute (dalam pengertian fisik),

yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan

lembaga dalam pengertian non fisik atau abstrak disebut Institution, yaitu

suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian

fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian non fisik

disebut dengan pranata.

Secara terminologi dari kutipan Ramayulis oleh Hasan Langgulung,

bahwa lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang bersifat

abstrak, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideologi-

ideologi dan sebagainya, baik tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan

material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari

individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai

tujuan tertentu dan tempattempat kelompok itu melaksanakan peraturan-

peraturan tersebut adalah: masjid, sekolah, kuttab dan sebagainya. 35

33
Warda maghfiroh husein, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Melalui Penerapan Teknologi Informasi di MI Miftahul Ulum Bago Pasirian. Jurnal
petisi, vol. 3, no 1. 2022. Hal. 23.
34
Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h. 367.
35
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Kalam Muliah. Hlm. 277.
22

Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam

menurut Hasbullah adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses

pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.

Kelembagaan pendidikan Islam merupakan subsistem dari masyarakat atau

bangsa. Dalam operasionalitasnya selalu mengacu dan tanggap kepada

kebutuhan perkembangan masyarakat. Tanpa bersikap demikian, lembaga

pendidikan Islam dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan kultural.

Kesenjangan inilah menjadi salah satu sumber konflik antara pendidikan

dan masyarakat. Dari sanalah timbul krisis pendidikan yang intensitasnya

berbeda-beda menurut tingkat atau taraf kebutuhan masyarakat. Oleh karena

itu, lembaga-lembaga pendidikan Islam haruslah sesuai dengan tuntutan dan

aspirasi masyarakat, sebab tanpa memperhatikan hal tersebut, barangkali

untuk mencapai kemajuan dalam perkembangannya agak sulit.36

Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam

menurut Hasbullah adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses

pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.

Kelembagaan pendidikan Islam merupakan subsistem dari masyarakat atau

bangsa. Dalam operasionalitasnya selalu mengacu dan tanggap kepada

kebutuhan perkembangan masyarakat. Tanpa bersikap demikian, lembaga

pendidikan Islam dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan kultural.

Kesenjangan inilah menjadi salah satu sumber konflik antara pendidikan

36
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996), Cet I,
h. 38-39.
23

dan masyarakat. Dari sanalah timbul krisis pendidikan yang intensitasnya

berbeda-beda menurut tingkat atau taraf kebutuhan masyarakat. Oleh karena

itu, lembaga-lembaga pendidikan Islam haruslah sesuai dengan tuntutan dan

aspirasi masyarakat, sebab tanpa memperhatikan hal tersebut, barangkali

untuk mencapai kemajuan dalam perkembangannya agak sulit.

Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang

dicetuskan oleh kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang didasari,

digerakkan, dan dikembangkan oleh jiwa Islam (Al- Qur’an dan As

Sunnah). Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan, bukanlah suatu

yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya

mempunyai hubungan erat dengan kehidupan Islam secara umum. Lembaga

Pendidikan Islam bukanlah lembaga beku, akan tetapi fleksibel, berkembang

dan menurut kehendak waktu dan tempat. Hal ini seiring dengan luasnya

daerah Islam yang membawa dampak pada pertambahan jumlah penduduk

Islam. Dan adanya keinginan untuk memperoleh aktifitas belajar yang

memadai. Sejalan dengan semakin berkembangnya pemikiran tentang

pendidikan, maka didirikanlah berbagai macam lembaga pendidikan Islam

yang teratur dan terarah.

Ditinjau dari aspek penanggung jawab, lembaga pendidikan Islam

terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Lembaga Pendidikan Islam Informal (Keluarga)


24

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah

persekutuan antar sekelompok orang yang mempunyai pola-pola

kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum ada di

lingkungannya. Kegiatan pendidikan dalam lembaga ini tanpa ada suatu

organisasi yang ketat. Tanpa ada program waktu dan evaluasi. Dalam

Islam keluarga dikenal dengan istilah usrah, dan nasb. Sejalan dengan

pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan

pemerdekaan. Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga

pendidikan Islam disyaratkan dalam Al-Qur’an yang artinya:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu


dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”37

Hal ini juga dipraktekkan Nabi dalam Sunnahnya. Diantara orang

yang dahulu beriman dan masuk Islam adalah anggota keluarganya,

yaitu: Khadijah, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Keluarga

merupakan orang pertama, dimana sifat kepribadian akan tumbuh dan

terbentuk. Seorang akan menjadi warga masyarakat yang baik,

bergantung pada sifatnya yang tumbuh dalam kehidupan keluarga,

dimana anak dibesarkan. Melihat peran yang dapat dimainkan oleh

lembaga pendidikan keluarga maka tidak berlebihan bila Sidi Ghazalba

mengkategorikannya pada jenis lembaga pendidikan primer, utamanya

37
Q.S. At-Tahrim: 6.
25

untuk masa bayi dan masa kanakkanak sampai usia sekolah. Dalam

lembaga ini sebagai pendidik adalah orang tua, kerabat, famili dan

sebagainya. Orang tua selain sebagai pendidik, juga sebagai penanggung

jawab.38

b. Lembaga Pendidikan Islam Formal (Sekolah/Madrasah)

Pengertian lembaga pendidikan Islam formal adalah bila dalam

pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis,

mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung

mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, dan dilaksanakan

berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan.

Sementara Hadari Nawawi mengelompokkan lembaga

pendidikan formal kepada lembaga pendidikan yang kegiatan

pendidikannya seidelenggarakan secara sengaja, berencana, sistematis

dalam rangka membantu anak dalam mengembangkan potensinya agar

mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah di bumi. 39

Sedangkan Gazalba memasukkan lembaga pendidikan formal ini dalam

jenis pendidikan sekunder, sementara pendidiknya adalah guru yang

profesional, di Negara Republik Indonesia ada tiga lembaga pendidikan

yang diidentikkan sebagai lembaga pendidikan Islam, yaitu : pesantren,

madrasah dan sekolah milik organisasi Islam dalam setiap jenis dan

jenjang yang ada. Lembaga pendidikan Islam formal di Indonesia adalah:

38
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Kalam Muliah. hlm. 281-282.
39
Abu Ahmadi dan Nur uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipata,
1991), h. 171-172.
26

4) Raudhatul Athfal atau Busthanul Athfal, atau nama lain yang

disesuaikan dengan organisasi pendirinya.

5) Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar Islam (SDI).

6) Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama Islam

(SMPI), atau nama-nama lain yang setingkat dengan pendidikan ini,

seperti Madrasah Mu’allimin Mu’allimat (MMA), atau Madrasah

Mu’allimin Atas (MMA).

7) Perguruan Tinggi, antara lain Sekolah Tinggi Agama Islan (STAI),

Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Universitas Islam Negeri (UIN),

atau lembaga sejenis milik yayasan atau organisasi keIslaman, seperti

Sekolah Tinggi, Universitas atau Institut swasta milik organisasi atau

yayasan tertentu. Demikian beberapa lembaga pendidikan Islam yang

dapat dikategorikan kepada pendidikan formal.

c. Lembaga Pendidikan Islam Non Formal (Masyarakat)

Ihwal lembaga pendidikan Islam non formal merupakan lembaga

yang teratur namun tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan

ketat. Menurut abu ahmadi mengartikan lembaga pendidikan non formal

kepada semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja,

tertib, dan terencana diluar kegiatan lembaga sekolah (lembaga

pendidikan formal) dengan tetap menumbuhkan nafas Islami di dalam

proses penyelenggaraannya . Menurut Gerhana Sari Limbong yang


40

mengkutip pernyataan Muhammad Dahrin, lembaga pendidikan non

formal adalah jalur pendidikan diluar lembaga pendidikan formal yang


40
Ibid., h. 173.
27

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Selanjutnya dalam

Undang-Undang SISDIKNAS dijelaskan bahwa pendidikan non formal

diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah atau pelengkap.


41

Lembaga pendidikan non formal berfungsi mengembangkan

potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan

dan keterampilan serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidik atau guru pada Lembaga pendidikan nonformal adalah anggota

masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan. Ini tertuang dalam Undang-Undang

SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1, Ketentuan Umum pasal 1

ayat 5. Peserta didik dalam hal ini adalah masyarakat luas. 42Pendidikan

non formal juga dikelompokkan ke dalam pendidikan luar sekolah yang

hal ini diatur dalam PP No. 73 tahun 1991. Pendidikan luar sekolah

adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik

dilembagakan maupun tidak.

Yang termasuk jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan

yang diselenggarakan di luar sekolah baik di lembaga pemerintah, non

pemerintah, maupun sektor swasta dan masyarakat. Lembaga pendidikan

Islam non formal merupakan mekanisme yang memberikan peluang bagi


41
Gerhana Sari Limbong, Peranan Pendidikan Islam non formal di Indonesia,
(http://www.scribd.com/doc/23945591/Print-Peranan-Pendidikan-Islam-Nonformal
Terbaru: Makalah Pasca IAIN Sumut Medan, Diakses 12 April 2011), h. 2.
42
Ibid., h. 3-4
28

setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui

pembelajaran seumur hidup. Kemunculan paradigma pendidikan berbasis

masyarakat dipicu oleh arus besar modernisasi yang menghendaki

terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia,

termasuk di bidang pendidikan. Mau tidak mau pendidikan harus dikelola

secara desentralisasi dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi

partisipasi masyarakat, dan tetap mengelola kebutuhan-kebutuhan

lembaga pendidikan Islam di masyarakat yang didasari, digerakkan, dan

dikembangkan oleh jiwa Islam (Al- Qur’an dan As Sunnah). Berpijak

pada tanggung jawab masyarakat diatas, lahirlah lembaga pendidikan

Islam yang dapat dikelompokkan dalam jenis pendidikan non formal

adalah :

1) Masjid, Mushalla, Langgar, surau, dll.

2) Madrasah Diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi

3) Majelis Taklim, Taman Pendidikan Al-Qur’an, dll.

4) Kursus-kursus keIslaman.

5) Badan pembinaan rohani.

6) Badan-badan konsultasi keagamaan.

7) Musabaqah Tilawatil Al-Qur’an.43

10. Lembaga Pendidikan Islam Karya Pembangunan Puruk Cahu

43
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Kalam Muliah. h. 284.
29

Yayasan ini berdiri sejak tahun yang mana yang dulunya berdiri

sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh bapak ( belum diketahui

pendiri pertama).

Seiring berjalannya waktu yayasan ini berkembang menjadi 1

pondok pesantren dan 2 sekolah. Podok pesantren sudah berdiri sejak lama.

Yang paling pertama berdiri di yayasan Karya Pembangunan yaitu pondok

pesantren ini pondok pesantren ini dipimpin oleh al-mukarram ustadz Ismail

Suni ponsok pesantren ini belum diketahui tahun berdirinya, sudah ribuan

alumni dari dulu sampain sekarang.

Lembaga sekolah yang dinaungi oleh yayasan Karya Pemangunan

yaitu MIS Karya Pemabangunan yang sudah berdiri sejak tahun (belumm

diketahui tahun berdirinya) yang yang sekarang sudah berjalan Kurang

Lebih 14 Tahun . sekolah ini diresmikan oleh kepala yayasan yang dikepalai

oleh amrullah M.Pd. Yayasan ini sudah banyak mengetuk dan membuka

mata masyarakat maupun orang tua untuk memasuki anaknya kesekolah

tersebut.

Ketiga Mts Terpadu karya Pembangunan Sekolah ini sudah berdiri

sejak tahun 2020 sekarang dikepalai oleh Muhammad Laihim dan sekarang

sudah berjalan 3 tahun Berkembangnya dan majunya sebuah lembaga

terlihat dari banyaknya peminat dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat.


30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis, tempat dan waktu penelitian


1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara

deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan manfaat berbagai metode ilmiah.44

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitis, yang mana peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui

berdasarkan data empiris dengan metode penelitian ini tentu dapat

memudahkan peneliti agar dapat lebih dekat dengan subjek yang sedang

diteliti oleh peneliti dan lebih peka terhadap berbagai fenomena yang terjadi

dilapangan.

Dapat dikatakan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif kulitatif,

artinya peneliti menganalisis dan menggambarkan penelitian secara objektif

dan mendetail untuk mendapatkan hasil yang akurat. Secara teoritis,

44
Moleong, L. J.. Metodolodi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya .
2014, hlm. 6.

30
31

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan, sehingga

hanya merupakan penyingkapan fakta dengan menganalisis data

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di kawasan lembaga pendidikan

islam Karya Pembangunan Puruk Cahu, kabupaten Murung Raya provinsi

Kalimantan Tengah. Serta lansung kepada Pihak yang diteliti . Pemelihan

lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan dan

alasan adanya keunikan yang dimiliki serta kesesuaian kondisi dengan judul

penelitian.

3. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ditujukan untuk memperoleh kejelasan terkait

dengan kapan diselenggarakannya penelitian. Adapun waktu yang

diperlukan dalam penelitian ini selama 3 (tiga) bulan. Terhitung Sejak

tanggal keluarnya surat izin penelitian hingga selesainya penelitian. Adapun

rinciannya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

b. Tahap ini dimulai dari pengajuan pengajuan judul, pembuatan proposal,

serta pengajuan izin penelitian.

c. Pelaksaan Penelitian
32

Pelaksaan ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung di

lapangan untuk memperoleh data dengan cara wawancara, observasi,

pendokumentasian, dan penyajian data.

d. Tahap Penyelesaian

Tahap ini meliputi menganalisis data yang ada dan dikumpulkan serta

menyusun laporan hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B. Data dan sumber data


1. Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta atau

angka, atau segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan

data yang dipakai untuk suatu keperluan.45 Data dalam penelitian kualitatif

merupakan informasi kenyataan yang terjadi dilapangan.46

Data yang diambil dari peneliti ini data yang relevan dengan focus

penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu bagaimana

Pemikiran Dan Implementasi Marzuki Rahman Dalam Pengembangan

Tenaga Pendidik di yayasan Karya Pembangunan Puruk Cahu. Data yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu:

45
Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta, 2007, hlm. 144.
46
Prastowo, Andi. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: DIVA Press. 2010.
33

a. Data primer

Data primer diperoleh dari bentuk kata-kata atau ucapan lisan

dan tindakan dari subjek penelitian yaitu Marzuki Rahman selaku

ketua yayasan lembaga pendidikan islam karya pembangunan.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber data kedua yakni

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh atau dicatat oleh orang lain)47. Data sekunder adalah

sumber yang tidak langsung memberikan data/informasi kepada

peneliti yang diperoleh dari pihak lain selain dari sumber primer, dan

berfungsi sebagai data pendukung penelitian. Data sekunder yang

dibutuhkan adalah dari atau antara lain;

1) Kepala Madrasah MIS Karya Pembangunan

2) Kepala Madrasah MTs Terpadu Karya Pembangunan

3) Pimpinan Pondok Pesantren Karya Pembangunan

4) Guru/pengasuh (mengabdi 5 tahun atau lebih)

5) Komite tiap lembaga

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu manusia (human) dan bukan manusia. Sumber data manusia

berfungsi sebagai imforman kunci (key imforman) dan data yang diperoleh
47
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.hl. 225.
34

oleh imforman bersifat soft data (data lunak). Sedangkan sumber data dari

bukan manusia berupa dukumen yang relevan dengan focus penelitian

seperti gambar, foto, catatan atau tulisan yang ada kaitannya dengan fokus

penelitian, data yang diperoleh melalui dokumen bersifat hard data (data

keras).

Menurut Lofland yang dikutip oleh Lexy J. Meleong sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen penelitian yaitu: Kata-kata atau

informasi dari orang-orang yang diwawancarai merupakan sumber data

utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui

perekaman video/audio, pengambilan photo, atau film.48

Sumber data yang merupakan imforman kunci dalam penelitian ini

adalah Marzuki Rahman selaku kepala lembaga pendidikan islam Karya

Pembangunan. Sedangkan yang berupa dokumen adalah dokumen-

dokumen terkait pemikiran dan implemantasi Marzuki Rahman dalam

Pengembangan Tenaga Pendidik di yayasan Karya Pembangunan Puruk

Cahu serta membangun sebuah yayasan tersebut. Yang dapat dijadikan

pendukung dalam imformasi penelitian ini. Data-data tersebut digunakan

sebagai bahan untuk melakukan deskriptif atau pemaparan terhadap

temuan-temuan pada saat penelitian dilapangan, yaitu Yayasan Karya

Pembangunan Puruk Cahu.

48
Moelong, Lexy.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hlm.112
35

C. Teknik pengumpulan data


Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan

yang diteliti , maka peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu

observasi partisipan, wawancara mendalam (indept interview) dan

dokumentasi.49

1. Observasi partisipatif (participant observation).

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis . Observasi ini menggunakan

obseravasi partisipan (observasi partisipatif) yang mana observasi ini

bentuk pengamatan yang dilakukan dengan terlibat lansung dalam

keseharian ataupun kegiatan sosial yang ada dalam masyarakat atau subjek

yang akan diteliti .

Pengamatan memerlukan kemampuan peneliti dari segi motif,

Kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya.

pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana

dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti

fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari

segi pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu.

Teknik observasi yang peneliti gunakan untuk melihat dan

memahami serta menarik kesimpulan tentang pemikiran dan implementasi

Marzuki Rahman ketua yayasan Karya Pembangunan puruk cahu dalam


49
Tanzeh, Ahmad dan Suyitno. Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: elKAF.2006, hlm. 30.
36

memimpin dan memanajemen sebuah lembaga, serta cara-cara dimana

lembaga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas beberapa sekolah yang

di naungi lembaga tersebut.

2. Wawancara Mendalam (indept interview)

Wawancara adalah percakapan dengan masksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.50

Wawancara mendalam (indept interview) adalah suatu teknik

pengumpulan data yang digali dari sumber data yang langsung melalui

percakapan atau tanya jawab terbuka untuk memperoleh data/informasi

holistic dan jelas dari informan dengan menggunakan secara

pertanyaanpertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti.

Adapun percakapan yang dimaksud di dalam wawancara

mendalam (indept interview) yang dilakukan peneliti dengan informan

kunci (key informant) tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan dan

mengetes dugaan-dugaan yang muncul atau angan-angan, melainkan suatu

percakapan yang mendalam untuk mendalami pengalaman dan makna dari

pengalaman tersebut. Peneliti akan mengetahui menemukan informasi

secara detail, orisinil, dan akurat, yang mana informasi tersebut tidak bisa

ditemukan atau diperoleh melalui observasi partisipatif (participant

50
Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta, 2007.
37

observation). Teknik wawancara mendalam ini menggunakan wawancara

tidak terstruktur (unstandarized interview) yang dilakukan tanpa

menyusun suatu daftar pertanyaan yang ketat atau bisa dikatakan

pertanyaan-pertanyaan dilakukan secara bebas (free interview) sehingga

peneliti dapan pengumpulkan data secara mendalam guna menjawab

pertanyaan penelitian.

Melalui teknik wawancara , data yang akan digali adalah sebagai

berikut:

a. Bagaiamana Pemikiran Marzuki Rahman selaku ketua yayasan dalam

pengembangan lembaga pendidikan islam karya pembangunan Puruk

Cahu?

b. Bagaimana implementasi selaku ketua yayasan dalam pengembangan

lembaga pendidikan islam karya pembangunan Puruk Cahu?

c. Apa saja strategi dan konsep pemikiran Marzuki Rahman selaku kepala

yayasan dalam memanajemen lembaga pendidikan islam Karya

Pembangunan Puruk Cahu.

3. Dokumentasi (documentation)

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,

tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat

mendukung penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi atau wawancara akan lebih dapat dipercaya

atau mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh foto-foto atau
38

karya tulis akademik yang sudah ada. Tetapi tidak semua dokumen

memilih tingkat kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang

tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto bisa saja dibuat untuk

kepentingan tertentu.51

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapui

data yang didapatkan dari hasil observasi partisipatif ((participant

observation) serta wawancara mendalam ((indept interview). Data-data

yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Profil Marzuki Rahman selaku kepala Yayasan lembaga pendidikan

islam Karya Pembangunan Puruk Cahu

b. Profil yayasan pendidikan islam Karya Pembangunan Puruk Cahu

c. Visi dan Misi yayasan pendidikan islam Karya Pembangunan Puruk

Cahu

d. Struktur organisasi yayasan pendidikan islam Karya Pembangunan

Puruk Cahu.

Seluruh dokumentasi yang dianggap penting dalam penelitian ini.

D. Teknik analisis data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadisatuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

51
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2009, hlm. 476.
39

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. 52

Peneliti dalam menganalisis dengan melakukan interpretasi terhadap

data yang berupa kata-kata sehingga diperoleh makna (meaning). Karena itu

analisis dilakukan bersama-sama dengan proses pengumpulan data serta

setelah data terkumpul. Menurut Miles dan Huberman, 53bahwa analisis dalam

penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui tiga alur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan yaitu: 1) reduksi data (data reduction), 2) penyajian data

(data displays) dan 3) penarikan kesimpulan/ verifikasi (conclusion

drawing/venjflication )."

Ketiga alur tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data mentah yang didapat dari catatan- catatan yang tertulis di

lapangan." Data yang didapat dari lokasi penelitian dituangkan dalam

laporan secara rinci. Kemudian dalam proses ini peneliti dapat melakukan

pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang akan

dihilangkan dan mana yang akan dipakai sebagai data penelitian.


52
Moleong, L. J.. Metodolodi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya .
2011, hlm. 248.
53
Huberman, A, Mikel, Miles, M,B. Qualitatif Data Analisis. Beverly Hills: Sage
Publication, 1992, hlm. 20.
40

2. Penyajian Data

Di dalam penelitian ini, data yang didapat berupa kalimat, katakata

yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data

merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang

memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. Dengan kata lain,

proses penyajian data ini merupakan proses penyusunan informasi secara

sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai

temuan penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan /Verifikasi

Data Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara terus

menerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di lapangan, maupun

setelah selesai di lapangan, langkah selanjutnya adalah melakukan

penarikan kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini

tentunya berdasarkan dari hasil analisis data, baik yang berasal dari catatan

lapangan, observasi, dokumentasi dan lain-lain yang didapatkan pada saat

melaksanakan kegiatan di lapangan."

Dengan demikian, peneliti dalam proses verifikasi hasil temuan ini

dapat saja berlangsung singkat dan dilakukan peneliti sendiri, yaitu

dilakukan secara selintas dengan mengingat hasil-hasil temuan terdahulu

dan melakukan cek silang dengan temuan lainnya. Temuan yang didapat

atau diverifikasi hasil temuan ini kemblai ke lapangan.


41

E. Pemeriksaan keabsahan data

Setelah analisis data, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data

sebagai hal yang sangat penting di penelitian kualitatif. Semua informasi yang

telah di kumpulkan oleh peneliti dari ketua yayasan Karya Pembangunan

Puruk Cahu, di periksa kredebilitasnya sehingga sehingga data tersebut dapat

dipertanggung jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk

membuat kesimpulan.

Lincon dan Guba menyatakan bahwa untuk memperoleh data yang

valid dapat di tempuh teknik pengecekan data melalui: 1) Kredebilitas, 2)

Tranferabilitas, 3) Dependabilitas, 4) Konfimabilitas. 54

1. Kredebilitas

Untuk mencapai tingkat kepercayaan yang tinggi oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

a. Memperpanjang serta keikut sertaan penelitian ini secara berkali-kali di

lembaga pendidikan islam Karya Pembangunan.

b. Ketekunan peneliti dalam mengamati dengan tekun dan betul-betul

fokus segala hal yang terkait dengan fokus penelitian seorang Marzuki

Rahman di kawasan lembaga pendidikan islam Karya Pembangunan

Puruk Cahu , untuk memahami secara lebih mendalam serta

mendapatkan data-data jawaban fokus penelian.

54
Linclon, Y,S dan Guba, E G. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication,
1985, hlm. 289.
42

c. Peneliti juga menggunakan teknik trianggulasi sumber data,

menyesuaikan antara pertanyaan kepada Marzuki Rahman selaku Ketua

yayasan lemabaga pendidikan islam dan seluruh kepala madrasah,

guru di yayasan lembaga pendidikan islam Karya Pembangunan Puruk

Cahu.

d. Menggunakan trianggulasi metode yaitu menyesuaikan hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi serta data-data yang ada

dilembaga pendidikan islam Karya Pembangunan Puruk Cahu.

Uji kredibilitas data dimaksud untuk membuktikan data yang diamati yang

berhasil dikumpulkan sesuai fakta yang terjadi dilapangan.

2. Transferabilitas

Penelitian melakukan transferabilitas atau keteralihan dalam

penelitian kualitatif dan dicapai dengan cara thick description (uraian

rinci). Penelitia menggali data sampai tahap kejenuhan data yaitu apa yang

dikatakan oleh informan tetap sama dari jawaban-jawaban sebelumnya.

Untuk kepentingan ini peneliti berusaha melaporkan hasil penelitian di

yayasan pendidikan islam Karya Pembangunan Puruk Cahu secara rinci

yang mengungkap secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh

pembaca agar temuan-temuan yang diperoleh dapat dipahami oleh

pembaca secara holistik dan komprehensif.


43

3. Dependabilitas

Cara ini untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat

dipertanggung jawabkan melalui audit dependabilitas oleh auditor

independen guna mengkaji kegiatan yang dilakukan peneliti.

4. Konfirmabilitas

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh objektif atau tidak

dilakukan dengan cara mengkonfirmasi data dengan para informan atau

para ahli. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan pengauditan

dependabilitas. Perbedaannya adalah jika pengauditan dependabilitas

ditujukan pada penilaian proses yang dilalui selama penelitian, sedangkan

pengauditan konfimabilitas adalah untuk meniamin keterkaitan antara data,

informasi, dan interpretasi yang dituangkan dalam laporan serta didukung

oleh bahan-bahan yang tersedia.

Jadi konfirmabilitas tertuju untuk menilai hasil penelitian yang

didukung oleh bahan-bahan yang tersedia, terutama berkaitan dengan

deskripsi, temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharmi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. 2007.

Abu Ahmadi dan Nur uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipata.

1991.

Ansel, M. F., & Wijono, S. Pengaruh Keterlibatan Kerja Dan Kepuasan Kerja

Terhadap Komitmen Organisasi Polisi Di Kepolisian Resor (POLRES)

Ende. Enquiry Jurnal Ilmiah Untuk Peningkatan Profesional, Vol.05. No.

02. 2012.

B.Uno.Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: 2016.

Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Semarang: Dahara Prize,

1994.

Cut Zurnali. Knowledge Worker: Kerangka Riset Manajemen Sumber Daya

Manusia Masa Depan, Penerbit Unpad Press, Bandung: 2010.

Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo Lestari.1997.

Didin Hafifuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariaat dalam Praktek.

Jakarta: Gema Insani. 2003 .

Gerhana Sari Limbong, Peranan Pendidikan Islam non formal di Indonesia,

(http://www.scribd.com/doc/23945591/Print-Peranan-Pendidikan-Islam-

Nonformal Terbaru: Makalah Pasca IAIN Sumut Medan, Diakses 12 April

2011).

44
45

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996.

Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, Manajemen Pendidikan & Pelatihan,

Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ke Tujuh Belas. Jakarta,

2013.

Hasibuan, M, Organisasi dan Motivasi Dasar Peingkatan Produktivas, Jakarta:

Bumi Askara. 2003.

Harifudin Cawidu, Konsep Kufr Dalam al-Qur'an, Suatu Kajian Teologis Dengan

Pendekatan Tematik. Jakarta: Bulan Bintang, 1991.

Huberman, A, Mikel, Miles, M,B. Qualitatif Data Analisis. Beverly Hills: Sage

Publication. 1992.

Https://idtesis.com/konsep-menurut-para-ahli/ (Diakses; Tanggal 12 Oktobr 2016)

Idtesis.Com, Pengertian Konsep Menurut para Para Ahli, Diposting Tanggal 20

Maret 2015.

Iskandar Wiyokusumo dalam Afrilianasari (Eunike Awalla, Femmy M.G Tulusan

dan Alden Lalom 2018.

Isbandi Rukminto Adi. Psikologi, Pekerjaan Sosial, Dan Ilmu Kesejahteraan

Sosial, Dasar-Dasar Pemikiran, Jakarta: Grafindo Persada, 1994.

Jumahari, Pengelola Pondok Pesantren Karya Pembangunan, Wawancara tanggal

24 maret 2022.

Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran edisi 12 Jilid 1 &

2.Jakarta: PT. Indeks .2016.


46

Kolonio, Jeremia & Djurwati soepeno. Pengaruh Service Quality, Trust dan

Consumer Satisfaction terhadap Consumer Loyalty pada CV Sarana Marine

Fiberglass. Jurnal EMBA Vol. 7, No. 1. 2019.

Laihim Muhammad, Kepala Sekolah MTs Tespadu Karya Pembangunan,

Wawancara tanggal 25 maret 2022.

Linclon, Y,S dan Guba, E G. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage

Publication. 1985.

Moleong, L. J. Metodolodi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya . 2014.

Moelong, Lexy.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2004

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum Jakarta: Raja

Grafindo, 2002.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Muliah. 2022.

Robbins, P. Stephen. Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan, Jilid 2. Edisi Bahasa

Indonesia. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. 2003.

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Majamen, Jakarta: Ghalia Indonesia,

2000.

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

Rineka Cipta, 2005.

Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Cetakan Ketiga.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2003.


47

Sumarni. “Peran Dan Fungsi Yayasan Dalam Pengelolaan Pendidikan

Madrasah”. Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Vol.16.

No 2, 2018.

Sony, Sumarno, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Ketenagakerjaan, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2003.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2009.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tanzeh, Ahmad dan Suyitno. Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: elKAF.2006.

Usman, Nurdin, ”Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.” Jakarta:Grasindo:

2022.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Prastowo, Andi. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: DIVA Press. 2010.

Purwanto M Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2007.

Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus

Besar Bahasa Indonesia Jakrta: Balai Pustaka, 1994.


48

Wirawan, Evaluasi Kinerja Daya Manusia Sumber, Jakarta: Salemba Empat,

2012.

Warda maghfiroh husein, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Melalui Penerapan Teknologi Informasi di MI Miftahul

Ulum Bago Pasirian. Jurnal petisi, vol. 3, no 1. 2022.

Q.S. At-Tahrim: 6.

Q.S As-Shaad: 27

Anda mungkin juga menyukai