Anda di halaman 1dari 20

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/259717600

THE NEW ORGANIZATIONAL STRUCTURE FOR


GOVERNMENT RESEARCH AND DEVELOPMENT
INSTITUTE IN INDONESIA: A CONCEPT AND
RESPONSE IN RESTRUCTURING AND
STRENGTHENING ORGANIZATIONAL POLICY
IN...

Article December 2013

CITATIONS READS

0 686

5 authors, including:

Prakoso Bhairawa Putera Husein Avicenna Akil


Indonesian Institute of Sciences Indonesian Institute of Sciences
8 PUBLICATIONS 1 CITATION 2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Erman Aminullah Dudi Hidayat


Indonesian Institute of Sciences 3 PUBLICATIONS 10 CITATIONS
14 PUBLICATIONS 16 CITATIONS
SEE PROFILE

SEE PROFILE

All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, Available from: Prakoso Bhairawa Putera
letting you access and read them immediately. Retrieved on: 19 September 2016
STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep
dan Respon atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi
dalam Reformasi Birokrasi1

THE NEW ORGANIZATIONAL STRUCTURE FOR GOVERNMENT


RESEARCH AND DEVELOPMENT INSTITUTE IN INDONESIA: A
Concept and Response in Restructuring and Strengthening
Organizational Policy in Bureaucratic Reforms

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah,


Budi Triyono, dan Dudi Hidayat

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi -


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Jend. Gatot Subroto, No. 10, Gd Widya Graha Lantai 8 Jakarta 12720
Email: prak001@lipi.go.id, prakoso.bp@gmail.com

Abstract

Currently, Indonesian research and development (R&D) institutes is not


considered to provide a real and significant contribution to the economy of the
nation. Therefore, it is required institutional reform which is in line with
bureaucratic reform policy. The main reform which is believed to enhance R&D
institutes' role in the economy is the arrangement of organizational structure as
one of bureaucratic reform aspects. This study attempts to analyze the existing
organizational structure and compared to the ideal one. The analysis showed that
the organizational structure of R & D institutes should refer to the latest
developments and demand conditions. It is characterized by its flat and specific
organizational structure, non-bureaucratic management support, simple, and
flexible, as well as the absence of a clear division between their respective
expertise. The new paradigm of organizational structure of R & D institute
emphasis on strict separation between zones and administrative support;
technical scientific zone, and zone facilities and business development.

Keywords: Organizational Structure, Goverment Research and Development


Institute, Structuring and Strengthening Organizations,
Bureaucratic Reform

1 Naskah diterima : 6 September 2013, Revisi kesatu pada 15 September 2013, Revisi kedua pada 29 November 2013, disetujui
terbit pada 2 Desember 2013

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 299


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Abstrak

Saat ini lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia


masih dianggap belum mampu memberikan kontribusi nyata dan signifikan bagi
perekonomian bangsa. Kondisi ini menuntut perlunya dilakukan pembenahan
terhadap kelembagaan litbang itu sendiri. Hal itu sejalan Kebijakan Reformasi
Birokrasi, dimana ada sejumlah aspek yang perlu dilakukan
penataan/pembenahan. Salah satunya melalui penataan struktur organisasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan dengan tipe Review of Existing
Research. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur organisasi litbang haruslah
mengacu pada perkembangan dan tuntutan kondisi terkini. Hal ini dicirikan
dengan bentuk organisasi yang ramping dan spesifik, dukungan manajemen yang
tidak birokratis, sederhana, dan fleksibel, serta adanya pembagian yang jelas
antar masing-masing keahlian. Paradigma baru struktur organisasi litbang
menekankan pada pemisahan secara tegas antara zona pendukung dan
administrasi; zona keilmuan teknis, dan zona sarana dan pengembangan bisnis.

Kata Kunci : Struktur Organisasi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan,


Penataan dan Penguatan Organisasi, Reformasi Birokrasi

A. PENDAHULUAN Index) menunjukkan daya saing


Penelitian dan pengembangan Indonesia sudah menunjukkan
(litbang) memegang peran penting kemajuan dari urutan 54 pada tahun
dalam pembangunan ilmu 2008 menjadi urutan 38 pada tahun
pengetahuan, teknologi dan inovasi 2013-2014 (Klaus, 2013). Namun
(science, technology and innovation) di demikian, posisi Indonesia masih
suatu negara. Sinergi antara kegiatan berada pada tahap transisi dari negara
litbang dengan kebutuhan berbagai daya saing berbasis sumberdaya (factor
bidang (baik ekonomi, pendidikan, driven) mengarah ke daya saing
pertahanan, sosial dan budaya) menjadi berbasis efisiensi (efficiency driven).
kunci sekaligus kekuatan bagi suatu Artinya, daya saing pembangunan
bangsa untuk mampu beradaptasi masih bertumpu pada penekanan harga
dalam persaingan global. Negara- karena didukung oleh tenaga kerja
negara seperti Jepang, Korea dan kurang terampil dan bahan mentah
Taiwan merupakan contoh bagaimana serta baru sedikit yang mengarah pada
litbang mempercepat kemajuan iptek kualitas proses dan produksi. Posisi
dan inovasi mereka. Meskipun negara- Indonesia ini sama dengan negara-
negara tersebut mempunyai sumber negara seperti Mesir, Brunei dan Sri
daya alam yang relatif terbatas, namun Lanka, namun relatif lebih baik
kekuatan teknologi telah menjadikan daripada India dan Vietnam. Namun
negara tersebut kaya dari keberhasilan demikian, posisi Indonesia masih di
penciptaan produk industri bawah negara sekawasan, sebagai
berteknologi tinggi dan daya saing contoh Cina, Malaysia dan Thailand
yang bertumpu pada kekuatan inovasi. yang telah masuk pada tahap daya saing
Sementara itu, Indeks Daya berbasis efisiensi. Fakta tersebut
Saing Global (Global Competitiveness sejalan pula dengan kinerja ekspor

300 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Indonesia yang masih didominasi oleh (2008:16-17) terbentuk dari tiga unsur
produk dengan kandungan teknologi yang terkait satu sama lain, yaitu: 1)
rendah yang sebagian besar merupakan modal manusia; 2) kemampuan
komoditas pokok. organisasi; dan 3) penguasaan
Isu dan permasalahan terkait kompetensi. Ketiganya haruslah
dengan kelembagaan dan organisasi berjalan serentak, di mana kemampuan
litbang juga muncul pada Dokumen organisasi dan penguasaan kompetensi
Kebijakan Strategis Pembangunan itu sendiri pada dasarnya juga
Nasional Bidang Iptek 2010-2014, tergantung pada keunggulan modal
disebutkan pada Lampiran I Nomor manusia yang menanganinya.
193/M/Kp/IV/2010 bahwa Pada perspektif sederhana,
kelembagaan iptek jumlahnya sangat organisasi diyakini sebagai alat untuk
banyak, tapi hanya sedikit yang mencapai tujuan bersama. Pemikiran
merupakan pusat keunggulan (center of ini sejalan dengan Jonker, dkk (2012)
excellence). Selain itu, postur lembaga yang menyatakan bahwa organisasi
litbang pemerintah cenderung kurang memainkan peran kunci dalam
efisien dan efektif, kompetensi inti masyarakat modern, dimana sebagian
lembaga menjadi semakin lemah besar, kekuatan dan produktivitas suatu
karena fungsi yang cenderung meluas, organisasi terletak pada lingkungan,
kemampuan lembaga dalam dan pada organisasi jenis tertentu
membangun jaringan litbang nasional tergantung pada struktur dan perilaku
dan internasional sangat terbatas, organisasi sesuai dengan kondisi
rendahnya anggaran litbang, dan lingkungan. Oleh sebab itu tujuan
kurangnya sarana-prasarana yang untuk menghadirkan masyarakat dan
berkualitas internasional. ekonomi yang berbasiskan
Permasalahan tersebut memerlukan pengetahuan dapat dicapai apabila
penyelesaian yang sistematis karena negara tersebut memiliki organ
berpengaruh terhadap produktivitas (organisasi penelitian dan
SDM dan lembaga litbang itu sendiri. pengembangan) yang sehat. Lakitan
Fakta-fakta di atas menunjukkan (2011) menyatakan bahwa citra
masih banyak permasalahan dalam lembaga penelitian dan pengembangan
pengembangan iptek dan inovasi (litbang) di Indonesia masih belum
nasional. Oleh sebab itu diperlukan positif, terutama karena dianggap
sebuah formulasi yang dapat belum mampu memberikan kontribusi
menumbuhkembangkan aktivitas iptek yang nyata dan signifikan terhadap
dan inovasi tersebut. Masyarakat dan upaya meningkatkan kesejahteraan
ekonomi berbasis pengetahuan rakyat dan memajukan peradaban
diyakini menjadi kunci untuk mampu bangsa, sebagaimana yang
menggerakkan aktivitas tersebut. Akan diamanahkan konstitusi Undang-
tetapi menghadirkan masyarakat dan Undang Dasar 1945, pasal 31 ayat (5):
ekonomi berbasiskan pengetahuan "Pemerintah memajukan iptek dengan
tidaklah tanpa prasyarat. Daya saing menjunjung tinggi nilai-nilai agama
yang menjadi kata kunci dari era dan persatuan bangsa untuk
tersebut berpijak pada keunggulan memajukan peradaban serta
kompetitif. Hal ini menurut Zuhal kesejahteraan umat manusia".

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 301


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Lebih lanjut dijelaskan oleh dalam Peraturan Presiden Nomor 81


Lakitan (2011) bahwa kenyataan ini Tahun 2010 juga menjadi salah satu
terkait dengan isu yang sangat momentum pembenahan struktur
fundamental, yakni orientasi riset yang organisasi atau yang dikenal dalam
dilakukan di sebagian besar lembaga istilah reformasi birokasi sebagai
litbang pemerintah (baik di lingkungan penataan dan penguatan organisasi
perguruan tinggi maupun pada oleh lembaga litbang pemerintah.
kementerian atau lembaga pemerintah Perubahan mendasar dan signifikan
non-kementerian) belum terfokus pada sebagai wujud dari Reformasi
upaya memberikan kontribusi nyata Birokrasi, dimana pemerintah tidak
terhadap upaya memenuhi kebutuhan saja harus bisa menerima kritik dan
atau menyediakan solusi bagi tugas menyelesaikan tuntutan
persoalan yang dihadapi masyarakat, reformasi, dalam waktu bersamaan
pemerintah, atau dunia usaha. juga pemerintah harus mampu
Disinyalir, banyak kegiatan riset yang memangkas wewenang dan
dilakukan masih berupa 'academic meletakkan fungsi dari seluruh
exercise' dan belum secara sensitif aparaturnya pada jalur yang tepat.
merespon realita yang dihadapi. Azizy (2007:2) mengungkapkan
Kondisi semacam ini bahwa perubahan mendasar tersebut
mengisyaratkan perlu adanya haruslah mencakup, perubahan
pembenahan yang dilakukan oleh kelembagaan (organisasi), sistem
organisasi ataupun kelembagaan kerja, dan bahkan mind-set pelakunya.
litbang untuk mampu menjawab Kondisi ini sejalan dengan cita-cita
tantangan dan keluar dari penataan dan penguatan organisasi
permasalahan yang ada saat ini. Hal ini dalam reformasi birokrasi yang
sejalan dengan pemikiran Kusdi bertujuan untuk meningkatkan
(2009:30) yang menyatakan bahwa efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
organisasi dapat dibayangkan sebagai tugas dan fungsi Kementerian atau
aliran yang cair dan terus Lembaga dan terhindarkannya
bertransformasi. Intinya adalah duplikasi tugas dan fungsi yang dapat
perubahan, bahwa organisasi adalah mendorong percepatan reformasi
suatu entitas yang terus menerus birokrasi.
berubah. Polanya bisa berupa feed- Berdasarkan latar belakang
back atau umpan balik terhadap diatas dan sejumlah kondisi terkait
kesalahan-kesalahan sebelumnya. dengan organisasi/kelembagaan
Atau, melalui teknik 'autopoiesis' litbang yang ada saat ini, maka penting
dimana organisasi mengubah dirinya untuk memberikan kontribusi berupa
dengan cara mengubah lingkungannya. saran pemikiran yang dapat
Atau, bisa juga melalui dialektika, mendudukkan permasalah dengan
dimana suatu fenomena memunculkan menempatkan litbang sebagaimana
fenomena lain yang berlawanan (aksi- fungsinya dan sesuai dengan
reaksi). kekhususan yang dimiliki organisasi
Hadirnya kebijakan reformasi tersebut. Makalah ini memberikan
birokrasi terkini melalui Grand Design pemikiran (konsep) penataan struktur
Reformasi Birokrasi yang dituangkan organisasi lembaga litbang yang

302 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

umumnya ada di Indonesia saat ini. terus menerus menjadi lebih baik.
'Make Sense' inilah yang kemudian
B. METODE PENELITIAN menjadikan organisasi harus terampil
Penelitian ini menggunakan tipe dalam menyusun sumber daya
penelitian kebijakan Review of Existing informasi dan kapabilitas,
Research (S.Dukeshire & J. Thurlow, mentransformasi informasi ke dalam
2002). Penelitian kebijakan dengan tipe pengertian dan pengetahuan, dan
ini terfokus dan secara selektif menyebarkan pengetahuan tersebut
melakukan telaahan terhadap bahan- melalui inisiatif dan pola-pola tindakan
bahan tertulis dan temuan penelitian sehingga organisasi belajar dan adaptif
yang ada serta relevan dengan dengan perubahan lingkungan.
pertanyaan penelitian, yaitu konsep Kondisi ini haruslah dimiliki oleh
baru penataan struktur kelembagaan organisasi litbang terlebih sifat dari
penelitian dan pengembangan organisasinya yang khas.
pemerintah di Indonesia. Organisasi litbang memiliki
Proses penelitian ini selain sifat yang unik dan cenderung dapat
melakukan telaahan artikel yang dikatakan memiliki karakteristik yang
dipublikasikan dan berbagai sumber khas (B. Triyono, & P.B. Putera, 2013).
lainnya seperti dokumen yang tidak Keunikan tersebut menurut Kersanah
dipublikasikan, juga melakukan (1993) dapat terlihat karena
diskusi dengan para pakar dan kegiatannya lebih banyak berhubungan
stakeholder. Majchrzak (1984) dengan ide dan pengetahuan dari pada
menyatakan bahwa sumber informasi dengan fisik, volume pekerjaan lebih
yang digunakan hanya yang secara mengarah kepada hal-hal baru,
langsung berkontribusi dalam proses kebutuhan akan tenaga kerja yang
telaahan terhadap topik penelitian. profesional terlatih, kendala waktu,
dan sifat inovatif yang mengambil
C. KERANGKA KONSEP resiko. Kersanah juga menjelaskan
Pada penelitian ini ada sejumlah bahwa tugas pokoknya dari organisasi
konsep yang menjadi dasar pemikiran. litbang dilaksanakan oleh sekelompok
Konsep-konsep tersebut terakumulasi tenaga profesional yang mempunyai
dalam dalam tiga konsep besar yaitu kemampuan dalam hal penelitian atau
karakteristik organisasi litbang, konsep yang dikenal dengan sebutan peneliti.
struktur organisasi dan mekanisme Keberhasilan organisasi litbang dalam
koordinasi, dan ukuran kinerja mencapai tujuannya yaitu
organisasi litbang. Ketiga konsep menghasilkan ilmu dan teknologi
tersebut dijabarkan sebagai berikut. sangat ditentukan oleh prestasi kerja
para penelitinya.
Karakteristik Organisasi Litbang Kersanah (1993) memberikan
Maksum (2010) menilai bahwa gambaran mengenai suatu organisasi
letak persoalan kelitbangan di litbang yang produktif akan
Indonesia adalah menemukan level mempunyai keadaan sebagai berikut:
pengetahuan organisasi yang paling 1) tenaga peneliti yang mempunyai
'make sense' sehingga dapat menjadi kemampuan yang tinggi, peka terhadap
dasar untuk pengembangan organisasi kebutuhan dan pengakuan atas hasil

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 303


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

kerjanya; 2) mempunyai standar etika luar negeri dalam bentuk lisensi


dan integritas yang tinggi; 3) ataupun spin-off industri baru; 6)
berorientasi pada pencapaian tujuan diversifikasi produk litbang; dan 7)
dan terciptanya cara kerja yang sehat; kebijakan manajemen diarahkan untuk
4) mampu mendorong usaha-usaha memperkuat intangible asset seperti
yang inovatif sehingga terciptanya human capatila, modal infrastruktur
suasanaa kreatif dan produktif tanpa dan organisasi.
melakukan pengawasan yang ketat;
dan 5) bergairah dalam mencari Konsep Struktur Organisasi dan
peluang baru dengan penuh keyakinan. Mekanisme Koordinasi
Sementara itu, Rahardjo (2008) Legino (2012) dalam artikelnya
menegaskan mengenai kondisi ideal yang berjudul "Dilema Organisasi,
organisasi litbang sebagai center of Kepemimpinan, dan Organisasi
excellence yang tercermin dari: 1) Lateral" menyatakan bahwa organisasi
organisasi ramping dan spesifik, sebagai sistim terbuka, dimana
dimana manajemen harus tidak penggambaran atau metaphors
birokratis, sederhana, dan fleksibel. organisasi tersebut dapat membantu
Sistem reward dan punishment memberikan pengertian dan
diterapkan secara jelas dan tegas; 2) mengelola organisasi secara baik.
program fokus dan terpadu serta Sebagai contoh, organisasi dapat
berkesinambungan (pengembangan digambarkan sebagai mesin yang
teknologi yang mendukung sektor setiap komponennya telah terbagi
prioritas); 3) sumber pendanaan bisa dengan pasti dan masing-masing
dari pemerintah maupun swasta, komponen tersebut memiliki peran
kegiatan yang bersifat technology push yang jelas. Metaphor mesin ini telah
didanai oleh APBN, sedangkan market terinstitusi dalam bentuk organisasi
pull didanai oleh industri; 4) kualitas birokrasi yang ditemukan pada
dan kuantitas sumberdaya iptek (SDM, berbagai organisasi sektor publik
sarana dan prasarana) memadai, khusus tradisional. Secara umum terdapat
untuk SDM dukungan lebih banyak asumsi dasar dan karakteristik umum
dari sisi kuantitas fungsional dari pada mesin birokrasi yang diuraikan oleh
struktural; 5) hasil litbang Legino (2012) sebagai berikut (Tabel
dimanfaatkan oleh industri dalam dan 1).
Table 1. Asumsi Dasar dan Karakteristik Umum Mesin Birokrasi
Machine Bureaucracy Weberian Model Classical Management
(Mintzberg, 1993) (Katz and Kahn, 1978) (Morgan, 1997)
Pembagian tugas/spesialisasi
Depersonalisasi tempat Kepentingan individu berada
yang tajam sertu prosedur yang
bekerja dibawah kepentingan umum
sangat formal
Unit yang relatif besar dan Kesatuan komando dan Kesatuan komando dan
kewenangan terpusat dalam pemusatan pengambilan pemusatan pengambilan
pengambilan keputusan keputusan keputusan
Pemilahan tugas, lini dan staf,
Sangat terikat dengan
Tidak ada duplikasi fungsi, serta pembatasan rentang
pembagian tugas berdasarkan
peran, dan proses pekerjaan kendali
fungsional

304 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Machine Bureaucracy Weberian Model Classical Management


(Mintzberg, 1993) (Katz and Kahn, 1978) (Morgan, 1997)
Memiliki struktur administrasi Mata rantai pekerjaan,
Standarisasi unjuk kerja setiap
yang rumit dengan pemisahan kewenangan, dan tanggung
peran
yang tegas antara lini dan staf jawab yang teratur

Pekerjaan operasional yang Keseragaman dalam praktek Masa kerja pegawai yang
rutin pelaksanaan pekerjaan stabil dan pentingnya jiwa
korsa
Diwarnai oleh berkembang
Imbalan berdasarkan jasa
biaknya berbagai peraturan,
atau manfaat yang diberikan Keseragaman dan kedisiplinan
prosedur, dan tata -cara
(merit)
berkomunikasi
Sumber: Legino (2012)

Secara sederhana, struktur pengalaman untuk melakukan tugas


organisasi dapat didefinisikan sebagai pekerjaan. Selain itu terdapat span of
bagan yang merepresentasikan control yang sempit serta adanya
keseluruhan cara bagaimana kerja komunikasi horisontal dalam
organisasi dibagi ke dalam tugas-tugas organisasi; 2) Mostly Organic, pada
yang saling berbeda, dan bagaimana organisasi yang berbentuk ini,
tugas-tugas ini dikoordinasikan formalisasi dan sentralisasi yang
(Mintzberg, 1993). Dengan demikian, diterapkan berada di tingkat moderat.
dalam masalah rancangan struktur Selain itu diperlukan pengalaman kerja
organisasi terdapat dua isu utama, yaitu yang banyak dalam organisasi ini.
pertama berhubungan dengan Terdapat span of control yang bersifat
pembagian tugas atau perkerjaan dan antara moderat sampai lebar serta lebih
kedua berhubungan dengan banyak komunikasi horisontal yang
mekanisme pengkoordinasian bagian- bersifat verbal dalam organisasi
bagian yang melaksanakan tugas tersebut; 3) Mechanistic, pada
tersebut. organisasi ini terdapat ciri-ciri yaitu:
Struktur organisasi sebagai adanya tingkat formalisasi yang tinggi,
wujud dari desain organisasi menurut tingkat sentralisasi yang tinggi,
Sutanto dan Johan (2006) sangat training atau pengalaman kerja yang
ditentukan oleh tingkat formalisasi sedikit atau tidak terlalu penting, ada
yang dilakukan, tingkat sentralisasi span of control yang lebar serta adanya
dalan organisasi, kualifikasi karyawan, komunikasi yang bersifat vertikal dan
span of control yang ada serta tertulis; dan 4) Mostly Mechanistic,
komunikasi dan koordinasi yang ada organisasi ini memiliki ciri adanya
dalam organisasi. Hal ini diungkapkan formalisasi dan sentralisasi pada
pula oleh Robbins (2003:136), dan tingkat moderat, adanya training-
membagi bentuk desain organisasi training yang bersifat formal atau
dalam 4 bentuk, yaitu 1) Organic, pada wajib, span of control yang bersifat
organisasi yang berbentuk organic, moderat serta terjadi komunikasi
maka dalam organisasi ini terdapat tertulis maupun verbal dalam
tingkat formalisasi yang rendah, organisasi tersebut.
terdapat tingkat sentralisasi yang Struktur organisasi menurut
rendah, serta diperlukan training dan Mintzberg dapat dikelompokkan ke

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 305


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

dalam lima kelompok, yaitu: 1) dimana para analis yang merancang


Pekerjaan Pokok (Operating core), sistem yang menstandarisasi proses
merupakan pekerjaan utama organisasi kerja dan output dalam organisasi; dan
dalam menghasilkan produk atau 5) Staf pendukung (Support staff)
layanan yang dihasilkan organisasi; 2) adalah para spesialis yang mendukung
Manajer Puncak (Strategic apex) organisasi di luar pekerjaan pokok
adalah tempat para manajemen puncak organisasi. Secara diagramatik, kelima
berada; 3) Manajer Menengah (Middle komponen struktur organisasi tersebut
line), yaitu tempat para manajer yang dapat dilihat dalam gambar berikut.
berada antara manajer puncak dengan (Gambar 1)
pekerjaan pokok; 4) Technostructure,

Sumber: Mintzberg, 1993

Gambar 1.
Pembagian Kelompok Pada Struktur Organisasi (Mintzberg)

Berdasarkan Gambar 1, dapat untuk mengindikasikan tidak adanya


diketahui bahwa struktur yang hirarki otoritas. Karena kedua struktur
menghubungkan manajemen puncak, ini merupakan perangkat yang dimiliki
manajemen dan operating core oleh manajemen puncak untuk
digambarkan sebagai satu bentuk yang melaksanakan otoritasnya. Dengan
menyatu tidak terpisahkan. Hal ini demikian, pemegang kendali
dimaksudkan untuk mengindikasikan organisasi adalah manajemen puncak
adanya hirarki otoritas dari manajemen yang dibantu oleh technostructure dan
puncak ke manajemen menengah staf pendukung dalam melaksanakan
k e m u d i a n k e o p e r a t i n g c o re . fungsi kendali.
Sementara itu, technostructure dan staf Karena kendali ada di tangan
pendukung digambarkan terpisah manajemen puncak, maka setiap

306 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

bentuk kegagalan kendali terhadap adanya proses telaahan terhadap


b e r o p e r a s i n y a o p e r a t i n g c o re subtansi, telaahan hanya dilakukan
merupakan tanggung jawab terhadap mata anggaran saja.
manajemen puncak, meskipun Kebenaran penilaian ini perlu ditelaah
kegagalan kendali terjadi pada level dan dicarikan solusinya. Hal lain yang
manajemen menengah. Dengan kata perlu dicatat adalah adanya struktur
lain, kegagalan organisasi mencapai informal yang menciptakan alur
tujuannya yang disebabkan oleh informasi dan komunikasi antar
kurang berfungsinya operating core berbagai unsur dalam organisasi yang
merupakan tanggung jawab berbeda dengan alur formal. Alur
manajemen puncak. komunikasi informal tidak jarang
Salah satu esensi dari struktur sangat diperlukan bagi kelancaran
organisasi adalah pembagian tugas operasional organisasi.
yang jelas antar berbagai unsur dalam Di samping struktur yang tepat,
struktur. Sebagai contoh, pekerjaan kelancaran operasional organisasi
perencanaan dan rancangan organisasi sangat ditentukan oleh mekanisme
merupakan tugas dari para analis di koordinasi antar berbagai unsur dalam
technostructure, bukan tugas para struktur. Pada dasarnya, mekanisme
manajer menengah. Namun dalam koordinasi dapat dikelompokkan ke
banyak organisasi kelitbangan dalam lima jenis:
seringkali terjadi bahwa manajer a. Mutual adjustment: dua orang atau
menengah merupakan Kepala lebih berkomunikasi secara
Pusat/Biro, bahkan tidak jarang informal untuk mengkoordinasikan
manajer puncak mendapat tugas ini. pekerjaan mereka yang saling
Padahal seharusnya manajer puncak terkait.
hanya menjadi penanggung jawab dan b. Supervisi langsung: satu pihak
mengkoordinasikan technostructure memberikan perintah pada pihak
untuk melakukan pekerjaan seperti ini. lain.
Hal ini menyebabkan perhatian para c. Standarisasi proses kerja: satu pihak
manajer puncak terhadap hal-hal yang merancang prosedur kerja pihak
strategik menjadi teralihkan dan lain untuk memastikan bahwa
manajer menengah yang seharusnya semua pekerjaan terkoordinasi.
mengelola operasional satker menjadi d. Standarisasi output (hasil kerja):
terpecah. Pada gilirannya, hal ini satu pihak menetapkan spesifikasi
menyebabkan kualitas pengelolaan output dari pekerjaan pihak lain.
yang rendah dan juga kualitas e. Standarisasi keahlian: memberikan
perencanaan dan rancangan organisasi pelatihan sehingga anggota
yang tidak baik. organisasi dapat berkoordinasi
Kondisi saat ini sering terdengar secara mandiri dengan yang
penilaian bahwa unsur perencana lainnya.
dalam struktur organisasi kelitbangan Kelima jenis mekanisme koordinasi ini
hanya menjalankan fungsi menerima dapat terjadi secara bersamaan dalam
dan kemudian mengirimkan kembali satu organisasi dan bauran kelimanya
kepada pihak-pihak terkait dengan dapat dioptimalkan bagi kelancaran
rancangan program litbang tanpa operasional organisasi.

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 307


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Ukuran Kinerja Organisasi Litbang kinerja sendiri. Ketiga, lembaga litbang


Umumnya sebuah organisasi khususnya yang dikelola oleh
pasti memiliki ukuran-ukuran untuk pemerintah mempunyai struktur
melihat ataupun mengukur sejauh organisasi yang jenjangnya cukup
mana organisasi tersebut berjalan banyak. Misalnya, LIPI memiliki
ataupun menggerakkan organ- struktur organisasi, dari atas dimulai
organnya dalam mencapai tujuan. dari deputi/sekretaris utama (eselon 1),
Organ-organ tersebut sangat setiap deputi terdiri dari sejumlah pusat
tergantung dari struktur organisasi penelitian (eselon II) dan setiap pusat
yang membungkus organ teresebut. penelitian memiliki beberapa bidang
Ada sejumlah riset yang pernah penelitian.
dilakukan untuk mengetahui sejauh Belum berakhirnya diskusi
mana kinerja organisasi, termasuk mengenai permasalahan dan
organisasi litbang. diperolehnya jalan keluar dari ketiga
Selama ini jika berbicara permasalahan, maka muncul istilah
mengenai kinerja lembaga litbang, baru yang diproklamirkan oleh
maka alat ukur yang umumnya sebagian besar lembaga, unit, ataupun
digunakan adalah delapan indikator, organisasi litbang di Indonesia yaitu
yaitu paket teknologi, produk baru, "berkelas dunia". Pengistilahan ini
layanan jasa, HAKI/paten, boleh jadi sebagai pelecut dari
disain/sistem/model, keinginan untuk menjadi yang terbaik
rekomendasi/kebijakan/studi dan memberikan kontribusi nyata
kelayakan, prototipe, dan publikasi terhadap kemampuan bangsa dari riset
ilmiah. Namun, ukuran tersebut sering yang dilakukan.
kali menimbulkan masalah. Hasibuan, Jika berkaca pada istilah
dkk (2007) mengungkapkan bahwa berkelas dunia ataupun terbaik di dunia
pengukuran kinerja lembaga litbang di "world class" maka terlintas bahwa
Indonesia seringkali menimbulkan kinerja yang diberikan (produk ataupun
masalah, khususnya tentang konsep jasa) memiliki standar dan
kinerja dan indikatornya. Ada tiga prima/sempurna. Khususnya untuk
permasalahan utama, yaitu pertama, lembaga litbang maka label "berkelas
Lembaga litbang yang ada terbagi dunia" tidak saja diakui oleh
dalam dua bidang besar, yaitu (a) non- kelompoknya (peers), namun juga oleh
sosial dan (b) sosial. Perbedaan antara para pesaingnya (competitors) sebagai
bidang litbang ini seringkali salah satu organisasi terbaik di
menyulitkan untuk menyepakati bidangnya di tingkat dunia, yang
kinerja dari bentuk lembaga litbang ini. ditetapkan ukurannya ke dalam
Kinerja apa saja di antara kedua beberapa atribut.
lembaga litbang ini yang dapat berlaku Putera (2012) menjelaskan
pada keduanya masih menjadi satu bahwa sistem pengukuran kinerja
pertanyaan. merupakan suatu sistem yang
Ke-dua, sesuai dengan visi dan berkembang terus menerus. Pada tahun
misi yang diembannya oleh setiap 2011 sekelompok peneliti dari LIPI
organisasi litbang sehingga mengembangkan indikator
memunculkan indikator-indikator pengukuran kinerja lembaga litbang

308 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

berkelas dunia. Dasar pengukuran pertama yang digunakan adalah rasio


kinerja ini diperoleh dari sejumlah hasil jumlah kegiatan riset terhadap jumlah
riset sebelumnya dan mempertim- tenaga peneliti. Indikator ini
bangkan ukuran kinerja yang ada menunjukkan kemampuan unit litbang
dibeberapa lembaga litbang di dunia dalam mengelola beragam kegiatan
dan masuk dalam kategori kelas dunia. riset, dan sekaligus menunjukkan
Ukuran kinerja tersebut dibagi kepercayaan pemangku kepentingan
atas empat bagian yaitu input, proses, terhadap unit/lembaga litbang.
output, dan outcomes. Kategori input Selanjutnya indikator yang digunakan
merupakan bahan atau rangsangan adalah kerjasama penelitian.
yang diterima oleh sistem untuk di Kerjasama penelitian dititik beratkan
proses. Kinerja indikator input terlebih pada hubungan pengelolaan riset
dahulu melihat pada rasio jumlah antara lembaga dengan perguruan
peneliti terhadap jumlah tenaga litbang, tinggi, pusat-pusat riset lain, ataupun
selain itu komposisi jenjang fungsional dengan lembaga donor. Indikator ini
peneliti dan sebaran rasio tenaga memberikan penjelasan mengenai
peneliti terhadap tenaga penunjang sejauh mana kegiatan jejaring dan
menjadi alat bantu dalam argumentasi komunikasi riset yang dilakukan oleh
dari indikator ini. Indikator kedua tiap lembaga. Indikator ketiga dari
dalam kategori input adalah fasilitas. pengukuran kinerja proses merujuk
Penilaian fasilitas pada dibagi dalam pada kuantitas mendokumentasikan,
tiga kelompok, yaitu fasilitas umum, edisi, menterjemahkan buku.
khusus, dan terstandardisasi. Ukuran Pengukuran kinerja proses juga
selanjutnya yang masuk dalam kategori mengacu pada indikator
ini adalah jurnal yang telah dipublikasi menyelenggarakan kongres/
atau yang dikenal dengan kepemilikan konferensi, workshop, dan pelatihan.
jurnal. Publikasi jurnal merupakan Menyelenggarakan kegiatan semacam
penerbitan jurnal ilmiah baik yang kongres/konferensi, workshop, dan
terakreditasi ataupun tidak pelatihan menunjukkan kemampuan
terakreditasi yang dilakukan oleh suatu dalam mengorganisir kegiatan ilmiah
lembaga litbang. Komponen penilaian sekaligus menunjukkan keunggulan
kinerja selanjutnya adalah dalam berjejaring dan adanya
berlangganan data base. Indikator pengakuan dan kepercayaan dari
kelima yang menjadi komponen komunitas ilmiah terhadap unit litbang
penilaian kinerja input adalah proporsi penyelenggara. Indikator ini
biaya riset terhadap total biaya dalam dimasukkan dalam ukuran kinerja,
aktivitas litbang. Indikator ini karena selama ini peneliti dari unit
digunakan untuk melihat besaran litbang menyukai mengikuti kegiatan
(dalam proporsi) biaya riset yang kongres/konferensi, workshop, dan
dialokasikasikan terhadap total biaya pelatihan dari pada menyelenggarakan.
dalam keseluruhan aktivitas litbang
oleh suatu lembaga litbang.
Kinerja pada kategori proses
lebih pada aktivitas yang merubah
masukan menjadi luaran. Indikator

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 309


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Sumber: Surminah, dkk (2012)


Gambar 2.
Kriteria Lembaga Litbang Berkelas Dunia

Sementara kinerja output yang menjadi indikator ketiga dari kinerja


merupakan hasil dari aktivitas litbang output. Indikator ini menunjukkan
yang dilakukan. Kinerja kategori kemampuan litbang dalam mendukung
output pada sebuah unit litbang sering industri dan pemecahan permasalahan
diukur dengan indikator paket bangsa masyarakat dengan ditunjukkan
teknologi, produk baru, prototype, dalam kemampuan menghasilkan
HKI/paten, rekomendasi, layanan jasa, disain, konsep, model, kebijakan, pilot
disain/sistem/model dan publikasi project, contoh produk/bahan, ataupun
ilmiah. Namun, untuk kategori kelas prototype. Indikator keempat dari
dunia menggunakan 4 indikator dalam kinerja output adalah menghasilkan
mengukur kinerja output dari unit riset tesis yang terkemuka di bidangnya.
setingkat pusat penelitian. Keempat Kemampuan membimbing dalam
indikator tersebut adalah jumlah menghasilkan penelitian bagi master
naskah yang diterbitkan, Selanjutnya dan doktoral baik skala penelitian
pengukuran kinerja output adalah laboratorium ataupun lapangan, dan
penemuan atau Pengetahuan (know konsep menjadi salah satu ukuran
how) yang didaftarkan. Indikator ini dalam menilai kinerja unit riset.
umumnya melihat pada HKI/paten Kinerja outcomes merupakan
yang dihasilkan oleh unit riset. Disain, indikator yang memperlihatkan
konsep, model, kebijakan, pilot project, pengaruh sebagai akibat yang
contoh produk/bahan, prototype ditimbulkan dari manfaat hasil

310 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

kegiatan dari unit riset. Indikator dan dilakukan oleh tenaga profesional
dampak baru dapat diketahui dalam (fungsional peneliti ataupun
jangka waktu menengah dan panjang. perekayasa). Organisasi litbangpun
Ada lima indikator yang digunakan dicirikan cenderung ramping dan
untuk mengukur kinerja (dampak) dari spesifik, dan dukungan manajemen
sebuah unit riset, mulai dari kontrak yang tidak birokratis, sederhana, dan
kerjasama dengan pengguna, fleksibel.
penghargaan peneliti merupakan Lina Miftahul Jannah (2013)
indikator kinerja dampak yang kedua. dalam penelitian yang berjudul
Indikator ini merupakan bentuk "Transformasi Institusi Penelitian dan
pengakuan dari pihak luar atas Pengembangan di Indonesia"
pertimbangan kontribusi penelitian menghasilkan simpulan bahwa institusi
ataupun kegiatan ilmiah terhadap suatu Litbang di Indonesia memang
aspek riset dan pengembangan. mengalami perkembangan yang sangat
Indikator ketiga dari kinerja dampak maju sejak keluarnya UU Nomor 18
adalah pendapatan yang dihasilkan dari Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
penjualan dan alih teknologi. Indikator Penelitian, Pengembangan dan
ini menunjukkan kemampuan unit riset Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
dalam komersialisasi inovasi yang Te k n o l o g i . N a m u n d e m i k i a n ,
dihasilkan. Keempat indikator perkembangannya tidak diikuti dengan
pertumbuhan penjualan dan ekspor kinerja yang baik. Berbagai faktor
yang dihasilkan dari riset dan aktivitas menjadi penyebab penghambat kinerja
pembangunan. Ukurannya adalah pada institusi litbang di Indonesia.
persentase dari total pendapatan Faktor tersebut dapat dipetakan ke
komersialisasi hasil litbang terhadap dalam lima kelompok yaitu anggaran
pendapatan nasional. Kelima adalah penelitian, sumber daya peneliti, sarana
mampu mengatasi hambatan dan dan prasarana penelitian, kinerja
mengoptimalkan unit industri, institusi litbang, dan kebijakan litbang
masyarakat dan bangsa. yang sudah ada. Terkait dengan
Keempat kategori dari anggaran penelitian ada beberapa
pengukuran kinerja ini setidaknya permasalahan yang muncul yaitu
memberikan indikator yang tidak anggaran litbang di Indonesia masih
hanya merujuk pada nilai-nilai kecil, anggaran dianggap besar tetapi
kuantitaif yang umumnya digunakan, tidak terfokus karena ego sektoral atau
tetapi telah memasukkan unsur ego kelembagaan, anggaran penelitian
penilaian kualitatif dari sebuah belum melibatkan swasta/industri,
lembaga litbang itu sendiri. serta kebijakan dan tata kelola
anggaran yang tidak mendukung.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Masalah dalam sumber daya penelitian
Berdasarkan sejumlah meliputi peneliti yang berkualitas
karakteristik yang ada, maka dapat memilih bekerja di luar negeri, peneliti
disimpulkan bahwa organisasi litbang dianggap sama dengan pegawai negeri
memiliki kecenderungan beriorientasi sipil biasa, budaya penelitian belum
pada hasil, dimana hasil tersebut melekat pada setiap fungsional peneliti,
diperoleh melalui kegiatan kelitbangan reward yang masih kurang, sistem

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 311


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

pembinaan yang tidak berjalan, peneliti pemanfaatannya, dan kadang


dibebani tugas non penelitian, serta membingungkan pihak-pihak terkait
lemahnya kepemimpinan di lembaga karena adanya disharmonisasi
penelitian. Terkait dengan sarana dan kebijakan.
prasarana penelitian, terdapat masalah Salah satu rekomendasi yang
yaitu kurangnya fasilitas penelitian, diberikan oleh L.M. Jannah (2013)
kesulitan melakukan resource sharing, adalah penataan organisasi litbang di
tidak terencananya pengadaan sarana Indonesia. Penataan struktur organisasi
dan prasarana, dan mahalnya tidak dapat dipisahkan dari
melakukan penelusuran informasi. perencanaan sebuah organisasi baru,
Pada kinerja institusi litbang atau yang dikenal dengan desain
ditemukan masalah-masalah yaitu organisasi. Sejak awal tahun 1970-an
publikasi ilmiah yang masih rendah, dalam konsep desain organisasi sangat
pemanfaatan hasil penelitian yang juga populer dengan "The Star Model" atau
masih rendah, dan jumlah paten dan yang dikenal dengan "Jay Galbraith
lisensi yang juga masih terbatas. Model Star" (lihat Gambar 3). Model
Kebijakan litbang yang ada hanya ini menurut Kesler dan Kates (2010)
sedikit yang memiliki relevansi terbukti mampu memberikan arah
terhadap pengembangan riset dan dalam mendesain organisasi.

Sumber: Kesler dan Kates (2010)

Gambar 3.
Jay Galbraith Model Star

312 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Dalam "Jay Galbraith Model (Research for science


Star" menurut Kesler dan Kates (2010), advancement), dengan 5 deputi
desain tersebut memiliki lima keilmuan.
komponen, pertama adalah strategi 2. BPPT berorientasi riset untuk
yang berfungsi untuk menentukan arah. penerapan teknologi (Research for
Kedua adalah struktur yang technology application) di sektor
menentukan posisi kekuasaan dalam tertentu, dengan 5 deputi (SDA;
pengambilan keputusan. Ketiga adalah agro industri dan bioteknologi;
proses yang harus dilakukan melalui informasi, energi dan material;
alur informasi, yaitu dengan cara industri rancang bangun dan
penggunaan teknologi informasi. rekayasa; dan kebijakan
Keempat adalah penghargaan yang teknologi).
berfungsi untuk mempengaruhi 3. Perguruan Tinggi umumnya
motivasi orang agar melakukan dan berorientas riset untuk
taat akan tujuan organisasi. Kelima meningkatkan kualitas dan
terdiri dari kebijakan yang terkait kredibiltas lulusan pendidikan S1,
dengan orang (kebijakan sumber daya S2 dan S3 pada fakultas-fakultas
manusia), yang mempengaruhi dan (Research for creating the high
sering menentukan pola pikir dan quality of university graduates),
keterampilan pegawai. dimana penguasaan pengetahuan
Konsep semacam ini dapat melalui riset bukan tujuan
dikatakan sebagai "Form follows perguruan tinggi tetapi sarana untuk
Function" (Hinrichs, 2009). Dimana meningkatkan kualitas dan
desain tersebut acap kali dihadapkan kredibilitas pendidikan tinggi. Ada
pada kemampuan untuk menjadikan beberapa Univerisitas riset sedang
organisasi yang dirancang memiliki merintis orientasi riset untuk
efektivitas dalam menjalankan kemajuan ilmu pengetahuan
fungsinya. Tugas ini semakin berat (Research for science
apabila organisasi yang akan dirancang advancement).
memiliki karakteristik, seperti halnya 4. B a d a n P e n e l i t i a n d a n
lembaga litbang. Pengembangan di Kementerian
Setiap organisasi kelitbangan ataupun Badan Penelitian dan
yang ada di Indonesia memiliki ciri Pengembangan di Daerah
khas. Ke'khas'an itulah yang berorientasi riset untuk mendukung
membedakan dengan setiap organisasi kebijakan kementerian dan daerah
kelitbangan yang ada di Indonesia saat masing-masing (Research for
ini seperti LIPI, BPPT, BATAN, justfying sectoral policies).
lembaga penelitian perguruan tinggi, Ciri khas yang membedakan
lembaga penelitian kementerian, tersebut pada akhirnya membawa
lembaga penelitian daerah, dan lain- kesimpulan bahwa sebuah organisasi
lain. Secara kelembagaan resmi yang kelitbangan yang berorientasi pada
tampak dari struktur organisasi, jelas penelitian untuk kemajuan ilmu
bahwa: pengetahuan (research for science
1. LIPI berorientasi riset untuk advancement) haruslah menetapkan
kemajuan ilmu pengetahuan pengertian science advancement

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 313


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

terlebih dahulu. Science advancement masing, sehingga tidak realitis bila


itu sendiri dapat terlihat dari visi dan menginginkan profesionalitas dengan
misi dari organisasi tersebut. Capaian multi kompetensi, bisa semua, bisa
dari science advancement dapat riset dasar sekaligus bisa riset terapan
diketahui dari ukuran-ukuran kinerja dan pengembangan, tidaklah mungkin
yang telah dikembangkan berdasarkan menjadi profesional seorang pakar
ukuran litbang berkelas dunia. fisika murni juga pakar program
Berdasarkan kondisi yang ada penerapan iptek mesin mekanik.
dan pendekatan terhadap organisasi Untuk melancarkan koordinasi
litbang, maka pendekatan yang antar manajemen atas dan manajemen
realistik di dalam organisasi litbang menengah dalam pelaksanaan program
untuk keberhasilan mencapai tujuan dan jasa yang memerlukan keterlibatan
adalah dengan division of labour yang banyak kompetensi (multidisplin) dan
clear-cut (tegas) antar masing-masing banyak fungsi (multifungsi), maka
manajemen atas dan manajemen fungsi koordinasi pelayanan dan bisnis
menengah. Istilah 'division of labor' tersebut dilaksanakan pada level
atau pembagian tugas yang jelas, program berdasarkan keputusan
adalah asas dasar membangun pimpinan organisasi. Fungsi tersebut
kompetensi, setiap puslit membangun perlu dipimpin oleh birokrat atau
komptensi bidang keilmuan, setiap entrepreneur yang kompeten dan dapat
individu dalam puslit membangun diambil dari peneliti (sepanjang yang
kompetensi keilmuan peneliti, bersangkutan bersedia melepaskan
membangun kompetensi inti (core jabatan fungsionalnya sesuai aturan),
competence) ini cara berorganisasi untuk menjaga profesionalitas
yang memupuk profesionalitas mewujudkan hasil dan dampak utama
peneliti, memupuk perofesinalitas (Lihat Tabel 2).
puslit dengan kompetensi masing

Tabel 2. Keberadaan Fungsi Korporat dalam Struktur Organisasi


Kelitbangan (Bebasis Keilmuan)

KOMPETENSI INTI ORGANISASI TUJUAN JANGKA WAKTU DAMPAK / DAMPAK

Dalam Struktur
Peneliti dan ilmuwan Great Science
yang berkualitas Berbasis keilmuan Mencipatakan Great science
Menghasilkan sesuatu yang 20 tahun Publikasi
Administrasi pendukung
berguna untuk bangsa Paten
Sarana ilmiah & pengembangan melalui otoritas ilmiah Nobel
bisnis

Dalam Fungsi
Product flagship
Birokrat/administratur Program koordinasi jasa
Mobil listrik
dan entrepreneurship Program pengembangan Menghasilkan jasa dan produk
3 5 Tahun Sistem mutu
yang kompeten bisnis secara korporat
Produk ketahanan
pangan
Konversi BBM ke BBG

Sementara itu, struktur zona yaitu: 1) Zona Hijau


organisasi kelitbangan (berbasis merupakan zona Pendukung dan
keilmuan) dapat dibagi dalam tiga Administrasi, 2) Zona Biru

314 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

merupakan zona Keilmuan Teknis, melengkapi dan mendukung


dan 3) Zona Kuning merupakan sebagai sebuah sistem organisasi
zona sarana dan pengembangan yang efektif mencapai sasaran.
bisnis. Ketiga zona melaksanakan (Gambar 4).
tugas dan fungsinya saling

Sumber: diolah dan dimodifikasi dari Mintzberg, 1993

Gambar 4.
Pembagian Kelompok Pada Struktur Organisasi Litbang

Perubahan struktur organisasi manajemen menengah. Hal ini


litbang khususnya pada Pusat dilaksanakan dalam rangka
Penelitian akan mampu memotong membangun kompetensi. Setiap pusat
jalur birokrasi dan rentang kendali. penelitian membangun komptensi
Selain itu dengan karekteristik bidang keilmuan, setiap individu
fungsionalis akan semakin dalam puslit membangun kompetensi
mempermudah pengelolaan kerja dan keilmuan peneliti, membangun
kinerja unsur sumber daya manusia kompetensi inti (core competence) ini
(peneliti atau perekayasa). Selain itu cara berorganisasi yang memupuk
dapat juga menciptakan tim inti yang profesionalitas peneliti, memupuk
sangat terspesialisasi, terciptanya profesinalitas kelembagaan.
tingkat hirarki yang rendah, Profesionalitas dalam pilihan
menyuarakan strategi paten (peduli kompetensi masing-masing adalah
pada hasil penelitian), menempatkan memilih pilihan, melepaskan bukan
tekanan tidak pada batas waktu tetapi pilihan (take some left some), off course
dengan "urgensi", dan komitmen all you can eat, surely you can not eat
jangka panjang. all, baik dalam level individu, lembaga,
dan organisasi. Sehingga setiap peneliti
PENUTUP akan menjadi peneliti yang profesional
Paradigma baru struktur dan kredible, setiap administrator akan
organisasi penelitian dan pengembagan menjadi administrator yang
menempatkan secara tegas antar profesional dan kredible, setiap tenaga
masing-masing manajemen atas dan pelayanan menjadi tenaga pelayanan

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 315


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

yang profesional dan kredible, sebagai Kersanah. (1993). Iklim Kerja yang
tenaga pekerja sosial menjadi K o n d u s i f d i O rg a n i s a s i
profesional dan kredible di bidangnya. Litbang. Warta Pengelolaan
Litbang, Perkembangan Iptek,
DAFTAR PUSTAKA Volume 4 No. 11/1993: 23-28.
Azizy, A. Qodri. (2007). Change Kusdi. (2009). Teori Organisasi dan
Management dalam Reformasi Administrasi. Jakarta: Penerbit
B i ro k r a s i . J a k a r t a : P T Salemba Humanika.
Gramedia Pustaka Utama. L a k i t a n , B e n y a m i n . ( 2 0 11 ) .
Dukeshire, Steven., & Thurlow, Revitalisasi Kelembagaan
Jennifer. (2002). Riset dan Pengembangan
Understanding the Link untuk Mendukung Sistem
Between Research and Policy. Inovasi Nasional. Seminar
Rural Communities Impacting Revitalisasi Kelembagaan
Policy Project, diakses dari Litbang yang diselenggarakan
http://www.ruralnovascotia.ca di Pascasarjana Universitas
/documents/policy/research% Sahid, Jakarta, 23 November
20and%20policy.pdf, diakses 2010.
tanggal 25 November 2013. Legino, Supriadi. (2012). Dilema
Hinrichs, Gina. (2009). Organic Birokrasi, Kepemimpinan, dan
Organizational Design. OD Organisasi Lateral. Diakses
Practitioner Vol. 41 No. 4 d a r i
2009: 4-11. http://sttplnsupriadi.blogspot.
Jannah, Lina Miftahul. (2013). com/2012/05/dilema-
Tr a n s f o r m a s i I n s t i t u s i birokrasi.html tanggal 25 Juni
Penelitian dan Pengembangan 2012.
di Indonesia. Disertasi Bidang LIPI. (2010). Dokumen Reformasi
Ilmu Administrasi. Depok: Birokrasi Lembaga Ilmu
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Indonesia 2010 -
Politik, Program Studi Ilmu 2014. Jakarta: LIPI.
Administrasi. Majchrzak, A (1984). Technical
Jonker, Catholijn M., Popova, Viara., analysis. In Methods for Policy
Sharpanskykh, Alexei., Treur, Research. Sage: Beverly Hills.
Jan., Yolum, P?nar. (2012). Maksum, Irfan Ridwan. (2010). Sense
Formal Framework to Support Making: Mengarahkan
Organizational Design. Litbang Departemen,
Knowledge-Based Systems 31 Kementerian dan LPND
(2012): 89-105. Menjadi Knowing
Keputusan Menteri Riset dan Organization, dalam
Teknologi Nomor Organisasi Negara Amuba:
193/M/Kp/IV/2010 tentang Jalinan Sistemik Administrasi
Kebijakan Strategis Publik, Reformasi
Pembangunan Nasional Ilmu Administrasi, dan
Pengetahuan dan Teknologi Pemerintahan Daerah. Depok:
Tahun 2010-2014. Departemen Ilmu

316 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013


STRUKTUR BARU ORGANISASI LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA: Sebuah Konsep dan Respon
atas Kebijakan Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Reformasi Birokrasi

Prakoso Bhairawa Putera, Husein Avicenna Akil, Erman Aminullah, Budi Triyono dan Dudi Hidayat

Administrasi, FISIP dan Pengembangan Berkelas


Universitas Indonesia. Dunia (World-class R&D
Mintzberg, H. (1993). Structure in O rg a n i z a t i o n ) . J a k a r t a :
Fives: Designing Effective Laporan Penelitian Pusat
Organizations. Upper Saddle Penelitian Perkembangan
River: Prentice Hall. Iptek - LIPI.
Kesler, Gregory., and Kates,Amy. Sutanto, Eddy M., dan Djohan, Liliana.
(2010). Designing Strategic (2006). Pengaruh Persepsi
Organizations: The New Work akan Dimensi Desain
of Executives and HR. People Organisasi dan Tipe
& Strategy, Volume 33/Issue 3 - Kepribadian Terhadap Tingkat
2010 :14-21. S t r e s K a r y a w a n P T.
Putera, Prakoso Bhairawa. (2012). Internasional Deta Alfa
Mengukur Kinerja Lembaga Mandiri. Jurnal Manajemen
Litbang Berkelas Dunia. dan Kewirausahaan, Vol. 8,
Biskom, edisi Juni 2012. No. 1, Maret 2006: 25-39
Rahardjo, Teguh. (2008). Revitalisasi Tim Pappiptek - LIPI. (2012). Struktur
Kelembagaan Litbang Organisasi Lembaga Ilmu
Hankam. Jurnal Dinamika Pengetahuan Indonesia 2025:
Masyarakat, Vol. VII, No. 3, Sebuah Konsep Awal Menuju
Desember 2008: 1473-1480. "Great Science". Dokumen
R o b b i n s , S t e p h e n . P. ( 2 0 0 3 ) . tidak dipublikasikan.
Organizational Behavior. New Triyono, Budi., & Putera, Prakoso
Jersey: Prentice Hall. Bhairawa. (2013). Indeks
Schwab, Klaus. (2013). The Global Kepuasan Masyarakat Spesifik
Competitiveness Report 2013- Lembaga Penelitian dan
2014: Full Data Edition. Pengembangan: Implementasi
World Economic Forum: Model ACSI. Jurnal Borneo
Geneva. Administrator, Volume 9,
Surminah, Iin., Kusnandar., Radot Nomor 1 Tahun 2013: 52-73.
Manalu., Ishelina Rosaira., & Zuhal. (2008). Kekuatan Daya Saing
Prakoso Bhairawa Putera. Indonesia: Mempersiapkan
(2012). Studi Pencapaian Masyarakat Berbasis
Kinerja Lembaga Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT
Pengetahuan Indonesia Kompas Media Nusantara.
Menuju Lembaga Penelitian

Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 3 / 2013 317

Anda mungkin juga menyukai