Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATAN


KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KAMPUNG KABUPATEN MERAUKE

Disusun Oleh :

NAMA

NIM

KELAS

FAKULTAS

UNIVERSITAS

KOTA

2021
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi saat ini menjadi

bagian yang penting dalam organisasi. Organisasi, pemerintahan maupun

swasta tidak lepas dari kepemimpinan. Sebuah organisasi dikatakan sukses

atau berhasil salah satunya tergantung pada seorang pemimpin. Seorang

pemimpin tidak selalu di nilai dari tingkat keterampilan teknis yang

dimilikinya, akan tetapi lebih kepada keahliannya untuk menggerakan para

pegawainya dengan bekerja dengan menghasilkan kinerja yang baik.

Dalam hubungannya dengan ini perlu di tekankan bahwa seorang

yang telah memangku kepemimpinan dengan baik adalah seorang

pemimpin yang tidak melaksanakan suatu tindakan yang bersifat

operasional, akan tetapi seorang pemimpin sebagai pengambilan

keputusan, dalam menentukan suatu kebijakan-kebijakan yang ada, dan

juga mengatur, mengarahkan serta menggerakan pegawainya untuk

melaksanakan kebijakan yang telah di ambil sesuai dengan kesepakatan

bersama.

Peranan pemimpin sangatlah besar bagi keberhasilan suatu

organisasi yang di pimpinnya, dari merekalah muncul gagasan-gagasan

baru dan inovatif dalam pengembangan organisasi. Namun tidak dapat di

pungkiri bahwa pegawai juga memiliki peranan penting yang tidak kalah

penting, karen para pegawai inilah yang akan menjalankan dan

melaksanakan gagasan pimpinan yang tertuang dalam setiap keputusan.


Baik tidaknya pegawai melaksanakan tugas tergantung pada pimpinan itu

sendiri. Kualitas kinerja pegawai tidak lepas dari peranan seorang

pemimpin dalam kepemimpinannya untuk selalu menggerakan

pegawainya dalam bekerja.

Dalam aktifitas sehari-hari strategi merupakan masalah yang sangat

penting, yang akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, setelah

dijabarkan tujuan yang hendak dicapai. Hal demikian terjadi dalam setiap

organisasi atau Lembaga atau instansi, dimana tidak terlepas dari

penetapan strategi, yang berbeda hanyalah apakah strategi itu tepat,

berjalan dengan baik, efisien, dan efektif atau memenuhi semua unsur

yang perlu diperhatikan dalam hal penerapannya.

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk

memahami dan setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana

tugas itu dapat dilakukan secara efektif dan efisien serat proses

memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan

perusahaan secara bersama. (Hasibuan, 2011:154).

Oleh sebab itu setiap orang yang disebut pemimpin harus selalu

berusaha untuk selalu memiliki sebanyak mungkin sifat-sifat

kepemimpinan yang baik. Karena seorang pemimpin tidak seharusnya

selalu ada dalam suasana vakum artinya kepemimpinan dalam suasana

organisasi hanya dapat efektif dan efesien jika kepemimpinannya bisa di

terima oleh pegawainya.


Peningkatan kinerja pegawai dalam sebuah organisasi sangatlah

penting, karena akan terdampak positif bagi organisasi dan diharapkan

mampu untuk meningkatkan keefektifan dan keofesienan dalam

organisasi. Kinerja merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan-

tujuan organisasi yang telah ditetapkan para atasan sedangkan. Kinerja

juga merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung

Kabupaten Merauke dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan

melalui perencanaan strategis suatu organisasi. (Moeheriono, 2012:95).

Dalam suatu pemerintahan, sumber daya manusia sebagai tenaga

kerja adalah Pegawai Negri Sipil (PNS). PNS sebagai sumber daya

manusia dalam instansi pemerintahan mempunyai peran yang sangat

penting dalam meningkatkan kualitas instansi pemerintahan tersebut.

Adapun peningkatan PNS adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1974 bab II pasal 3 Tentang” pegawai negri

adalah unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat yang

dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-undang

Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah menyelenggarakan tugas dan

pembangunan”.
Berdasarkan hasil penelitan yang penulis laksanakan, terlihat pada

kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten

Merauke, masih adanya pegawai yang masih lamban dalam melaksanakan

tugas-tugas yang diberikan dari pimpinan sehingga terjadinya tumpang

tindih pekerjaan, masih adanya pegawai yang tidak mentaati peraturan

kerja, contohnya seperti pegawai yang pulang terlebih dahulu sebelum

jadwal pulang dan Hasil kerja pegawai belum sesuai dengan target yang

ditetapkan sehingga mengakibatkan kurangnya kinerja pelayanan, dalam

hal ini adanya pegawai yang masuk dan pulang kerja tidak sesuai dengan

aturan, ada beberapa pegawai yang pergi begitu saja pada saat jam kerja.

Oleh karena itu diperlukan pelaksanaan kepemimpinan baik secara

langsung dan kepemimpinan tidak langsung, yang diharapkan mampu

membawa perubahan dalam pelaksanaan dan hasil pekerjaan pegawai,

dimana dengan adanya kepemimpinan tersebut diharapkan kinerja pegawai

DPMK Kabupaten Merauke dapat menjadi lebih baik.

Dari uraian permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang strategi kepemimpinan dalam

meningkatan kinerja pegawai pada dinas pemberdayaan masyarakat

kampung kabupaten merauke.


1. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada

latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Bagaimana strategi kepemimpinan Kepala Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Kampung Kabupaten Merauke dalam peningkatan

kinerja pegawai.

b) Bagaimana reaksi atau respon pegawai setempat terkait strategi

kepemimpinan yang dibuat oleh Kepala Dinas tersebut ?

2. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian pada dasarnya mengacu pada rumusan masalah

penelitian, maka tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui :

a) Strategi kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai

pada kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung

Kabupaten Merauke.

b) Seberapa besar peran kepemimpinan dalam meningkatkan

kinerja pegawai pada kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Kampung Kabupaten Merauke.

c) Kinerja pegawai di Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Kampung Kabupaten Merauke.


d) Kendala dan solusi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Kampung Kabupaten Merauke dalam meningkatan kinerja

pegawai.

3. MANFAAT PENELITIAN

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapakan dapat sebagai acuan didalam

penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian

ini, sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan penelitian yang

akan dilakukan dan sebagai bahan kajian dan perbandingan antara

teori dan praktek lapangan.

b. Kegunaan Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi mengenai strstegi kepemimpinan dalam rangka

meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Kampung Kabupaten Merauke. Selain itu dapat

menambah wawasan bagi mahasiswa yang berguna bagi

kehidupan khususnya didunia kerja dalam suatu organisasi :

1. Bagi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten

Merauke.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sumbangan pemikiran sebagai masukkan berupa informasi

untuk melakukan perbaikan terhadap kepemimpinan kinerja

pegawai agar dapat meningkatkan kualitas kinerja pegawai


yang lebih baik lagi dan juga terciptanya kinerja yang evektif

dan efesien.

2. Bagi Sekolah Tinggi Pemberdayaan Masyarakat Desa

(STPMD) “APMD”Yogyakarta.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan khasanah ilmu

pengetahuan bagi para civitas akademika tentang strategi

kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten

Merauke, sehingga jika memang diperlukan, penelitian ini

dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah karya yang

mempunyai manfaat bagi semua element yang ada.

4. KERANGKA TEORI

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah satu kata yang memiliki banyak makna

dalam pengartiannnya. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional,

kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu

mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka

menjadi konform dengan keinginan pemimpin.Tingkah laku kelompok

atau organisasi menjadi searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin

oleh pengaruh interpersonal pemimpin terhadap anak buahnya.


Menurut Tead dalam Kartono (2005:57) menyatakan

kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka

mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam buku

lain menurut Davis dalam Arifin (2012:4) kepemimpinan adalah

kemampuan mempersuasi orang-orang untuk mencapai tujuan yang tegas

dengan gairah (leadership is the ability to persuade other to seek defined

objectives enthusiastically).

Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam

menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk

mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya.selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-

peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk

mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dari orang-orang

diluar kelompok atau organisasi.

Jika defenisi itu disimak dengan cermat akan terlihat paling sedikit

tiga hal yaitu :

a. Dari seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dituntut

kemampuan tertentu yang tidak dimiliki oleh sdm lainnya dalam

organisasi.

b. Keikutsertaan sebagai elemen penting dalam menjalankan

kepemimpinan.

c. Kemampuan mengubah ‘’egosentrisme’’ para bawahan menjadi

‘’organisasi-sentrisme’’.
Selain mampu membuat taktik dan strategi yang jitu, seorang

pemimpin juga dituntut untuk mampu mengambil keputusan yang cepat

dan tepat. Sebab, terlambat dalam mengambil keptusan dapat merugikan

organisasi mengingat disamping banyak pesaing, demikian juga salah

dalam mengambil keputusan tentunya harus berhadapan dengan sejumlah

konsekuensi seperti dana, waktu, dan tenaga. Apabila seorang pemimpin

ingin mencapai tujuannya dengan efektif maka harus mempunyai

wewenang untuk memimpin para bawahannya dalam usaha mecapai

tujuan tersebut. Wewenang ini disebut sebagai wewenang kepemimpinan,

yang merupakan hak untuk bertindak atau mempengaruhi tingkah laku

orang yang dipimpinnya. (Sutrisno, 2009:217)

Fungsi Dan Peranan Kepemimpinan

Menurut Rivai dan Mulyadi (2012:34) fungsi artinya jabatan

(pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu

bagian tubuh. sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung

dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-

masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan

bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial,

karena harus diwujudkan dalam interaksi antarindividu didalam situasi

sosial suatu kelompok/organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua

dimensi seperti:
a. Dimensi yang berkenanaan dengan tingkat kemampuan

mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.

b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support)

atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-

tugas pokok kelompok/organisasi.

Kinerja Pegawai

Menurut Irianto dalam Sutrisno (2010:171), mengemukakan

kinerja pegawai adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam

melakukan tugas.Keberhasilan organisasi tergantung pada kinerja para

pelaku organisasi bersangkutan.Oleh karena itu, setiap unit kerja dalam

suatu organisasi harus dinilai kinerjanya, agar kinerja sumber daya

manusia yang terdapat dalam unit- unit dalam suatu organisasi tersebut

dapat dinilai secara objektif. Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas,

penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud kinerja pegawai adalah hasil

kerja pegawai dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja

sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi.

Menurut Miner dalam Sutrisno (2010:172-173) mengemukakan secara

umum dapat dinyatakan empat aspek dari kinerja, yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah

kesalahan, waktu dan ketepatan dalam melakukan tugas.

2. Kuantitas yang dihasilkan, berkenaan dengan berapa jumlah

produk atau jasa yang dapat dihasilkan.


3. Waktu kerja, menerangkan akan berapa jumlah absen,

keterlambatan, serta masa kerja yang telah dijalani individu pegawai

tersebut.

4. Kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu

atau menghambat usaha dari teman sekerjanya.

Dengan keempat aspek kinerja diatas dapat dikatakan bahwa

individu mempunyai kinerja yang baik bila dia berhasil memenuhi

keempat aspek tersebut sesuai dengan target atau rencana yang telah

ditetapkan oleh organisasi.

Menurut Swanson dan Graudous dalam Sutrisno (2010:173)

menjelaskan bahwa dalam sistem, berapa pun ukurannya, semua pekerjaan

saling berhubungan.Hasil dari seperangkat kinerja pekerjaan adalah

masukan bagi usaha kinerja lainnya. Karena saling bergantung, apa yang

tampaknya merupakan perolehan kinerja yang kecil dalam suatu aspek

pekerjaan dapat menghasilkan perolehan besar secara keseluruhan. Jadi,

produktivitas suatu sistem bergantung pada kecermatan dan efisiensi

perilaku kinerja. Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil

pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan

berlangsung untuk mencapai hasil kerja.

Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga menunjukkan kinerja.

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi

mempunyai kinerja yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang


maksud dan nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya

manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja,

fungsionalisasi, budaya, dan kerja sama.(Wibowo, 2007:67). Menurut

Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:74), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan,

kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.

2. Leadership factors, ditentukan oleh kualitas dorongan,

bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang

diberikan oleh rekan sekerja.

4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan

fasilitas yang diberikan organisasi.

5. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya

tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Kepemimpinan Dan Kinerja Pegawai

Dalam hal ini kepemimpinan memiliki hubungan yang erat dengan

kinerja karyawan Karena kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan suatu perusahaan. Kepemimpinan adalah sebagai proses

mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam

usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.


Dalam hal ini dimaksudkan bahwa kepemimpinan selalu

menyangkut dalam hal mempengaruhi orang lain demi tercapainya suatu

tujuan yang baik. Seorang pemimpin dituntut memiliki tanggung jawab

yang besar dan mampu menunjukkan jalan yang baik atau benar, namun

dapat pula dituntut untuk mengepalai suatu pekerjaan atau kegiatan.

Kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari skill saja namun juga dilihat dari

cara seseorang itu memimpin dan mempengaruhi kawan sepekerjaannya

untuk mencapai tujuan yang menguntungkan perusahaannya. Seorang

pemimpin harus mampu berkontribusi terhadap prediksi adanya

pemberdayaan pada bawahan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan juga

dituntut untuk memotivasi bawahannya agar mereka mempertahankan

prestasinya dalam dunia kerja dan menghasilkan hasil kinerja yang efektif.

5. DEFINISI KONSEP

Secara klasikal, kepemimpinan dalam bahasa Inggris disebut

sebagai leadership yang berarti being a leader power of leading: the

qualities of leader.2 Namun secara terminology, ada beberapa

kepemimpinan menurut para ahli yang dipandang dari berbagai perspektif

tergantung dari sudut mana para ahli memandang hakikat kepemimpinan.

Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai

kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya

dengan menggunakan kekuasaan.


Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan

mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus

dilaksanakan. Menurut Stone, semakin banyak jumlah sumber kekuasaan

yang tersedia bagi pemimpin, akan makin besar potensi kepemimpinan

yang efektif. Jenis pemimpin ini bermacam-macam, ada pemimpin formal,

yaitu yang terjadi karena pemimpin bersandar pada wewenang formal.

Ada pula pemimpin nonformal, yaitu terjadi karena pemimpin tanpa

wewenang formal berhasil mempengaruhi perilaku orang lain.

Konsep definisi kepemimpinan yang berbeda hampir sebanyak

jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya. Untuk lebih

mempermudah pemahaman kita, maka akan diambil satu definisi yang

kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas konsep kepemimpinan

itu sendiri. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling

mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang

menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.

Kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :

a. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu

para karyawan atau bawahan (fllowers). Para karyawan atau bawahan

harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin.

Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan, tidak akan ada pemimpin.

b. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan

kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk


mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan

bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yeng berbeda untuk

mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.

c. Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri

(integrity), sikap bertanggung jawab yang tulus (compassion),

pengetahuan (cignizance), keberanian bertindak dengan keyakinan

(commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence)

dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (comminication) dalam

mambangun organisasi.

6. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk melaksanakan penelitian harus dioperasionalkan sehingga

diperoleh sejumlah indicator penelitian (pertanyaan-pertanyaan

penelitian) yang berguna untuk Menyusun dan menyiapkan instrument

penelitian.

Adapun definisi operasional dari variable-variabel penelitian

adalah sebagai berikut :

a. Variabel bebas (X) Kepemimpinan.

David (2011:18-19) mengartikan strategi adalah sarana

bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.

Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi,

likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Jadi, strategi

adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh


seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan

yang telah ditetapkan.

Menurut Hasibuan (2011:154) Kepemimpinan adalah

suatu proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan

setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu

dapat dilakukan secara efektif dan efisien serat proses

memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai

tujuan perusahaan secara bersama.

Menurut Fread Fiedler dalam Sutikno (2014:27),

Kepemimpinan yang berhasil bergantung kepada penerapan gaya

kepemimpinan terhadap situasi tertentu. Sehingga suatu gaya

kepemimpinan akan efektif apabila gaya kepemimpinan tersebut

digunakan dalam situasi yang tepat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

untuk mencapai sebuah tujuan didalam sebuah organisasi atau

instansi maka seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan

dan memiliki strategi kepemimpinan yang digunakan oleh

seorang pemimpin tersebut sangat berpengaruh pada pegawainya

untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga, artinya tugas

seorang pemimpin dipengaruhi oleh strategi apa yang dia

terapkan dalam kepemimpinan.

Menurut Sutikno (2014), gaya kepemimpinan terbagi

menjadi beberapa tipe atau gaya, yaitu :


a. Tipe atau gaya Otokratik

b. Tipe atau gaya Kendali Bebas (Laisez Faire)

c. Tipe atau gaya Paternalistik

d. Tipe atau gaya Kharismatik 

e. Tipe atau gaya Militeristik

f. Tipe atau gaya Pseudo-demokratik

g. Tipe atau gaya Demokratik 

b. Variabel terikat (Y) Kinerja.

Menurut Moeheriono (2012:95) kinerja atau performance

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui

perencanaan strategis suatu organisasi.

Menurut Rivai dan Sagala dalam Priansa (2014:272)

menyatakan bahwa, Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem

formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai,

dan mempengaruhi sifat–sifat yang berkaitan dengan pekerjaan,

perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.

Demikian, kinerja adalah merupakan hasil kerja pegawai

dalam lingkup tanggung jawabnya. Pegawai memerlukan umpan

balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku merkea

di masa yang akan datang. Tujuan Penilaian Kinerja yaitu:

1.Peningkatan Kinerja
2.Penyesuaian kompensasi

3.Keputusan penempatan

4.Kebutuhan pengembangan dan pelatihan

5.Perencanaan dan pengembangan karir

6.Prosedur perekrutan

7.Kesalahan desain pekerjaan dan ketidakakuratan informasi

8.Kesempatan yang sama

9.Tantangan eksternal

10.Umpan balik

7. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian pada pembahasan saat ini menggunakan

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penelitian

dengan proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa

angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin

diketahui. Penelitian ini menggunakan penelitian kombinasi dikotomi

kuantitati dengan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kombinasi

pada dasarnya memanfaatkan kelebihan serta meminimalisasi kelemahan

dari pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, untuk kemudian dibuat

format baru yang menggambarkan “interaksi” antara kedua pendekatan

kuantitatif kualitatif. Apabila ditarik garis kontinum, di mana pendekatan

kuantitatif ditempatkan pada ujung garis kanan dan pendekatan kualitatif

ditempatkan pada ujung kiri, maka posisi pendekatan kombinasi.


B. Lolakasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan 02 November 2020 serta memiliki

Lokasi penelitian dilakukan kabupaten Merauke. Peneliti memilih

lokasi ini, karena di daerah ini akan meneliti mengenai pengaruh

kepemimpinan pemangku jabatan di wilayah tersebut. Dalam

penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat

kampun dengan dinas pemberdayaan masyarakat kampung Kabupaten

Merauke.

C. Populasi Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

yang menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun

kualitatif mengenai karakteritik tertentu dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin mempelajari sifat-

sifatnya. (Widiyanto, 2010: 5)

Menurut (Mulyatiningsih, 2011: 19), Populasi ialah

sekumpulan orang, hewan, tumbuhan, atau benda yang

memiliki karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan

menjadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian.

Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah

seluruh pegawai baik Pegawai Negri Sipil (PNS) maupun

Pegawai Honorer yang ada di Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Kampung Kabupaten Merauke.


2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan

bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan

sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh

pertimbangan-pertimbangan yang ada. ( Sugiyono, 2011:81)

Dalam teknik pengambilan sampel ini penulis menggunakan

teknik sampling purposive. Sampling Purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Dari

pengertian diatas agar memudahkan penelitian, penulis

menetapkan sifat-sifat dan katakteristik yang digunakan dalam

penelitian ini.

Karena sampel merupakan bagian dari populasi maka

sampel yang akan digunakan peneliti memiliki ketentuan,

Pegawai Negri Sipil (PNS) dan akan melakukan perhitungan

Dalam Sugiyono (2013, hlm. 138), penentuan jumlah sampel

untuk masing-masing KKM dihitung secara proporsional

dengan menggunakan rumus :

S=n/NXS

Keterangan : s = Jumlah sampel setiap unit secara proporsional S =

Jumlah seluruh sampel yang didapat N = Jumlah Populasi n = Jumlah

masing-masing unit populasi.


D. Responden Penelitian

Berdasarkan penelitian , responden penelitian pertama merupakan

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan

(Siregar, 2013).Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan

data dari penyebaran kuesioner yang bersumber pada responden yang

berjumlah ....... masyarakat kampun Kabupaten Merauke.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah usaha-usaha yang dilakukan

penulis guna mencari dan mengumpulkan data-data serta informasi

yang dianggap valid (menggambarkan yang sebenarnya), reliable

(dapat dipercaya), objektif (seusai kenyataan) dan berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011). Mengumpulkan data

dengan mengirim pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden,

dilakukan dengan menyebar form kuesioner yang beriisi pertanyaan-

pertanyaan. Penggunaan kuesioner bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan serta mendukung penelitian.


2. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan

penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang

mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara

jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut (Siregar, 2013).

Penelitian melakukan pengamatan dengan menggunakan indera

pengelihatan tidak dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan membaca, mengkaji, serta mempelajari

buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi, dan lain-lain yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Menurut sugiyono

(2011:291) terdapat tiga kriteria yang digunakan sebagai landasan

dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian.

Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan

permasalahan yang diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan

kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait

dengan keaslian sumber penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang


akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012). Uji

signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n-2, dalam hal ini n

adalah jumlah sampel dan alpha= 0.05. Jika r hitung lebih besar

dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan atau

indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2012).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu koesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Ghozali, 2012). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan

cara one shot atau pengukuran sekali saja kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar

jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur

reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) (Ghozali,

2012).

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap

kinerja karyawan. Model persamaan regresi linier berganda yang

digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011):

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3


DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang, 2013.Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya,

Bharudin, 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam, Yogjakarta: Ar-Ruz

Media,

Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 530-548

ISSN: 2442-3777 (cetak) Website:

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat

Anda mungkin juga menyukai