i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Keragaman.............................................................................................................2
B. Karakteristik Biografis...........................................................................................3
C. Kemampuan...........................................................................................................8
D. Mengimplementasikan Strategi Manajemen Keragaman.......................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keberagaman?
2. Bagaimana keberagaman dapat diterima di dalam sebuah organisasi?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keragaman
Setiap manusia tidaklah sama. Namun, beberapa pemimpin dalam
sebuah organisasi atau perusahaan kadang kala tidak dapat memahami dan
mengenali perbedaan antar anggotanya sehingga pemanfaatan akan perbedaan
tidak dapat memaksimalkan para pekerja. Perbedaan yang ada pada setiap diri
manusia disebut sebagai keragaman. Keragaman adalah suatau kondisi pada
kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, ras,
agama, budaya, dan gender.
1. Tingkat-tingkat keragaman
2
2. Diskriminasi
B. Karakteristik Biografis
1. Umur
Ikatan antara umur dan kinerja menjadi suatu pembahasan yang
semakin penting selama 10 tahun mendatang karena banyak alasan. Salah
satunya tingkat usia angkatan kerja di belahan dunia semakin bertambah.
Misalnya, tingkat partisipasi sipil dari pekerja amerika serikat di atas umur
59 tahun meningkat, dari sekitar 22% tahun 2002, meningkat ke 29% di
3
tahun 2012, dan 93% pertumbuhan angkatan kerja dari 2006 ke 2016 akan
berasal dari pekerja di atas umur 54 tahun.
Pemberi kerja menunjukkan perasaan yang berbeda mengenai
pekerja yang lebih tua. Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang
dimiliki pekerja yang lebih tua terhadap pekerjaannya. Seperti
pengalaman, penilaian, etika kerja yang baik dan komitmen terhadap
kualitas. Tetapi pekerja yang lebih tua dinilai kurang fleksibel dan sulit
menerima teknoligi baru.
Sekarang ini sudah dapat dibuktikan bahwa efek sebenarnya yang
dimiliki oleh pekerja yang lebih tua tidak lebih kecil dari efek yang
dimiliki oleh pekerja muda. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil studi
mengenai hubungan umur perputaran pekerja. Riset terkini menunjukkan
bahwa di seluruh dunia, pekerja yang lebih tua memiliki masalah psikologi
atau masalah kesehatan harian tidak lebih banyak dibandingkan pereka
yang lebih muda.
2. Jenis kelamin
Sekarang ini jenis kelamin masih saja mempengaruhi persepsi
bahwa wanita tidaklah lebih kompeten dibandingkan dengan pria. Sebuah
isu yang menyatakan bahwa wanita mempunyai kinerja sebaik pria banyak
menimbulkan debat, kesalahpahaman dan opini yang tidak didukung.
Pemahaman tersebut menimbulkan ketidakadilan antara kaum wanita dan
kaum pria. Sebuah studi metaanalisis terbaru atas kinerja menemukan
bahwa wanita meraih skor yang sedikit lebih tinggi dibandingkan pria
dalam ukuran-ukuran kinerja (meskipun, menurut diskusi kita mengenai
diskriminasi, pria dinilai memiliki potensi promosi yang lebih tinggi).
Dalam perkembangan kehidupan masyarakat, makna perbedaan
jenis kelamin telah berubah. Masyarakat memposisikan wanita sabagai
kaum yang lemah lembut sedangkan pria sebagai kaum yang kuat.
Fenomena perbedaan gender telah mempengaruhi jenis pekerjaan atau
karir yang harus diambil oleh seseorang. Stereotype masyarakat seringkali
telah menilai terhadap jenis kelamin seseorang. Masyarakat menghendaki
4
agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh jenis kelamin
tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-
kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang
perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya,
tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian
hari, misalnya sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen,
penunggu atau penjaga toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya
seorang laki-laki akan memilih sesuai dengan dirinya misalnya tentara,
polisi, hakim, jaksa dan lain sebagainya.
3. Ras dan etnis
5
4. Disabilitas
5. Masa kerja
Masa kerja yang cukup lama dalam suatu pekerjaan tertentu disebut
sebagai senioritas. Tidak sedikit organisasi yang masih memiliki kebiasaan
senioritas dalam sebuah pekerjaan, demi untuk menunjukkan jabatan dan
kekuasaan yang dimiliki seseorang.
6
6. Agama
8. Identitas budaya
7
hal ini, Indonesia yang memiliki berbagai macam suku bangsa juga
memiliki berbagai macam budaya yang berbeda-beda.
C. Kemampuan
8
1. Kemampuan intelektual (intellectual ability)
2. Kemampuan fisik
9
Satu metode meningkatkan keragaman tenaga kerja adalah
menargetkan pesan rekrutmen yang spesifik pada kelompok demografis
yang kurang diwakili dalam tenaga kerja. Riset telah menunjukkan
bahwa wanita dan kelompok minoritas memiliki minat yang lebih pada
pemberi kerja yang memberikan peluang untuk menonjolkan komitmen
akan keragaman dalam materi rekrutmen mereka.
10
3. Program keragaman efektif
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Akleema, Denta Ileana. 2017. Apa yang Dimaksud dengan Identitas Budaya :
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-identitas-budaya/10763. 2019
Nadliroh, Iin. 2017. Kesetaraan Gender antara Jenis Kelamin (Seks) dan
Pembagian Peran (Gender) :
https://www.kompasiana.com/iinnadliroh/59da41b882386a479e309172/kesetara
an-gender-antara-jenis-kelamin-seks-dan-pembagian-peran-gender. 2019
13