Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Keragaman.............................................................................................................2
B. Karakteristik Biografis...........................................................................................3
C. Kemampuan...........................................................................................................8
D. Mengimplementasikan Strategi Manajemen Keragaman.......................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah penelitian oleh Forbes mengungkapkan bahwa


keberagaman mendorong munculnya inovasi dan bahwa keberagaman
merupakan suatu komponen penting dari kesuksesan dalam sebuah
platform global. Sementara itu, terbukti bahwa memiliki jaringan
multibudaya memicu kreatifitas, menurut penemuan dari Harvard
Business School. Keberagaman merupakan suatu subjek yang kompleks
dan sulit untuk diterima dikarenakan setiap individu memiliki bias tertentu
yang tidak terlihat dan ditunjukkan melalui kata-kata, perbuatan, dan opini.
Hal ini penting untuk selalu diingatkan, dan lebih baik lagi jika melalui
kebijakan perusahaan, bahwa keberagaman merupakan kekuatan bukan
kelemahan.

Dalam perkembangan yang terjadi, saat ini perilaku keorganisasian


memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan Sumber Daya Manusia
yang handal dan sukses baik di bidang pekerjaannya maupun di bidang
pekerjaan yang lainnya. Perilaku keorganisasian adalah suatu konsep
perbuatan atau kebudayaan yang dilakukan dalam setiap organisasi apapun
itu, mengerjakan suatu tugas pekerjaan dengan dua orang atau lebih yang
saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang diinginkan
dalam suatu organisasi, yang terdiri dari individu-individu , kelompok, dan
didukung oleh sistem yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keberagaman?
2. Bagaimana keberagaman dapat diterima di dalam sebuah organisasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keragaman
Setiap manusia tidaklah sama. Namun, beberapa pemimpin dalam
sebuah organisasi atau perusahaan kadang kala tidak dapat memahami dan
mengenali perbedaan antar anggotanya sehingga pemanfaatan akan perbedaan
tidak dapat memaksimalkan para pekerja. Perbedaan yang ada pada setiap diri
manusia disebut sebagai keragaman. Keragaman adalah suatau kondisi pada
kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, ras,
agama, budaya, dan gender.
1. Tingkat-tingkat keragaman

Terdapat dua tingkat keragaman dalam organisasi yaitu :

a. Surface-level Diversity (keragaman tingkat permukaan)

Keragaman tingkat permukaan merupakan perbedaan dalam


karakteristik yang dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis
kelamin, ras, suku, umur, atau disabilitas, yang tidak begitu
merefleksikan bagaimana orang berpikir atau merasa, tapi dapat
mengaktivasi stereotipe tertentu.

b. Deep-level  Diversity (keragaman tingkat dalam)

Keragaman tingkat dalam merupakan perbedaan dalam nilai,


kepribadian, dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin penting
dalam penentuan kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama
lain lebih baik.

2
2. Diskriminasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskriminasi adalah


pembedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara (berdasarkan warna
kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya). Mendiskriminasi
berarti memperhatikan perbedaan antara hal satu dan lainnya, yang
sebenarnya tidak terlalu buruk. Salah satu bentuk diskriminasi adalah
terjadinya praktek diskriminasi ataupun kebijakan yang diskriminatif yang
menyebabkan tidak meratanya seseorang untuk mendapatkan kesempatan
yang sama untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan atas pencapaian
kinerja dan ataupun prinsip yang adil dalam melakukan penilaian kinerja.
Bentuk diskriminasi yang lain adalah mengucilkan seseorang, melakukan
intimidasi, melakukan penghinaan, prilaku tidak sopan atau tidak
menghargai pendapat seseorang.

Di dalam dunia kerja, tindakan diskriminasi merupakan tindakan


yang menjadi sebuah ancaman dan terus menerus terjadi. Diskriminasi
dapat terjadi kepada siapapun, bahkan tidak menutup kemungkinan secara
tidak sadar seseorang akan melakukan tindakan diskriminasi itu sendiri.
Diskriminasi muncul karena tenaga kerja yang berada didalamnya tidak
menghargai adanya perbedaan-perbedaan yang disebabkan dari adanya
keberagaman tersebut, atau ketidakpengetahuan dari tenaga kerja dalam
menyikapi diversitas tersebut.

B. Karakteristik Biografis
1. Umur
Ikatan antara umur dan kinerja menjadi suatu pembahasan yang
semakin penting selama 10 tahun mendatang karena banyak alasan. Salah
satunya tingkat usia angkatan kerja di belahan dunia semakin bertambah.
Misalnya, tingkat partisipasi sipil dari pekerja amerika serikat di atas umur
59 tahun meningkat, dari sekitar 22% tahun 2002, meningkat ke 29% di

3
tahun 2012, dan 93% pertumbuhan angkatan kerja dari 2006 ke 2016 akan
berasal dari pekerja di atas umur 54 tahun.
Pemberi kerja menunjukkan perasaan yang berbeda mengenai
pekerja yang lebih tua. Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang
dimiliki pekerja yang lebih tua terhadap pekerjaannya. Seperti
pengalaman, penilaian, etika kerja yang baik dan komitmen terhadap
kualitas. Tetapi pekerja yang lebih tua dinilai kurang fleksibel dan sulit
menerima teknoligi baru.
Sekarang ini sudah dapat dibuktikan bahwa efek sebenarnya yang
dimiliki oleh pekerja yang lebih tua tidak lebih kecil dari efek yang
dimiliki oleh pekerja muda. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil studi
mengenai hubungan umur perputaran pekerja. Riset terkini menunjukkan
bahwa di seluruh dunia, pekerja yang lebih tua memiliki masalah psikologi
atau masalah kesehatan harian tidak lebih banyak dibandingkan pereka
yang lebih muda.
2. Jenis kelamin
Sekarang ini jenis kelamin masih saja mempengaruhi persepsi
bahwa wanita tidaklah lebih kompeten dibandingkan dengan pria. Sebuah
isu yang menyatakan bahwa wanita mempunyai kinerja sebaik pria banyak
menimbulkan debat, kesalahpahaman dan opini yang tidak didukung.
Pemahaman tersebut menimbulkan ketidakadilan antara kaum wanita dan
kaum pria. Sebuah studi metaanalisis terbaru atas kinerja menemukan
bahwa wanita meraih skor yang sedikit lebih tinggi dibandingkan pria
dalam ukuran-ukuran kinerja (meskipun, menurut diskusi kita mengenai
diskriminasi, pria dinilai memiliki potensi promosi yang lebih tinggi).
Dalam perkembangan kehidupan masyarakat, makna perbedaan
jenis kelamin telah berubah. Masyarakat memposisikan wanita sabagai
kaum yang lemah lembut sedangkan pria sebagai kaum yang kuat.
Fenomena perbedaan gender telah mempengaruhi jenis pekerjaan atau
karir yang harus diambil oleh seseorang. Stereotype masyarakat seringkali
telah menilai terhadap jenis kelamin seseorang. Masyarakat menghendaki

4
agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh jenis kelamin
tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-
kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang
perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya,
tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian
hari, misalnya sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen,
penunggu atau penjaga toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya
seorang laki-laki akan memilih sesuai dengan dirinya misalnya tentara,
polisi, hakim, jaksa dan lain sebagainya.
3. Ras dan etnis

Ras didefinisikan sebagai warisan biologis yang digunakan untuk


mengidentifikasi dirinya. Perbedaan ras seringkali menjadi isu yang
kontroversial di kalangan masyarakat. Biro sensus di Amerika Serikat
mengklarifikasi individu ke dalam tujuh kategori ras diantaranya Amerika
Indian, Alaska Asli, Asia, kulit hitam atau Afrika Amerika, Hawai Asli
dan Kepulauan Pasifik lainnya, beberapa ras lain, kulit putih, dan dua lebih
ras.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etnis adalah kelompok


social dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau
kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan
sebagainya. Etnis merupakan karakteristik budaya tambahan yang sering
beririsan dengan ras.

Kebanyakan organisasi dapat menerima perbedaan ras dan etnis


yang dimiliki oleh anggotanya, namun, tidak sedikit pula yang menentang
adanya perbedaan ras dan etnis seseorang. Kebanyakan riset
berkonsentrasi pada perbedaan dalam hasil dan sikap antara Kulit Putih
dan Afrika Amerika, dengan sedikit studi mengenai isu –isu yang relevan
tentang populasi Asia, Amerika Asli dan Hispanik.

5
4. Disabilitas

Lapangan kerja menjadi masalah utama yang dialami oleh para


penyandang disabilitas. Keterbatasan dari segi fisik kerap kali dilihat oleh
masyarakat sebagai bentuk ketidak-mampuan. Kasus penolakan
perusahaan pada calon tenaga kerja dengan disabilitas juga sering kali
terjadi. Alasan pertama yaitu adanya kewajiban pihak perusahaan milik
pemerintah atau swasta untuk mempekerjakan penyandang disabilitas di
institusinya berdasar amanat UU Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang
Cacat. Pada pasal 14 berbunyi : “Perusahaan negara dan swasta
memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang
cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di perusahaannya sesuai
dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya, yang
jumlahnya disesuaikan dengan jumlah karyawan dan/atau kualifikasi
perusahaan”.

5. Masa kerja

Masa kerja merupakan sebuah variable yang mampu menjelaskan


perputaran pekerja. Masa kerja dinyatakan sebagai pengalaman kerja.
Semakin lama seseorang bekerja dalam suatu pekerjaan, maka peluang
untuk keluar dari pekerjaan tersebut akan semakin kecil. Riset menyatakan
bahwa perilaku di masa lalu adalah prediktor terbaik untuk masa yang
akan datang.

Masa kerja yang cukup lama dalam suatu pekerjaan tertentu disebut
sebagai senioritas. Tidak sedikit organisasi yang masih memiliki kebiasaan
senioritas dalam sebuah pekerjaan, demi untuk menunjukkan jabatan dan
kekuasaan yang dimiliki seseorang.

6
6. Agama

Menurut Emile Durkheim, agama adalah juru tafsir tatanan sosial-


budaya dan sekaligus menjadi sumber tatanan tersebut. Agama memiliki
pengaruh kuat dalam diri seorang individu. Konsep kepercayaan seseorang
mempengaruhi penilaian, keyakinan, dan perilaku individu dalam berbagai
situasi. Tidak hanya orang-orang religious dan non-religius yang
mempertanyakan sistem kepercayaan satu sama lain, namun seringkali
orang-orang dengan kepercayaan berbeda berkonflik.

7. Orientasi seksual dan identitas gender

Orientasi seksual adalah sebuah preferensi seksual atau pilihan


yang menentukan apakah seseorang memilih anggota jenis yang sama
(homoseksual) atau lawan jenis (heteroseksual), atau keduanya (biseksual)
untuk kepuasan seksual. Contoh orientasi seksual dan identitas gender
yang bekembang saat ini ialah gay, lesbian, biseksual, dan transgender.
Biasanya organisasi yang mau menerima sifat seperti ini adalah organisasi
seperti salon atau designer. Hukum federal di Amerika Serikat tidak
menentang adanya perbedaan orientasi seksual dan identitas gender,
namun juga tidak menentang adanya diskriminasi terhadap pekerja dengan
orientasi seksual dan identitas gender yang berbeda terhadap pekerja.

8. Identitas budaya

Identitas budaya adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah


kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang diketahu batas-
batasnya tatkala dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri
kebudayaan orang lain. Identitas budaya dapat diartikan sebagai suatu ciri
berupa budaya yang membedakan suatu bangsa atau kelompok masyarakat
dengan kelompok yang lainnya. Setiap kelompok masyarakat atau bangsa
pasti memiliki budaya sendiri yang berbeda dengan bangsa lainnya. Dalam

7
hal ini, Indonesia yang memiliki berbagai macam suku bangsa juga
memiliki berbagai macam budaya yang berbeda-beda.

Kenneth Burke menjelaskan,bahwa untuk menentukan identitas


budaya itu sangat tergantung pada ‘bahasa’ (sebagai unsur nonmaterial),
bagaimana representasi bahasa menjelaskan sebuah kenyataan atas semua
identitas yang dirinci kemudian dibandingkan. Menurutnya, persamaan
identitas seseorang atau sesuatu itu selalu mengikuti konsep penggunaaan
bahasa, terutama untuk mengerti suatu kata secara denotative atau
konotatif.

Seringkali seseorang mendefinisikan dirinya dengan membawa


identitas budaya yang kuat selain ras dan etnis. Tidak peduli di mana
individu tersebut berada, sebuah hubungan dengan budaya atau nenek
moyang akan bertahan sepanjang masa. Orang-orang yang memilih
identitas budaya akan memilih seberapa dekat mereka mengobservasi
norma-norma budaya.

Seringkali norma budaya dapat mempengaruhi tempat kerja yang


akan berujung pada perpecahan. Praktik tempat kerja yang bertentangan
dengan norma dari identitas budaya seseorang sangat umum bertahun-
tahun laluketika masyarakat kurang mobalisasi. Sebuah perusahaan yang
sensitif dengan identitas budaya pekerjanya harus melihat keluar untuk
mengakomodasi kelompok mayoritasnya dan kemudian menciptakan
sebanyak mungkin pendekatan individu atas praktik dan norma.

C. Kemampuan

Kemampuan adalah kapasitas atau kekuatan individu saat ini untuk


melakukan berbagai tugas dalam sebuah pekerjaan. Kekuatan intelektual atau
fisik tertentu yang dibutuhkan sebagai menerapkan pekerjaan dengan
memadai bergantung pada persyaratan kekuatan dan pekerjaan tersebut.
Secara keseluruhan, kemampuan terbagi atas 2 yaitu :

8
1. Kemampuan intelektual (intellectual ability)

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk


melakukan aktivitas mental seperti berpikir, penalaran, dan memecahkan
masalah. Pada umumnya orang-orang cerdas memperoleh lebih banyak
uang, memperoleh tingkat pendidikan yang tinggi, dan tidak menutup
kemungkinan menjadi seotrang pemimpin dalam suatu kelompok. Hal
tersebut membuat kebanyakan masyarakat menempatkan nilai tinggi pada
intelektualitas.

2. Kemampuan fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut


stamina , keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. Penelitian
terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan
telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam
kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki kemampuan dasar
tersebut berbeda-beda.

D. Mengimplementasikan Strategi Manajemen Keragaman


1. Menarik, memilih, mengembangkan, dan mempertahankan pekerja

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, berkumpulnya orang-


orang dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda dapat
memberi pengaruh yang positif jika dikelola dengan baik. Karakteristik
ini dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai dan persepsi individu pada diri
sendiri dan orang lain, seperti gender, ras, kemampuan, pengalaman kerja
dan asal daerah. Pada dasarnya, keragaman dapat membawa keuntungan
bagi perusahaan tersebut terutama saat melayani pelanggan yang juga
beragam dan berasal dari segala daerah sehingga dalam menyusun
strategi bisnis akan lebih mudah dilakukan.

9
Satu metode meningkatkan keragaman tenaga kerja adalah
menargetkan pesan rekrutmen yang spesifik pada kelompok demografis
yang kurang diwakili dalam tenaga kerja. Riset telah menunjukkan
bahwa wanita dan kelompok minoritas memiliki minat yang lebih pada
pemberi kerja yang memberikan peluang untuk menonjolkan komitmen
akan keragaman dalam materi rekrutmen mereka.

Proses seleksi merupakan salah satu tempat terpenting untuk


menerapkan usaha keragaman. Dalam proses ini, manajer perlu memilih
secara selektif dan menghargai keadilan dan objektivitas dengan focus
pada potensi produktivitas pekerja yang akan dipekerjakan. Hal ini
menunjukkan bahwa kualifikasi menjadi lebih penting dalam
menentukan siapa yang diterima dibandingkan karakteristik demografi.

2. Keragaman dalam kelompok

Dalam dunia kerja yang kontenporer, kebanyakan membutuhkan


kerja keras dalam tatanan kelompok. Saat bekerja dalam kelompok,
orang-orang yang terlibat di dalamnya perlu bekerja sama untuk melihat
dan menyelesaikan tugas-tugas utama dengan sesering mungkin
berkomunikasi satu sama lain.

Jika di lihat dari sudut pandang positif, keragaman dapat


membantu dan memfasilitasi kinerja. Namun, tak jarang keragaman
dapat melukai seseorang. Dalam kasus lainnya, keragaman dapat menjadi
suatu kekuatan kelompok tertentu.

Perbedaan dapat dimanfaatkan untuk mencapai kinerja superior


dengan menekankan kesamaan yang tinggi antar anggotanya. Hal
tersebut dapat tercapai dalam sebuah organisasi jika seorang pemimpin
dapat melihat dan memahami setiap perbedaan yang dimiliki anggotanya.

10
3. Program keragaman efektif

Pemanfaatan keragaman dalam sebuah organisasi menggunakan


beragam usaha pula. Program tenaga kerja yang efektif dan komprehensif
mendorong agar keragaman memiliki tiga komponen yang nyata yakni
mangajarkan manajer mengenai kerangka kerja legal bagi
peluangpekerjaan yang sama dan mendorong perlakuan adil atas semua
orang tanpa memandang karakteristik demografisnya, mengajarkan
manajer bagaimanasebuah tenaga kerja yang beragam akan lebih baik
melayani pasar yang beragam klien dan pelangggan, dan mempercepat
praktik perkembangan pribadi yang mengeluarkan keahlian dan
kemampuan semua pekerja.

Organisasi memberikan pelatihan keragaman tidak secara


konsisten. Para ahli telah lama mengetahui bahwa satu sesi pelatihan
tanpa strategi untuk mendorong manajemen keragaman yang efektif
dalam pekerjaan tidak mungkin menjadi efektif. Pemimpin organisasi
harus memeriksa tenaga kerja untuk menentukan apakah kelompok target
kurang dibekali.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap individu manusia tidaklah sama. Perbedaan yang dimiliki


setiap manusia disebut sebagai keragaman. Keragaman adalah suatau
kondisi pada kehidupan masyarakat dimana terdapat perbedaan yang
mendasar pada setiap individu atau kelompok.

Dalam sebuah organisasi, keberagaman tentu dapat diterima


dengan baik tanpa menilai karakteristik demografisnya. Keberagaman
dapat membawa dampak positif di mana perbedaan yang dimiliki oleh tiap
individu dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih
efektif. Namun, ada juga beberapa organisasi yang tidak dapat menerima
keberagaman anggotanya. Hal tersebut dikarenakan tidak ingin
bergambung dengankelompok yang berbeda dengan mereka.

12
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2017. Organizational Behavior. Jakarta :


Salemba Empat.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi


ke-4. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hasan, Fakhrur Roji. 2015. Diskriminasi Dalam Dunia Kerja :


https://fakhrurrojihasan.wordpress.com/2015/06/19/diskriminasi-dalam-dunia-
kerja/. 2109

Maryan, Prima. 2012. Pengaruh Gender Dalam Pemilihan Karir :


http://primamaryan.mhs.narotama.ac.id/2012/07/22/pengaruh-gander-dalam-
pemilihan-karir/. 2019

Akleema, Denta Ileana. 2017. Apa yang Dimaksud dengan Identitas Budaya :
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-identitas-budaya/10763. 2019

Muharam, Dimas Prasetyo. 2014. Alasan Perusahaan Memberdayakan


Penyandang Disabilitas : https://www.kartunet.com/beberapa-alasan-perusahaan-
harus-memberdayakan-penyandang-disabilitas-3695/. 2019

Nadliroh, Iin. 2017. Kesetaraan Gender antara Jenis Kelamin (Seks) dan
Pembagian Peran (Gender) :
https://www.kompasiana.com/iinnadliroh/59da41b882386a479e309172/kesetara
an-gender-antara-jenis-kelamin-seks-dan-pembagian-peran-gender. 2019

Ghazali, Adeng Muchtar. 2011. Antropologi Agama, Upaya Memahami


Keragaman Kepercayaan, Keyakinan dan Agama :
https://uinsgd.ac.id/berita/antropologi-agama-upaya-memahami-keragaman-
kepercayaan-keyakinan-dan-agama . 2019

13

Anda mungkin juga menyukai