KOTA BANDUNG
Abstrak
Shopee yaitu sebuah platform e-commerce yang menjual berbagai produk dari mulai fashion sampai dengan
kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile untuk memudahkan penggunanya dalam
melakukan kegiatan belanja online. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh
diskon flash sale terhadap impulse buying Shopee di Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, karena data yang dihasilkan melalui
penyebaran kuesioner pada 100 orang responden. Populasi pada penelitian ini yaitu konsumen Shopee di Kota
Bandung yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan snowball
sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah konsumen Shopee yang pernah membeli atau
mengetahui diskon flash sale. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial, diskon flash sale berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse
buying Shopee di Kota Bandung. Berdasarkan koefisien determinasi, diskon flash sale berpengaruh terhadap
impulse buying sebesar 70.5% dan sisanya 29.5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
Abstract
Shopee is an e-commerce platform that sells many products from fashions to daily needs. Shopee comes in the
form of mobile application to make easier for users to do online shopping. This research was made with the aim
to see how much the influence of flash sale discount on impulse buying Shopee in Bandung.
The method in this research is quantitative descriptive, because the data generated through the distribution of
questionnaires to 100 respondents. The population in this research is Shopee consumers in Bandung which the
numbers of unknown people, with sampling techniques is snowball sampling. The sampling in this research is
Shopee consumers who have bought or know of flash sale discounts. The data analysis technique is simple linear
regression.
Based on the partial hypothesis results, flash sale discounts have a positive and significant effect on impulse buying
Shopee in Bandung. Based on the coefficient of determination, flash sale discount affects impulse buying by 70.5%
and the remaining 29.5% is influenced by another factors beyond the research.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perdagangan elektronik (E-Commerce) merupakan suatu kegiatan/proses pembelian, penjualan, transfer atau
pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet.
Shopee merupakan salah satu marketplace Indonesia dengan gratis ongkir, potongan harga (discount) dengan
minimal pembelian, yang masuk ke pasar Indonesia pada bulan Mei, 2015 dengan tujuan memberikan dan
menciptakan pengalaman baru saat berbelanja. Diskon lebih menarik konsumen karena bisa langsung membeli
barang tanpa rencana dan kurang memperhatikan akibatnya.
Tujuan Shopee mengadakan diskon flash sale yaitu untuk menarik konsumennya agar lebih tertarik dengan
berbelanja online. Diskon yang diberikan karena stock barang yang berlebih dan persaingan harga barang yang
sejenis semakin tinggi. Selain itu, dengan adanya diskon flash sale dilihat dari sisi konsumen yang mempunyai
kebutuhan, salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan dasar untuk spontanitas dalam memilih
sesuatu sebagai bentuk untuk memicu impulse mereka (Lestari, 2018).
Spontanitas konsumen dalam berbelanja sangatlah wajar sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan. Terjadinya
spontanitas ketika seseorang melihat suatu barang yang diinginkan dan sedang ada diskon (potongan harga), tanpa
berfikir panjang seseorang akan melakukan pembelian barang walaupun ada risiko yang harus ditanggung.
Perilaku tersebut biasanya disebut dengan pembelian impulsif (impulse buying).
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh diskon flash sale terhadap impulse buying Shopee, penulis akan
menggunakan metode regresi linier sederhana yang kemudian akan terlihat hasilnya pada masing-masing variabel
diskon flash sale secara parsial.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis melakukan penelitan dengan judul “Pengaruh
diskon flash sale terhadap impulse buying Shopee di Kota Bandung”.
[1,96]²0,5𝑥0,5
𝑛=
0,1²
0,9604
𝑛=
0,01
n = 96,04 (dibulatkan menjadi 100)
Penelitian ini menggunakan teknik sampling non probability sampling. Menurut Sugiyono (2014:82) Non
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Peneliti memilih untuk menggunakan teknik
snowball sampling yaitu penentuan sampel yang awal mulanya jumlahnya kecil, kemudian sampel ini menyuruh
teman-temannya untuk dijadikan sampel. Jadi, pengambilan sampel pada penelitian ini adalah konsumen Shopee
yang pernah membeli atau mengetahui diskon flash sale saat peneliti melakukan penyebaran kuesioner.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Priyatno (2014:51)
menyatakan uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor
totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item
biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan menggunakanbentuk
kuesioner dengan tujuan untuk mengungkapkan sesuatu.
Sedangkan Menurut Priyatno (2014:64) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur
yang biasanya menggunakan kuesioner. Maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang
tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali. Sedangkan menurut Sugiyono (2014:172) instrumen yang
realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
mengahasilkan data yang sama.
Menurut Sugiyono (2014:206) analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif antara lain adalah
sebuah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean,
perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalaui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan presentase. Tiap-tiap kuesioner disertai dengan lima kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan
dianggap sesuai oleh jawaban responden.
Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
diskon flash sale terhadap impulse buying Shopee di Kota Bandung. Pada kuesioner ini terdapat lima pilihan
jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Dari jawaban tersebut kemudian disusun
berdasarkan kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan berdasarkan presentase dengan langkah-langkah
sebagai berikut (Widoyoko, 2012:109-111):
a. Nilai kumulatif adalah jumlah nilai dari setiap pernyataan yang merupakan jawaban dari setiap responden
b. Presentase adalah nilai kumulatif item dibagi dengan nilai frekuensinya dikalikan 100%
c. Jumlah responden adalah 100 orang, dan nilai skala pengukuran terbesar adalah 5. Sehingga diperoleh jumlah
kumulatif terbesar yaitu 100 x 5= 500, dan jumlah kumulatif terkeil yaitu 100 x 1 = 100. Adapun nilai
presentase terkecil adalah (100 : 500) x 100% = 20%. Nilai rentang = 100% - 20% = 80% jika dibagi 5 skala
pengukuran maka di dapat nilai interval persentase sebesar 16%.
d. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh klasifikasi penilaian yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1 Klasifikasi Penilaian Presentase
No Presentase Kriteria Penilaian
4 >68%-84% Baik
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Impulse Buying
X1 = Diskon Flash Sale
a = koefisien konstanta
b = koefisien regresi
Menurut Sugiyono (2013:213), hipotesis dalam penelitian diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sedangkan pengertian
hipotesis secara statistik yaitu pernyataan tentang populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang
diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Pengujian koefisien korelasi dikatakan signifikan jika t tabel < t hitung
< t tabel, maka H0 (hipotesis nol) diterima dan Ha (hipotesis alternatif) ditolak. Maka sebaliknya, jika t hitung < t
tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (Sanusi, 2011:145).
Menurut Ghozali (2013:98) pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan tingkat signifikasi 5%.
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Apabila thitung > ttabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan Hα diterima. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Apabila thitung < ttabel dan nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan Hα ditolak. Hal ini
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Uji koefisien determinasi, selanjutnya dikatakan oleh Ghozali (2013:177) didapat dari angka R square atau
angka korelasi yang dikuadrankan. Angka tersebut mengandung arti bahwa variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen sebesar angka yang tertera di R square. Rumus koefisien determinasi adalah:
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
r2 = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat
3. Pembahasan
3.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran persepsi 100 responden terhadap variabel Diskon
Flash Sale yang sudah ada sebelumnya dan dimasukkan kedalam pernyataan instrumen penelitian. Berdasarkan
hasil perhitungan item/pernyataan variabel Diskon Flah Sale pada konsumen Shopee di Kota Bandung sebesar
69.7% dan dari garis kontinum dapat diketahui hasil perhitungan item/pernyataan variabel Diskon Flah Sale pada
konsumen Shopee di Kota Bandung dinyatakan “Baik”.
Sedangkan hasil perhitungan item/pernyataan pada konsumen Shopee di Kota Bandung sebesar 64.75% dan
dari garis kontinum dapat diketahui hasil perhitungan item/pernyataan pada konsumen Shopee di Kota Bandung
dinyatakan “Cukup Baik”.
3.2 Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji nilai residual yang dihasilkan terdistribusi secara
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
Berdasarkan gambar hasil uji normalitas pada histogram diatas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan data
yang digunakan untuk mengukur variabel Diskon Flash Sale telah lulus uji normalitas. Hal ini dapat dilihat pada
garis histogram yang membentuk lonceng atau simetris.
Selain itu, uji normalitas juga dilakukan dengan melihat penyebaran data pada garis diagonal P-P Plot seperti
pada gambar dibawah ini.
Berdasarkan gambar P-P Plot diatas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan data yang digunakan untuk
mengukur variabel Diskon Flash Sale telah lulus uji normalitas. Hal ini dikarenakan data yang menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal.
Uji normalitas juga dilakukan dengan Kolomogrov Smirnov Test seperti pada gambar dibawah ini.
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa koefisien untuk variabel Diskon Flash Sale (X)
adalah 0.868 sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Keterangan:
X= Diskon Flash Sale
Y= Impulse Buying
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Tingkat signifikan (α/2) sebesar (0.05/2 = 0.025), dengan derajat kebebasan (df = n-k-1) atau 100-1-1 = 98
maka hasil yang diperoleh ttabel 1.98447. Dari perhitungan data pada tabel 4.5, diperoleh nilai t hitung untuk variabel
Diskon Flash Sale (X) sebesar 15.291 dan ttabel 1.98447. Dikarenakan nilai thitung ≥ ttabel , maka H0 ditolak dan Ha
diterima, maka artinya Diskon Flash Sale (X) berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying (Y).
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil olah data yang sudah dilakukan penulis mengenai Pengaruh Diskon Flash Sale terhadap
Impulse Buying Shopee di Kota Bandung yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Diskon Flash Sale pada Shopee di Kota Bandung termasuk dalam kategori baik dengan presentase
sebesar 69.7% yang artinya Diskon Flash Sale yang ditawarkan oleh Shopee berhasil mendorong konsumen
melakukan Impulse Buying. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septian Wahyudi yang
berjudul Pengaruh Price Discount Terhadap Impulse Buying bahwa setiap kegiatan potongan harga yang
dilakukan sudah sampai pada target yang telah ditentukan karena jika tidak maka hal tersebut akan tidak tepat
sasaran pada saat promosi, sehingga kinerja promosi dapat dilakukan dengan baik jika sudah sampai pada
konsumen akhir.
2. Variabel Impulse Buying pada Shopee di Kota Bandung termasuk dalam kategori cukup baik dengan presentase
sebesar 64.75% yang artinya Impulse Buying menarik bagi konsumen karena tidak banyak dari konsumen bisa
menetapkan apa yang akan dibeli dan apa yang tidak akan digunakan sehingga konsumen bisa membeli produk
yang ada pada Diskon Flash Sale Shopee karena tidak ada rencana sebelumnya. Pernyataan tersebut sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septian Wahyudi dengan judul Pengaruh Price Discount Terhadap
Impulse Buying.
3. Variabel Diskon Flash Sale berpengaruh terhadap Impulse Buying Shopee di Kota Bandung sebesar 70.5% dan
sisanya sebesar 29.5% yang dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Pemberian Diskon
Flash Sale dapat menjadi sumber kegiatan promosi bagi Shopee karena dapat menimbulkan stimulus untuk
konsumen dan dapat menambah keuntungan bagi Shopee. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Septian Wahyudi dengan judul Pengaruh Price Discount Terhadap Impulse Buying.
Daftar Pustaka:
Afifah, NY. (2019). Shopee Pimpin Peringkat 1 sebagai e-Commerce Top of Mind Konsumen Indonesia. Diambil
dari https://bingkaiberitakita.wordpress.com/2018/12/02/shopee-pimpin-peringkat-1-sebagai-e-commerce-
top-of-mind-konsumen-indonesia/. (Akses: 29 Agustus 2019).
Anggraeni, D. (2013). Bab II Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran dan Bauran Pemasaran.
Repository.widyatama.ac.id, 1-23.
Azhari, R. (2014). Bab II Tinjauan Pustaka Repository.widyatama.ac.id, 1-23.
Belch, George E. & Belch, Michael A. (2009). Advertising and Promotion: An Integrated Marketing
Communication Perspective. 8th Edition. New York: Mc Graw Hill.
Cahyorini & Rusfian. (2011). The Effect of Packaging Design on Impulsive Buying. Journal of Administrative
Science & Organization, 11-21.
David K, & Lee, T. (2012). Bab II Landasan Teori 2.1 E-Commerce. Journal.binus.ac.id, 8-19.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Jayabuana, NN. (2018). Snapcart Ungkap 3 E-Cpmmerce Paling Populer. Diambil dari
https://www.google.com/amp/s/m/m.bisnis.com/amp/read/20180327/105/754652/snapcart-ungkap-3-e-
commerce-paling-populer. (Akses: 28 November 2019).
Jeko, IR. (2015). Ini yang Bikin Shopee Beda dengan Aplikasi Belanja Online Lain. Diambil dari
https://m.liputan6.com/tekno/read/2379358/ini-yang-bikin-shopee-beda-dengan-aplikasi-belanja-online-
lain . (Akses: 30 Agustus 2019).
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, (2016), Principles of Marketing, 15th Pearson Education Limited.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, (2016), Marketing Management, 15th Edition, Pearson Education Limited.
Lestari, M. (2018). Jurus Jitu Shopee Hadapi Pasar e-Commerce 2018 yang Makin Panas. Diambil dari
https://m.detik.com/inet/business/d-3849107/jurus-jitu-shopee-hadapi-pasar-e-commerce-2018-yang-
makin-panas. (Akses: 28 Agustus 2019).
Loudon, David L. & Albert J. Della Bitta. 1993. Consumer Behaviour. Fourth Edition. New York: McGraw Hill.
Manggiasih, FP. (2015). Pengaruh Discount, Merchandising, dan Hedonic Shopping Motives Terhadap Impulse
Buying. Media.neliti.com. 1-11
Margaretha, F. (2017). Analisis Hubungan Motif dengan Kepuasan Pengguna Shopee. EJournal Ilmu Komunikasi,
5 (3), 26-40.
Ridwan, O. (2019). Perilaku Belanja Online Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Angkatan 2018 FIA UI). Diambil
dari
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/oscar81/5cdb7afe3ba7f77abc1205d2/perilaku
-belanja-online-oleh-mahasiswa-studi-kasus-mahasiswa-angkatan-2018-fia-ui. (Akses: 28 November
2019)
Ridwan. (2018). Riset Markplus Inc: Pemain Besar e-Commerce Jadi Top of Mind di Mata Konsumen. Diambil
dari: http://m.industry.co.id/read/44832/riset-markplus-inc-pemain-besar-e-commerce-jadi-top-of-mind-
di-mata-konsumen. (Akses: 30 Agustus 2019).
Shinta, AMP. (2011). Manajemen Pemasaran. Cetakan Pertama, Universitas Brawijaya Press.
Sholihin, B. (2019). Shopee vs JD.ID:Peta Baru Lanskap Digital Indonesia 2018. Diambil dari:
https://www.indonesiana.id/read/122160/shopee-vs-jd-id-peta-baru-lanskap-digital-indonesia-2018.
(Akses: 28 November 2019)
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Supriyanto, B. (2019). Survei Snapcart, Shopee Paling Populer dan Sering Digunakan. Diambil dari
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20180322/105/753314/survei-snapcart-shopee-
paling-populer-dan-sering-digunakan. (Akses: 29 Agustus 2019).
Tashandra, N. (2018). 80 Persen Konsumen Belanja Online Orang Muda dan Wanita. Diambil dari
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/22/155001820/80-persen-konsumen-belanja-online-orang-
muda-dan-wanita?page=all. (Akses: 28 November 2019)
Wahyudi, S. (2017). Pengaruh Price Discount Terhadap Impulse Buying. Jurnal Valuta Vol.3 No.2 Oktober 2017,
287-288.