Oleh:
KELOMPOK II
MARIPA PANDIANGAN (7171144014)
MONA OSTARY RAPLIANY SARAGIH (7173344032)
ZAKIYAH (7173144034)
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami sebagai penulis mampu
menyelesaikan makalah dengan judul Persepsi dan Pengambilan Keputusan ini tepat
pada waktunya.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................5
2.1 Persepsi...........................................................................................................5
2.1.1 Konsep Dasar Persepsi................................................................................5
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.............................................5
2.1.3 Hubungan Persepsi Dan Pengambilan Keputusan......................................7
2.2 Pengambilan Keputusan..................................................................................7
2.2.1 Konsep Dasar Pengambilan Keputusan......................................................7
2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan..................................................................8
2.2.3 Etika Pengambilan Keputusan....................................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................11
3.1 Simpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak cara atau gaya dalam pengambilan keputusan. Ada orang yang
cenderung menghindari masalah, ada juga yang berusaha
memecahkan/menyelesaikan masalah, bahkan ada yang mencari-cari masalah. Pada
prinsipnya, cara pengambilan keputusan mengacu pada bagaimana seseorang
mengolah informasi, apakah lebih dominan menggunakan pikirannya atau dengan
perasaannya. Setelah semua informasi diperoleh melalui fungsi persepsi, maka
seseorang harus melakukan sesuatu dengan informasi tersebut. Informasi tersebut
harus diolah untuk memperoleh suatu kesimpulan guna mengambil suatu keputusaan
ataupun membentuk suatu opini.
Ada gambaran prefensi mengenai dua cara yang berbeda tentang bagaimana
seseorang mengambil keputusan ataupun memberikan penilaian, yaitu dengan berfikir
menggunakan akal pikiran dan menggunakan perasaan atau dengan persepsi. Salah
satu cara untuk mengambil keputusan adalah dengan mempergunakan perasaan dan
persepsi. Perasaan disini bukan berarti emosi, melainkan dengan mempertimbangkan
dampak dari suatu putusan terhadap diri sendiri dan/atau orang lain. Apakah
manfaatnya bagi diri sendiri dan/atau orang lain (tanpa mempersyaratkan terlebih
dahulu bahwa hal tersebut haruslah logis).
3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembahasan ini,
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian persepsi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
3. Untuk mengetahui hubungan persepsi dan pengambilan keputusan
4. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan
5. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan
6. Untuk mengetahui etika dalam pengambilan keputusan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persepsi
2.1.1 Konsep Dasar Persepsi
Rakhmat Jalaludin (1998: 51) berpendapat bahwa persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut Ruch (1967: 300),
persepsi adalah suatu proses tentang petunjukpetunjuk inderawi (sensory) dan
pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada
kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Atkinson
dan Hilgard (1991: 201) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita
menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan
Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap
lingkungan oleh seorang individu.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian,
dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Jadi persepsi
merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami
informasi tentang lingkungannya. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang
dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada
persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi
sangat penting dipelajari dalam perilaku organisasi.
5
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Robbins, faktor pelaku persepsi dipengaruhi oleh karakterisitk
pribadi seperti sikap, motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman dan
pengharapan. Faktor lain yang dapat menentukan persepsi adalah umur, tingkat
pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan,
kepribadian, dan pengalaman hidup individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah:
a. Pihak pelaku persepsi
Seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, kemudian penafsiran itu dipengaruh oleh
karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi itu sendiri. Di
antara karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap,
motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.
1) Sikap, tiap-tiap individu melihat hal yang sama, tetapi merekan akan
menafsirkannya secara berbeda.
2) Motif, kebutuhan yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan
mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Ini
diperlihatkan dalam riset mengenai rasa lapar.
3) Kepentingan atau minat, karena kepentingan individual setiap individu
berbeda, apa yang dicatat satu orang dalam suatu situasi dapat berbeda
dengan apa yang dipersepsikan orang lain.
4) Pengalaman masa lalu, Seseorang yang mengalami peristiwa yang
belum pernah dialami sebelumnya akan lebih mencolok daripada yang
pernah dialami di masa lalu.
5) Pengharapan, dapat menyimpangkan persepsi seseorang dalam melihat
apa yang orang harapkan lihat.
b. Objek atau target yang dipersepsikan
Karakteristik di dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa
yang dipersepsikan seseorang. Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut
lain dari target yang membentuk cara kita memandang.
6
1) Latar belakang, hubungan suatu target dengan latar belakangnya
mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk
mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip.
2) Kedekatan, obyek-obyek yang berdekatan satu sama lain akan
cenderung dipersepsikan bersama-sama bukannya terpisah.
3) Bunyi, obyek atau orang yang keras suaranya lebih mungkin
diperhatian dalam kelompok daripada mereka yang pendiam.
4) Ukuran, obyek yang semakin besar akan mempengaruhi persepsi
seseorang.
c. Konteks dalam persepsi yang dilakukan
Selain dua hal yang telah disebutkan diatas, konteks juga berpengaruh
terhadap persepsi. Situasi dalam konteks mencakup waktu,
keadaan/tempat dan keadaan sosial.
7
sebagai masalah sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada yang
dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu
alternatif pemecahannya (Atmosudirdjo, 1990: 45).
Menurut Siagian (dalam Asnawir, 2006: 203), pengambilan keputusan
merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi.
Menurut Salusu (2004), pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih
alternatif cara bertindak dengan metode yang sesuai dengan situasi. Sedangkan Jannis
& Mann (1977) menyebutkan bahwa pengambilan keputusan merupakan pemecahan
masalah dan terhindar dari faktor situasional.
Dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan
alternative terbaik dari berbagai alternative secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara untuk memecahkan masalah. Keputusan itu harus
bersifat fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan material).
8
Keputusan-keputusan yang diambil semata-mata atas dasar hasil atau
konsekuensi mereka. Tujuannya adalah memberikan kebaikan yang
terbesar untuk jumlah yang terbesar. Pandangan ini cenderung
mendominasi pengambilan keputusan bisnis, seperti efisiensi,
prokduktifitas dan laba yang tinggi.
2. Universalisme (duty)
Ini menekankan pada baik buruk nya perilaku tergantung pada niat
(intention) dari keputusan atau perilaku. Paham ini adalah kebalikan
(contrast) dari utilitarianisme. Berdasarkan prinsip Immanuel Kant
(categorical imperative), paham ini mempunyai dua prinsip. Pertama,
seseorang seharusnya memilih suatu perbuatan. Kedua, orang-orang lain
harus diperlakukan sebagai akhir (tujuan), bukan sekedar alat untuk
mencapai tujuan.
3. Penekanan pada hak
Kriteria ini memberikan kesempatan kepada individu untuk mengambil
keputusan yang konsisten dengan kebebasandan keistimewaan mendasr
seperti dikemukakan dalam dokumen - dokumen (contoh Piagam Hak
Asasi). Suatu tekanan pada hak dalam pengambilan keputusan berarti
menghormati dan melindungi hak dasar dari individu.
4. Penekanan pada keadilan
Ini mensyaratkan individu untuk menegakan dan memperkuat aturan-
aturan yang adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian manfaat
dan biaya yang pantas. Keadilan distributif, perilaku didasarkan pada satu
nilai keadilan.
5. Relativisme (self-interest)
Ini menekankan bahwa baik buruknya perilaku manusia didasarkan pada
kepentingan atau kebutuhan pribadi (self-interest and needs). Dengan
demikian, setiap individu akan mempunyai kriteria moral yang berbeda
dengan individu lainnya, atau akan terjadi perbedaan kriteria moral dari
satu kultur ke kultur lainnya.
9
Langkah-langkah untuk mengambil keputusan yang beretika yaitu:
1. Mengidentifikasi fakta dan seluruh kelompok pemangku kepentingan
serta kepentingannya yang terpengaruh.
2. Merangking pemangku kepentingan dan kepentingannya,
mengidentifikasi yang terpenting dan memberikan bobot terhadapnya
lebih dari isu yang lain dalam analisis.
3. Menilai dampak tindakan yang ditawarkan pada masing-masing
kepentingan kelompok pemangku kepentingan dengan memperhatikan
keberadaan mereka, perlakuan adil, dan hak lainnya, termasuk harapan
kebajikan, menggunakan kerangka kerja pertanyaan secara menyeluruh
dan meyakinkan bahwa perangkap umum yang dibicarakan kemudian
tidak masuk dalam analisis.
Keputusan yang diambil akan dapat diasumsikan baik bila telah memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi;
2) Sebisa mungkin cepat dan tepat;
3) Bersifat rasional, artinya dapat diterima akal sehat terutama bagi para
pelaksana yang nantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut;
4) Bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan
kemampuan yang ada;
5) Berdampak positif;
6) Menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah tujuan yang
hendak dicapai;
7) Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan,
penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang
diterimanya dari lingkungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi antara
lain pihak pelaku persepsi, objek atau target yang dipersepsikan, dan Konteks dalam
persepsi yang dilakukan.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternative terbaik dari
berbagai alternative secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu
cara untuk memecahkan masalah. Pengambilan keputusan memiliki hubungan erat
dengan persepsi, sebelum mengambil keputusan hendaknya segala macam persepsi
yang salah harus diluruskan guna memperoleh keputusan yang benar dan tepat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12