Diagnosis Diagnosis
DIAGNOSIS
1. Suatu diagnosis menganisis berbagai sub elemen yang terdapat dalam organisasi,
jenis-jenis produk yang dihasilkan atau dapat pulak menyoroti hubungan yang
terjadi antara berbagai “sub-system” dalam organisasi yang bersangkutan.
2. Bidang diagnosis yang kedua dapat didasarkan atas berbagai proses yang terjadi
dalam organisasi seperti jaringan komunikasi, pengambilan keputusan oleh
kelompok, pemecahan masalah, gaya kepemimpinan, pola peran, manajemen
konflik termasuk penyelesaiannya dan bentuk persaingan yang didorong dalam
rangka peningkatan produktivitas dan efektivitas kerja.
ciri-ciri diagnosis ialah sebagai berikut:
Kesederhanaan.
Kejelasan
Keterlibatan
3. Analisis 4. umpan
data balik data
Model anaklitikal
Model ini didasarkan pada hasil pemikiran George Homans yang sorotan
perhatiannya terutama ditunjukan pada interdenpendensi antar kelompok. Model ini
meletakkan dasar konseptual untuk menganalisis perilaku dalam kelompok kerja.
Menurut model ini pola perilaku yang kompleks yang terdiri dari aktivitas,
interaksi, perasaaan dari norma-norma berkembang dari serangkaian perilaku dan
hubungan yang diperlukan demi berfungsinya kelompok yang bersangkutan
Model sosioteknikal yang merupakan karya Eric Trist pada lembaga Tavistok
digunakan untuk mengalisa suatu organisasi sebagai suatu sistem sosioteknikal yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Trist bersama rekan-rekannya berpendapat bahwa
dalam setiap organisasi terdapat suatu sistem sosial yang teridiri dari jaringan hubungan
yang sifatnya interpersonal sekaligus adanya suatu sitem teknologikal yang terdiri dari
tugas, kegiatan dan sarana serta prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan. Kedua sistem ini yaitu sistem sosial dan sistem
teknoligikal berkaitan dengan dan saling bergantung pada satu sama lain.
Model analisis bidang kekuatan
Model ini, yang ide orisinilnya dikembangkan oleh Kurt Lewin, adalah
suatu teknik yang dapat digunakan untuk beraneka ragam kepentingan analisis.
Teori ini didasarkan pula pada pendapat bahwa dalam setiap organisasi selalu ada
kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan, akan tetapi terdapat pula
kekuatan yang menghalangi terjadinya perubahan. Berbagai kekuatan dalam
organisasi yang mengarah pada terjamninnya pemeliharaan stabilitas organisasi
dikenal dengan istilah kekuatan penghalang
Contoh:
Misalkan seorang pemimpin rumah sakit yang memperkerjakan 300 orang
beserta para bawahannya langsung mengidentifikasikan tingkat kemangkiran setiap
hari sebesar 6% sudah memerlukan perhatian. Mereka menyatakan bahwa tingkat
kemangkiran sebesar 3% setiap hari adalah kondisi yang lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam bahasa PO apa yang mereka temukan adalah adanya jurang kinerja.
Setelah mempelajari hasil survei yang dilakukan dengan seorang konsultan PO
disepakati untuk menggunakan analisis bidang kekuatan untuk memperoleh
diagnosis yang lebih baik dari permasalahan dihadapi.
Yang dilakukan oleh manajer rumah sakit itu ialah membuat panah-panah
dalam analisisnya proposional dengan kekuatan faktor yang analisis. Para manajer
dapat mengurangi kekuatan faktor-faktor penghalang, menambah kekuatan faktor-
faktor pendorong atau gabungan dari keduanya.
Definisi Sasaran
mendefinisikan sasaran yang ingin dicapai melalui progam perubahan
yang akan dilakukan. Dengan perkataan lain apabila tujuan pengumpulan data
tersebut tidak jelas, akan sulit untuk memilih metode pengumpulan yang paling
tepat dan standard informasi yang bagaimana yang harus terpenuhi. Untuk
memudahkan pelaksanaan tugasnya, seorang peyelenggara kegiatan PO biasanya
memerlukan informasi dalam jumlah yang memungkinnya melakukan diagnosa
terdahulu
Faktor-faktor Seleksi
mengindentifikasikan variabel-variabel sentral yang terdapat dalam
situasi yang dihadapi seperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang
memuaskan dan lain sebagainya. Konsultan dan klien lainnya memutuskan
secara bersama-sama faktor-faktor mana yang dianggap penting dan informasi
tambahan apa yang masih diperlakukan agar masalah yang dihadapi oleh klien
terindentifikasi dengan baik dan tepat.
Seleksi Metode Pengumpulan Data
Dapat dinyatakan secara aksiomatik bahwa tidak ada satu pun teknik
pengumpulan data yang cocok untuk semua kepentingan. Yang jelas ialah bahwa metode
apapun yang digunakan metode tersebut harus merupakan metode yang sistematik.
Artinya dengan menggunakan satu metode tertentu harus dapat dilakukan perbandingan
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif antara berbagai unsur dalam organisasi.
Sumber data-data sekunder. Apabila sseorang praktisi PO memulai tugasnya, dapat
dan boleh saja ia mengasumsikan bahwa data yang diperlukannya tidak tersedia
dalam organisasi. Data demikian dapat dikatagorikan sebagai data sekunder.
Beberapa contoh dari jenis data ini ialah akunting, data produktivotas dan indikator
kenerja seperi pencurian yang dilakukan oleh karyawan, contohnya pencurian kertas,
tingkat perpindahan pegawai dan tingkat kemangkiran karyawan.
Kuesioner. Para peneliti dan teoretisi PO telah memaklumi bahwa kuesioner amat
bermanfaat sebagai alat dalam studi mempelajari sikap, sistem nilai dan keyakinan
para responden. Benar bahwa data yang diperoleh dari kuesioner pada umumnya
“tanpa kepribadian” karena anonimitasnya dan oleh karena itu unsur perasaan sangat
“tipis”.
Tipe-tipe Instrumen lain
Tergantung pada kondisi klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan,
penggunaan informasi terkumpul, berbagai instrumen yang lain dapat digunakan perlu
pula dikenali dan digunakan PO peneliti. Pada dasarnya, analisis sosiometrik yang
dikembangkan oleh memungkinkan analisis data tentang berbagai pilihan atau
preferensi berbagai kelompok kerja yang terdapat dalam organisasi