Anda di halaman 1dari 13

Implementation of the Implementation of GCG Principles at

PT. KAI (Persero)


Dosen Pengampu
Ambar Kusumaningsih, S.E., Ak., M.A., CA., CFE
ambarkusumaningsih@unesa.ac.id
Dr. Rohmawati Kusumaningtias, SE., Ak., MSA., CA
rohmawatikusumaningtias@unesa.ac.id
Marhalpania Rohana Pila Delvia
Universitas Negeri Surabaya
marhalpaniarohana.20091@mhs.unesa.ac.id
Garin Pandu Bimantara
Universitas Negeri Surabaya
garin.20108@mhs.unesa.ac.id

Abstract

The purpose of this paper is to determine whether the implementation of Good Corporate
Governance at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Regional Operational Branch VIII
Surabaya has been carried out according to and realized well with the management
procedures and principles in GCG, namely based on the principles of transparency
(transparency), accountability (accountability), responsibility (responsibility), independence
(independence) , and fairness (fairness). This writing uses the SLR (Systematic Literature
Review) research method. The data collection method used in this research is the Literature
Study method

Keywords: Good Corporate Governance, Transparency, Accountability, Responsibility,


Independence, and Fairness, Literature Study

Implementasi Penerapan Prinsip GCG di Lingkungan BUMN


PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis pelaksanaan Good Corporate


Governance pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Cabang Daerah Operasi VIII
Surabaya sudah dilakukan sesuai sesuai tata cara pengeloaan dan prinsip - prinsip
dalam GCG yaitu berdasarkan prinsip transparency (transparansi), accountability
(akuntabilitas), responsibility (responsibilitas), independency (independensi), dan
fairness (keadilan) . Metode penelitian SLR ( Systematic Literature Review). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode Studi
Literatur/kepustakaan

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Transparansi, Akuntabilitas,


Responsibilitas, Independensi, dan Keadilan, Study Literatur

I. Pendahuluan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan pelaku ekonomi utama di negara,
dan kontribusinya sangat penting dalam mendukung keuangan negara dan dalam
memberikan layanan penting untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah perlu
meningkatkan tata kelola perusahaan BUMN agar kinerja BUMN dapat ditingkatkan secara
menyeluruh dan optimal. Era demokrasi dan birokrasi yang semakin berkembang menuntut
masyarakat untuk menciptakan transparansi dan akuntabilitas, menciptakan kondisi yang
solid, transparan dan akuntabel. Kondisi ini disebut good corporate governance. Tata kelola
perusahaan yang baik dapat membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan
manajemen, yang dapat meminimalkan konflik di antara mereka. Berdasarkan Keputusan
Menteri BUMN Nomor: PER - 01 /MBU/2011, tata kelola perusahaan yang baik adalah
prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan etika bisnis. Transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independensi, dan keadilan adalah karakteristik penting dari organisasi yang baik.

GCG merupakan bagian penting dari upaya Indonesia untuk meningkatkan nilai
perusahaan publik, dan hal ini diketahui oleh manajemen dan pemegang saham. Prinsip-
prinsip GCG perlu diuji kepatuhannya sebelum digunakan di satu negara. Ini karena
beberapa prinsip bekerja dengan baik di beberapa negara tetapi mungkin tidak sesuai untuk
semua perusahaan atau situasi.GCG mengikuti praktik sukses dari tempat lain, tetapi selalu
mempertimbangkan situasi spesifik di setiap negara. Sebagian besar di Indonesia, dan
sebaliknya. Manajemen perlu menentukan apakah pengenalan GCG ke dalam perusahaan
dengan menggunakan sistem manajemen sudah tepat.

Menteri Badan Usaha Milik Negara telah menyatakan bahwa aplikasi yang cocok
untuk perusahaan Indonesia adalah yang sesuai dengan keputusan Menteri. Kementerian
Perbatasan telah mengumumkan bahwa mulai 1 Agustus 2011, semua penyeberangan
perbatasan akan terbuka untuk semua warga negara tanpa kecuali. Tata kelola perusahaan
yang baik membantu membangun kepercayaan di antara pejabat dan pemangku
kepentingan lainnya, memungkinkan mereka untuk mengelola dan meningkatkan kinerja
perusahaan dengan lebih baik. Kinerja suatu perusahaan merupakan ukuran keberhasilan
atau kegagalannya pada suatu waktu tertentu. Hasil penilaian kinerja dapat memberi tahu
kita apa persyaratan perusahaan saat itu. Jika ada pelanggaran etika bisnis, kemungkinan
besar mereka ada di setidaknya satu perusahaan lain. Munculnya korupsi, kolusi, nepotisme
dan konflik kepentingan merupakan hal yang sering terjadi dalam pengelolaan BUMN. orang
yang berinteraksi dengan atau memiliki konflik kepentingan dengan perusahaan.
KAI adalah badan usaha milik negara yang mengoperasikan perkeretaapian. Banyak
sekali pembahasan mengenai manfaat meditasi, namun apa sebenarnya manfaat dari
sembilan wilayah operasi (DAOP) KAI yang berada di berbagai wilayah di Pulau Jawa, Divisi
Pulau Sumatera memiliki tiga cabang, masing-masing dengan divisi regional sendiri.

Salah satu perusahaan yang telah efektif menerapkan GCG yaitu PT. Kereta Api
Indonesia menerima Penghargaan Perusahaan Terpercaya berdasarkan Indeks Persepsi
Tata Kelola Perusahaan. Kemudian pada tahun 2021 , PT Kereta Api Indonesia (Persero)
meraih Indonesia Trusted Company Award dan Indonesian Institute of Corporate
Governance (IICG) menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI) Majalah SWA.
Penghargaan Indonesia Good Corporate Governance Award diberikan pada ajang tahun
2021 tersebut. Penghargaan tersebut diberikan kepada perusahaan PT. Kereta Api
Indonesia merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi yang berdedikasi dan konsisten
dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara berkelanjutan berdasarkan
hasil CGPI Rating 2020. Subjek evaluasi adalah pencapaian kinerja keuangan dan non-
keuangan. kinerja, kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan dan
pengendalian manajemen. Kemampuan untuk mengintegrasikan etika, norma, dan nilai
secara harmonis merupakan bagian penting dari karier yang sukses. Hal ini tidak diragukan
lagi menunjukkan bahwa PT.Kereta Api Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) secara keseluruhan secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik, menerapkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab independen dan profesionalisme dalam mengelola usahanya, dengan tetap
berpedoman pada prinsip-prinsip terkini terait Hukum dan regulasi.

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di PT KAI (Persero) sebagai suatu


sistem dan struktur untuk mengatur bagaimana mencapai tujuan perusahaan serta
mencegah penyimpangan dan risiko yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian
tujuan perusahaan dan untuk memperhatikan keseimbangan antara hak dan kewajiban
stakeholders. Segala ketentuan strategis yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi
selalu meninjau prinsip-prinsip GCG, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility,
Profesional, Independency, dan Fairness yang merupakan komitmen kuat PT. KAI sesuai
kepentingan pemegang saham dan para penjabat kepentingan. PT. KAI cabang DAOP VIII
Surabaya melaukukan prinsip GCG yaitu dengan menerapkan prinsip Responsibility dengan
meraih penghargaan Safe Guard Label SIBV atas penerapan protokol pencegahan dan
penanganan Covid-19. Konsistensi KAI dalam penerapan prokes dan kepatuhan terhadap
regulasi angkutan penumpang di masa pandemi membuat KAI kembali bisa
mempertahankan Safe Guard Label SIBV untuk kedua kalinya.

Perolehan Safe Guard Label SIBV ini sudah sejalan dengan upaya pemerintah untuk
mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia. Khususnya di lingkungan KAI serta
masyarakat pengguna jasa KAI yang pada akhirnya dapat memberikan rasa aman kepada
semua stakeholder. Penghargaan ini diyakini bakal meningkatkan kepercayaan seluruh
stakeholder saat berada di stasiun, kereta dan seluruh lingkungan KAI selama masa
pandemi Covid-19. (Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto) pada surat kabar
www.harianbhirawa.co.id
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan, penulis ditujukan untuk mengetahui PT. KAI
(Persero) DAOP VIII Surabaya dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
dapat terbentuk dengan secara baik

Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

Pengertian Good Corporate Governance (GCG)


Menurut Ardeno Kurniawan (2012:27) Good Corporate Governance (GCG) atau tata
kelola organisasi adalah seperangkat hubungan yang terjadi antara manajemen, direksi,
pemegang saham, dan stakeholder-stakeholder lainnya seperti pegawai, kreditor, dan
masyarakat. Istilah “Corporate Governance” diperkenalkan pertama kali oleh Cadbury
Commite, Inggris di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporannya yang
akhirnya dikenal sebagai Cadbury Report (dalam Sukrisno Agoes, 2006). Menurut Cadbury
Committe of United Kingdom dalam Sukrisno Agoes (2011:101) Tatakelola perusahaan yang
baik adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pegelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan

Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

1. Keterbukaan (Transparancy)
Menurut Basri dan Munandar (2013 : 235) Keterbukaan (Transparancy) adalah
keterbukaan atas ketentuan perusahaan. Prinsip transparansi begitu terhadap pengelolaan
perusahaan, perusahaan yang akan atau telah melakukan penawaran umum (go publik),
sehingga Barry A.K. Rider menyatakan “more disclosure will inevitably discourage wrong
doing and abose” (keterbukaan akan mencegah kesalahan dan penyalahgunaan (Azheri,
2014 : 192).

Menurut Sutedi (2017 : 04) Transparancy, memberikan kewajiban terkait suatu informasi
yang terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut
keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan.

2. Akuntabilitas (Accountabillity)
Menurut Basri dan Munandar (2013 : 235) Akuntabillitas (Accountabillity) adalah
kepastian tugas dan wewenang seluruh komponen perusahaan. Akuntabilitas merupakan
dasar pengendalian sistem yang efektif terhadap pelimpahan dan pembagian wewenang
antara dewan komisaris, direksi, manajer eksekutif serta pemegang saham.

3. Tanggung Jawab (Responsibility)


Menurut Sutedi (2017 : 04) Responsibility (Pertanggungjawaban), memastikan ditaatinya
aturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin ditaati nilai sosial. Responsibility adalah
kemiripan pengelolaan persero atas aturan undang-undang yang berlaku dan prinsip
korporasi yang sehat (Effendi, 2015: 16). Perusahaan menerapkan prinsip tersebut
diharapkan dapat menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasional, perusahaan
juga memiliki perenan penting atas tanggungjawab kepada shareholders juga kepada
stakeholders lain.

4. Independensi (Independency)
Independensi (Independency) merupakan suatu kewajiban perusahaan dalam
menjalankan pengelolaan secara independen sehingga tiap struktur perusahaan tidak saling
mendominasi serta tidak dapat diintervensi oleh pihak lain (Hendro. 2017:99). Guna
melancarkan kegiatan asas Good Corporate Governance (GCG), perusahaan harus
dikendalikan secara independen sehingga tiap struktur perusahaan tidak saling mendominasi
dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

5. Kewajaran (Fairness)
Fairness (keadilan), jaminan perlindungan hak para pemegang saham dan menjamin
terlaksananya komitmen dengan para investor (Sutedi, 2017: 04). Prinsip tersebut lebih
tertuju pada kejujuran, terutama untuk pemegang saham minoritas. Investor harus
mempunyai hak-hak yang jelas tentang kepemilikan dan sistem dari aturan dan hukuman
yang dijalankan untuk melindungi hak-haknya (Sutedi, 2017 : 12)

Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Penerapan Prinsip Good Corporate di Lingkungan BUMN PT. Kereta Api Indonesia
(Persero)

Tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Negara BUMN Keputusan
Pasal 4 Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, yaitu untuk :

1. Mengoptimalkan nilai BUMN agar dapat memiliki daya saing yang kuat, secara nasional
ataupun internasiol, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup
berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan BUMN
2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta
memperdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian struktur Persero / struktur Perum
3. Mendorong agar struktur Persero / Organ Perum saat membuat keputusan dan
menjalankan tindakan didasari nilai moral tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
undang-undang, serta kesadaran adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap
Pemangku Kepentingan maupun melestarikan lingkungan di sekitar BUMN
4. Meningkatkan nilai kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional
5. Meningkatkan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance (GCG)

Corporate Governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan


perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan
yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan
pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya, (I Nyoman Tjager dalam
Deny, 2005). Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, Corporate
Governance disebut Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham jangka panjang dengan selalu memperhatikan kepentingan stakeholder
lain, yang dilandasi peraturan perundangan dan etika.

Manfaat Good Corporate Governance (GCG) tidak hanya terjadu saat ini, tetapi
memungkinkan terjadi jangka panjang yang menjadi tiang utama pendukung pertumbuhan
perusahaan sekaligus tonggak pemenang pada persaingan global.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:85), ada 6 manfaat yang dihasilkan tata kelola
yang baik:

1. Penciptaan dan peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan


2. Memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara efisien, mencegah penipuan dan
mal praktik
3. Memberikan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham
4. Peningkatan nilai suatu perusahaan
5. Memastikan kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah
6. Pengentasan kemiskinan dengan meningkatkan tanggung jawab sosial

Penerapan sistem Good Corporate Governance diharapkan dapat meningkatkan nilai


tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) melalui beberapa tujuan
berikut:
1. Mengoptimalkan nilai (value) Perusahaan bagi Pemegang Saham dengan tetap
memperhatikan kepentingan Stakeholders dan mondorong tercapainya kesinambungan
Perusahaan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, serta kewajaran dan kesetaraan
2. Mendorong agar struktur Perusahaan dalam membuat keputusan dan melaksanakan
tindakan dilandasi oleh nilai moral tinggi dan ketetapan terhadap ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bertanggung jawab kepada
Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
3. Mendorong pengelolaan Perusahaan lebih profesional, transparan dan efisien, serta
memperdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian struktur Perusahaan
Menurut Siswanto Sutojo (2008:5) tujuan Good Corporate Governance (GCG) adalah
sebagai berikut:
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.
2. Melindungi hak dan kepentingan pemegang kepentingan non-pemegang saham.
3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dewan pengurus dan manjemen perusahaan.
5. Meningkatkan mutu hubungan dewan pengurus dengan manajemen senior perusahaan.

Faktor Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Kesuksesan menerapan GCG juga memiliki pra-syarat tersendiri. Terdapat beberapa


faktor pemegang peranan keberhasilan penerapan GCG, yakni faktor eksternal dan internal.

1. Faktor Luar, yakni beberapa faktor yang berasal dari eksternal perusahaan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG. Di antaranya:
a. Adanya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi
hukum yang konsisten dan efektif.
b. Dukungan melaksanaan GCG dari sektor publik / lembaga pemerintahaan yang di
harapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean Government menuju
Good Government Governance yang sebenarnya.
c. Adanya contoh pelaksanaan GCG yang baik (best practices) yang dapat menjadikan
standar melaksanaan GCG yang efektif dan professional,
d. Terdapat sistem tata nilai sosial yang membantu penerapan GCG di masyarakat.
2. Faktor Internal, yakni pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG yang berasal
dari dalam perusahaan. Diantaranya :
a. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan
GCG dalam mekanisme serta system kerja manajemen di perusahaan.
b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada
penerapan nilai-nilai GCG.
c. Manajemen pengen-dalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah
standar GCG.
d. Terdapat sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi, serta
e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan
langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami
dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari
waktu ke waktu (www.madani-ri.com).

Unsur yang Terlibat dalam Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Amin Widjaya Tunggal (2013:184) unsur-unsur Good Corporate Governance


terdiri dari Sembilan pihak yang terlibat dalam menerapan Good Corporate Governance
(GCG) yaitu:
1. Pemegang Saham
Pemegang Saham adalah perorangan atau lembaga yang memiliki hak dan kewajiban
akan suatu perusahaan sesuai dengan saham yang diberikan.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk
memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan.
3. Direksi
Direksi bertugas untuk mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan dan Direksi wajib
mempertanggungjawabkan segala tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS.
4. Komite Audit
Komite Audit bertugas untuk memberikan masukan atau rekomendasi profesional
terhadap dewan komisaris mengenai kondisi tata kelola perusahaan yang dijalankan
manajemen perusahaan.
5. Sekretaris Perusahaan
Fungsi Sekretaris Perusahaan mencakup tugas-tugas kesekretariatan Perseroan,
hubungan investor dan masyarakat, legal dan penegakan kepatuhan terhadap otoritas
industri dan pasar modal serta ketentuan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
6. Manajer dan Karyawan
Manajer memiliki peran yang sangat penting dalam opersional perusahaan. Manajer
memiliki pengetahuan yang luas mengenai hal teknis yang terjadi diperusahaan
7. Auditor Internal
Auditor internal bertugas memberikan rekomendasi atau konsultasi kepada pihak yang
berwenang di perusahaan mengenai kondisi-kondisi yang terjadi di dalam perusahaan.
8. Auditor Eksternal
Auditor ekternal bertanggungjawab memberikan penilaian atau pendapat terhadap
laporan keuangan perusahaan
9. Stakeholders lainnya
Lembaga pemerintah terlibat dalam corporate governance lewat hukum dan peraturan
undang-undang yang berlaku terutama tentang kewajiban perusahaan mengenai
perpajakan.

Kurniawan (2012:43) mengatakan bahwa unsur-unsur dalam Good Corporate Governance


(GCG) dalam BUMN, terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


Rapat Umum Pemegang Saham adalah organisai dalam persero yang membebaskan
pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan
investasinya di perusahaan.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah strutur perusahaan yang bertugas untuk menjaga serta
memberikan masukan terhadap dewan direksi serta memastikan bahwa kegiatan
perusahaan sesuai dengan arah kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi adalah suatu struktur perusahaan yang bertugas untuk menjalankan
kegiatan perusahaan sesuai dengan arah kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

II. Objek Dan Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah Metode SLR (Systematic
Literature Review). Semua penelitian yang tersedia harus ditinjau, dievaluasi, dan ditafsirkan.
Metode pengumpulan data yang kami gunakan yaitu Studi Literatur/Kepustakaan dan
penelusuran data online ( Internet Searching) . Pada metode Studi Literatur penulis akan
mempelajari buku yang terkait dengan topik penelitian yang penulis pilih. Selanjutnya dalam
metode ini penulis juga mencari jurnal atau penelitian terdahulu mengenai manajemen
berbasis nilai untuk membantu penulis dalam pembuatan penelitian yang sedang berjalan
Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan
data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Menurut Danial
dan Warsiah (2009:80), Studi Literatur adalah merupakan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan
masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan Internet Searching atau pencarian secara online
adalah pencarian dengan mengunakan komputer yang dilakukan melalui internet dengan alat
atau software pencarian tertentu pada server-server yang tersambung dengan internet yang
tersebar di berbagai penjuru dunia. (Sarwono, 2005 : 229).

III. Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Implementasi Good Corporate Governance (GCG) Pada PT. KAI Daerah Operasi VIII
Surabaya

Semakin berkembangnya era demokrasi dan birokrasi pada saat ini maka semakin
banyak tuntutan publik agar tercipta adanya transparansi dan akuntabilitas, agar
kepercayaan tetap solid maka diciptakan suatu kondisi yang transparan dan dapat
dipertanggungjawakan, kondisi ini disebut Good Corporate Governance. PT. KAI Cabang
Daerah Operasi VIII Surabaya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
dibidang transportasi yang diharapkan untuk memberikan andil besar dalam menopang
keuangan negara maupun dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk meningkatkan kinerja secara komprehensif dan optimal maka PT. KAI
Cabang Daerah Operasi VIII Surabaya perlu melakukan perbaikan tata kelola perusahaan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Berikut merupakan lima prinsip GCG yang diterapkan oleh PT. KAI Cabang Daerah
Operasi VIII Surabaya :

Transparancy (Transparansi)
PT. KAI Cabang Daerah Operasi VIII Surabaya telah menerapkan prinsip tranparansi
dalam mengemukakan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam
mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. PT. KAI Daerah
Operasi VIII Surabaya telah menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,
akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai
dengan haknya dan juga memberikan informasi yang tepat waktu, jelas, akurat dan
pemangku kepentingan tentang situasi perusahaan, dalam hal ini kepada karyawan dan
dewan yang ingin mengetahui dewan. Dalam hal ini, seluruh karyawan, pemangku
kepentingan, penumpang, dan masyarakat umum berhak mengakses informasi tersebut.

Accountability (Akuntabilitas)
PT. KAI Cabang Daerah Operasi VIII Surabaya dalam praktik tata kelola perusahaan
yang baik mencerminkan kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan tanggung jawab entitas atas
tata kelola perusahaan yang efektif. PT. KAI Cabang Daerah Operasi VIII Surabaya telah
menjelaskan kinerjanya secara transparan dan adil. Oleh karena itu, perusahaan adalah
benar dan terukur, prinsip akuntabilitas, yaitu “penjelasan fungsi organisasi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban untuk efektifitas pengelolaan perusahaan” (Perintah Menteri Badan
Usaha Milik Negara No.: PER — 01/MBU/2011 Pasal 3). PT. KAI (Persero) juga
mengamanatkan pedoman etika bisnis dan perilaku yang harus dipatuhi oleh semua pihak
di dalam perusahaan.

Responsibility (Responsibilitas)
Prinsip ini merupakan bentuk pertanggungjawaban seluruh pemangku kepentingan
internal kepada pemangku kepentingan eksternal lainnya. PT. KAI telah menerapkan
Pedoman GCG, bahwa perusahaan telah mematuhi peraturan perundang-undangan dan
memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan. PT. KAI Cabang Daerah Operasi VIII
Surabaya dikenal berdasarkan pengukuran penerapan prinsip tanggung jawab berbasis CSR
(Corporate Social Responsibility). PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Wilayah Operasi VIII
Surabaya melaksanakan CSR baik terhadap lingkungan, karyawan maupun masyarakat.

Independency (Kemandirian)
PT. KAI Daerah Operasi VIII Surabaya selalu berusaha menjalankan usahanya
secara independen dan menghindari adanya praktek dominasi oleh pihak manapun,
benturan kepentingan, dominasi oleh salah satu organ perusahan atas organ perusahaan
lainnya, segala macam bentuk tekanan atau pengaruh yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. PT. KAI Cabang Daerah Operasi VIII Surabaya berusaha
menjalankan keputusan yang dibuat Perusahaan lebih independen dan obyektif. Prinsip
Kemandirian yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat (Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor: PER — 01 /MBU/2011 Pasal 3).

Fairness (Kewajaran dan Kesetaraan)


PT. KAI Daerah Operasi VIII Surabaya menerapkan prinsip kesetaraan dengan
memperhatikan hak setiap Pemangku Kepentingan secara adil sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan dalam melaksanakan kegiatannya berdasarkan asas kewajaran
dan kesetaraan. PT. KAI Cabang Daerah Operasi VIII Surabaya telah menjamin bahwa
seluruh pihak yang berkepentingan, dalam mengambil seluruh keputusan dan kebijakan
yang diambil adalah demi ke Keadilan dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang
saham minoritas dari tindakan kecurangan terlebih.

IV. Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Good Corporate Governance (GCG)
pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya telah menjalankan
dan menerapkan dengan baik berdasarkan prinsip transparency (transparansi),
accountability (akuntabilitas), responsibility (responsibilitas), independency (independensi)
dan fairness (keadilan) yang sesuai dengan peraturan KNKG (2006) terdapat lima prinsip
penting yang harus diterapkan dan dijalankan dengan baik dan terbukti PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya memperoleh pencapaian kinerja yang
baik melalui penghargaan-penghargaan dalam ajang Good Corporate Governance Awards.
Selama menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) tidak terdapat hambatan
bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya. Ketentuan Good
Corporate Governance (GCG) yang bersesuaian dengan prinsip-prinsip GCG selalu
dijalankan sesuai dengan prosedur yang baik oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi VIII Surabaya

V. Daftar Pusaka
Ardy. 2016. Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada PT
Cahaya Mutiara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina A
Basri, Faisal dan Munandar, Haris. 2013. Lanskap Ekonomi Indonesia. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Daniri, M. 2005. Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya Dalam Konsep
Indonesia. Ray Indonesia, Jakarta
Djatmiko, Y. H. 2004. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Effendi, M.A. (2009). The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.
Jakarta : Salemba Empat.
Effendi, Arief. 2016. The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.
Jakarta : Salemba Empat.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006, Pedoman Umum Good corporate
governance Indonesia, Jakarta
Kurniawan, W. 2012. Corporate Governance dalam Aspek Hukum Perusahaan. Jakarta:
Grafitti
Mutamimah dan Phradiansah. 2014. Analisis Implementasi Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja SDM Melalui Organizational Commitment. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol.
15., No. 2.
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER — 01 /MBU/2011
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sutedi, Adrian. 2017. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika
1. Apakah judul artikel anda serta jelaskan apa yang memotivasi pilihan topik artikel anda!
(skor 20)
Jawaban:
“Implementasi Penerapan Prinsip GCG di Lingkungan BUMN PT. Kereta Api Indonesia
(Persero)” karena PT. KAI memperlihatkan kinerja yang bagus untuk beberapa tahun ini
serta hal tersebut menambah keyakinan masyarakat dalam menggunakan layanan
transportasi publik yaitu Kereta Api

2. Jelaskan masalah yang akan anda bahas dalam artikel anda! (skor 10)
Jawaban:
Terkait apakah PT KAI sudah menerapkan prinsip-prinsip Good Coorporate Governance
serta hambatan yang dialami oleh PT. KAI daerah operasio VIII Surabaya.

3. Jelaskan teori atau riset terdahulu terkait topik artikel anda! (skor 20)
Jawaban:
Teori tentang Good Coorporate Governance Menurut Ardeno Kurniawan (2012:27) Good
Corporate Governance (GCG) atau tata kelola organisasi adalah seperangkat hubungan
yang terjadi antara manajemen, direksi, pemegang saham, dan stakeholder-stakeholder
lainnya seperti pegawai, kreditor, dan masyarakat. Kemudan ada pula Istilah “Corporate
Governance” pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Commite, Inggris di tahun 1992
yang menggunakan istilah tersebut dalam laporannya yang kemudian dikenal sebagai
Cadbury Report (dalam Sukrisno Agoes, 2006) serta Menurut Cadbury Committe of
United Kingdom dalam Sukrisno Agoes (2011:101) Tatakelola perusahaan yang baik
adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pegelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan

4. Jelaskan metode yang anda gunakan dalam artikel anda! (skor 10)
Jawaban:
Metode SLR (Systematic Literature Review). Semua penelitian yang tersedia harus
ditinjau, dievaluasi, dan ditafsirkan. Metode pengumpulan data yang kami gunakan yaitu
Studi Literatur/Kepustakaan dan penelusuran data online ( Internet Searching) . Pada
metode Studi Literatur penulis akan mempelajari buku yang terkait dengan topik penelitian
yang penulis pilih. Selanjutnya dalam metode ini penulis juga mencari jurnal atau
penelitian terdahulu mengenai manajemen berbasis nilai untuk membantu penulis dalam
pembuatan penelitian yang sedang berjalan

5. Jelaskan hasil yang anda peroleh serta manfaat dari hasil artikel anda tersebut! (skor 40)
Jawaban:
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi VIII Surabaya telah menjalankan dan menerapkan dengan baik
berdasarkan prinsip transparency (transparansi), accountability (akuntabilitas),
responsibility (responsibilitas), independency (independensi) dan fairness (keadilan) yang
sesuai dengan peraturan KNKG (2006) terdapat lima prinsip penting yang harus
diterapkan dan dijalankan dengan baik dan terbukti PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi VIII Surabaya memperoleh pencapaian kinerja yang baik melalui
penghargaan-penghargaan dalam ajang Good Corporate Governance Awards. Selama
menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) tidak terdapat hambatan bagi
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya. Ketentuan Good
Corporate Governance (GCG) yang bersesuaian dengan prinsip-prinsip GCG selalu
dijalankan sesuai dengan prosedur yang baik oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi VIII Surabaya. Manfaat dari penulisan artikel yang didapat yaitu penulis
memahami penerapan penerapn baik yang diterapkan oleh setiap BUMN khususnya PT.
Kereta Api Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai