Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN KONSEP 9 BUILDING BLOCKS DALAM

RENCANA BISNIS PERUSAHAAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Laboratorium Kewirausahaan

Dosen Pembimbing : Bagus Ibnu Utama M.B.A

Di Susun Oleh :

Andi Setiawan (21120006)

UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KELAS SORE
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan tak
lupa pula saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan innayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Dan juga saya berterima kasih kepada Bagus Ibnu Utama M.B.A. selaku dosen mata
kuliah Laboratorium Kewirausahaan di Universitas Gajayana Malang yang telah
memberikan tugas kepada saya.
Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi
yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna.

Malang, November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….
Daftar Isi…………………………………………………………………………...
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………....
C. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perusahaan………………………………………………………..
B. Pengertian Penerapan konsep 9 Building Blocks dalam Rencana
Bisnis Perusahaan….....................................................................................
C. Penjelasan 9 Building Blocks dalam Rencana Bisnis….................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai,
hal tersebut akan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Sebagian
besar perusahaan memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan laba dan beranggapan bahwa
laba merupakan hal yang utama dalam bisnisnya, maka untuk mencapai tujuan tersebut setiap
perusahaan akan berlomba-lomba untuk mendapatkan laba sebanyak mugkin dengan berbagai
cara, sehingga persaingan antar perusahaan pun tidak bisa dihindari.

Dalam bisnis, strategi menjadi kata kunci karena strategi adalah salah satu elemen paling
penting dalam pengembangan bisnis agar bisnis mampu bertahan dan angkuh. Strategi
merupakan suatu cara di mana perusahaan membuat inovasi yang berbeda dengan para
pesaingnya, serta menggunakan karyawannya untuk bisa memuaskan segala kebutuhan
pelanggan (Prasojo, 2018). Strategi memerlukan pemikiran berjangka, mulai jangka pendek
hingga jangka panjang. Hal tersebut disebabkan karena bisnis bersifat dinamis, selalu berubah,
ada untung dan rugi, ada ramai dan sepi pembeli, dan ada masanya pebisnis mengalami
keuntungan yang melimpah serta kerugian hingga mengalami pailit. Oleh karena itu pebisnis
dituntut untuk memikirkan perencanaan strategi yang tepat agar bisnis yang digelutinya dapat
meningkatkan keuntungan dan mampu bertahan di tengah persaingan.

Strategi bisnis menghubungkan erat dengan model bisnis, sebuah strategi tidak akan
berjalan jika tidak ditinjau dan dirumuskan terlebih dahulu melalui model bisnis. Tanpa model
bisnis yang baik maka strategi bisnis di perusahaan tidak dapat dilakukan berjalan dengan
optimal (Chesbrought,2006). Model bisnis adalah sebuah gambaran bisnis secara kontekstual,
yang memuat gambaran pemikiran dalam merumuskan dan menciptakan strategi untuk mencapai
tujuan perusahaan (Cavalcante et al., 2011).

Salah satu konsep model bisnis yang sering digunakan oleh perencana strategi dan
pemilik perusahaan adalah bisnis model kanvas Bisnis Model Kanvas adalah model bisnis
sederhana yang digambarkan oleh perencana strategi dalam merumuskan strategi bisnis
perusahaan. Bisnis Model Kanvas dibuat dan dikembangkan oleh Osterwalder dan Yves Pigneur
untuk memudahkan perencanastrategi dalam menjelaskan konsep strategi yang akan dilakukan
perusahaan (Ramelan, 2012). Bisnis Model Kanvas merupakan model bisnis yang mempunyai
bentuk seperti kanvas dan di dalamnya terdapat sembilan elemen utama yang terdiri dari
kerangka pemikiran rencana strategi untuk mendapatkan keuntungan dari sebuah bisnis yang
sedang dijalankan. Sembilan elemen kunci tersebut terdiri dari segmen pelanggan, Proposisi
Nilai, Saluran, Pelanggan Hubungan, Pendapatan Aliran, Kunci Sumber daya, Kunci Kegiatan,
Kunci Kemitraan, dan Struktur Biaya (Osterwalder & Pigneur, 2012).
B. RUMUSAN MASALAH
 Apa itu perusahaan?
 Apakah pengertian Penerapan konsep 9 Building Blocks dalam Rencana Bisnis
Perusahaan?
 Bagaimana penjelasan 9 Building Blocks dalam Rencana Bisnis?

C. TUJUAN
 Untuk mengetahui apakah itu perusahaan.
 Untuk mengetahui pengertian Penerapan konsep 9 Building Blocks dalam Rencana Bisnis
Perusahaan.
 Untuk mengetahui penjelasan 9 Building Blocks dalam Rencana Bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perusahaan
Menurut Soemarso. SR (2002) Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh
seseorang, sekelompok orang, atau badan usaha lain yang kegiatannya melakukan produksi dan
distribusi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi manusia. Kebutuhan manusia berbagai macam
jenisnya, yang paling mendasar (primer) kebutuhan manusia dibagi menjadi tiga yaitu sandang,
papan dan pangan, berdasarkan kebutuhan tersebutlah biasanya perusahaan melakukan kegiatan
produksi untuk memenuhi kebutuhan.
Perusahaan adalah suatu pengertian ekonomis yang banyak dipakai dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD). Seseorang yang mempunyai perusahaan disebut pengusaha.
C.S.T Kansil berpendapat bahwa seseorang baru dapat dikatakan menjalankan suatu perusahaan,
apabila ia dengan teratur dan terang-terangan bertindak keluar dalam pekerjaan tertentu untuk
memperoleh keuntungan dengan suatu cara, dimana ia menurutnya lebih banyak
mempergunakan modal daripada mempergunakan tenaganya sendiri.
Adapun pengertian perusahaan yang dikutip oleh Cindawati, dari Prof. Molengraaff,
“bahwa perusahaan ialah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak
keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan barangbarang, atau
mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.” Cindawati sendiri berpendapat bahwa
perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan
terangterangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba.
Adapun pengertian perusahaan yang dikutip oleh Zainal Asikin yang merujuk dari
Ensiklopedia Bebas Wikipedia, bahwa perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi
dan berkumpulnya semua faktor produksi, perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada
pula yang tidak dan bagi perusahaan yang terdapftar di pemerintah, mereka mempunyai badan
usaha untuk perusahaannya dan badan usaha itu adalah status dari perusahaan tersebut yang
terdaftar di pemerintah secara resmi.
Selain produksi perusahaan juga melakukan kegiatan distribusi yang membuat produk
mereka sampai ke tangan konsumen dengan kombinasi Sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
dan sumber daya modal.Soemarso SR (2002) menggolongkan jenis perusahaan kedalam tiga
bagian yaitu:
a. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya menjual
jasa atau pelayanan Contoh: kantor akuntan. pengaca, tukang cukur.
b. Perusahaan Dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli
barang dagang (barang jadi) untuk kemudian dijual kembali tanpa melalui proses
pengolahan lagi. Contoh:minimarket.
c. Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan
bisnisnya mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi yang
kemudian dijual untuk mendapat laba. Contoh: pabrik sepatu, pabrik roti.
B. Pengertian Penerapan konsep 9 Building Blocks dalam Rencana Bisnis Perusahaan
Menurut Alexander Osterwalder, Business Model adalah gambaran dasar bagaimana
sebuah organisasi membuat, men-deliver dan menangkap value yang ada. Business Model
bersifat seperti blueprint untuk strategi yang akan diimplementasikan ke seluruh organisasi,
proses dan sistem. Semua pelaku bisnis harus memiliki pemahaman yang sama terhadap
Business Model sehingga diperlukan sebuah konsep yang dapat memberikan satu gambaran
standar. Konsep ini harus simple, relevan dan mudah dipahami secara intuitif. Konsep inilah
yang diberi nama 9 Building Blocks. Konsep ini sendiri telah diaplikasikan dan diuji coba di
seluruh dunia dan telah digunakan di beberapa organisasi, seperti IBM, Ericsson, Deloitte.
9 Building Block adalah konsep yang dapat mendeskripsikan dan menunjukkan logika
bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan (menghasilkan uang). 9 Building Block
mencakup empat bidang utama dalam bisnis, yaitu Pelanggan, Penawaran, Infrastruktur, dan
Kelangsungan Keuangan. Konsep ini dapat menjadi satu bahasa bersama yang memudahkan kita
untuk mendeskripsikan dan memanipulasi Business Model untuk membuat strategi baru.
Membuka bisnis memang memerlukan keberanian, namun membuka bisnis juga
memerlukan perhitungan yang matang. Hal ini agar risiko apapun yang muncul
dapat dikelola dengan baik. Tidak hanya saat membuka bisnis saja, tetapi saat ingin
mengembangkan risikonya pun perlu memperhitungkan yang ada. Anda pun tetap harus berani
mengembangkan sebuah bisnis yang sudah rintis. Benyamin Franklin pernah berkata “Tanpa
pertumbuhan dan kemajuan yang berkelanjutan, kata-kata seperti peningkatan, pengusaha, dan
kesuksesan tidak memiliki arti”, artinya Anda harus berusaha mengembangkan bisnis untuk
mencapai kesuksesan. Salah satu cara termudah mempersiapkan rencana bisnis adalah
membuat blok bangunan dengan baik. Building block seperti apa? Alex Osterwalder
mengenalkan sebuah cara yaitu 9 Building Blocks dalam bukunya yang berjudul “ Business
Model Generation “. Pernah dengar istilah 9 Building Blocks ? 9 Building Blocks atau biasa
disebut Business Canvass Model digunakan untuk mengembangkan sebuah bisnis yang sembilan
aspek. 

C. Penjelasan 9 Building Blocks dalam Rencana Bisnis


Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) Business Model Canvas adalah bahasa yang sama
untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis. Konsep ini
dapat membuat perusahaan dapat mendeskripsikan dan menggambarkan model dari bisnis yang
dijalankan secara sederhana untuk kemudian memanipulasinya sesuai dengan kondisi perusahaan
dan menghasilkan alternative strategi baru, dengan demikian konsep Busines Model Canvas
sangat cocok digunakan untuk usaha yang sudah berjalan.
Konsep model bisnis tergolong sebagai sesuatu yang baru, istilah ini pertama kali muncul
di jurnal akademik pada tahun 1957 dan pertama kali muncul sebagai judul dari jurnal akademik
di tahun 1960 oleh jones. Namun konsep model bisnis mulai populer sejak tahun 1990 ketas
sejak konsep model bisnis di diskusikan secara online (2004). Business Model Canvas (BMC)
adalah salah satu alat strategi yang membantu kita untuk melihat lebih akurat model bisnis yang
kita jalani, mengubah konsep bisnis yang rumit menjadi 9 bidang bangun yang dalam satu
lembar kanvas mencangkup analisis strategi perusahaan secara internal maupun eksternal
perusahaan Osterwalder (2012).

1. Customer Segments (CS)

Customer Segments menunjukkan sekelompok orang atau organisasi yang berbeda, yang
ingin digapai atau dilayani perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua Model Bisnis. Tanpa
pelanggan (menguntungkan), perusahaan tidak akan mampu bertahan lama. Untuk lebih
memuaskan pelanggan, perusahaan perlu mengelompokkan mereka ke dalam segmen yang
berbeda berdasarkan kebutuhan, perilaku atau atribut yang lain. Perusahaan harus
mendefinisikan dengan jelas, segmen pelanggan mana yang perlu dilayani, mana yang perlu
dihindari.

Kelompok Pelanggan merepresentasikan segmen yang berbeda jika:

 Mereka membutuhkan penawaran yang berbeda.


 Mereka dapat digapai melalui Distribution Channel yang berbeda.
 Mereka memerlukan jenis hubungan yang berbeda.
 Mereka memiliki profitabilitas yang berbeda.
 Mereka mau membayar aspek yang berbeda dari penawaran.

Beberapa contoh segmen customer yang berbeda adalah mass market, niche market,
segmented, diversified, multi-sided platforms.

2. Proposisi Nilai (VP)

Value Proposition mendeskripsikan sejumlah produk atau layanan yang memberikan nilai
(value) untuk pelanggan segmen yang spesifik. Value Proposition adalah alasan mengapa
customer berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Value Proposition memecahkan
permasalahan customer atau memenuhi kebutuhannya. Value Proposition dapat bersifat inovatif
serta merepresentasikan penawaran yang baru dan disruptif, atau bersifat sama atau sejenis
dengan yang sudah ada namun dengan beberapa tambahan fitur atau atribut.

Nilai yang diberikan perusahaan contohnya adalah kebaruan, kinerja, kustomisasi,


“menyelesaikan pekerjaan”, desain, merek/status, harga, pengurangan biaya, pengurangan risiko,
aksesibilitas, kemudahan/kegunaan.
3. Saluran (CH)

Channels mendeskripsikan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan menjangkau segmen


customer mereka untuk men-deliver Value Proposition. Komunikasi, distribusi dan penjualan
merupakan interface antara perusahaan dan pelanggan. Channels adalah titik sentuh pelanggan
yang memainkan peran penting dalam pengalaman pelanggan.

Channels memiliki beberapa fungsi, yaitu:

 Meningkatkan awareness dari customer terhadap produk atau jasa perusahaan.


 Membantu customer untuk mengevaluasi Value Proposition dari perusahaan.
 Memudahkan customer untuk membeli produk atau jasa.
 Men-deliver Value Proposition kepada customer.
 Penyediaan dukungan pelanggan (purna jual).

Channels dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu Direct (tenaga penjual/sales, website,
toko pribadi) dan Indirect (partner stores, wholesaler). Channels dapat dibedakan menjadi 5 fase,
yaitu Awareness, Evaluation, Purchase, Delivery, After Sales.

4. Hubungan Pelanggan (CR)

Customer Relationship mendeskripsikan jenis hubungan yang dibangun perusahaan dengan


pelanggan. Perusahaan harus menentukan jenis hubungan dengan pelanggan, apakah personal
atau otomatis. Relasi yang dipilih akan sangat menentukan bagaimana customer experience yang
akan dihasilkan. Contoh dari Customer Relationship adalah bantuan pribadi, bantuan pribadi
khusus, swalayan, layanan otomatis, komunitas, kreasi bersama.

5. Arus Pendapatan

Revenue Streams merepresentasikan kas yang dihasilkan dari setiap Segmen Pelanggan
(biaya harus dikurangi dari pendapatan/pendapatan untuk mendapatkan nilai
keuntungan). Perusahaan harus mengetahui nilai apa yang membuat Customer Segment mau
membayar. Tiap-tiap Revenue Stream dapat memiliki mekanisme pricing yang berbeda, seperti
fixed list, tawar-menawar, lelang, market-dependent, volume-dependent dan yield management.

Sebuah Business Model dapat memiliki dua jenis Revenue Stream yang berbeda, yaitu:

 Transaksi pendapatan yang dihasilkan dari pembayaran pelanggan satu kali


 Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran terus-menerus untuk sebuah
Proposisi Nilai atau dukungan pelanggan purna jual.
 Beberapa cara untuk menghasilkan Arus Pendapatan adalah Penjualan Aset, Biaya
Pemakaian, Biaya Berlangganan, Pinjaman/Sewa/Leasing, Perizinan, Biaya Broker,
Periklanan

6. Sumber Daya Utama

Key Resources mendeskripsikan aset atau sumber daya yang sangat penting (aset kunci)
yang diperlukan untuk membuat Model Bisnis berjalan. Sumber daya ini memungkinkan
perusahaan untuk membuat dan menawarkan Proposisi Nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan hubungan dengan Segmen Pelanggan dan mendapatkan pendapatan. Tiap-tiap
Business Model akan membutuhkan Key Resources yang berbeda. Key Resources dapat
berbentuk fisikal, finansial, intelektual atau manusia. Key Resources dapat dimiliki atau disewa
oleh perusahaan atau didapatkan dari partner. Contoh dari Key Resources adalah mesin,
bangunan, merek, paten, hak cipta, sumber daya manusia, uang dan lain-lain.

7. Kegiatan Utama

Key Activities mendeskripsikan hal-hal penting (aktivitas) yang harus dilakukan


perusahaan agar Business Model-nya berjalan. Key Activities dapat digolongkan menjadi
Production, Problem Solving dan Platform/Network. Contoh dari Key Activities adalah
perusahaan konsultan yang memiliki problem solving sebagai Key Activities-nya. Untuk
manufaktur, manajemen rantai pasokan adalah salah satu Key Activities-nya.

8. Kemitraan Utama

Key Partnership mendeskripsikan jaringan supplier atau partner yang membuat Business
Model berjalan. Perusahaan membentuk hubungan dengan mitra untuk banyak alasan sehingga
kemitraan menjadi hal yang sangat penting bagi banyak Model Bisnis. Perusahaan membentuk
aliansi untuk mengoptimalkan Business Model-nya, mengurangi resiko atau mendapatkan
sumber daya tertentu.

Kemitraan dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

 Aliansi Strategis antara dua perusahaan yang bukan pesaing.


 Kerjasama, yaitu kemitraan strategis antara pesaing.
 Joint Ventures untuk membangun bisnis baru.
 Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang handal.
Alasan dan motivasi untuk membangun kemitraan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

 Optimasi dan skala ekonomi.


 Pengurangan risiko dan ketidakpastian.
 Akuisisi sumber daya dan aktivitas tertentu.

9. Struktur Biaya

Struktur Biaya mendeskripsikan semua biaya yang muncul untuk menjalankan Model
Bisnis. Biaya akan muncul ketika perusahaan membuat dan men-deliver value, me-maintain
Customer Relationship dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut akan mudah diidentifikasi setelah
mendefinisikan Key Resources, Key Activities dan Key Partnership.

Secara garis besar, perusahaan dapat memilih apakah ingin menjadi cost-driven
(mengutamakan penekanan biaya) atau value-driven (mengutamakan keunggulan
produk). Struktur Biaya dapat memiliki beberapa karakteristik, seperti biaya tetap, biaya
variabel, skala ekonomi, ruang lingkup ekonomi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendekatan model bisnis harus inovasi agar perusahaan mampu bertahan ditengah cepatnya
perubahan lingkungan bisnis. Model bisnis yang dijalankan mampu memahami, menjelaskan
dann memprediksi apa saja yang sebaiknya dilakukan agar menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.

Penjelasan pada poin nomor 1 sampai nomor 5, 9 building blocks dalam rencana bisnis
perusahaan yaitu proposisi nilai, segmen pelanggan, saluran, hubungan pelanggan,
dan pendapatan merupakan sumber dari pihak eksternal yang berpotensi menghasilkan
pendapatan untuk kemajuan perusahaan. Sedangkan poin nomor 6 sampai nomor 9 yaitu key
resources , key activities , key partner , dan cost merupakan sumber dari pihak internal yang
berpotensi mengeluarkan biaya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisa dan
perhitungan secara saksama agar perencanaan bisnis dapat berkembang guna kemajuan dan
berkembangnya suatu perusahaan.

B. SARAN

Untuk mengetahui apakah bisnis yang dijalankan menguntungkan atau tidak dalam
perusahaan, bisa dengan cara sederhana yaitu memperhitungkan apakah bisnis tersebut akan
mendapatkan penghasilan yang besar atau pengeluaran yang besar. Jadi setelah membaca 9 blok
bangunan di atas, diharapkan kita juga dapat mencoba dan menggunakannya untuk
mengembangkan bisnis. Tindakan adalah langkah nyata pertama yang akan menentukan berjalan
atau tidaknya sebuah bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/54960564/
Implementasi_Strategi_Pengembangan_Bisnis_Dengan_Business_Model_Canvas
https://ipqi.org/apakah-business-model-itu/
http://toolkit.eximiuslearning.com/2019/01/21/9-building-blocks-to-develop-your-business/
http://eprints.ums.ac.id/86549/13/NASKAH%20PUBLIKASI%20%20FIX%20OK%20YES
%20REVISI%2022%20FIX.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/5582-10858-1-SM.pdf
Ramelan. (2012). Business Model Canvas: Penerapan di Indonesia. Pendidikan dan Pembinaan
Manajemen
Wardhana, A. (2014). Bisnis Model Kanvas Penerapannya pada Industri Jasa Pertambangan
Batubara di Indonesia. PT. Karya Manungga Lithomas

Anda mungkin juga menyukai