Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fenomena sosial pada masa kini dan masa depan dalam era globalisasi iniyang sangat

menentukan adalah manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan

modal dan kekayaan yang terpenting dalam setiap kegiatan manusia, manusia sebagai unsur

terpenting mutlak di analisis dan dikembangkan dengan cara tersebut, waktu, tenaga,pikiran

dan kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan

perusahaan maupun individu itu sendiri. Kemajuan teknologi di negara maju maupun negara

berkembang sangat ditentukan oleh perkembangan manajemen sumber daya manusia

(MSDM) yang merupakan faktor dominan di segala bidang, antara lain diperusahaan. Kunci

dari majunya sebuah perusahaan adalah mendengarkan apa yang di inginkan oleh

karyawannya agar sumber daya manusia di perusahaan tersebut bisa dikelola dengan baik dan

menghasilkan prduktifitas yang baik pula.

Rumusan Masalah

1. Untuk apa manusia bekerja ?

2. Setelah mendapatkan uang lalu apa ?

3. Apa yang di inginkan karayawan dari pekerjaannya ?


PEMBAHASAN

Setiap orang memiliki alasan yang berbeda dalam bekerja. Tiap alasan bisa jadi sangat

pribadi bagi orang tersebut. Tapi umumnya, setiap orang bekerja karena mendapatkan sesuatu

yang diinginkan dari pekerjaan tersebut. Sesuatu yang kita dapatkan dari pekerjaan tersebut

memengaruhi moral, motivasi, dan kualitas hidup kita. Lantas, apa yang umumnya orang cari

dari sebuah pekerjaan? Berikut di antaranya:

Bekerja untuk uang

Ada orang-orang yang bekerja karena cinta, ada yang demi aktualisasi diri, ada yang ingin

mencapai tujuan tertentu, ada pula yang ingin melakukan sesuatu yang berharga dalam

hidupnya.

Apa pun alasan seseorang dalam bekerja, yang menjadi inti dari semuanya ialah hampir

semua orang bekerja karena mendapatkan penghasilan atau uang. Apa pun namanya, entah

kompensasi, gaji, bonus, keuntungan, atau uang untuk membayar tagihan bulanan. Dengan

uang, seseorang bisa memiliki rumah, memberikan anak mereka pakaian dan makanan,

mengirimkan anak mereka ke universitas, dan bisa menikmati berbagai kesenangan dan

hiburan. Mengabaikan atau menafikan pentingnya uang dalam memberikan keuntungan pada

para pekerja adalah hal yang tidak mungkin dilakukan.

Pemberian gaji yang sesuai oleh perusahaan kepada karyawan juga mampu menaikkan

komitmen karyawan pada perusahaannya. Jika perusahaan menyediakan gaji yang layak

untuk hidup nyaman, karyawan akan lebih termotivasi dalam bekerja.

“Tanpa gaji yang pantas dan layak untuk dijadikan sandaran hidup, perusahaan berisiko

kehilangan karyawan terbaiknya,” ujar konsultan karier Susan M Heathfield, seperti dikutip

dari about.com.

Bahkan, penelitian terbaru yang dilakukan Watson Wyatt Worldwide dalam “The Human

Capital Edge: 21 People Management Practices Your Company Must Implement (or Avoid)

to Maximize Shareholder Value, (Compare Prices)” merekomendasikan bahwa untuk

mendorong karyawan agar mau melakukan yang terbaik sekaligus memunculkan karyawan

terbaik, perusahaan harus mau menggaji karyawannya di atas standar yang ada di pasaran.
Setelah mendapat uang, lalu apa?

Heathfield mencoba mengemukakan sebuah penelitian pada ‘80-an yang dianggapnya masih

relevan sampai saat ini. Berdasarkan studi dari American Psychological Association,

terungkap bahwa para manajer menduga bahwa kepuasan dan motivasi karyawan terletak

pada gaji, sementara para karyawan menyatakan bahwa waktu untuk kehidupan pribadi dan

penghargaan dari supervisor adalah hal yang paling mereka inginkan dalam bekerja.

Sementara dalam sebuah artikel berjudul “The Ten Ironies of Motivation,” mentor Bob

Nelson mengatakan bahwa, “yang paling karyawan inginkan ialah mereka mendapatkan

penghargaan atau pujian dari atasan atau orang yang paling berpengaruh atas meningkatnya

harga diri mereka, atas pekerjaan yang berhasil mereka lakukan dengan baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa setiap orang termasuk karyawan ingin diperlakukan

layaknya manusia dewasa yang diperlakukan secara manusiawi. Jadi, apa pun alasan

seseorang dalam bekerja, sudah jelas bahwa para karyawan menginginkan sesuatu yang secara

garis besar bisa dirangkum dalam empat hal.

Pertama, mereka menginginkan kontrol atas pekerjaan mereka. Ini termasuk kemampuan

untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, membuat target yang ingin dituju, tugas dan

tanggung jawab yang jelas, serta penghargaan atas pekerjaan yang berhasil dilakukan dengan

baik.

Kedua, menjadi bagian dari keluarga besar perusahaan. Hal ini mencakup pemberian

informasi yang cukup dan komunikasi yang lancar, mampu berpartisipasi dalam tim, dan bisa

menunjukkan prestasi yang telah diraih.

Ketiga, kesempatan untuk terus tumbuh dan berkembang. Bagian ini mencakup training atau

pemberian program pendidikan atau beasiswa, kenaikan jabatan, dan studi banding.

Keempat, kepemimpinan. Karyawan menginginkan gambaran yang jelas tentang tujuan, visi

dan misi, serta strategi perusahaan baik dalam lingkup kerja kecil maupun global.
Perhatian atas hasil kerja

Dalam buku The Human Capital Edge, penulis Bruce Pfau dan Ira Kay menegaskan bahwa

karyawan menginginkan perhatian atasan atas hasil kerja mereka. Mereka juga menginginkan

agar karyawan yang tak mampu bekerja dengan baik dipecat. Kenyataannya, perusahaan

sering kali gagal atau lalai melihat hasil kerja karyawannya ini.

Lebih lanjut, keduanya menegaskan adanya ketidaksinkronan antara apa yang ada di pikiran

petinggi perusahaan dengan apa yang diinginkan karyawan.

“Perusahaan sering kali lupa betapa sangat penting bagi karyawan untuk mendapatkan

fleksibilitas jadwal kerja atau kesempatan untuk dimintai pendapatnya, apakah berniat untuk

terus bergabung atau meninggalkan perusahaan,” ujar Pfau.

Dalam bukunya pula, Pfau dan Kay menegaskan bahwa karyawan selalu ingin dibayar di atas

standar pasar, selalu mencari jadwal kerja yang fleksibel, kesempatan untuk terus belajar, dan

terlibat dalam setiap putusan yang akan dihasilkan pihak manajemen.

Untuk perusahaan

Bagi perusahaan, sudah jelas bahwa kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat

ialah dengan mendengarkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan karyawan. Heathfield

menyarankan perusahaan menanyakan apa yang karyawan butuhkan dalam bekerja dan apa

yang telah mereka dapatkan selama ini di perusahaan tersebut.

Dari informasi yang diperoleh tersebut, pihak manajemen akan menyadari bahwa

menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan mampu memotivasi karyawan

tidaklah sesulit yang dibayangkan. Jika perusahaan bisa memberikan apa yang diinginkan

karyawan untuk mendorong motivasi mereka dalam bekerja, perusahaan tersebut akan mampu

sukses dan berkembang pesat.


Keinginan – keinginan karyawan

Berbagai jenis kebutuhan manusia ( humman need) akan dicerminkan dari berbagai keinginan

para karyawan terhadap pekerjaannya. Meskipun keinginan ini bisa bemacam – macam,

beberapa keinginan yang umum :

1. Gaji / upah yang baik : gaji bisa dipakai untuk memuaskan kebutuhan psikologis, social,

maupun egoistis. Karena itu tidak heran kalau banyak atau sebagian besar karyawan

menginginkan gaji yang tinggi dari pekerjannya.

2. Pekerjaan yang aman secara ekonomis : pekerjaan yang memberikan penghasilan tetap,

bisa dibuktikan banyaknya minat menjadi PNS.

3. Rekan kerja yang kompak : keinginan yang merupakan cemin dari kebutuhan social,

seorang karyawan keberatan untuk dipromosikan, hanya karena tidak mau kehilangan

rekan kerja yang kompak.

4. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan : keinginan ini berasal dari kebutuhan

egoistis yang bisa diwujudkan dengan pujian, hadiah, diumumkan kepada rekan

sepekerjaannya, dsb.

5. Pekerjaan yang berarti : keinginan ini merupakan perwujudan dari kebutuhan untuk

berperestasi, mungkin pada abad ini sukar terpenuhi, terutama dengan timbulnya

spesialisasi yang tajam.

6. Keingnan untuk maju : meskipun mungkin tidak semua karyawan ingin dipromosikan

(karena alasan sosial), tetapi pada umumnya setiap orang menginginkan untuk maju

dalam hidupnya.

7. Kondisi kerja yang aman, nyaman, dan menarik : kondisi kerja yang aman berasal dari

kebutuhan akan rasa aman (safety needs), tempat kerja yang nyaman dan menarik lebih

merupakan prestise (symbol satus) dan pengalokasian hal – hal yang bersifat “status

symbol” juga cukup sukar, sebagaimana pengalokasian dana.

8. Pimpinan yang adil dan bijaksana : pemimpin yang baik menjamin bahwa pekerjaan akan

tetap bias dipertahankan (physiological dan security needs). Demikian juga pemimpin

yang tidak berat sebelah, akan menjamin ketenangan kerja.


9. Pengarahan dan perintah yang wajar : tidak lepas dari pimpinan yang bijaksana,

pengarahan diperlukan menjagah agar pelaksanaannya tidak menyimpang dan perintah

yang wajar diperlukan untuk keberhasilan pekerjaan.

10. Organisasi / tempat kerja yang dihargai masyarakat : keinginan ini merupakan

pencerminan dari kebutuhan sosial.


PENUTUP

Pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam semua bidang baik dalam ruang lingkup

negara maupun ruang lingkup perusahaan mengharuskan agar pemanfaatan dan penggunaan

maajemen sumber daya manusia itu dapat dikeola dengan baik,efektif dan efisien sebab

sumber daya manusia adalah faktor penentu kemajuan dalam suatu negara maupun dalam

perusahaan. Dalam perusahaan, sebuah perusahaan akan dapat berkembang dan maju dengan

baik apabia perusahaan tersebut mampu mengelola atau memanajemen sumber daya manusia

yang dimilikinya dengan baik dan optimal sesuai dengan apa yang perusahaan butuhkan,

oleh sebab itu karena yang dikelola adalah manusia, hendaknya perusahaan harus dapat

memperlakukan manusia itu secara humanistis, agar karyawan mau melakukan apa yang di

inginkan dan di butukan oleh perusahaan, perusahaan harus dapat mengerti apa yang

karyawan inginkan, keinginan tersebut sangat bermacam macam, perusahaan hanya perlu

memenuhi keinginan yang apabila keinginan tersebut terpenuhi karyawan akan merasa puas,

sebab jika pemenuhan keinginan karyawan itu diberikan tetapi karyawan tidak merasa puas

itu tidak akan berdampak apa-apa bagi perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Ranupandaya, Heidjarachman dan Suad Husna. 1990. Manajemen Personalia:

Jogyakarta

Anda mungkin juga menyukai