Anda di halaman 1dari 8

BAB VII

PENGGERAKA N

Dalam Bab VII akan dibahas tentang pengertian daripada penggerakan serta pokokpokok
masalah yang yang dihapai oleh para manajer untuk melaksanakan fungsi penggerakana
(directing) ini.

Tujuan Umum :

Mahasiswa diharapkan memahami dan mengerti pengertian fungsi penggerakan dalam


fungsi manajemen dan pokok-pokok masalah yang dihadapi dalam melaksanakan fungsi
penggerakan tersebut.

Tujuan Khusus :

Diakhir perkuliahaan ini mahasiswa mampu :


• Menjelaskan pengertian penggerakan
• Menjelaskan pokok-pokok masalah yang dihadapi di dalam menjalankan fungsi
penggerakan.

A. PENGERTIAN

Apabila perencanaan, organisasi dan personalia sudah ada, maka fungsi


penggerakan (actuating directing, leading dan commanding) dapat dilakukan untuk
merealisasikan tujuan perusahaan.

Masalah penggerakan berkaitan erta dengan manusia dan merupakan suatu


masalah yang paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen. Fungsi
penggerakan ini dapat diibaratkan sebagai kunci mobil, mobil hanya akan bergerak
bila kunci stater telah berfungsi.

Menurut Koontz and O’Donnel :

Penggerakan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang timbul


oleh adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti dan

1
pembagian pekerjaan yang efektif dan efisien untuk tujuan perusahaan yang
nyata.

Menurut Dr. Winardi, SE :

Penggerakan adalah merupakan usaha untuk menggerakan anggota


kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha
untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan.

Menurut G.R. Terry :

Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau


bekerjasama dan bekerja dengan sukarela dan bergairah untuk mencapai
tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian.

Jadi penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk


membimbing, mengarahkan, mengtur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam
melakukan sesuatu kegiatan usaha.

Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam fungsi penggerakan ini adalah :

1. Perilaku manusia (human behaviour)


2. Motivasi (motivation)
3. Kepemimpinan (leadership)
4. Komunikasi (kepemimpinan)
5. Hubungan manusia (human relations)

B. PERILAKU MANUSIA (HUMAN


BEHAVIOUR)

Pimpinan dalam membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong


kegairahan kerja bawahan perlu memahami faktor-faktor manusia dan perilaku
manusia. Untuk mengetahui perilaku manusia, peranan psikologi, sosialogi,
antropologi, dan psikologi sosial cukup besar karena ilmu pengetahuan ini
membahas manusia.

Seni manajemen juga menentukan keberhasilan seorang pemimpin dalam


mempengaruhi bawahan untuk mematuhi perintah-perintah yang diberikan.

Elton Mayo, mengemukakan masalah perilaku manusia yaitu :

a. Masalah manusia hanya dapat diselesaikan secara manusiawi dengan


menggunakan dasar-dasar dan alat-alat kemanusiaan.
b. Semangat kerja lebih besat peranan dan pengaruhnya terhadap produktivitas
kerja karyawan.
2
c. Perlakuan yang baik dan wajar terhadap karyawan lebih besar pengaruhnya
terhadap produktivitas daripada tingkat upah.

C. MOTIVASI

Motivasi atau dorongan dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber


daya manusia pada umumnya dan bawahan khususnya.

Edwin B. Flippo mengatakan :

Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai organisasi agar


mau bekerja secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus
tercapai tujuan organisasi. G.R. Terry mengemukakan :

Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri individu yang


merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.

Setiap pekerja mempunyai motif atau needs tertentu dan mengharapkan kepuasan
dari hasil kerjanya seperti :

1. Kebutuhan fisik dan keamanan.


2. Kebutuhan sosial.
3. Kebutuhan egoistik.

Seseorang bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi berbagai


macam kebutuhan. Seperti dikatakan oleh Abraham Maslow bahwa kebutuhan yang
diinginkan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan pertama terpenuhi, maka
kebutuhan kedua menjadi utama, demikian seterusnya.

Kebutuhan manusia yang tersusun berjenjang tersebut adalah :

1. Physiological needs (kebutuhan fisik) adalah kebutuhan yang paling mendasar


manusia. Misalnya : sandang, pangan dan papan.
2. Security of safety (kebutuhan keamanan) adalah kebutuhan rasa aman terhadap
jiwanya, bebas dari rasa was-was, bebas dari tekanan/ancaman.
3. Afiliation or acceptance adalah kebutuhan seseorang tergolong pada kelompok
tertentu untuk menjadi anggota suatu kelompok, baik kelompok kerja atau
kantor maupun kelompok masyarakat.
4. Esteem or status adalah kebutuhan akan penghargaan/pandangan masyarakat
prestasi dan pengakuan pihak lain.
5. Self actualisation adalah kebutuhan seseorang untuk menyatakan atau
menunjukkan potensi dirinya, kemampuan dirinya serta idenya.

Cara memberikan motivasi :


3
Karena pada dasarnya motif para bawahan menggabungkan diri pada duatu
perusahaan adalah motif pemuasan kebutuhan, maka di dalam memberikan
motivasi haruslah senantiasa memperhatikan kebutuhan tersebut. Beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk memotivasi karyawan antara lain :

1. Memberikan upah yang layak

Upah yang layak dapat menyebabkan peningkatan kepuasan seseorang


karyawan, sehingga gairahnya untuk bekerja juga meningkat. Tetapi harus juga
diingat, tidak selamanya peningkatan upah/gaji dapat meningkatkah gairah
kerja. Sampai batas tertentu, peningkatan upah justri bisa mengendurkan
semangat seseorang, karena ia sudah merasa cukup dengan penghasilannya,
walaupun bekerja dengan santai jam kerja tidak penuh. Akibatnya pemberian
gaji/upah yang lebih besar akan menyebabkan karyawan bekerja dengan jam
kerja lebih sedikit.

2. Pemberian insentif

Untuk mendapatkan hasil langsung, kepada karyawan juga dapat diberikan


insentif, yaitu pemberian penghasilan tambahan kepada karyawan-karyawan
yang telah memberikan prestasi sesuai dengan yang diharapkan, atau
pekerjaannya melebihi target.

3. Memperhatikan rasa harga diri

Upah dan insentif yang tinggi belum menjamin karyawan bisa senang, kalau
harga dirinya tidak mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Jadi perlu
diperhatikan, jangan sampai seorang karyawan merasa harga dirinya
diinjakinjak.

4. Memenuhi kebutuhan rohani

Kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan masalah keagamaan,


kepercayaan atau tradisi yang masih tertanam kuat di masyarakat dan dalam
hati karyawan haruslah mendapat perhatian. Bila kebutuhan-kebutuhan ini
tidak diperhatikan akan menyababkan karyawan kurang bergairah dalam
bekerja.

5. Memenuhi kebutuhan berpartisipasi

Seorang pekerja akan bekerja lebih semangat bila dia diikutsertakan dalam
setiap tahapan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu ia harus diberikan
kesempatan untuk ikut berpartisipasi, sehingga merasa dirinya dihargai.

4
Mempekerjakan seorang bawahan tidaklah baik bila semata-mata
mengandalkan sistem perintah.

6. Menempatkan pekerja pada tempat yang tepat

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
merupakan suatu motivasi yang sangat baik. Kesalahan dalam menempatkan
karyawan akan menyababkan kekeliruan-kekeliruan dalam pekerjaan, yang
pada akhirnya merugikan organisasi. Bila ada pekerjaan yang harus dikerjakan
secara kelompok, maka harus diusahakan agar orang-orang yang berada pada
satu kelompok harus bisa bekejasama. Karyawan yang kurang dapat
bekerjsama hendaknya dipindahkan ke bagian lain.

7. Menimbulkan rasa aman di masa depan

Untuk dapat menjamin rasa aman di masa depan (masa tua) perlu diadakan
program pensiun. Di samping itu bisa juga dengan cara memberikan
kesempatan pada karyawan untuk membeli saham pada perusahaan itu,
sehingga nantinya dia ikut memiliki perusahaan.

8. Memperbaiki lingkungan tempat bekerja


Lingkungan kerja yang nyaman, sejuk, bersih, indah dan rapi tentu lebih
mampu meningkatkan gairah kerja bila dibandingkan suasana kerja yang
sumpek, panas, berdebu, gelap dan sebagainya.

9. Memberikan kesempatan untuk maju


Pimpinan harus mampu mengamati siapa-siapa karyawan yang berprestasi,
menunjukka loyalitas agar dapat dinaikan pangkatnya atau ditempatkan pada
tempat yang lebih baik.

10. Menciptakan persaingan sehat

Dengan adanya persaingan yang sehat, akan mampu memacu karyawan


berlomba untuk lebih dari yang lainnya. Tetapi harus diperhatikan jangan
sampai persaingan yang diciptakan itu justri membawa akibat-akibat yang
negatif, hal mana akan menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar daripada
keuntungan yang didapat.

Motivasi mempunyai dua macam bentuk :

1. Motivasi posituf suatu dorongan yang bersifat positif artinya jika para
pegawai dapat menghasilkan prestasi di atas prestasi standar, maka
pegawai tersebut diberikan insentif berupa hadiah

5
2. Motivasi negatif, yaitu mendorong bawahan dengan ancaman hukuman
artinya jika prestasinya kurang dari prestasi standar akan dikenakan
hukuman, sedang jika prestasinya di atas standar tidak diberikan apa-
apa.

Walaupun setiap individu pegawai mempunyai keinginan yang berbedabeda,


namun ada kesamaan dalam kebutuhannya, yaitu setiap manusia ingin hidup dan
untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri.

Jadi setiap manusia/pegawai mengharapkan kompensasi/upah dan prestasi


yang diberikannya dan pegawai menginginkan perlakuan yang wajar dari
atasannya.

D. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk membangkitkan


kekuatan-kekuatan emosional maupun rasional pada pengikutnya. Sebenarnya
kepemimpinan perlu bersifat lebih emosional daripada intelektual atau rasional.

Setiap pemimpin harus melaksanakan semua fungsi manajemen, artinya


mempimpin semua sumber daya manusia dari sumber-sumber lainnya.

Pemimpin selalu membawa misi-misi tertentu dan berusaha untuk mencapai


tujuan itu. Karena itu setiap pemimpin harus merencanakan agar terbina kerjasama
yang harmonis antara unsur “eksternal dan internal perusahaan” supaya tujuannya
tercapai dengan baik. Seorang pemimpin harus memperhatikan dua hal yaitu
“internal environment” dan “eksternal environment”.

Internal environment adalah keseluruhan perusahaan yang meliputi


karyawan kegiatan produksi, administrasi, finansial, hubungan yang baik diantara
karyawan maupun diantara atasan dan bawahan.

Eksternal environment adalah hal-hal luar yang mempengaruhi perusahaan,


yaitu keadaan ekonomi, teknologi, dan kebijaksanaan pemerintah.
Pemimpin perusahaan harus menyadari bahwa tujuannya baru dapat dicapai
dengan baik, jika terjalin kerjasama yang baik antara internal dan eksternal
environment dan ini membutuhkan pendekatan sistem kerjasama sosial atau
“Cooperative social system approach”.

E. KOMUNIKASI (COMMUNICATION) DAN HUBUNGAN MANUSIA

6
(HUMAN RELATION)

Komunikasi merupakan hal penting dalam manajemen untuk


menyampaikan perintah, informasi dan berita serta laporan maupun dalam hal
menjalin hubungan antara seseorang dengan orang lain.

Hakekat komunikasi adalah agar ide, berita, informasi, pesan yang


dikomunikasikan itu dapat dimengerti dan ditafsirkan sama oleh orang lain
(receiver). Karena itu seseorang yang ingin berkomunikasi secara efektif hendaknya
belajar komunikasi.

Fungsi-fungsi komunikasi :

1. Instruktive : memberi instruksi, perintah dari atasan kepada bawahan.


2. Informative : menyampaikan informasi, berita.
3. Influencing : memberi saran, nasehat.
4. Evaluative : memberi laporan dari bawahan ke atasan.

Unsur-unsur komunikasi :

1. Giver : penyampai pesan, ide.


2. Message : informasi, ide yang disampaikan.
3. Cannel : alat yang dipakai berkomunikasi.
4. Receiver : penerima informasi.
5. Feedback : reaksi dari receiver.

Pemimpin dalam proses manajemen selalu memperalat komunikasi untuk


memerintah maupun untuk mengkoordinasi. Oleh karena itu peranan komunikasi
sangat menentukan berhasil tidaknya seorang manajer dalam kepemimpinannya.

7
Daftar pustaka

Agus Subardi, Manajemen Pengantar, Edisi Revisi, 2009, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Heidjrachman Ranupandojo, Dasar-Dasar Manajemen, 2006, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
HB Siswanto, Pengantar Manajemen, 2006, Bumi Aksara, Jakarta
Koontz H, C. O Donnel, Manajemen, 2008, Erlangga, Jakarta
Manullang, M, Dasar-Dasar Manajemen, 2006, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Siagian H, Manajemen Suatu Pengantar, 2006, Alumni Bandung
Terry George, Principle Of Management, Alih Bahasa : Winardi, 2006, Alumni,
Bandung.
Winardi, Dasar-Dasar Ilmu Manajemen, 2003, Alumni, Bandung

Anda mungkin juga menyukai