P312120005
Leadership
Metode-metode serta
Mempraktikan Memotivasi
Karyawan
Abstract Kompetensi
Menciptakan system leadership untuk Mahasiswa Mampu menjelaskan
mencapai keunggulan organisasi. tentang pengertian dan konsep
leadership.
09
Ekonomi dan Manajemen Tim Dosen Leadership
Bisnis
Pengertian
Pendahuluan
Maka untuk melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, pimpinan harus dapat
memperhatikan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki untuk mengantisipasi
kegagalan pekerjaan nantinya. Namun ketidak mampuan karyawan dalam melakukan
pekerjaan dengan baik hendaknya diberikan dorongan (motivasi) oleh pimpinan. Sebab
kegagalan pekerjaan karyawan dapat disebabkan adanya pengaruh lingkungan kerja seperti
pemberian motivasi, kepemimpinan, suasana kerja, kompensasi (imbalan) maka untuk itu
perhatian pada aspek tersebut perlu dikaji ulang dalam rangka meningkatkan prestasi kerja
karyawan.
Landasan Teori
Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran
organisasi, yang dikondisikan oleh individu. Meskipun secara umum, motivasi merujuk ke
upaya yang dilakukan guna mencapai setiap sasaran, di sini kita merujuk ke sasaran
organisasi karena fokus kita adalah perilaku yang berkaitan dengan sasaran organisasi yang
berkaitan degan kerja. Ada tiga unsur kunci dalam definisi itu: upaya, sasaran organiasi, dan
kebutuhan.
Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan
menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses-
proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi
kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
2. Mitchell (1982:81)
3. Gray
Motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi
seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi, dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Proses motivasi sebagai pengarah perilaku dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan
merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen (Sumantri, 2001).[2] Ketiga elemen
tersebut adalah: kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals). Ketiga elemen
itu saling mendukung dan saling mempengaruhi. Ketiga elemen tersebut bisa diuraikan
sebagai berikut:
3. Tujuan (goals). Suatu tujuan dari siklus motivasi adalah segala sesuatu yang akan
meredakan suatu kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi pencapaian suatu
tujuan cenderung akan memulihkan ketidakseimbangan menjadi keseimbangan yang
bersifat fisiologis dan psikologis.
Betapa pentingnya tujuan-tujuan dalam setiap diskusi mengenai motivasi, kiranya jelas.
Proses motivasional, seperti ditafsirkan oleh kebanyakan para teoritisi, diarahkan ke arah
pencapaian tujuan tertentu (goal-directed). Tujuan-tujuan atau hasil-hasil yang diupayakan
pencapaiannya oleh seseorang karyawan, dianggap sebagai kekuatan-kekuatan yang
menarik orang yang bersangkutan. Pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan, dapat
menyebabkan timbulnya penyusutan signifikan dalam kekurangan-kekurangan kebutuhan
(need deficiencies).
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu , misalanya dengan memberikan
2. Motivasi Negatif
Motivasi negativ merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa.
Misalnya menakut-nakuti bawahan dengan memberikan gambaran seolah-olah mereka
akan kehilangan jabatan, diturunkan pangkat , dipotong gajinya dan sebagainya.
Bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja ? Perbaikan kondisi kerja yang
menaikkan peluasan pekerja cenderung meningkatkan produktivitas (kinerja). Tetapi
hubungan itu tidak begitu kuat. ( korelasinya rata-rata hanya 0,14). Pekerjaan yang untuk
mengerjakannya memerlukan pengetahuan dan keterampilan dirasa bernilai oleh yang
mengerjakan, akan menghasilkan kepuasan. Sebaliknya jenis pekerjaan yang hanya
memerlu-kan pengetahuan dan keterampilan yang dinilai rendah tidak akan menghasilkan
kepuasan tetapi justru akan menghasilkan ketidak puasan.
- Faktor ekstrinsik
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
e. Tujuan Motivasi
Menurut Taufik (2002) secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan atau mencapai tujuan
tertentu.
Keberadaan karyawan tentunya menjadi salah satu poin penting ketika Anda
menjalankan sebuah usaha. Berbagai pekerjaan operasional maupun manajerial akan
terasa lebih ringan, dengan adanya dukungan dari para karyawan. Sebagai pelaku bisnis
yang didukung oleh para karyawan, sudah sepantasnya bila Anda terus membangun
hubungan baik antara karyawan dan perusahaan yang Anda pimpin. Karena bagaimanapun
juga, keberadaan mereka memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kesuksesan
bisnis yang Anda bangun. Pentingnya peran karyawan terhadap perkembangan usaha,
mendorong sebagian besar pemimpin perusahaan untuk selalu memotivasi para karyawan
agar bisa bekerja secara optimal. Sebab, semakin bagus performa yang diberikan para
karyawan, maka semakin besar pula peluang bagi sebuah bisnis untuk mencapai
kesuksesannya
Motivasi merupakan sebuah predisposisi untuk bertindak dengan cara yang khusus dan
terarah pada tujuan tertentu sekalipun rumusan tentang rumusan motivasi dibatasi hingga
purposif atau yang diarahkan pada tujuan (Winardi, 2001).
Langkah yang bisa digunakan para pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan
Terkadang menekuni sebuah pekerjaan yang sama setiap harinya, membuat sebagian
besar karyawan merasa jenuh dan bosan. Dampaknya, motivasi karyawan akan turun
sehingga mereka tidak bekerja secara optimal. Karena itu untuk mengembalikan motivasi
karyawan, perlu diadakan training khusus bagi para karyawan. Misalnya saja mengadakan
pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan kerja mereka, atau sekedar training
untuk membangun kembali motivasi karyawan yang mulai turun.
Tidak ada salahnya jika Anda memberikan reward khusus bagi karyawan yang berprestasi.
Bisa berupa bonus atau insentif, maupun berupa hadiah kecil yang bisa mewakili ucapan
terimakasih perusahaan atas prestasi para karyawan. Cara ini terbukti cukup efektif,
sehingga karyawan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi-prestasi berikutnya bagi
perusahaan.
Sebagai pemimpin perusahaan, Anda juga perlu melakukan pendekatan pada para
karyawan Anda. Bila perlu kenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing
Membangun kekeluargaan antara pihak karyawan dan pemilik usaha, menjadi langkah jitu
untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Dengan kekeluargaan yang kuat, mereka
akan ikut merasakan kepemilikan perusahaan tersebut. Sehingga loyalitasnya untuk
bersama-sama membesarkan perusahaan semakin meningkat. Adakan acara pertemuan
rutin setiap bulannya, yang bisa mengakrabkan semua karyawan di perusahaan Anda.
Lingkungan kerja yang hangat dan akrab, akan membuat karyawan merasa nyaman dalam
menjalankan pekerjaannya
Bagi perusahaan besar, karyawan adalah aset yang harus terus dikembangkan.
Tujuan pengembangan ini adalah meningkatkan produktivitas kerja, melakukan efisiensi,
memberikan kesempatan berkarier, atau menemukan potensi karyawan. Biasanya, atasan
langsung yang bertanggung jawab pada pengembangan tersebut. Masalahnya adalah
banyak atasan yang tidak tahu cara mengembangkan karyawan atau bawahannya.
Berikut 9 metode umum pengembangan karyawan yang bisa dilakukan mulai sekarang.
1. Pelatihan
Pelatihan merupakan program umum untuk mengembangkan tenaga kerja. Bentuknya bisa
pelatihan di dalam perusahaan (internal training) atau di luar perusahaan (external training).
Internal training yang jamak disebut juga in house training bisa menggunakan pelatih dari
perusahaan sendiri atau luar perusahaan.
2. Pendidikan
Pengembangan karier karyawan melalui pendidikan biasanya bersifat khusus. Ini ditujukan
untuk karyawan terbaik yang dianggap perlu mengembangkan pendidikannya karena
pendidikan sebelumnya belum cukup. Sebagai contoh, seorang karyawan lulusan D3
mendapat tugas kuliah S1 agar pengetahuan dan keterampilannya meningkat.
Seperti halnya pelatihan, magang kerja bisa dilakukan di dalam perusahaan atau di luar
perusahaan. Magang di dalam perusahaan biasanya lintas departemen dengan durasi satu
sampai tiga bulan.
4. Job enrichment
Pengembangan karyawan bisa juga dilakukan dengan job enrichment. Singkatnya, program
ini adalah penambahan tugas dan tanggung jawab di posisi yang sama.
Biasanya, karyawan yang dilibatkan dalam program job enrichment ini adalah karyawan
yang menonjol di antara karyawan lain. Meskipun demikian, ada juga perusahaan yang
melakukan job enrichment pada semua karyawan yang berada dalam satu tingkat (level)
demi memeratakan kesempatan berkembang pada mereka.
5. Benchmark
Benchmark atau terkadang disebut juga studi banding adalah mengevaluasi atau
membandingkan sesuatu dengan standar. Cara ini dilakukan bila sesuatu di perusahaan
tersebut perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan tambang yang hendak
membangun tanur peleburan baru, melakukan benchmark ke perusahaan tambang lain
yang memiliki pengalaman menggunakan tanur tersebut. Tentu saja, studi banding ini tidak
melulu terhadap peralatan, namun bisa juga pada apa pun yang menyangkut kepentingan
perusahaan. Beberapa di antaranya adalah: Keselamatan kerja, prosedur kerja baku, situasi
kerja, perjanjian kerja bersama antara perusahaan dengan karyawan
Uji kompetensi atau uji kemampuan dilakukan juga untuk mengembangkan karyawan. Uji ini
bisa dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri atau Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang
telah diakreditasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Uji kompetensi internal
biasanya berupa program tahunan yang dijalankan suatu departemen yang menjalankan
suatu standar internasional. Sebagai contoh, laboratorium yang menjalankan ISO/IEC
17025:2005 melakukan uji kompetensi tahunan terhadap analis sebagai bagian dari jaminan
mutu pengujian atau kalibrasi. Pada praktiknya, penyelia yang ditunjuk akan menguji analis
dalam hal pengujian atau pengoperasian alat. Sementara itu, uji kompetensi oleh LSP
setahap lebih maju karena sertifikat yang dikeluarkan untuk karyawan yang diuji kompetensi
akan diakui secara nasional. Kelemahannya adalah perlu biaya yang tidak sedikit untuk
melakukannya.
7. Rotasi kerja
Metode lain pengembangan karyawan adalah rotasi kerja. Metode ini bisa di satu
departemen atau antardepartemen dengan waktu mingguan atau bulanan. Tujuannya
antara lain menyiapkan karyawan yang akan mendapat promosi, memberikan tantangan
baru, atau menambah keterampilan karyawan. Sekadar contoh, seorang Manajer Mutu
sebuah laboratorium yang menerapkan ISO/IEC 17025:2005 dirotasi menjadi Manajer
Teknis. Hal yang sama terjadi pada Manajer Teknis yang ditugaskan menjadi Manajer Mutu.
8. Coaching
Coaching (bimbingan) bisa diberlakukan pada karyawan berkinerja baik atau berkinerja
buruk.
9. Promosi
Metode pengembangan yang terakhir adalah promosi. Selain menghargai kinerja bagus
karyawan, promosi ini bertujuan mengembangkan keterampilan karyawan dan
mempertahankan karyawan bertalenta dan berkinerja baik agar tidak mengundurkan diri
atau pindah ke perusahaan lain. Biasanya, promosi dilakukan bila ada posisi yang lowong,