MOTIVASI KERJA
Diajukan guna memenuhi mata kuliah psikologi industri dan organisasi
DISUSUN OLEH:
1. Didit
2. Fajar
3. Neneng miranti
4. Ria suhesti
5. Rido pangestu
6. Ramdhan fadhillah
7. Syafa suciaty suhendi 31219259
KELOMPOK 4
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam pengaplikasian materi Motivasi Kerja. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Motivasi adalah dorongan bagi diri kita sendiri sehingga kita melakukan
sesuatu. Dorongan yang kita dapat dapat bersumber dari mana saja, baik dari
diri kita sendiri atau dari orang lain atau hal-hal lain. Dorongan yang kita
sebut motivasi juga merupakan sumber energi dalam melakukan sesuatu
sehingga kita dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini
kegiatan yang kita lakukan bisa negatif atau positif meskipun motivasi kita
semua awalnya "baik".
Motivasi ada beberapa jenis, antara lain motivasi dalam melakukan
pekerjaan, motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi untuk berubah,
motivasi untuk mengembangkan diri, motivasi untuk membantu orang lain,
dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi akan menjadi topik utama. Itu karena
motivasi ini sangat umum di masyarakat. Setiap kegiatan di lingkungan kerja
kita selalu dihadapkan dengan kondisi mental yang relatif lemah dan pada saat
itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat membangkitkan
antusiasme kita lagi. Dalam kehidupan ini kita selalu ingin memotivasi diri
kita untuk menjadi lebih dari orang lain, tidak hanya di dunia kerja kita harus
termotivasi untuk menjadi lebih baik tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita
harus lebih termotivasi.
Motivasi memiliki peran strategis dalam aktivitas seseorang. Tidak ada
yang aktif tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan. Agar
peran motivasi menjadi lebih optimal, prinsip-prinsip motivasi tidak hanya
diketahui. Banyak kalimat lain digunakan untuk merujuk pada motivasi atau
motif, termasuk kebutuhan, dorongan, keinginan, dan dorongan. Dalam hal ini
kalimat akan digunakan motivasi, yang diartikan sebagai suatu kondisi /
kondisi dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang terkandung
dalam diri seseorang adalah kekuatan pendorong yang akan mewujudkan
suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan.
Motivasi adalah faktor pendorong manusia yang sangat penting. Tidak
hanya dalam kehidupan organisasi, tetapi dalam kehidupan manusia pada
umumnya. Motivasi sangat penting dalam kehidupan kita. Kita semua
berinteraksi dengan orang lain dengan melakukan saling pengaruh. Motivasi
adalah salah satu bagian yang dapat dilakukan dengan cara yang sederhana
hingga rumit, dan teknologi kini telah membuat perubahan pada manusia
dalam mempengaruhi orang lain.
Motivasi untuk asal kata Latin adalah Movere yang berarti dorongan atau
gerakan atau gerakan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada
sumber daya manusia pada umumnya dan bawahan pada khususnya. Motivasi
memperlakukan bagaimana mengarahkan kekuatan / potensi dan potensi
bawahan, agar dapat bekerja sama dengan baik dan berhasil mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Menurut Veithzal Rivai yang dinyatakan dalam bukunya (2013: 455),
"motivasi adalah sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi seseorang untuk
mencapai hal-hal spesifik sesuai dengan tujuan individu". Menurut Mathis
(2012: 89) "motivasi adalah bagian dari keinginan seseorang untuk membuat
orang itu ingin melakukan aktivitasnya". Menurut Merihot mengatakan (2012:
321), "motivasi adalah faktor yang mengarahkan dan mendorong sikap atau
harapan seseorang untuk melakukan sesuatu yang diungkapkan dalam bentuk
usaha keras".
Menurut Onong Uchyana Effendy (2012: 142) "motivasi adalah kegiatan
yang memberikan dukungan kepada seseorang atau dari diri sendiri yang
diinginkan untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi berarti
motivasi, kekuatan atau upaya dalam melakukan kegiatan". Menurut Silalahi
mengatakan (2013: 341) "motivasi adalah dorongan yang lahir dari dalam diri individu
sehingga perilaku yang terlahir dengan perilaku itu dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan hidupnya". Dengan demikian orang yang memberikan motivasi berarti
memberikan motif sebagai penggerak bagi orang untuk berusaha, untuk mencapai tujuan
organisasi. Atas dasar pendapat para ahli di atas, dapat dirumuskan bahwa motivasi
kerja adalah dorongan yang lahir dalam diri seseorang untuk mengambil tindakan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi bisa berupa nasib buruk atau non- finansial.
Ada beberapa tujuan dari pada motivasi yang dikemukakan oleh Suwatno
(2012:147) yaitu:”
1. Melakukan peningkatan moral dan kepuasan kerja.
2. Melakukan peningkatan produktivitas kerja.
3. Melakukan pertahanan kestabilan karyawan.
4. Melakukan peningkatan kedisiplinan karyawan.
5. Melakukan pemanfaatan pengadaan karyawan.
6. Membuat situasi dan kondisi hubungan kerja
7. Melakukan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
8. Memberikan kesejahteraan karyawan.
9. Meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugasnya.
10. Melakukan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku”.
Dari tujuan-tujuan motivasi diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting bagi karyawan dalam
mencapai tujuan perusahaan.
b. Motivasi Negatif
1) Motivasi Intrinsik
2) Motivasi Ekstrinsik
Model tradisional
Model hubungan manusia
Sumber:.Hasibuan (2012:147)
Penjelasan gambar 2.1, yaitu bahwa konsep model motivasi terdiri dari
model tradisional yang memberikan insentif, dan model hubungan manusia
dengan mempertimbangkan kebutuhan sosial karyawan, sedangkan model
sumber daya manusia dengan menawarkan tanggung jawab yang bertambah.
2. Rasa aman
Setelah mampu bertahan hidup dengan sandang dan pangan. Kemudian
seorang individu mulai memikirkan tingkatan rasa aman. Maslow menjelaskan
bahwa rasa aman ini adalah rasa aman secara batin maupun fisik.
Kebutuhan rasa aman ini misalnya adalah rasa aman dari penyakit, rasa
aman dari bahaya, rasa aman dari bencana alam, dan rasa aman dari tindakan
kriminal. Contoh nyatanya adalah seseorang yang sudah mampu membeli
asuransi kesehatan agar dirinya terjamin ketika dihadapkan dengan penyakit.
3. Kebutuhan sosial
Pada tingkatan ini, Maslow menjelaskan kenapa manusia bisa jatuh cinta.
Ia menjelaskan bahwa manusia mencari cinta dan kasih sayang dari orang lain
karena didasarkan pada kesepian, kesendirian, kecemasan, stres, sampai depresi
yang berlebihan.
Rasa cinta itu terbagi menjadi dua, yaitu Deficiency Love dan Being
Love. Deficiency love adalah rasa cinta yang disebabkan karena kekurangan,
yaitu menjadikan dirinya sebagai titik fokus, sedangkan Being Lovecenderung
tidak ada niat untuk memanfaatkan orang yang ia cintai. Selain soal percintaan,
tingkat tiga ini juga terkait dengan pergaulan dan pertemanan. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan ini, kebutuhan sebelumnya juga harus terpenuhi lebih dulu.
4. Kebutuhan penghargaan
Penghargaan dalam hal ini bukan selalu soal hadiah, tetapi soal harga diri.
Harga diri ini terbagi menjadi dua, yaitu menghargai diri sendiri dan penghargaan
dari orang lain. Menghargai diri sendiri ini berarti kepercayaan pada diri sendiri
untuk mencapai tujuannya sendiri demi kehormatannya sendiri.
Sedangkan penghargaan dari orang lain ini lebih ke arah pengakuan yang
didapatkan dari orang lain, seperti terkenal, peningkatan jabatan dalam pekerjaan,
serta mendapatkan pujian. Artinya, setiap individu yang bisa mencapai tingkatan
ini, maka akan muncul kebutuhan untuk dihormati, rasa ingin dipercaya oleh
orang lain, dan menstabilkan diri sendiri.
Kebutuhan ini umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan juga
pekerjaan. Ketika semakin tinggi tingkat pendidikan, maka rasa percaya diri
seorang individu juga akan semakin meningkat. Namun, jika tingkatan ini tidak
terpenuhi, justru akan menyebabkan rasa kecemasan dan stres.
5. Aktualisasi diri.
Aktualisasi diri ini adalah pemenuhan potensi dari dirinya sendiri, seperti
cita-cita, kematangan mental, keinginan, dan lain sebagainya. Maslow
menjelaskan bahwa aktualisasi diri ini adalah kebutuhan individu untuk
menentukan keinginan mereka sendiri.
Misalnya adalah ketika seseorang berhasil mendapatkan pekerjaan yang ia
inginkan, kemudian ia ingin terus mengembangkan kemampuannya.
2.8 Metode Motivasi
kegiatan belajar siswa. Angka atau nilai yang baik memiliki potensi besar
untuk memberikan motivasi kepada siswa lain. Tetapi dosen, harus
mewaspadai angka atau nilai bukan hasil belajar yang benar, hasil yang
bermakna, karena hasil belajar seperti itu menyentuh lebih banyak aspek
kognitif. Bisa jadi nilainya bertentangan dengan efektivitas belajar siswa.
Untuk alasan ini, dosen perlu memberikan nilai yang menyentuh aspek
efektif dan keterampilan yang ditunjukkan oleh siswa dengan mengamati
kehidupan siswa di Pendidikan Tinggi, tidak hanya berdasarkan hasil tes di
kampus, baik dalam bentuk formatif atau sumatif. Hadiah,
dalam dunia pendidikan, hadiah dapat digunakan sebagai alat untuk
memberikan motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada siswa berprestasi.
➢ Kompetisi, kompetisi adalah kompetisi, dapat digunakan sebagai alat
alat motivasi, bagi siswa yang menyadari seberapa besar nilai prestasi akan
meningkatkan intensitas pembelajaran mereka untuk mendapatkan prestasi
yang melebihi prestasi belajar yang diketahui sebelumnya. Prestasi belajar
yang rendah memungkinkan siswa untuk belajar keras untuk
meningkatkannya. Sikap seperti itu dapat terjadi jika siswa merasa
kehilangan untuk mendapatkan prestasi belajar yang tidak sesuai dengan
harapan.
➢ Puji Ujian, pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan
motivasi lat. Pujian adalah bentuk penguatan yang positif dan juga
merupakan motivasi yang baik. Dosen dapat memanfaatkan pujian untuk
memuji keberhasilan siswa dalam melakukan pekerjaan sekolah. Pujian
diberikan sesuai dengan hasil pekerjaan, tidak dibuat-buat atau
bertentangan dengan pekerjaan siswa
➢ Hukuman, meskipun hukuman adalah informasi negatif, tetapi jika
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan