Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 7

Resume
KEWIRAUSAHAAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
” KONSEP MOTIVASI DAN ETOS KERJA”

Dosen Pengampu
Dr. Yeni Karneli, M.Pd., Kons.

Oleh :
Ayu Putri Indrahma Pratiwi
21006005

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku
manusia, motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan,
pendukung atau kebutuhan-kebutuhan yang dapat membuat seseorang
bersemangat dan termotivasi untuk mengurangi serta memenuhi
dorongan diri sendiri. Menurut Siswanto (2005) motivasi dapat
diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energi, mendorong kegiatan (moves) dan mengarah atau
menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi
kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Kebutuhan tersebut
timbul akibat adanya berbagai hubungan. Kebutuhan dapat berwujud
fisik biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi yang lebih penting
adalah adanya kebutuhan (needs) yang bersifat sosial psikis, misalnya
penghargaan, pengakuan, keselamatan, perlindungan, keamanan,
jaminan sosial, dan sebagainya.
Jadi secara singkat motivasi diartikan sebagai bagian integral dan
hubungan perburuan dalam rangka proses pembinaan, pengembangan,
dan pengarahan sumber daya manusia. Menurut Sutrisno (2013)
motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali
diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu faktor yang
mendorong aktivitas tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi kerja
Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi
tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan
motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan.
Menurut Rivai & Sagala (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi yaitu:
a. Kemungkinan untuk berkembang.
b. Jenis pekerjaan.
c. Apakah mereka merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan
tempat mereka bekerja.
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Sutrisno (2013) faktor-
faktor motivasi dibedakan atas faktor internal dan faktor eksternal yang
berasal dari karyawan. Motivasi kerja adalah hasil dari kumpulan
kekuatan internal dan eksternal yang menyebabkan pekerja memilih
jalan bertindak yang sesuai dan menggunakan perilaku tertentu.
Idealnya, perilaku ini akan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Bahri & Nisa (2017) terdapat beberapa aspek yang
mempengaruhi motivasi kerja, yaitu:
a. Rasa aman dalam bekerja.
b. Mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif.
c. Lingkungan kerja yang menyenangkan.
d. Penghargaan atas prestasi kerja.
e. Perlakuan yang adil dari manajemen.
3. Pengembangan Motivasi Kerja
Menurut Razji et al. (2014) upaya pengembangan motivasi kerja
dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan diarahkan kepada faktor-
faktor yang berhubungan dengan kebutuhan karyawan, dan dengan
mengenali kebutuhan karyawan niscaya akan memacu kinerja karyawan,
yaitu:
a. Pemberian Tunjangan Penghasilan Tambahan
Pemberian motivasi karyawan yang dilakukan berdasarkan
eselon dapat memacu karyawan untuk menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik. Meskipun pemberian insentif sesuai eselon
ternyata berimplikasi terhadap kinerja karyawan. Para karyawan
merasa diperhatikan, karena itu dapat mendorong motivasi
karyawan untuk meningkatkan kinerja pegawai. Para karyawan di
lingkungan kerja lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja
karyawan karena insentif yang diberikan lembaga tergolong besar.
Dengan demikian motivasi kerja karyawan yang ditopang dengan
pemberian insentif para karyawan lebih bersemangat untuk
menjalankan tugas rutin.
b. Pemberian Fasilitas Kerja
Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan, dipakai,
ditempati, dan dinikmati oleh pegawai baik dalam hubungannya
langsung dengan pekerjaan maupun kelancaran pekerjaan. Fasilitas
ini dapat dibagi atas tiga golongan besar yaitu fasilitas alat kerja,
fasilitas perlengkapan kerja, dan fasilitas sosial. Fasilitas kerja
merupakan kewajiban untuk melengkapi karyawan dengan berbagai
perangkat atau alat dalam menunjang kegiatan, namun di sisi lain
hal ini dianggap dapat memotivasi pegawai dalam karyawan.
Fasilitas kerja dimaksud adalah segala sesuatu yang digunakan,
dipakai, ditempati, dan dinikmati oleh karyawan baik dalam
hubungannya langsung dengan pekerjaan maupun kelancaran
pekerjaan.
c. Penempatan Kerja Sesuai Kompetensi
Pengembangan motivasi kerja lainnya secara teoritis yang
dapat meningkatkan kegairahan kerja karyawan adalah penempatan
karyawan. Pentingnya menempatkan motivasi kerja karyawan
sebagai salah satu determinan penting dalam suatu organisasi
karena dalam proses kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan
dimaksud akan dapat diwujudkan apabila setiap anggota organisasi
memiliki sikap dan kemauan yang lebih besar untuk
menyumbangkan tenaganya demi kepentingan organisasi.
d. Kesempatan Mengikuti Pendidikan dan Latihan
Peningkatan efektivitas pelayanan akan dapat diwujudkan
jika karyawan mempunyai kapasitas atau kemampuan yang sesuai
dengan beban kerja yang dikerjakan. Parameter kemampuan kerja
karyawan antara lain ditentukan oleh tingkat pengetahuan,
ketrampilan, keahlian dan pengalaman kerja yang diperoleh
karyawan sejak mula bekerja.
B. Etos Kerja dalam Kewirausahaan
1. Pengertian Etos Kerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos adalah pandangan
hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Jadi, pengertian Etos Kerja
adalah semangat kerja yg menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang
atau suatu kelompok. Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti
sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap, tempat tinggal yang biasa,
kebiasaan, adat, watak, perasaan, serta persepsi terhadap nilai bekerja.
Etos Kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara
mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu
yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih
amal yang optimal (high performance) (Abidin & Prananta, 2022).
Etos sebagai sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang
dipancarkan dalam hidup. Pengertian etos kerja apabila dikaitkan
dengan agama maka dapat diartikan sebagai sikap diri yang mendasar
terhadap kerja. Sikap diri tersebut merupakan manifestasi dari
pendalaman agama yang mendorong upaya mencari yang terbaik dalam
suatu usaha. Lebih jelasnya etos kerja ini merupakan semangat kerja
yang dipengaruhi cara pandang seseorang terhadap pekerjaan yang
bersumber pada nilai-nilai agama yang dianutnya. Dengan demikian
etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar, maka pada
dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang
berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden (Ridwan, 2016).
2. Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
Semangat kerja digunakan untuk menggambarkan suasana
keseluruhan yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila
karyawan merasa bergairah, bahagia, optimis menggambarkan bahwa
karyawan tersebut mempunyai semangat kerja tinggi dan jika karyawan
suka membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak tenang maka karyawan
tersebut mempunyai semangat kerja rendah. Dengan kata lain bahwa
individu ataupun kelompok dapat bekerjasama secara menyeluruh.
Semangat kerja adalah sikap dari individu ataupun sekelompok orang
terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat mencurahkan
kemampuannya secara menyeluruh (Abidin & Prananta, 2022).
Menurut Sinamo (2005) dari ratusan teori sukses yang beredar di
masyarakat sekarang ini, Sinamo menyederhanakannya menjadi empat
pilar teori utama. Keempat pilar inilah yang sesungguhnya bertanggung
jawab menopang semua jenis dan sistem keberhasilan yang
berkelanjutan (sustainable success system) pada semua tingkatan.
Keempat elemen itu lalu diinstruksikan dalam sebuah konsep besar yang
disebutnya sebagai “catur dharma mahardika” (bahasa Sansekerta) yang
berarti “empat darma keberhasilan utama”, yaitu:
a. Mencetak prestasi dengan motivasi superior.
b. Membangun masa depan dengan kepemimpinan visoner.
c. Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif.
d. Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani.
3. Pengembangan Etos Kerja
Etos kerja merupakan perilaku positif dan pondasi dari motivasi
untuk menggerakkan seseorang yang berhubungan dengan sikap,
keyakinan dan prinsip. Etos kerja yang tinggi dari seorang wirausaha
antara lain, inilah yang membuat seorang pengusaha menjadi seorang
pemimpin yang dapat memaksimalkan kerjasama tim dengan baik.
Berikut beberapa pengembangan etos kerja yang baik, yaitu:
a. Memiliki motivasi internal dan eksternal yang tinggi
b. Punya arah dan tujuan ke depan
c. Moralitas yang tinggi dalam bekerja
d. Menghargai waktu
e. Pandai untuk berhemat
f. Tekun dan ulet
Menurut Ridwan (2016) untuk mencapai kualifikasi wirausaha
unggul maka SDM Perusahaan harus memiliki etos kerja unggul.
Berikut beberapa pengembangan 8 etos kerja unggulan, yaitu:
a. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar.
b. Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja
keras.
c. Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
d. Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup
bekerja tuntas.
e. Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
bekerja kreatif.
f. Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja
serius.
g. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
h. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup
bekerja unggul.
DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Z., & Prananta, A. W. (2022). Kajian Etos Kerja Islami Dalam
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Santri. Happiness, Journal of Psychology and
Islamic Science, 3(2). https://doi.org/10.30762/happiness.v3i2.357
Bahri, S., & Nisa, Y. C. (2017). Pengaruh Pengembangan Karir dan Motivasi Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Belawan). Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, 18(1), 9–15.
Razji, F., Djumadi, & Djumlani, A. (2014). Pengembangan Motivasi Pegawai
Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Sekretariat Daerah Kota Balikpapan.
Jurnal Administrative Reform, 2(3), 377–381.
Ridwan, I. R. (2016). Etos Kerja Dan Kegairahan Dalam Kehidupan Pembangunan
Ekonomi. Jurnal Geografi Gea, 6(1). https://doi.org/10.17509/gea.v6i1.1728.
Rivai, & Sagala, E. J. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk perusahaan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sinamo, J. (2005). Delapan Etos Kerja Profesional: Navigator Anda Menuju
Sukses. Bogor: Grafika Mardi Yuana.
Siswanto. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Anda mungkin juga menyukai