LANDASAN TEORI
2.1. Motivasi
mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan
sangat penting selain budaya organisasi, karena motivasi yang rendah dapat
mempengaruhi kinerja karyawan yang rendah pula. Motivasi perlu diketahui oleh
setiap pimpinan, setiap orang yang bekerja dengan bantuan orang lain
mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau
mendorong sesorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu
motivasi sering kali diartikan pula sebagai factor pendorong perilaku seseorang.
mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Rafiq, 2019)
8
9
2017)
mempunyai kaitan dengan suatu proses yang membangun dan memelihara perilaku
keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena setiap motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri pegawai yang terarah atau
Sedangkan menurut Gitosudarno motivasi untuk berkerja ini sangat penting bagi
tinggi rendahnya produktivitas perusahaan.tanpa adanya motivasi dari para karyawan
untuk berkerjasama bagi kepentingan perusahaan, maka tujuan yang telah ditetapkan
tidak akan pernah tercapai, sebaliknya, apabila mendapat motivasi yang tinggi dari
para karyawan, maka hal ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuannya (Sutrisno, 2017)
kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam
10
suatu cara yang diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific goal directed
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar
motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan
dari motifnya.
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan di pengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern
dibedakan atas dasar intern dan ekstern yang berasal dari karyawan.
1. Faktor Intern
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada sesorang antara
lain:
Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup di
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau
melakukan pekerjaan.
Seseorang mau berkerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh
orang lain, untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi, orang mau
mengeluarkan uangnya, untuk memperoleh uang itu pun ia harus bekerja keras.
Bila kita rinci, maka keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi hal-
hal.:
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motvasi kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan saran dan prasarana kerja yang disekitar
pekerjaan.
membimbing kerja para karyawan, agar dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa
mebuat kesalahan.
Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada
dirinya untuk perusahaan, kalua yang bersangkutan merasa ada jaminan karier yang
Status atau tanggung kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan setiap
Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang
1. Faktor intern
yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri misalnya dapat terlihat pada sering
merupakan gambaran adanya sesuatu yang tidak beres dalam organisasi, yaitu
hak-hak mereka dengan baik, tentu tidak timbul keresahan demikian yang bisa
menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu, organisasi harus
dapat menciptakan kepuasan kerja bagi pegawainya dengan tetap memberikan segala
2. Faktor ekstern
yang berasal dari luar karyawan juga dapat mempengaruhi motivasi. Faktor
lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di
pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan kerja tersebut meliputi tempa bekerja,
fasilitas, dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, termasuk juga hubungan kerja antara
1. Prinsip partisipasi
yaitu dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
2. Prinsip komunikasi
pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya
pencapaian tujuan.
bawahan.
faktor kualitas manajemen kinerja memberi pengaruh sebagai friven force (kekuatan
pendorong) yang mampu memberikan percepatan ke arah sana. Kualitas kinerja yang
baik tidak dapat diperoleh dengan hanya membalik telapak tangan namun itu juga
harus dilakukan dengan kerja keras dan kedisplinan yang tinggi, baik secara jangka
pekerjaan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut dan tentang apa yang dikerjakan
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
Selanjutnya menurut (Rafiq, 2019) Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor
penting dalam kemajuan suatu perusahaan. Kinerja karyawan menjadi sangat penting
karena penurunan kinerja baik individu maupun kelompok dalam suatu perusahaan
dapat memberi dampak yang berarti dalam suatu perusahaan. Sehingga dalam hal ini
seorang manajer memiliki tugas yang cukup berat di mana dia harus selalu berusaha
meningkatkan kinerjanya dan memberi motivasi bagi bawahannya agar dapat
meningkatkan kinerja mereka untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangkan menurut Prawirosentono kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan
etika. Kinerja individu akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara
komprehensif.(Rafiq, 2019)
individu akan memberikan kontribusi pada kinerja organisasi, artinya bahwa perilaku
anggota organisasi baik secara individu maupun kelompok memberikan kekuatan
atas kinerja organisasi sebab motivasinya akan memengaruhi pada kinerja organisasi.
(Suardhita, 2017)
Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi
2017)
Selanjutnya menurut (Widiyanti & Fitriani, 2017) Kinerja adalah istilah yang
populer di dalam manajemen, yang mana istilah kinerja didefinisikan dengan istilah
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
Menurut (Larasti, 2018) kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai
mereka dengan indicator (Widiyanti & Fitriani, 2017) kuantitas hasil kerja,kualitas
penilaian kinerja
Sedangkan menurut (fahmi irham, 2018) kinerja adalah hasil yang diperoleh
oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifa profit oriented dan non profit
kinerja merupakan hasil pekerjasn yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
irham, 2018)
18
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
karyawan adalah proses hasil akhir pekerjaan seseorang atau sekelompok karyawan
disuatu kantor
manajemen kinerja yang berkualitas dan professional maka perlu kita pahami apa
3. Menujukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka sebegai individu.
penilaian kinerja.
untuk:
1. mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisen melalui pemotivasia karyawan
secara maksimum.
seperti yang diingingkan baik oleh karyawan itu sendiri ataupun organisasi. Banyak
kendala yang mempengaruhi kinerja baik kinerja organisasi maupun kinerja individu.
Ada baiknya seorang pemimpin harus terlebih dahulu mengkaji faktor-faktor yang
Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh seseoran dalam melakukan
suatu pekerjaan.
2. Pengetahuan
tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan yang baik, demikian
sebaliknya.
3. Rancangan Kerja
mencapai tujuannya. Artinya jika suatu pekerjaan memiliki rancangan yang baik,
4. Kepribadian
Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki seseorang. Setiap orang
5. Motivasi kerja
6. Kepemimpinan
21
dan memerintah bawahannya untuk menggerjakan sesuatu tugas dan tanggung jawab
yang diberikannya.
7. Gaya kepemimpinan
memerintahkan bawahannya, sebagai contoh gaya atau sikap seorang pemimpin yang
8. Budaya organisasi
9. Kepuasan kerja
Merupakan perasaan senang dan gembira, atau perasaan suka seseorang sebelum dan
11. Loyalitas.
Merupakan kesetian karyawan untuk tetap bekerja dan membela perusahaan dimana
tempat kerjanya.
12. Komitmen
sungguh.
dengan rpendidikan yang memadai untuk jabatannya maka akan lebih mudah
yaitu motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan pegawai terhadap situasi kerja
meliputi hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola
1. Hasil kerja dicapai secara individual atau secara insitusi, yang berarti kinerja tersebut
2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung
jawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk
secara individua tau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti
aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan
Terdapat banyak kriteria yang harus diberikan dalam komponen kinerja. Setiap
kriteria memiliki bobot nilai masing-masing tentu saja bisa sama bisa tidak. Kemudian
seluruh kriteria ini dijumlahkan sehingga menghasilkan nilai keselurah (total) penilaian
terhadap seseorang.untuk menentukan hasil kinerja karyawan dapat dilakukan dengan cara
berikut:
1. Absensi
Merupakan butkti keberadaan atau bukti kehadiran karyawan pada saat masuk kerja
2. Kejujuran
3. Tanggung Jawab
Merupakan unsur yang cukup penting terhadap kinerja seseorang. Artinya karyawan
5. Loyalitas
24
6. Kepatuhan
perusahaan.
7. Kerjasama
Merupakan saling membantu diantara karyawan bai kantar bagian atau dengan
bagian lain.
8. Kepemimpinan
9. Prakarsa
Dari sekian banyak komponen penilaian kinerja diatas tidak seluruh apek dijadikan
sebagai patokan. Artinya banyaknya aspek yang dijadikan penilaian tergantung dari
2.2 Hipotesis
H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara motivasi terhadap kineja karyawan pada
H1: Ada pengaruh signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan pada PDAM
Table II 1
Kisi – Kisi Operasional Variabel Motivasi (X)
Table II 2
Kisi – Kisi Operasional Variabel Kinerja Karyawan (Y)
1. Uji Validitas
Menurut Sujianto (2009:96), Validitas bertujuan untuk menguji apakah tiap item atau
instrumen benar- benar mampu mengungkap faktor yang akan diukur atau konsisten
internal tiap item alat ukur alat ukur dalam mengukur suatu faktor. Metode yang
sering digunakan untuk memberikan penilaian dengan skor total, sehingga sering
disebut dengan inter-item total correlation. Nilai korelasi yang diperoleh lalu
dibandingkan dengan tabel nilai korelasi (r). Jika hitung > r tabel pada taraf
kepercayaan tertentu, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas.(Kartika
& Suci, 2016)
28
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Uji
pengukuran.
Table II 3
Skala Alpha Cranbach’s Nilai Alpha
Nilai Alpha Keterangan Cranbach’s
0,00 - 0,20 Kurang reliabel
3. Populasi
semua elemen yan terdapat dalam wilayah penelitiannya, maka penelitian tersebut
4. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
yang digunakan untuk penelitian yang nanti kesimpulan dari penelitian tersebut
Menurut (Sugiyono, 2016), Salah satu dari teknik pengambilan sampel yaitu
dengan sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
Menurut (Sugiyono, 2016) Sampel Jenuh adalah Teknik penentuan sampel bila
semua angggota populasi digunakan sebagai sempel hal ini sering dlakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau peneliti yang ingin membuat
5. Skala Likert
untuk menentukan Panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.
pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Seperti dijelaskan dalam tabel
II.4
30
Table II 4
Skala Likert
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Arah
mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data
kedua variabel berbentuk interval atau ratio dan sumber data dari variabel atau lebih
tersebut adalah sama. Dan untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemkan kuat atau tidak, maka dapat berpedoman pada ketentuan
sebagai berikut :
31
Table II 5
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Tingkat Hubungan
0,00- 0,199 Sangat Rendah
0,20- 0,399 Rendah
0,40- 0,599 Sedang
0,60- 0,799 Kuat
0,80- 1,000 Sangat Kuat
Sumber : (Sugiyono, 2016)
n∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy =
√ ¿¿ ¿
Keterangan :
n = jumlah subjek
KD=(r ¿¿ 2) x 100 % ¿
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
(memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) di ketahui. Regresi
sederhana dapat di analisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan
sebab akibat (kausal) kausal variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Karena
ada perbedaan yang mendasar dari uji korelasi dan uji regresi.
Rumus: Y = a + bX
Keterangan:
b = Koefisien regresi
dan dinaik turunkan.Selain itu, harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :
n .∑ XY −∑ X . ∑Y ∑Y −b . ∑ X
b= a=
2
n .∑ X −(∑ X )2
n
Keterangan :
N : Jumlah sampel
DAFTAR PUSTAKA
Erri, D., & Fajrin, A. N. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/view/3228
Kartika, Y., & Suci, N. U. (2016). Disiplin Kerja Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Pada PT. Megah Bangun Baja Semesta Jakarta. Jurnal Administrasi Kantor
binainsani.ac.id/index.php/JAKBI/article/view/185
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta/article/view/2551/2031
ROSDA KARYA.
Mitra Utama Grafika. Widya Cipta - Jurnal Sekretari Dan Manajemen Akademi
Rafiq, A. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Yayasan Dompet Dhuafa Jakarta. Widya Cipta - Jurnal Sekretari Dan
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta/article/view/1545
Widiyanti, W., & Fitriani, D. (2017). Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada
132–138.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/view/2483