Motivasi kerja adalah keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang atau
individu karena terinspirasi, tersemangati, dan terdorong untuk melakukan
aktivitas atau pekerjaan dengan keikhlasan, senang hati dan sungguh-
sungguh sehingga hasil dari aktivitas yang dia lakukan mendapat hasil yang
baik dan berkualitas (Afandi, 2018, hlm. 23).
Selanjutnya, menurut Soroso (dalam Fahmi, 2018, hlm. 107) motivasi adalah
suatu set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi
seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan pada tujuan
spesifik tertentu (specific goal/directed way). Disebut perilaku karena
seseorang yang termotivasi hanya dapat diamati secara langsung dari
tingkah lakunya. Proses mental konasi seseorang akan mencoba
memunculkan suatu sikap melalui jalan tertentu yang dalam konteks ini
adalah karena memiliki motif, setelah konasi memproses motif tersebut
maka muncullah sikap termotivasi yang selanjutnya akan ditunjukkan pada
perilaku nyata yang termotivasi.
Sedangkan Menurut Sumardjo & Priansa (2018, hlm. 202) motivasi kerja
adalah prilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi pegawai untuk
menunjukkan intensitas individu, arah, dan ketekunan sebagai upaya
mencapai tujuan organisasi. Artinya, motivasi tidak hanya dapat datang dari
diri individu saja, melainkan terdapat faktor dari luar yang mampu
merangsangnya pula. Seperti yang diungkapkan oleh Winardi (2018, hlm. 2)
bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses baik internal maupun
eksternal bagi seorang individu sehingga menimbulkan sikap antusiasme
dan semangat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu sikap mental yang
tercipta baik dari dalam diri sendiri maupun faktor eksternal yang membuat
seseorang berprilaku antusias, tekun, dan ikhlas untuk melakukan suatu
kegiatan seperti pekerjaan dengan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan
spesifik atau tujuan organisasi pada umumnya.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
1. Prinsip mengikutsertakan,
yaitu mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi, memberikan
kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam
proses pengambilan keputusan.
2. Prinsip komunikasi,
yaitu menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin
dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi.
3. Prinsip pengakuan,
yaitu memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta
wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
4. Prinsip wewenang,
yang didelegasikan adalah mendelegasikan sebagian wewenang serta
kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas
dan menjalankan tugas-tugas atasan atau manajer.
5. Prinsip perhatian,
timbal balik yaitu memotivasi bawahan dengan mengemukakan
keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.
Sementara itu menurut Afandi (2018, hlm. 25) terdapat beberapa prinsip
untuk memotivasi kerja karyawan yang di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan
ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil di
dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang dinginkan
pegawai atau karyawan sehingga dapat memotivasi para pegawai
bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh pemimpin.
1. Prestasi (Achievement)
Kebutuhan akan prestasi akan mendorong seseorang untuk
mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan
serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang
optimal.
2. Pengakuan (Recognition)
Pengakuan artinya karyawan memperoleh pengakuan dari pihak
perusahaan bahwa ia adalah orang yang berprestasi dan diberi
penghargaan. Pengakuan dapat diperoleh melalui kemampuan dan
prestasi sehingga terjadi peningkatan status individu.
3. Pekerjaan itu sendiri (The work it self)
Untuk mencapai hasil karya yang baik, diperlukan orang-orang yang
memiliki kemampuan yang tepat. Ini berarti bahwa diperlukan suatu
program seleksi yang sehat dalam merekrut karyawan sesuai pada
kemampuannya.
4. Tanggung jawab (Responsibility)
Tanggung jawab adalah keterlibatan individu dalam usaha-usaha di
setiap pekerjaan, seperti kesanggupan dan penguasaan diri sendiri
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
5. Kemajuan (Advancement)
Untuk meningkatkan hasil kinerja karyawan maka pemimpin perlu
memberikan pelatihan kepada karyawan agar karyawan terus
berinisiatif untuk mengembangkan wawasannya dalam bekerja dan
bertanggung jawab atas pekerjaannya.
6. Pengembangan potensi individu (The possibility of growth)
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Sementara itu, Afandi (2018, hlm. 29) membagi indikator pada dimensi
pengukuran masing-masing yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Balas jasa
Segala sesuatu yang berbentuk barang, jasa, dan uang yang
merupakan kompensasi yang diterima karyawan karena jasanya yang
dilibatkan pada organisasi, seperti: a) Pemberian hadiah atau reward;
b) Promosi jabatan.
2. Kondisi kerja
Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang
menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja di dalam
lingkungan tersebut. Kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan
mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan
baik, seperti: a) Lingkungan kerja yang menyenangkan; b) Lingkungan
kerja yang nyaman, aman, dan bersih.
3. Fasilitas kerja
Segala sesuatu yang terdapat dalam organisasi yang ditempati dan
dinikmati oleh karyawan, baik dalam hubungan langsung dengan
pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan, seperti: a) Sarana
yang memadai; b) Prasarana yang memadai.
4. Prestasi kerja
Hasil yang dicapai atau yang diinginkan oleh semua orang dalam
bekerja. Untuk tiap-tiap orang tidaklah sama ukurannya karena
manusia itu satu sama lain berbeda, seperti: a) Hasil kerja yang
maksimal; b) Pencapaian tugas yang ditargetkan.
5. Pengakuan dari atasan
Pernyataan yang diberikan dari atasan apakah karyawannya sudah
menerapkan akan motivasi yang telah diberikan atau tidak, seperti: a)
Pujian atas keberhasilan karyawan; b) Penilaian prestasi kerja
karyawan.
Edwin B. Filippo
1. Penilaian secara kebetulan
o Tidak sistematis
o Metode tradisional yang sistematis
Ranking
Person to person comparison
Grading
Graphic scale
Checklist
Forced choice description
Behaviorally anchored rating scales
Expectation scale(BES)
Observationscale
Uraian
2. Manajemen berdasarkan sasaran (MBO)
Werther dan Davis
1. Post Oriented Appraisal Method
o Rating scale
o Checklist
o Forced choicemethod
o Critical incidentmethod
oBehaviorallyanchored ratingscales (BARS)
oField review method
oPerformance tests and observations
2. Comparative Evaluation Approaches
o Ranking method
o Forced distribution
o Point allocation method
o Paired comparison
3. Future OrientedAppraisals
o Self approach
o MBO approach
o Psychological appraisals
o Assesment centre
Gary Dessler
1. Graphic Rating ScaleMethod
2. Alternation Ranking Method
3. Paired Comparison Method
4. Forced Distribution Method
5. Critical Incident Method
6. Narrative Forms
7. Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS)
8. MBO Approach
Dilakukan sewaktu-waktu,
Tidak terprogram, dan
Diadakan pada saat terjadi kekosongan jabatan, serta
Tidak konsisten
Contohnya, saat ada jabatan kosong dalam organisasi kemudian dilakukan
penilaian seketika terhadap para karyawan yang kelihatannya dapat mengisi
jabatan tersebut.
Adapun manfaat terpenting dari metode penilaian kinerja ini adalah sebagai
berikut:
Contoh:
Pada akhirnya, akan ada sebuah skala dari setiap faktor yang dijadikan
pembanding.
Disini yang dibandingkan hanya pegawai dengan orang-orang penting saja dalam
setiap faktornya.
Penilai di sini hanya memberikan jawaban dalam bentuk ya atau tidak, sehingga
tidak memiliki bobot.
Pernyataan Ya Tidak
………
Sering masuk tidak tepat pada waktunya ……….
.
………
Sering mengeluh ……….
.
………
Sering melawan perintah, dst ……….
.
Perlu diperhatikan bahwa seluruh pertanyaan harus dinyatakan dalam jenis yang
sama.
Misalnya, jika satu pertanyaan dinyatakan dalam kalimat negatif, maka semuanya
harus negatif.
Model checklist ini juga dapat diberikan bobot yang diperoleh karyawan, sebagai
contohnya:
Bobo
Pernyataan Check
t
(6,5) Pegawai mau kerja lembur jika diminta ……….
(4,0) Pegawai bisa bekerja sama dengan sesamanya ……….
(5,5) Pegawai selalu mempunyai rencana ……….
Pegawai suka mendengar nasihat namun jarang
(3,5) ……….
mematuhinya
8. Forced Choice Description
Dalam metode penilaian kinerja karyawan yang paling bagus dan efektif yang satu
ini, penilai diminta untuk memilih satu pernyataan yang paling sesuai dengan sifat
orang yang dinilai.
Artinya ia dipaksa untuk memilih yang lebih melukiskan orang yang dinilai.
Tujuan metode ini adalah mengurangi beberapa subyektivitas dan bias dari
pendekatan-pendekatan alat ukur lainnya.
Jadi di sini supervisor akan menilai performa karyawan sesuai standar dan
menyajikan contoh-contoh kritis dan rencana perbaikan yang difokuskan pada
pemecahan masalah.
Tujuannya adalah agar memperoleh umpan balik terhadap upaya-upaya yang telah
dilakukan kepada pegawai.
Namun kembali lagi bahwa tidak ada satu teknik yang sempurna, masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Gunakan Metode
Dengan demikian diperoleh feedback langsung.
Penilaian Kinerja Karyawan Yang Bagus Dan Efektif Sesuai
dengan Kebutuhan
Seperti telah dijabarkan di atas, sangat banyak metode penilaian kinerja karyawan
yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan dalam perusahaan Anda.
Selain itu, Mekari Talenta juga dilengkapi fitur Attendance Management yang akan
mempermudah HR mengelola absensi karyawan baik ketika WFH atau WFO.
Fitur-fitur yang disediakan Talenta juga dilengkapi dengan detail-detail sehingga
memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaan.
Misalnya, pada fitur payroll, komponen seperti bonus, tunjangan, pajak, insentif,
dan lain-lain ditambahkan otomatis.
Dengan adanya fitur-fitur ini maka tentu saja pengelolaan sumber daya di dalam
perusahaan jauh lebih baik dan lebih optimal
Referensi