TINJAUAN PUSTAKA
1
menjelaskan kekuatan, arah dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk
mencapai tujuan”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diketahui bahwa motivasi
merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang atau karyawan untuk bekerja
seoptimal mungkin demi tercapainya tujuan organisasi sekaligus terpenuhinya
kebutuhan karyawan.
2
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alatdan bahan baku.
a. Asas Mengikutsertakan
Asas mengikutsertakan maksudnya mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan
ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara
ini, bawahan merasa ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
perusahaan sehingga moral dan gairah kerjanya akan meningkat.
b. Asas Komunikasi
Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas
tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang
3
dihadapi. Dengan asas komunikasi, motivasi kerja bawahan akan
meningkat. Sebab semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal,
semakin besar pula minat dan perhatiannya terhadap hal tersebut. Jika
seorang pemimpin secara nyata berikhtiar untuk senantiasa memberikan
informasi kepada bawahannya, ia akan berkata, “saya rasa Saudara orang
penting, saya hendak memastikan bahwa Saudara mengetahui apa yang
sedang terjadi”. Dengan cara ini, bawahan akan merasa dihargai dan akan
lebih giat bekerja.
c. Asas Pengakuan
Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan dan
pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang
dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika mereka
terus-menerus mendapat pengakuan dan kepuasan dari usaha-usahanya.
Dalam memberikan pengakuan/pujian kepada bawahan hendaknya
dijelaskan bahwa dia patut menerima penghargaan itu, karena prestasi
kerja atau jasa-jasa yang diberikannya. Pengakuan dan pujian harus
diberikan dengan ikhlas di hadapan umum supaya pengakuan/pujian itu
semakin besar.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Yang dimaksud asas wewenang yang didelegasikan adalah
mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk
mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas
atasan atau manajer. Dalam pendelegasian ini, manajer harus meyakinkan
bawahan bahwa karyawan mampu dan dipercaya dapat menyelesaikan
tugas-tugas itu dengan baik. Misalnya dengan mengatakan, “ini suatu
pekerjaan, Saudara dapat mengambil keputusan sendiri bagaimana harus
melakukannya”. Dengan tindakan ini manajer menyatakan secara jelas
bahwa bawahan itu cakap dan penting. Asas ini akan memotivasi
moral/gairah bekerja bawahan sehingga semakin tinggi antusias.
e. Asa Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan
mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping berusaha
4
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari
perusahaan.
Misalnya, manajer minta supaya karyawan meningkatkan prestasi
kerjanya sehingga perusahaan memperoleh laba yang lebih banyak.
Apabila laba semakin banyak, balas jasa mereka akan dinaikan. Jadi ada
perhatian timbal balik untuk memenuhi keinginan semua pihak. Dengan
asas motivasi ini diharapkan prestasi kerja karyawan akan meningkat.
5
orang memilih suatu tindakan dan terjadilah prilaku yang diarahkan untuk
mencapai tujuan. Sesudah lewat beberapa waktu, para manajer menilai prestasi
kerja tersebut, evaluasi mengakibatkan beberapa jenis ganjaran dan hukuman
(reward and punishment).
Kemudian, hasil dipertimbangkan oleh orang tersebut dan kebutuhan yang
tidak terpenuhi dinilai kembali. Selanjutnya, ini menggerakan proses dan pola
lingkaran untuk dimulai lagi. Pola yang lebih lengkap dan terpadu dapat
dikembangkan dengan menggunakan model lingkaran sebagai dasarnya. Sejumlah
faktor, seperti usaha dan kemampuan yang sangat penting untuk memahami
proses motivasi, tidak disajikan dalam gambar diatas, tetapi faktor-faktor itu harus
dimasukkan kedalam pola motivasi yang lengkap.
Usaha atau (effort) adalah tenaga yang dikeluarkan orang pada waktu
melakukan pekrjaan. Kemampuan (ability) menunjukan kecakapan orang, seperti
kecerdasan dan keterampilan. Jumlah usaha yang dikerahkan berhubungan dengan
tingkat kemampuan. Seseorang karyawan yang tidak memiliki kemampuan untuk
menganalisis persoalan mungkin sekali tidak akan berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk memecahkan permasalahan untuk mencari jalan keluar.
Variabel keorganisasian juga mempengaruhi proses motivasi, pola
pekerjaan, rentang kendali, gaya kepemimpinan, dan afiliasi kelompok dari orang
itu, serta teknologi juga adalah variabel yang ikut mempengaruhi motivasi.
Prilaku dan prestasi individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ini
(Tampubolon, 2012:87).
7
kebutuhan yang dibawahnya telah terpenuhi. Adapun hierarki kebutuhan menurut
Maslow adalah sebagai berikut:
8
Teori Herzberg ini sebenarnya mematahkan anggapan sementara pimpinan
atau manajer bahwa persoalan-persoalan semangat kerja para karyawan itu dapat
diatasi dengan pemberian upah dan gaji yang tinggi, insentif yang besar, dan
memperbaiki kondisi tempat kerja. Pemecahan ini tidak banyak menguntungkan,
karena hal-hal tersebut tidak memotivasi karyawan. Itulah sebabnya Herzberg
menawarkan suatu pemecahan bahwa faktor higeinis seperti misalnya upah dan
gaji, honorarium, kondisi tempat kerja, hubungan antara bawahan dan
pengawasanya, dan kebijaksanaan administrasi organisasi, tidak bisa
membangkitkan semangat kerja karyawan. Kalau hanya memberikan kosentrasi
pemecahan masalah-masalah samangat kerja para karyawan faktor-faktor tesebut
tidak banyak menolong manajemen.
Adapun yang dapat membangkitkan semangat kerja seperti dikatakan di
atas menurut Herzberg ialah motivator. Faktor ini terdiri dari faktor keberhasilan,
penghargaan, faktor pekerjaanya sendiri, rasa tanggungjawab dan faktor
peningkatan Thoha (2015:231).
10
kapasitas pribadinya sendiri. Pemimpin tidak boleh sewenang- wenang
memperlakukan pegawai karena mereka perlu dihormati, diberi penghargaan
terhadap prestasi kerjanya. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk
mengembangkan diri dan potensi, mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian,
kritik dan berprestasi. Dalam hubungannya dengan kebutuhan ini, pemimpin perlu
memberikan kesempatan kepada pegawai bawahan agar mereka dapat
mengaktualisasikan diri secara baik dan wajar di perusahaan (Mangkunegara,
2010). “Kebutuhan aktualisasi diri berupa kebutuhan- kebutuhan individu untuk
merealisasikan potensi yang ada pada dirinya, untuk mencapai pengembangan diri
secara berkelanjutan, untuk menjadi kreatif” ( Noor, 2013: 235).
11
Menurut teori ERG, dapat saja makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan
tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskanya. Aspek frustasi-regresi
teori ERG memiliki efek tambahan pada motivasi kerja. Misalnya jika seorang
manusia tidak diberi kesempatan pertumbuhan dan kemajuan dalam sebuah
organisasi, ia mungkin kembali untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi, jika
lingkungan atau keadaan tidak memungkinkan, ia mungkin kembali ke kebutuhan
akan uang untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi (Ivancevich, Konopaske, &
Matteson, 2008).
Teori ini dianggap lebih mendekati keadaan yang sebenarnya berdasarkan
fakta- fakta empiris. Perbedaannya antara teori ERG dan Maslow needs hierarchy
theory adalah:
1. Teori ERG, menyatakan bahwa lebih dari satu kebutuhan yang dapat
bekerja pada saat bersamaan, artinya tidak seelalu harus bertingkat-tingkat
seperti yang dikemukakan oleh Maslow.
2. Teori ERG, menyatakan bahwa jika untuk mencapai pemuasan kebutuhan
yang lebih tinggi sulit dicapai keinginan untuk memuaskan kebutuhan
yang lebih rendah menjadi meningkat.
12
2.7.4 Teori Motivasi Berprestasi David McClelland (Achievement Theory)
Teori yang dikemukakan McClelland dalam Thoha (2015: 235) ini dikenal
dengan Three Needs Theory, yang mengatakan bahwa ada tiga hal yang dapat
memotivasi seseorang yaitu:
1. Kebutuhan akan prestasi (Need for achievement). Merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat berkerja seseorang dan akan
mendorong seseorang untuk pengembangan kreativitas dan menggerahkan
semua kemampuan serta energi yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja
yang maksimal.
2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), menjadi daya penggerak
yang akanmemotivasi semangat bekerja seseorang karena setiap orang
menginginkan hal-hal berikut:
a. kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia
tinggal dan bekerja (sense of belonging).
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa
dirinya penting (sense of importance).
c. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participantion)
3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Merupakan daya penggerak
yang memotivasi gairah kerja karyawan serta menggerahkan semua
kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik.
1) Faktor Intern
14
harmonis dan kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, dan perusahaan
tempat bekerja dihargai oleh masyarakat
e. Keinginan untuk berkuasa
2) Faktor Ekstern
15
memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan
untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik. Adapun
kompensasi yang kurang memadai akan membuat mereka kurang tertarik
untuk bekerja keras, dan memungkinkan mereka bekerja tidak tenang, dari
sini jelas bahwa besar kecilnya kompensasi sangat memengaruhi motivasi
kerja para karyawan.
c. Supervisi yang baik
Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan
pengarahan, membimbing kerja para karyawan, agar dapat melaksanakan
kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan. Supervisor yang angkuh,
mau benar sendiri, tidak mau mendengar keluhan para karyawan, akan
menciptakan situasi kerja yang tidak mengenakkan, dan dapat menurunkan
semangat kerja.
d. Adanya jaminan pekerjaan
Adanya jaminan karir yang jelas dalam suatu pekerjaan, akan
membuat pekerja tersebut bekerja seoptimal mungkin. Mereka bekerja
bukan untuk hari ini saja, akan tetapi mereka berharap akan bekerja
sampai tua cukup dalam satu perusahaan saja. Hal ini akan dapat terwujud
bila perusahaan dapat memberikan jaminan karir untuk masa depan, baik
jaminan akan adanya promosi jabatan, pangkat, maupun jaminan
pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Sebaliknya,
orang- orang akan lari meninggalkan perusahaan bila jaminan karir ini
kurang jelas dan kurang diinformasikan kepada mereka.
e. Status dan tanggung jawab
Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan
setiap karyawan dalam bekerja. Mereka bukan hanya mengharapkan
kompensasi semata, tetapi pada satu masa mereka juga berharap akan
dapat kesempatan menduduki jabatan dalam suatu perusahaan. Adanya
jabatan yang diberikan, membuat orang tersebut merasa dirinya akan
dipercaya, diberi tanggung jawab, dan wewenang yang besar untuk
melakukan kegiatan- kegiatan. Jadi status dan kedudukan merupakan
16
dorongan untuk memenuhi kebutuhan sense of achievement dalam tugas
sehari- hari.
f. Peraturan yang fleksibel
Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan
prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan.Sistem dan
prosedur kerja ini dapat kita sebut dengna peraturan yang berlaku dan
bersifat mengatur dan melindungi para karyawan. Biasanya peraturan
bersifat melindungi dan dapat memberikan motivasi para karyawan untuk
bekerja lebih baik. Hal ini terlihat dari banyak perusahaan besar yang
memperlakukan sistem prestasi kerja dalam memberikan kompensasi
kepada para karyawannya, yang penting semua peraturan yang berlaku
dalam perusahaan itu perlu diinformasikan sejelas-jelasnya kepada para
karyawan, sehingga tidak lagi bertanya- tanya, atau merasa tidak
mempunyai pegangan dalam melakukan pekerjaan.
17
Setiap perusahaan hendaknya memberikan kesempatan kepada
karyawannya. Karyawan diberikan penghargaan yang sesuai. Penghargaan
tersebut dapat berupa pengakuan yang kemudian disertai pujian, hadiah,
kenaikan gaji, kenaikan jabatan, perpindahan dan sebagainya.
8. Pelatihan
Karyawan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kebijaksanaan,
prosedur dan manajer baru dengan cepat. Untuk itu perlu adanya pelatihan
dan pengembangan lebih lanjut untuk melakukan tugas –tugasnya dengan
sukses. Pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud
untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku,
keterampilan, dan pengetahuan dari para karyawan yang sesuai dengan
keinginan dari perusahaan.
9. Insentif
Insentif merupakan suatu sistem pemberian balas jasa yang berupa
financial. Insentif merupakan suatu pendekatan kompensasi yang
menghargai atau memberikan imbalan kepada kayawan atas hasil tertentu
yang dicapainya.
10. Promosi
Sistem promosi karyawan terdiri dari tertutup dan terbuka. Sistem promosi
tertutup adalah sistem dimana manajer seringkali secara informal
memutuskan karyawan mana yang dipertimbangkan mendapat promosi.
Keputusan biasanya dibuat secara informal (dan seringkali subjektif dan
cenderung bergantung pada rekomendasi penyelia yang terdekat). Sistem
ini sangat populer khususnya pada perusahaan kecil karena meminimalkan
waktu, energi, dan biaya pembuatan keputusan. Sistem promosi terbuka
adalah sistem dengan karyawan melamar, diuji di wawancara,sehubungan
dengan pekerjaan yang tersedia yang diumumkan secara terbuka. Sistem
ini memungkinkan para karyawan mempunyai lebih banyak andil dalam
jalur karir mereka dan sifat demokratis dari sistem terbuka ini dapat
memberikan sumbangan pada moral karyawan yang lebih tinggi.
18
11. Kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan
Orang masih merasa kurang puas dengan apa yang dimilikinya,mereka
ingin terus berkembang meski kebutuhan mereka telah terpenuhi.
1. Kepuasan kebutuhan
2. Terhalangnya kepuasan
3. Perbedaan Kognisi
4. Frustasi
5. Kekuatan motivasi yang bertambah
1. Keputusan Kebutuhan
Menurut Abraham Maslow, ketika suatu kebutuhan terpuaskan, maka
kebutuhan tersebut tidak lagi memotivasi seseorang untuk bergerak
mencapainya. Dengan demikian suatu kebutuhan yang mempunyai kekuatan
motivasi yang tinggi akan berbeda antara satu orag dengan sseorang yang lain.
Misalnya, seseorang yang berada di gurun pasir yang oanas dan kehausan,
maka setelah meminum dua gelas air putih yang segar sudah terpuaskan maka
19
untuk meminum satu gelas air putih berikutnya tingkat kebutuhannya sudah
menurun dan kan berusaha mencari sepiring nasi goreng misalnya.
2. Terhalangnya Kepuasan
Berubahnya kebutuhan selain ditentukan oleh terpuaskannya
kebutuhannya, dapat terjadi kareena terhalangnya usaha pencapaian tujuan.
Hanya bedanya kalau dalam kepuasan kebutuhan yang sudah terpenuhi akan
berpindah kepada kebutuhan yang sudah terpenuhi akan berpindah kepada
kebutuhan yang lain, sedangkan terhalangnya kepuasan seseorang cenderung
kepada perilaku mengatasi secara coba-coba (trial and error). Misalnya,
sekelompok anak-anak SMU dilarang bermain sepak bola di halaman sekolah,
maka mereka akan berusaha mencari tempat bermain sepak bola di halaman
tetangga misalnya, itulah yang dinamakan perilaku mengatasi (coping
behavior).
3. Perbedaan Kognisi
Menururt Leon Festinger, perbedaaan dalam kognisi ini mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu, perbedaan ini meliputi ketidakserasian,
ketidakharmonisan, ketidakselarasan, dan dengan adanya kontradiksi antara
dua hal. Perbedaan kognisi ini mengarah kepeda jenis hubungan yang berbeda
dan bisa muncul dari seseorang. Jika seseorang mengetahui dua hal, satu
tentang kondisi pengalaman dirinya di masa lalu, yang satunya tentang kondisi
lingkunngan yang ditempatinya saat ini berbeda dengan kondisi dirinya, maka
keduanya akan terasa tidak serasi, maka tercipta kondisi perbedaan kognisi.
Perbedaan kognisi ini menimbulkan ketidakserasian, ketidakharmonisan di
dalam diri seseorang, sehingga menimbulkan turunnya motivasi.
4. Frustasi
Terhalangnya suatu pencapaian, atau antara harapan dengan kenyataan
yang didapatkan berbeda akan menimbulkan frustasi bagi seorang individu.
Gejala frustasi ini lebih tepat sebagai suatu kondisi yang melekat pada diri
seseorang dibandingkan dengan usaha mencari sebabnya dari lingkungan.
Frustatsi akan bertambah berat, apabila seseorang terikat kepada sebuah
perilaku agresif dan berakhir dengan merusak, diri sendiri atau lingkungan
20
disekitarnya. Kondisi frustasi akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi
seseorang.
5. Kekuatan motivasi yang bertambah
Perilaku akan berubah jika kebutuhan-kebutuhan yang menarik,
merangsang seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang menarik tersebut
untuk meraihnya. Misalnya, kebutuhan akan makanan membuat seseorang
bergairah untuk mencarinya karena teringat sebuah makanan yang pernah
memuaskannya. Seseorang bisa meningkatkan putaran lingkaran motivasinya
karena ada peningkatan kebutuhan yang menggairahkan untuk diraihnya.
a. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatanikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai
oleh pemimpin.
b. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
c. Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil
didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d. Pinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada
pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan
terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan
oleh pemimpin.
21
e. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan
pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan
oleh pemimpin.
Berikut ini merupakan data hasil penelitian sejenis yang dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya:
Nama
NO Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian
Penulis
1 Endang Aplikasi Teori 2013 44,25% karyawan memberi
Ruswanti, Kebutuhan ERG tanggapan sikap negatif dan
Alhani Rita Alderfer 55,75% memberi tanggapan sikap
Rosita & Terhadap positif, terhadap existence need dari
Unggul Motivasi segi pay maupun benefits. 41,625%
Januarko Karyawan RS negatif dan 58,375% positif.
Islam Terhadap relatedness need dari segi
Hidayatullah superior maupun peers. 40,75%
Yogyakarta negatif dan 59,25% positif.
Terhadap growth need . existence
need memberikan sumbangan
terkecil, terbentuknya motivasi
kerja karyawan. Sedangkan growth
need memberikan sumbangan
terbesar, terbentuknya motivasi
kerja karyawan.
2 Imran Analisis Motivasi 2015 Tingkat motivasi kerja tenaga
Radhe Kerja Perawat di keperawatan di ruang rawat inap
Rimba Ruang Rawat RS PKU Muhammadiyah Unit II
Putri & Inap RS PKU Yogyakarta ditinjau dari variabel
Elsye Muhammadiyah relatedness/kebutuhan
Maria Rosa Yogyakarta Unit keterkaitan/hubungan,
II menunjukkan bahwa sebagian besar
tingkat motivasi kerja perawat
adalah tinggi yaitu sebanyak 48
perawat dengan persentase 94,10%
dan 3 orang perawat atau 5,90%
perawat dengan tingkat motivasi
rendah.
3. Rafikul Employee Productivity improvement requires
Islam dan Motivation: a more than just customer service,
Ahmad Malaysian technology, decentralization, or
Zaki Perspective process reengineering. Whether
these approaches succed or fail will
depend largely on the motivation of
the employees who are asked to
24
implement them. Reis and pena
(2001) held the view that
motivation employees to work in
the twenty-first century with
theories conceived in the 1880s and
1900s is likely not development
program should be incorporating
the factors that affect the working
lives of the workers. Furthermore,
this kind of programs may fail if the
inputs form employees are not
adequately taken into
consideration.
25
Berpijak pada konsep dari teori di atas dapat digambarkan alur pikir
sebagai berikut:
Keberadaan (Existence)
Motivasi Hubungan/Kekerabatan
Kerja (Relatedness)
Pertumbuhan (Growth)
26