Anda di halaman 1dari 4

Dosen : Dra. Tri Prihatini, M.

Si Human Capital Management (HCM) / EKM19403

Nama : Shofiyah Nada Rosidah


NIM : 1912070323
Jurusan : S1 Manajemen
Kelas/Ruang : 1K2B/6606

Tugas Human Capital Management : Motivasi

Motivasi adalah proses di mana usaha seseorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan
menuju tercapainya suatu tujuan. Elemen energi adalah ukuran dari intensitas atau dorongan.
Usaha tingkat tinggi perlu diarahkan pada cara yang dapat membantu organisasi mencapai
tujuannya. Karyawan harus didorong dalam memberikan usaha untuk mencapai tujuan
tersebut.

Individu memiliki hierarki kebutuhan (fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan dan


aktualisasi diri) sebagai kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Suatu kebutuhan penting yang
sudah terpenuhi tidak lagi memotivasi. Individu cenderung bertindak dengan cara tertentu
berdasarkan pada harapan bahwa tindakan akan diikuti dengan hasil yang diinginkan.

Para manajer menghadapi tantangan dalam memotivasi kelompok pekerja yang unik. Beragam
tenaga kerja mencari fleksibiltas. Pekerja profesional menginginkan dukungan dan tantangan
pekerjaan, dan mereka termotivasi oleh pekerjaan itu sendiri. Karyawan tidak tetap
menginginkan kesempatan untuk menjadi permanen atau mendapat pelatihan ketrampilan.
Program pengakuan dan penghargaan yang tulus untuk pekerjaan yang dilakukan dapat
digunakan untuk memotivasi pekerja.

Pertanyaan;

1. "Kebanyakan manajer saat ini melupakan bahwa pekerjaan harus inspiratif dan
menyenangkan, sehingga manajer kehilangan sentuhan dalam membuat orang menjadi
produktif." Bagaimana Anda menanggapi hal ini?.
Jawaban :
Yang dimaksud dengan moral adalah suasana batiniah seseorangyang mempengaruhi
perilaku individu dan perilaku organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam
aktivitas individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin
dimaksud berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan
bersemangat atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan. Proses
manajemen dan leadership yang efektif memerlukan moral kerja yang positif dalam arti
suasana batin yang menyenangkan hingga memiliki semangat yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan. Moral kerja yang tinggi merupakan dorongan bagi
terciptanya usaha berpartisipasi secara maksimal dalam kegiatan organisasi/kelompok
guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya moral kerja seseorang. Dalam kegiatan manajemen dan leadership,
pendidikan moral kerja yang tinggi dari setiap SDM yang terlibat didalamnya merupakan
faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Berbagai faktor itu
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Sebagian orang memandang bahwa minat/perhatian terhadap pekerjaan berpengaruh
terhadap moral kerja. Bilamana seseorang merasa bahwa minat/perhatiannya sesuai
dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja
yang tinggi.

1
Dosen : Dra. Tri Prihatini, M. Si Human Capital Management (HCM) / EKM19403

b. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah atau gaji penting dalam meningkatkan
moral kerja. Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat
mempertinggi moral kerja.
c. Di samping itu ada kelompok orang yang memandang faktor status sosial dari
pekerjaan dapat mempengaruhi moral kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status
sosial atau posisi yang tinggi/baik (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala
bagian, dan sebagainya) menurut kelompok ini akan mempertinggi moral kerja.
d. Sekelompok lain memandang tujuan yang mulia atau pekerjaan yang mengandung
pengabdian merupakan faktor yang dapat mempertinggi moral kerja. Tujuan dan sifat
pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan seseorang bersedia menderita,
berkorban harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
e. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan
yang baik sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya
dapat mempertinggi moral kerja.

2. Dapatkah seorang individu terlalu termotivasi. "Memotivasi secara sederhana berarti


memelihara orang - orang Anda" Bagaimana tanggapan Anda.
Jawaban :
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya
penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan
atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud
dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi (Hasibuan 2003).
Sementara menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti motif,
penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Dalam kamus administrasi, Drs.
The Liang Gie CS, memberikan perumusan akan motivating atau pendorong kegiatan
sebagai berikut : “pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberikan
inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya untuk
mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan
orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil
sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.
Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga
dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan
sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan. Motivasi mempunyai dua
bentuk, yaitu:
a. Motivasi positif
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan
promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan, menciptakan kondisi
tempat kerja yang baik agar mereka merasa aman dalam bekerja, dan sebagainya
b. Motivasi negatif
Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara
terpaksa. Misalnya menakut-nakuti bawahan dengan memberikan gambaran
seolah-olah mereka akan kehilangan jabatan, diturunkan pangkat, dipotong
gajinya, dan sebagainya.

2
Dosen : Dra. Tri Prihatini, M. Si Human Capital Management (HCM) / EKM19403

3. Sebagian besar dari kita harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan, dan pekerjaan
adalah bagian penting dari kehidupan kita. Jadi mengapa para manajer harus
memperhatikan isu - isu motivasi karyawan.
Jawaban :
Karyawan yang puas akan memiliki motivasi lebih baik, lebih setia, dan lebih
berkomitmen akan menghasilkan kinerja lebih tinggi. Terdapat sejumlah faktor lain,
seperti peran manajemen lini depan dan sampai seberapa jauh nilai-nilai yang mereka
tanamkan adalah penting jika manajer menginginkan AMO ini memiliki efek pada bisnis.
AMO didefinisikan sebagai:
a. Ability (kemampuan) untuk berkinerja;
b. Motivation (motivasi) untuk menggunakan kemampuan berkinerja;
c. Opportunity (peluang) untuk menerapkan kemampuan dengan cara yang
menguntungkan organisasi (Baron A, Armstrong M 2013, hal. 115)
Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah pula meskipun
kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia. Misalnya, seorang sarjana
komputer bekerja dalam perusahaan konsultasi dalam bidang teknologi informasi sebagai
tenaga ahli (peluang ada dan punya kemampuan yang diperlukan). Namun suasana kerja,
hubungan antar tenaga kerja, kebijakan perusahaan tidak dirasakan sesuai, maka
“semangat” kerjanya menurun dengan hasil unjuk kerjanya kurang. Sebaliknya jika
motivasi kerjanya besar, namun peluang untuk menggunakan kemampuan-
kemampuannya tidak ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya juga akan rendah. Kalau
motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya dalam bidang tersebut
tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak akan tinggi.
Cara meningkatkan motivasi kerja lewat sentuhan-sentuhan kecil;
Beberapa bentuk sentuhan-sentuhan kecil yang membuat bawahan termotivasi, antara
lain:
a. Mengucapkan salam lebih dahulu
b. Mengembangkan jabat tangan yang hangat dengan menatap matanya
c. Memberikan pujian yang tulus dan memergoki orang mengerjakan yang benar
d. Berikan senyuman pada saat bertemu dan berpisah
e. Tanyakan kesehatan dan kondisi keluarganya dan tunjukkan rasa empati

3
Dosen : Dra. Tri Prihatini, M. Si Human Capital Management (HCM) / EKM19403

KESIMPULAN

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang , baik yang berasal
dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi
menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Kaitan motivasi
kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja
(performance) adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities),
dan peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari
motivasi kerja kali kemampuan kali peluang. Beberapa cara untuk meningkatkan
motivasi kerja salah satunya memotivasi lewat sentuhan-sentuhan kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Baron A, Armstrong M. 2013. Human Capital Management: Konsep dan Implementasi


[terjemahan]. Jakarta (ID): PPM Manajemen.
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta (ID):
Bumi Aksara
Yuliana W. 2015. Makalah motivasi kerja pegawai [internet]. [Diunduh pada 2020 April 07].
Tersedia pada : http://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai