Under Risk
Penganggaran Modal di bawah Risiko
Anggota Kelompok 6
01 16 19
Aisyah Dinda P. Miranda Zakia Putri Natalia Nur I.
2232510028 2232510026 2232510010
1D-AKT 1D-AKT 1D-AKT
23 27
Roiy Putra H. Vemas Putra P.
2232510101 2232510057
1D-AKT 1D-AKT
Pokok Pembahasan
Pembahasan 1 Pembahasan 2
Konsep dasar risiko (risk and Pengertian Analisis
uncertainty) dan contohnya Sensitivitas Risiko dan
contohnya
Pembahasan 3 Pembahasan 4
Pengertian distribusi
Penggunaan probabilitas dalam probabilitas dan contohnya
menghitung pengembalian dan
contohnya
Pokok Pembahasan
Pembahasan 5 Pembahasan 6
Pengertian standar deviasi Hubungan antara risiko dan
dan koefisien varians serta waktu serta contohnya
contohnya
Pembahasan 7 Pembahasan 8
Pengertian Risiko Portofolio Pengertian Pendekatan
dan contohnya Subjektif dan contohnya
Pokok Pembahasan
Pembahasan 9 Pembahasan 10
Definisi keputusan model bebas Memahamai NPV/payback
dan contohnya periode model dan contohnya
Pembahasan 11 Pembahasan 12
Pengertian padanan kepastian Risiko disesuaikan tingkat
dan contohnya diskonto dan contohnya
01
Konsep dasar
risiko
(Risiko dan Ketidakpastian) dan contohnya
Konsep dasar Risiko (Risiko dan Ketidakpastian)
Risk and Uncertainty (Risiko dan Ketidakpastian
Istilah risk and uncertainty akan digunakan secara silih berganti untuk menunjuk pada suatu
hal yang sama, yaitu “Variabilitas dari expected return” (variabilitas dari hasil yang
diharapkan) yang dikaitkan dengan proyek tertentu.
Contohnya :
Suatu proyek capital budgeting di mana pihak pemerintah telah menjamin return kepada
perusahaan sebesar Rp 1.000.000,00 per tahun untuk jangka waktu 10 tahun tidaklah
mengandung risiko karena tidak adanya variabilitas yang dikaitkan dengan return yang akan
diterima.
Sebaliknya, suatu proyek capital budgeting di mana return yang akan diperoleh berkisar
antara Rp 0 – Rp 200.000,00 pertahun, mengandung suatu risiko yang tidak kecil karena
adanya variabilitas yang tinggi dari return yang akan diperoleh
Konsep dasar Risiko (Risiko dan Ketidakpastian)
Jadi, semakin pasti return yang akan diperoleh dari suatu proyek, semakin kecil variabilitasnya,
sehingga dengan demikian semakin kecil variabilitasnya, sehingga dengan demikian semakin kecil
risiko yang dihadapi.
Perbedaan antara risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty)
1. Risiko timbul bilamana decision maker mampu untuk mengestimasikan probabilitas dari hasil-hasil
yang akan diperoleh (distribusi probabilitas). Dalam keadaan seperti ini maka kita berbicara tentang
“Objective probability distributions” (distribusi probabilitas yang objektif) yaitu suatu distribusi
probabilitas yang didasarkan atas data historis.
Contohnya :
Apabila seseorang ingin menentukan distribusi probabilitas penjualan produk X di suatu daerah
pemasaran yang baru, maka dengan menggunakan data historis tentang penjualan produk X di
daerah-daerah lain yang keadaannya relatif sama dengan daerah baru tersebut (relatif sama dalam
hal income,pendidikan, dan sebagainya) maka dia dapat menentukan distribusi probabilitas
penjualan produk X tersebut di daerah pemasaran yang baru akan dimasukinya.
Konsep dasar Risiko (Risiko dan Ketidakpastian)
2. Ketidakpastian (uncertainty) timbul bilamana decision maker tidak memiliki data historis
dari mana distribusi probabilitas akan dikembangkan. Dalam keadaan yang begini maka
decision maker harus membuat suatu “perkiraan” untuk mengembangkan distribusi
probabilitas yang subjektif (subjective probability distribution)
Contohnya :
Apabila proyek yang direncanakan merupakan suatu hal yang sama sekali baru bagi
perusahaan, maka dengan mengadakan riset dan berkonsultasi dengan pihal-pihak
lainnya, decision maker akan dapat menetapkan “secara subyektif” probabilitas dari
hasil-hasil yang diharapkan.
02
Analisis Sensitivitas Risiko
Sensitivity analysis yang berarti bahwa di
dalam menilai suatu proyek digunakan
beberapa jumlah return/penghasilan yang
mempunyai “Kemungkinan” untuk diperoleh.
Sensitivity analysis ini dilakukan dengan jalan
mengevaluasi suatu proyek berdasarkan
sejumlah estimasi atas cash inflow yang
mungkin akan diterima.
Maka risiko dari suatu proyek akan direfleksikan oleh “range” dari hasil yang diharapkan.
Range dapat ditentukan dengan melihat selisih antara hasil yang terbaik dengan hasil
yang terjelek (antara yang sangat pesimis dengan yang sangat optimis). Semakin besar
range suatu proyek maka semakin besar variabilitas atau risiko yang dikandung oleh
proyek tersebut.
Contoh :
Perusahaan ban mobil “Tahun Baik” sedang mengevaluasi dua buah proyek, A dan B,
yang mutually exclusive. Initial invesment untuk masing-masing proyek tersebut adalah
Rp 10.000.000,00 dan cash inflow yang “paling mungkin terjaadi” masing-masing sebesar
Rp 2.000.000,00 per tahun untuk jangka waktu 15 tahun dan cost of capital perusahaan
adalah sebesar 10%. Untuk menentukan atau memperkirakan tingkat risiko dari masing-
masing proyek, maka manajemen perusahaan telah mengestimasikan cash inflow yang
sangat pesimis dan sangat optimis untuk masing-masing proyek tersebut.
Dengan membandingkan range dari cash flow untuk masing-masing
proyek maka dapat dilihat bahwa risiko yang dikandung oleh proyek
A lebih rendah daripada proyek B karena range-nya hanya sebesar Rp
1.000.000,00 (Rp 2.500.000,00 – Rp 1.500.000,00) dibandingkan
dengan proyek B sebesar Rp 4.000.000,00 (Rp 4.000.000,00 – Rp 0).
NPV proyek A untuk cash inflow yang terlalu pesimis
Distribusi Probabilitas
Sekalipun perhitungan expected value telah memberikan input
yang lebih baik kepada decision maker daripada hanya
menggunakan satu angka estimasi saja ataupun dengan
menggunakan sensitivity analysis, namun hal tersebut belum
menunjukkan tingkat risiko dari masing- masing proyek.
Dalam Tabel 15.3 sebelumnya dapat dilihat bahwa expected
value dari cash inflow proyek A dan B sama, akan tetapi
dengan membandingkan distribusi probabilitas dari masing-
masing proyek akan memungkinkan seseorang untuk
memperoleh suatu gambaran mengenai perbedaan tingkat
risiko dari proyek-proyek yang sedang dianalisa tersebut.
Bentuk distribusi probabilitas yang paling sederhana adalah
"Bar Chart", seperti yang disajikan dalam Gambar 15.1
Dengan membandingkan kedua bar chart
di samping, maka akan dapat diketahui
bahwa sekalipun proyek A dan B
mempunyai expected value cash inflow
yang sama, tetapi range cash inflow
proyek B menunjukkan penyebaran yang
lebih besar dibandingkan dengan range
proyek A, yaitu: Rp 4.000.000,00 Vs Rp
1.000.000,00.
05
Standar Deviasi
Perhitungan statistik yang paling sering digunakan untuk mengukur risiko
dari suatu proyek adalah “standar deviasi”, yang tujuannya adalah untuk
mengetahui berapa deviasi cash inflow suatu proyek dari “mean”atau
expected valuenya. Untuk dapat mengetahui “ coefficient of variation”
dari suatu proyek,maka standar deviasi yang diperoleh dibagi dengan
“mean” atau expected value of return, dimana pengukuran dengan
coefficient of variation ini akan memungkinkan seseorang untuk
membandingkan risiko dari proyek-proyek yang besarnya berbeda satu
sama lain.
Standar Deviasi
Standar Deviasi
Setelah mengetahui expected value dari cash inflow, maka perhitungan standar
deviasi, dapat dilakukan dengan sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa standar deviasi merupakan akar dari
jumlah keseluruhan masing masing deviasu dikuadratkan, dan dikaliakan dengan
probabilitas.
Maksud utama dari perhitungan standar deviasi disini adalah untuk
membandingakan risiko dari masing masing proyek
Jumlah standard deviasi ,z, yang menyatakan tentang penyimpangan atau deviasi
suatu nilai tertentu dari E dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai z, sebesar – 1,40 menunjukkan bahwa return sebesar Rp. 1.505.025,39 berada
1,40 standard deviasi dibawah mean
Koefisien Varians
Standar Deviasi akan kurang tepat apabila digunakan untuk mengukur proyek proyek yang
berbeda besarnya. Dalam keadaan seperti ini maka sebaiknya digunakan pengukuran “
coefficient of variation”. Pengukuran ini mempertimbangkan variabilitas yang relatif antara
masing masing proyek sehingga akan sangat tepat untuk digunakan dalam pengukuran
proyek proyek yang berbeda besarnya.
Coefficient of variation/ koefisien varians ,v, didefinisikan sebagai ratio dari standard deviasi
terhadap ecpected return dari suatu proyek :
Proyek A :
Semakin tinggi koefisien varians suatu proyek,semakin besar risiko yang dikandung
oleh proyek tersebut, demikian pula sebaliknya. Tetapi dengan catatan expected value
antar proyek harus sama besar.
06 Hubungan antara Risiko dan
Waktu
Waktu merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam
menilai risiko dan proyek proyek capital budgeting. Tapi untuk menilai
proyek dalam hubungannya dengan capital expenditure, maka manfaat
atau hasil yang akan diperoleh adalah lebih dari satu tahun bahkan
kadang kadang sampai melebihi jangka waktu lima tahun.
CERTAINTY EQUIVALENT
Pendekatan Certainty equivalent menggambarkan suatu
faktor yang mereleksikan "persentasi penurunan cash inflow
yang dapat diterima" oleh decision maker dari jumlah (cash
inflow) yang diharapkannya. Dengan demikian, cash inflow
suatu proyek disesuaikan terlebih dahulu tingkat risikonya
dengan menggunakan certainty equivalent factor, dan
kemudian hasil penyesuaian tersebut didiskonto pada "risk
free rate of return" (tingkat bunga yang tidak mengandung
risiko). Di sini tidak digunakan risk-adjusted rate (tingkat
discount yang sudah disesuaikan dengan risiko) karena hal
tersebut akan berarti adanya "double counted of risk".
Dengan adanya kesedian untuk mengadakan penyesuaian atas cash inflow yang
dianggap mengandung risiko ke dalam suatu jumlah cash inflow tertentu dengan
menggunakan certainty equivalent, pada dasarnya decision maker tersebut sudah
menunjukkan preferensi risiko atau kemauan untuk menanggung risiko (risk
preference) di mana hal ini dipandang sebagai aspek yang sangat positif dalam
penggunaan certainty equivalent.
Contoh:
Perusahaan "Dunlop" yang menghasilkan barang- barang untuk keperluan
olahraga berusaha untuk memilih satu di antara dua cara promosi yang akan
digunakan dalam usaha untuk meningkatkan penjualan hasil produksinya. Kedua
cara promosi tersebut masing-masing membutuhkan initial investment sebesar
Rp2.000.000,00. Promosi X menggunakan propaganda yang bersifat konservatif,
sementara promosi Y menggunakan propaganda yang sebaliknya, suatu cara
yang baru dan lebih aktif. Promosi X diharap menghasilkan benefit sebesar
Rp750.000,00 per tahun selama 5 tahun, dan promosi Y akan memberikan hasil
sebesar Rp800.000,00 per tahun untuk jangka waktu 5 tahun.
Tabel 15.6 menyajikan cash inflow, certainty equivalent yang dianggap tetap
(risiko yang dapat diterima), dan hasil perhitungan antara cash inflow dengan
certainty equivalent.
α=k-
dengan:
α = avarage risk premium
k = rate of return yang disyaratkan
= risk-free rate of return
Coefficient Of Variation Approach
Pendekatan coefficient of variation memberikan suatu dasar yang lebih objektif dalam menentukan risk
premium suatu objek.
Contoh:
Untuk menentukan risk premium proyek A, , maka harus dipertimbangkan hubungan antara coefficient of
variation proyek A dengan coefficient of variation keseluruhan cash inflow perusahaan.
Hubungan dari ketiga variabel tersebut dapat diekspresikan dalam persamaan sebagai berikut:
Dengan:
VA αA = risk premium proyek A
αA = α
VT = coefficient of variation dari cash inflow proyek A
= coefficient of variation dari cash inflow perusahaan
secara keseluruhan
α = avarage risk premium untuk perusahaan
Dengan menggunakan αA, maka risk-adjusted discount rate untuk proyek A, , dapat dihitung sebagai
berikut:
𝐤 𝐀 =𝐫 𝐟 +𝛂 𝐀
Dengan:
= risk-adjusted discount rate untuk proyek A,
= risk-free rate of return
= risk premium proyek A
Contoh:
"Yuanna Indah” sedang mempertimbangkan untuk memilih salah-satu dari dua mutually exclusive
project yang tersedia, di mana keduanya masing-masing membutuhkan initial investment sebesar Rp
2.000.000,00. Proyek A diharapkan untuk menghasilkan cash inflow sebesar Rp 800.000,00 per tahun
untuk jangka waktu 5 tahun dengan standard deviasi sebesar Rp 400.000,00. Proyek B, yang
mengandung risiko yang lebih kecil, diharapkan untuk menghasilkan cash inflow sebesar Rp 760.000,00
per tahun untuk jangka waktu 5 tahun dengan standard deviasi sebesar Rp 266.000,00. Risk free rate, r,
yang berlaku adalah 12%, dan cost of capital perusahaan adalah 18%. Coefficient of variation dari cash
inflow perusahaan secara keseluruhan adalah 0,30.
Untuk menghitung menggunakan risk-adjusted discount rate, maka perlu ditempuh langkah
langkah sebagai berikut:
1. Menentukan besarnya avarage risk premium:
α =k-
= 18% - 12%
= 6%
2. Menentukan coefficient of variation untuk masing-masing proyek sebagai berikut:
Proyek A:
Proyek B:
3. Menentukan risk premium untuk 4. Menemukan risk adjusting discount rate
masing-masing proyek sebagai berikut: untuk masing-masing proyek sebagai
Proyek A berikut:
Proyek A:
Proyek B:
Proyek B:
Hubungan antara risk premium untuk masing-masing proyek dengan risk-free rate
of return dapat digambarkan dalam sebuah curve yang disebut sebagai “risk-
return function” atau "Market Indifference Curve".
5. Menentukan net present value masing-masing proyek dengan menggunakan risk
adjusted discount rate yang sudah dihitung dalam langkah ke-4 di atas.
Dengan menggunakan risk adjusted discount rate, net present value proyek
B lebih besar dibandingkan dengan net present value proyek A.
Sekian
Terimakasih