Anda di halaman 1dari 21

MOTIVASI DAN KEPUASAN

KELOMPOK III

1.Elvia Tri Lesmana (22030150005)


2.Devana ( )
A. Motivasi
1. Definisi Motivasi

Motivasi adalah: suatu faktor yang mendorong seseorang


untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu
motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang (Edy Sutrisno, 2009).

Sementara menurut Hasibuan (1999), Motivasi adalah:


pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
upayanya untuk mencapai kepuasan.
Dari definisi motivasi tersebut bisa dikatakan bahwa setiap
orang akan selalu memiliki motivasi ketika akan
melakukan sesuatu, apakah itu yang bersifat pemenuhan
kebutuhan atau keinginan.
2. Motif
Motivasi bisa dikatakan sebagai dorongan, sementara motif adalah daya
dorong. Jadi untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu maka
diperlukan daya dorong. Tanpa motif orang tidak akan berbuat sesuatu.
Itulah sebabnya mengapa motif perlu ditumbuhkan agar dapat menjadi
pendorong perbuatan yang positif sesuai apa yang dikehendaki oleh
organisasi.

menurut Edy Sutrisno (2009) motif terdiri atas dua unsur, yaitu: daya
dorong untuk berbuat dan sasaran atau tujuan. Dua unsur dalam motif
ini membuat orang melakukan kegiatan dan sekaligus ingin mencapai
apa yang dikehendaki melalui kegiatan yang dilakukan itu
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Ada 2 faktor yaitu:


1). Faktor Internal yang meliputi:
- Keinginan untuk dapat hidup
Untuk mempertahankan hidup orang mau mengerjakan
apa saja, apakah pekerjaan itu baik atau tidak, apakah
halal atau haram, dan sebagainya.
- Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong
seseorang untuk mau melakukan pekerjaan.
- Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang yang mau bekerja disebabkan adanya keinginan
untuk diakui, dihormati oleh orang lain.
- Keinginan untuk berkuasa
Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk
bekerja.
2). Faktor Eksternal yang meliputi:
- Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan kerja meliputi sarana dan prasarana yang
menunjang dalam bekerja, meliputi tempat bekerja,
fasilitas dan alat bantu kerja, kebersihan, kenyamanan,
pencahayaan, ketenangan termasuk juga hubungan kerja
antara orang-orang yang ada ditempat tersebut.
- Kompensasi yang memadai
Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi
yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong
para karyawan bekerja dengan baik.
- Supervisi yang baik
Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah
memberikan pengarahan, membimbing kerja para
karyawan agar dapat melaksanakan kerja dengan baik
tanpa membuat kesalahan
- Adanya jaminan pekerjaan
Seseorang akan bekerja dengan penuh semangat bahkan
mengorbankan dirinya untuk perusahaan apabila yang
bersangkutan merasa ada jaminan karir yang jelas dalam
melakukan pekerjaan mereka.
- Status dan tanggung jawab
status dan kedudukan merupakan dorongan untuk
memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam tugas sehari-
hari.
- Peraturan yang fleksibel
Peraturan yang dibuat pada setiap perusahaan harus
dipatuhi dan dijalankan oleh setiap karyawan. Peraturan
tersebut berguna untuk mengatur dan melindungi para
karyawan.
4. Teori-teori Motivasi

 Teori Kepuasan
Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan
cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri
orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan
perilakunya. Kebutuhan dan pendorong itu adalah keinginan memenuhi
kepuasan material maupun non material yang diperolehnya dari hasil
pekerjaannya.

Teori kepuasan dipelopori oleh F.W. Taylor, Abraham H. Maslow, David


McClelland, Frederick Herzberg, Clayton P. Alderfer, dan Douglas
McGregor (dalam Hasibuan, 1999).
Teori Motivasi Proses

Teori motivasi proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi


terjadi.

Teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta
hasil apa yang telah diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, akan diperoleh
hasil yang baik untuk hari esok. Jadi, hasil yang dicapai tercermin dalam
bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini
merupakan kegiatan hari kemarin. Teori ini dikemukakan oleh Vroom
(dalam Nimran, 1999).
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
Motivasi

 Memahami perilaku bawahan


 Harus berbuat dan berperilaku realistis
 Tingkat kebutuhan setiap orang berbeda
 Mampu menggunakan keahlian
 Pemberian motivasi harus mengacu pada orang
 Harus dapat memberi keteladanan
6. Kesimpulan

 Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan


suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula
pada faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan
seseorang pasti memiliki suatu faktor yang mendoronng melakukan
aktivitas tersebut.
 Faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu
pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Apabila ia
membutuhkan serta menginginkan sesuatu, maka ia terdorong untuk
melakukan aktivitas tertentu untuk memperoleh apa yang dibutuhkannya.
 Kebutuhan serta keinginan seseorang berbeda dengan kebutuhan serta
keinginan yang lain. Kebutuhan dan keinginan seseorang yang berbeda-
beda itu terjadi karena proses mental yang telah terjadi dalam diri
seseorang.
B. Kepuasan
1. Pengertian Kepuasan
Istilah kepuasan merujuk pada sikap umum seseorang
individu terhadap pekerjaanya. Seseorang dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif
terhadap kerja. Kepuasan kerja ternyata merupakan
topik yang sangat populer di kalangan ahli psikologi
industri dan manajemen (Edy Sutrisno, 2009).
 Handoko (1992), mengemukakan kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para
karyawan memandang pekerjaan mereka.

 Menuruk Yulk dan Wexley (1977), kepuasan kerja sebagai perasaan


seseorang terhadap pekerjaan.

 Tifflin (1958), mengemukakan kepuasan kerja berhubungan erat


dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi
kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama karyawan.
Dari definisi kepuasan tersebut bisa dikatakan bahwa
kepuasan kerja berkaitan dengan perasaan dan sikap
seseorang terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja,
dan kerja sama antara pimpinan dengan sesama
karyawan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Gilmer (1996), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja


adalah:
 Kesempatan untuk maju
 Keamanan kerja
 Gaji
 Perusahaan dan manajemen
 Pengawasan
 Faktor intrisik dari pekerjaan
 Kondisi kerja
 Aspek sosial dalam pekerjaan
 Komunikasi
 Fasilitas.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Caugemi dan Claypool (1978),
menemukan bahwa hal-hal yang menyebabkan rasa puas adalah:
• Prestasi
• Penghargaan
• Kenaikan jabatan
• Pujian

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan


kerja adalah:
• Kebijakan perusahaan
• Supervisor
• Kondisi kerja
• Gaji
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

 Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan,


yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan
ketrampilan.
 Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar
karyawan maupun karyawan dengan atasan.
 Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan,
meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,
umur dan sebagainya.
 Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karaywan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
3. Dampak Kepuasan dan ketidakpuasan kerja

• Dampak terhadap produktivitas


Lawler dan Porter (dalam Munandar, 2001), mengharapkan produktivitas yang
tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja jika tenaga kerja
mempersepsikan bahwa ganjaran intrinsik (misalnya, rasa telah mancapai
sesuatu) dan ganjaran ekstrinsik (misalnya, gaji) yang diterima kedua-duanya
adil dan wajar dan diasosiasikan dengan prestasi kerja yang unggul.

• Dampak terhadap ketidakhadiran dan keluarnya tenaga kerja


Ketidakhadiran lebih spontan sifatnya dan dengan demikian kurang
mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan berhenti atau keluar dari
pekerjaan. Perilaku ini karena akan mempunyai akibat-akibat ekonomis yang
besar, maka lebih besar kemungkinannya ia berhubungan dengan ketidakpuasan
kerja.
• Dampak terhadap kesehatan
Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik dan mental dan
kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan
kesehatan mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat
meningkatkan yang lain dan sebaliknya yang satu mempunyai akibat negatif juga
pada yang lain
4. Kesimpulan

 Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting, karena
sangat besar manfaatnya baik untuk kepentingan individu, industri dan
masyarakat.
 Ketidakpuasan dalam kerja dapat menimbulkan perilaku agresif atau
sebaliknya akan menunjukkan sikap menarik diri dari kontak dengan
lingkungan sosialnya.
 Kepuasan kerja adalah merupakan masalah penting yang diperhatikan
dalam hubungan dengan produktivitas kerja karyawan dan ketidakpuasan
sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi.
Pekerja dengan tingkat ketidakpuasan yang tinggi lebih mungkin untuk
melakukan sabotase dan agresif yang pasif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai