PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia adalah faktor utama dalam mencapai tujuan organisasi.
Bentuk dan tujuan organisasi, berbagai visi dirancang untuk kepentingan manusia dimana
dalam pelaksanaan misisnya dikelola dan diurus oleh manusia. Ini berarti, bahwa manusia
merupakan sumber daya strategis dalam semua aktivitas organisasi. Untuk itu, sumber
daya manusia perlu direncanakan, dirumuskan strategi-strategi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditetapkan, serta konsisten dalam mengimplementasikan secara kontinyu
sehingga dapat meningkatnya kinerja (performance) organisasi dimana sumber daya
manusia tersebut berada. Perencanaan sumber daya manusia strategis perlu dilakukan
dengan baik dan benar. Perencanaan strategis kaitannya dengan sumber daya manusia
yang dimaksudkan adalah perencanaan SDM yang harus memperhatikan faktor lain selain
individu tersebut, seperti faktor keuangan (finance), sehingga dapat bersinergi dalam
mencapai tujuan organisasi.
Penelitian yang menguji hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual
masih tidak jelas. Meta analisis yang dilakukan oleh iffaldani dan muchinsky (1986)
menemukan korelasi yang sifnifikan antara kedua variabel tersebut. Penelitian yang
dilakukan oleh ostroff (1992) memberikan bukti empiris bahwa kepuasan kerja tidak
mempunyai hubungan yang signifikan dengan penngkatan kinerja individal.
Ketidakjelasan hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual mendorong peneliti
untuk melakukan pengujian kembali hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja
individual dengan menggunakan self esteem dan self efficacy.
Untuk melihat apakah self esteem dan self efficacy dapat memediasi hubungan
antara kepuasan kerja dan kinerja individual, dimana self esteem adalah suatu keyakinan
nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Perasaan-perasaan self
esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh keadaan kita dan bagaimana orang lain
memperlakukan kita. Seseorang dengan self esteem yang tinggi akan melihat dirinya
berharga, mampu dan dapat diterima. Orang dengan self esteem rendah tidak merasa baik
dengan dirinya (Kreitner dan kinicki 2003), sedangkan self efficacy adalah keyakinan
seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu (Kreitner dan
Kinicki 2003).
B. RUMUSAN MASALAH
A. LANDASAN TEORI
1. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja mengacu pada sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya
(Robbins, 2008:37). Pandangan atau persepsi individu-individu yang bervariasi dalam
lingkungan organisasi membuat mereka merasakan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
pekerjaannya. Hal itu, dapat mempengaruhi sikap dan prilaku individu dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Sikap seorang individu berhubungan dengan
pernyataan evaluatif baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Sejalan dengan
hal tersebut, dikemukakan oleh wexly and gary (2005: 129) bahwa kepuasan kerja
merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaanya yang didasarkan atas aspek-
aspek pekerjaanya yang bermacam-macam.
Kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positf yang berasal
dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja adalah hasil
dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang
dinilai penting. Menurut (Nur, 2013) seseorang akan merasa kepuasan (satisfaction) jika
tidak ada perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi,
sebaliknya, apabila terdapat perbedaan antara apa yang diinginkan dengan kenyataan,
maka seseorang akan merasakan ketidakpuasan (dissatisfaction). Dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah kumpulan perasaan dan kepercayaan
yang dimiliki oleh seorang karyawan, baik yang menyenangkan (emosi positif) dan tidak
menyenangkan (emosi negatif) tentang pekerjaannya.
Kinerja individual mengacu pada prestasi kerja individu yang diatur berdasarkan
standar atau kriteria yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Kinerja individual yang
tinggi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Penelitian Goodhue dan
Thompson (1995) menyatakan bahwa pencapaian kinerja indivdual berkaitan dengan
pencapaian serangkaian tugas-tugas individu. Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti
terjadinya peningkatan efesiensi, efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari
penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau
organisasi.
3. Self Esteem
Self esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara
keseluruhan. Yang pada kenyataannya terbentuk oleh keadaan kita dan bagaimana orang
lain memperlakukan kita. Dimana self esteem diukur dengan pernyataan positif maupun
negatif.seperti yang positif adalah “ saya merasa bahwa saya adalah seseorang yang sangat
berarti, seperti orang lainnya” sedangkan yang negatif adalah “ saya merasa bahwa saya
tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan”. orang yang sepakat dengan pernyataan
positif dan tidak sepakat dengan pernyataan negarif memiliki self esteem yang tinggi
akan melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Orang yang dengan self esteem
rendah tidak merasa bak dengan dirinya (Kreitner dan Kinicki 2003).
4. Self efficacy
Self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil
mencapai tugas tertentu (Kreiter dan Kinicki 2003). Self efficacy dapat dikatakan sebagai
faktor personal yang membedakan setiap individu dan perubahan self efficacy dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan
tujuan. Penelitiannya menemukan bahwa self efficacy tinggi akan mampu menyelesaikan
pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan berusaha menetapkan tujuan
lain yang tinggi
Pengembangan organisasi adalah suatu cara atau metode yang dapat dilakukan agar
dapat membawa organisasi kearah yang lebih baik dimana dapat dilakukan dengan
mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju dan memanfaatkannya dalam
mencapai tujuan organisasi dan salah satu cara yang dapat dilakukan dengan
pengembangan organisasi ini adalah juga dari kualitas individu atau sumber daya
manusianya yang mampu membuat sebuah perubahan atau pengembangan terhadap
organisasinya dan salah satu faktor pemicu peningkatan kualitas SDM tersebut adalah
dengan adanya kepuasan kerja yang dimiliki individu yang pastinya akan membuat
seseorang lebih giat dan meningkatkan kualitas dirinya.
B. ANALISIS MASALAH
Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu:
1. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan
yang meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan
keterampilan.
2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik
antara sesama karyawan, maupun dengan atasannya.
3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan,
meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,
umur dan sebagainya.
4. Faktor fnansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan yang meliputi system dan besarnya gaji, jamina sosial,
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya
(sutrisno, 2009:86)
Berdasarkan uraian diatas tentang faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan
kerja tiap-tiap individu atau anggota berbeda faktor dan tingkatannya, maka selayaknya
bagi pemimpin organisasi sangat perlu mempelajari dan memahami karakteristik dari
masing-masing SDM yang ada dalam perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar masing-
masing individu dapat terpenuhi kebutuhan yang dapat memuaskan dirinya, sehingga para
anggota organisasi dapat bekerja dengan sebaik- baiknya.
Pemenuhan kebutuhan kepuasan kerja bagi anggota perlu mendapat perhatian dan
harus dilakukan oleh pimpinan organisasi. Hal ini untuk menghindari dampak- dampak
yang tidak inginkan yang dapat merugikan anggota organisasi yang pada akhirnya dapat
merugikan perusahaan. Selain itu faktor kepuasan kerja juga dapat
Kesimpulan
Jurnal administrasi bisnis Vol.44 No.1 Maret 2007. Pengaruh kepuasan kerja terhadap
disiplin kerja dan komitmen organisasional oleh Dede Kurnia Ilahi dkk.
Jurnal Agora Vol. 1 No. 1 2013. Pengaruh Kepuasan kerja dan loyalitas kerja terhadap
organisasional, Citizenchip behavior pada karyawan PT. Surya Timur sakti Jatim Oleh
Eddy, M. Sutanto, dkk.
Jurnal bisnis dan akuntansi Vol. 10 No. 1 April 2008, 1-12. Pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja individual dengan self esteem dan self efficacy, sebagai variabel
intervening. Oleh Cecilia Engko.
Sutrisno, Edy, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia . Cetakan I. Jakarta: PT.
Kencana Media Group.