Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN

KERJA
Vovi Tridian Ulfah
Email : vovy538@gmail.com

Abstrak
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
keinginan dan sistem nilai yang dianutnya. Semakin banyak aspek dalam
pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut
individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian pula
sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan
keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat
kepuasan yang didapat. Secara empirik dapat dikatakan bahwa ada hubungan
positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas. Kepuasan kerja yang tinggi
dapat membuat karyawan bekerja dengan lebih baik yang pada akhirnya akan
meningkatkan.

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta
mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun
dalam program untuk meningkat kinerja para karyawan. Banyak faktor yang
terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Perusahaan kurang menerapkan
sistem promosi jabatan dengan benar. Promosi jabatan merupakan salah satu
faktor yang perlu dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja
karyawan sehingga karyawan bisa bekerja mencapai target perusahaan, yang
akhirnya akan memampukan perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan
lainnya.
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan
perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang
tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan
menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain,
bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja
tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi,
tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah serta mengalami stres
kerja.
Sudah menjadi tugas manajemen agar karyawan mengelola stres kerja dan
memiliki semangat kerja dan moril yang tinggi serta ulet dalam bekerja.
Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan
akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha
memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah,
cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan,
sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu merupakan
keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja penyebab
stres kerja dan yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan. Dengan
tercapainya kepuasan kerja karyawan dan terhindarnya stres kerja maka
produktivitas pun akan meningkat.
Dalam (Ermita, 2012)Pimpinan memiliki tanggung jawab yang besar
dalam melakukan pembinaan kepada pegawainya. Ermita & Anisah (2013)
mengatakan bahwa pembinaan merupakan suatu tugas dan tanggung jawab
pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya dalam organisasi. Pembinaan dapat dilakukan dengan berbagai
cara dan teknik. Pembinaan yang diberikan oleh pimpinan dapat berupa
bimbingan maupun pengarahan. Imron (2012) mengatakan bahwa pembinaan
yang diberikan kepada pegawai dapat dilakukan melalui bimbingan dan
pengarahan.
Bagi setiap perusahaan, karyawan bagian produksi merupakan sumber
daya yang tidak kalah pentingnya dengan sumber daya perusahaan yang
lainnya. Bahkan, karyawan bagian produksi memegang kendali dalam proses
produksi. Dengan kata lain, lancar atau tidaknya sebuah proses produksi akan
sangat tergantung pada karyawan pelaksana produksi tersebut.
Melihat pengaruh yang sangat penting dari kepuasan kerja karyawan
terhadap kualitas kerjanya, oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya
dalam artikel ini yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja”
PEMBAHASAN
A. Pengertian kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan dan prestasi kerja. Karyawan yang lebih suka menikmati
kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya
daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap
individu karyawan berbeda kepuasannya. Kepuasan kerja hanya diukur
dengan kedisiplinan, moral kerja dan turnover kecil maka secara relatif
kepuasan kerja karyawan baik.
Pengertian kepuasan kerja menurut para ahli :
1.   Lock (1995)
Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang
bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian
terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja.
2. Robbins (1996)
Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan
terhadap pekerjaannya.
3. Porter (1995)
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak
sesuatu yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu
yang sebenarnya dia terima.
4. Mathis dan Jackson (2000)
Kepuasan kerja merupakan pernyataan emosional yang positif
yang merupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja.
5. T.M. Fasher (1992)
Kepuasan kerja, atau dalam arti yang lebih khusus kepuasan
karyawan dalam bekerja, yang muncul bila keuntungan yang
dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya marjinal yang
dikeluarkan oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional
seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja.
2. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif)
atau tidak puas (negatif). Bila secara emosional puas berarti
kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak aka
berarti karyawan tidak puas.
3. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan
tersebut membandingkan antara apa yang dia harapkan
akan dia peroleh dari hasil kerjanya dengan apa yang
sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya.
4. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang
berhubungan.
Kepusaan kerja merupakan sesuatu yang sangat sulit diukur yang
bersifat subjektif karena setiap orang selalu mempunyai keinginan-
keinginan yang ingin dipenuhi namun setelah terpenuhi muncul lagi
keinginan-keinginan lainnya, seakan-akan manusia itu tidak mempunyai
rasa puas dan setiap pegawai mempunyai kriteria sendiri yang
menyatakan bahwa dirinya telah puas.
Kepuasan kerja bisa dilihat atau dikatakan puas dalam bekerja jika
pendapatan yang diperoleh telah dapat mencukupi kebutuhan pekerja
tersebut, dan dalam perusahaan tersebut pegawai merasakan nyaman
dalam bekerja dan tidk mempunyai kekhawatiran lain seperti kurang
cukup gaji yang diterima, tidak adanya jaminan kesehatan/keselamatan
kerja dan jaminan masa tua atau pension.

B. TUJUAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA


Seperti dalam penjelasan sebelumnya bahwa kepuasan kerja karyawan
dapat dilihat dan nampak dari sikap positif karyawan. Menurut Kuswadi
(2004:55-56), kepuasan kerja perlu dipantau dengan cara mengukur tingkat
kepuasan kerja karyawan.
Tujuan pengukuran kepuasan kerja bagi para karyawan adalah :
1. Mengidentifikasi kepuasan karyawan secara keseluruhan, termasuk
kaitannya dengan tingkat urutan prioritasnya (urutan faktor atau
atribut tolok ukur kepuasan yang dianggap penting bagi karyawan).
Prioritas yang dimaksud dapat berbeda antara para karyawan dari
berbagai bidang dalam organisasi yang sama dan antara organisasi
yang satu dengan yang lainnya.
2. Mengetahui persepsi setiap karyawan terhadap organisasi atau
perusahaan. Sampai seberapa dekat persepsi tersebut sesuai dengan
harapan mereka dan bagaimana perbandingannya dengan karyawan
lain.
3. Mengetahui atribut–atribut mana yang termasuk dalam kategori
kritis (critical perfoment attributes) yang berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan karyawan. Atribut yang bersifat kritis
tersebut merupakan prioritas untuk diadakannya peningkatan
kepuasan karyawan.

Apabila memungkinkan, perusahaan atau instansi dapat


membandingkannya dengan indeks milik perusahaan atau instansi saingan
atau yang lainnya.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA


Kepuasan setiap individu karyawan memiliki tingkatan yang berbeda,
karena faktor-faktor yang mempengaruhi pun juga dapat berbeda–beda.
Misalnya ada individu yang merasa puas karena besaran gaji, namun ada
individu lain merasa puas karena faktor lingkungan kerjanya.
Menurut Munandar 2001, Dalam (Ariati, 2010) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja adalah imbalan, promosi, rekan kerja,
supervisi, danpekerjaan itu sendiri . Sedangkan menurut , faktor-faktor
kepuasan kerja adalah ciri-ciri intrinsik pekerjaan, imbalan, supervisi,
rekan kerja, dan kondisi kerja yang menunjang. Pendapat yang
mendukung juga diutarakan oleh Johan (2002) bahwa terdapat faktor
ekstrinsik dan intrinsik yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang
dirasakan oleh seseorang. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal
dari dalam diri dan dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja
di tempat pekerjaannya dan faktor ekstrinsik menyangkut hal-hal
yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik
lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain,dan gaji yang
diterima.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:
1. Kondisi kerja, artinya jika seluruh kebutuhan seseorang untuk
bekerja terpenuhi baik itu dari bahan yang dibutuhkan ataupun dari
lingkungan yang menunjang maka kepuasan kerja akan terjadi.
2. Peraturan, budaya serta karakteristik yang ada dalam organisasi
tersebut, yang jika peraturan dalam menjalankan pekerjaannya dapat
mendukung terhadap pekerjaannya maka karyawan atau para pekerja
akan merasakan kepuasan kerja.
3. Kompensasi dari pekerjaannya yang seimbang dengan pekerjaan
yang telah ia lakukan.
4. Efisiensi kerja, dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan
seseorang dalam pekerjaannya, sehingga apabila kepuasan kerja itu
ada salah satunya adalah dengan bekerja sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
5. Peluang promosi, yaitu di mana adanya suatu peluang untuk
mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja seseorang dimana
diberikan jabatan dan tugas yang lebih tinggi dan disertai dengan
kenaikan gaji. Promosi ini sangat mempengaruhi kepuasan kerja
dapat dihargai dengan dinaikan posisinya disertai gaji yang akan
diterimanya.
6. Rekan kerja atau partner kerja, kepuasan kerja akan muncul apabila
dalam suatu organisasi terdapat hubungan yang baik. Misalnya
anggota kerja mempunyai cara atau sudut pandang atau kebiasaan
yang sama dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dalam bekerja
juga tidak ada hambatan karena terjalin hubungan yang baik.

Selain itu, berikut juga faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan


kerja:
1. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan
untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama
kerja.
2. Keamanan kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang
kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan
yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
3. Gaji,  Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang
orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang
yang diperolehnya.
4. Perusahaan dan manajemen, Perusahaan dan manajemen yang baik
adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.
5. Supervisi,  bagi karyawan supervisor dianggap sebagai figur ayah dan
sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi
dan turn over (menyerah).
6. Faktor intrinsik dari pekerjaan, Atribut yang ada pada pekerjaan
mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta
kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan.
7. Kondisi kerja, Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi,
penyinaran, kantin dan tempat parkir.
8. Aspek sosial dalam pekerjaan, Merupakan salah satu sikap yang sulit
digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas
atau tidak puas dalam kerja.
9. Komunikasi, Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak
manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya.
Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar,
memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya
sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan
merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan
menimbulkan rasa puas.
Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di
atas akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya
perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek
dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber
kepuasan seorang karyawan secara subyektif menentukan bagaimana
pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan
kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa
tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari
padanya.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang membahas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi
kerja. terdapat faktor ekstrinsik dan intrinsik yang berpengaruh terhadap
kepuasan kerja yang dirasakan oleh seseorang. Faktor intrinsik adalah
faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap karyawan
sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya dan faktor ekstrinsik
menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain
kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain,dan gaji
yang diterima.

REFERENSI
Ariati, J. (2010). SUBJECTIVE WELL-BEING (KESEJAHTERAAN
SUBJEKTIF) DAN KEPUASAN KERJA PADA STAF PENGAJAR (DOSEN)
DI LINGKUNGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
DIPONEGORO. Psikologi Undip, 8(2).
Ermita. (2012). Hubungan Antar Manusia dan Semangat Kerja Pegawai.
Ilmu Pendidikan, 12(2). Retrieved from
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi/article/view/2200

Anda mungkin juga menyukai