Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BESAR KEPEMIMPINAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SELAMA


PANDEMI COVID-19

Dosen Pengampu :

Dr. Nur Wening, SE., M.Si

Disusun oleh :

Rama Putra Eka Setyawan

5180211493

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2021

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SELAMA


PANDEMI COVID-19
Rama Putra Eka Setyawan

Universitas Teknologi Yogyakarta


Email: ramaekka17@gmail.com

ABSTRAK

Kepemimpinan terkait sebagai salah satu aset penting di perusahaan, karena


kepemimpinan perusahaan dapat digunakan untuk menentukan bagaimana kondisi
lingkungan yang saat ini, dan juga untuk memperkirakan bagaimana lingkungan akan
berubah dan bagaimana untuk mengantisipasi dan mengambil keuntungan dari
perubahan ini. Namun, banyak perusahaan tidak tahu, bagaimana untuk memperoleh,
mengatur, dan memanfaatkan pengetahuan mengarah untuk mencapai kepuasan
pekerjaan di perusahaan. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis dan
menjelaskan efek dari kepemimpinan menuju kepuasan kerja

Kata Kunci : Kepemimpinan, Kepuasan kerja

Abstrack

Leadership is regarded as one of the important assets in the company, because


thecompany's leadership can be used to determine how the company's current
environmentalconditions, and also to estimate how the environment will change and
how to anticipate andtake advantage of these changes. However, many companies do
not know, how to acquire, manage, and utilize the knowledge leads to achieve job
satisfaction of employees in thecompany. The objective of this study is to analyze and
explain the effect of Leadership towardJob Satisfaction.

Keywords: Leadership, Job satisfaction

I. Pendahuluan
A. Latar belakang
Suasana dan kehidupan kerja karyawan terdampak sangat besar akibat
pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia, bahkan di
seluruh dunia. Karyawan maupun pemberi kerja di sektor perkantoran harus
menghadapi berbagai tantangan untuk dapat mengatasi krisis kesehatan dan
ekonomi yang berlangsung sekaligus. Pada tingkat individu, karyawan terbagi
menjadi beberapa tingkatan, antara lain karyawan yang bekerja dari rumah
(work from home/WFH), karyawan industri esensial yang tetap bekerja, dan
karyawan yang dirumahkan
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari
tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-
beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin
banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2001;271) kepuasan kerja adalah “suatu
efektifitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan”. Davis
dan Newstrom (1985;105) mendeskripsikan “kepuasan kerja adalah
seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan
mereka”. Menurut Robbins (2003;78) kepuasan kerja adalah “sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah
penghargaan yag diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya
mereka terima”.
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai
segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan
konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan
dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Kepuasan Kerja merupakan
sikap (positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan
penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap
salah satu pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam
mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas
lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya.
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah
dari kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat
pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Seorang individu akan merasa puas
atau tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi,
yaitu tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau
pertentangan antara keinginan-keinginannya dengan hasil keluarannya (yang
didapatnya).
Sehingga dapat disimpulkan pengertian kepuasan kerja adalah sikap yang
positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap
pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai
dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.
B. Identifikasi masalah
Setelah mengetahui latar belakang tentang tulisan ini, kemudian penulis
mecoba menjelaskan apa yang sedang menjadi masalah yaitu “ Bagaimana
meningkat kan kepuasaan kerja selama pandemi”

II. LANDASAN TEORI

A. Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih,
menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memerhatikan
hubungan kerja pada mereka, kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan
(Dessler, 2006).

B. Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (dikutip oleh Wibowo, 2007), kepuasan kerja adalah


sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini
seharusnya mereka terima. Menurut Rivai dan Sagala (2005), faktor yang dapat
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang actual dan sebagai control
terhadap pekerjaan.
2. Supervisi.
3. Organisasi dan manajemen.
4. Kesempatan untuk maju.
5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya
insentif.
6. Rekan kerja.
7. Kondisi pekerjaan.

Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Loeke (dalam Sule, 2002: 211), kepuasan atau ketidakpuasan


karyawan tergantung pada perbedaan antara apa yang diharapkan. Sebaliknya,
apabila yang didapat karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan akan
menyebabkan karyawan tidak puas. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak
puasan kerja pekerjaan, rekan perlakuan yang adil, keamanan kerja, peluang
menyumbang gagasan, gaji/upah, pengakuan kinerja, dan kesempatan
bertumbuh.

Merujuk pada berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai


faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka
peningkatan kinerjanya adalah:

a. faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan


kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja,
sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan;
b. faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi
sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan
yang berbeda jenis pekerjaannya;
c. faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi. jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan
karyawan, umur, dan sebagainya;
d. faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan
serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji,
jaminan sosial, macam- macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,
promosi, dan sebagainya.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan cara wawancara dan
dengan penelusuran internet

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil penelitian

Locke (1969) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosi


senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau
pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja oleh Locke juga didefinisikan
sebagai hasil persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka
memberikan hal yang dinilai penting.

Robbins dan Judge (2015) menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah suatu
perasaan positif tentang pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi pada
karakteristik-karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
memiliki perasaan positif mengenai pekerjaannya, sedangkan seseorang dengan
tingkat kepuasan kerja rendah memiliki perasaan negatif.

B. Pembahasan

Dampak positif peningkatan kepuasan kerja

Seperti hasil penelitian dari Tim Judge dan rekan-rekannya dengan jumlah
sample sebanyak 312. Menghasilkan kesimpulan penting, yaitu : “Bukti
penelitian menunjukkan bahwa kepuasan tidak selalu mengarah pada
peningkatan kinerja individu tetapi mengarah pada peningkatan tingkat
departemen dan organisasi”. Dari hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa
dampak dari perhatian perusahaan terhadap kepuasan kerja karyawan akan
memberikan peningkatan kinerja di tingkat departemen dan organisasi. Harapan
dari kesimpulan ini adalah investasi yang telah diberikan kepada karyawan
dapat berbuah manis untuk perusahaan.

Dampak negatif rendahnya kepuasan kerja dikemukakan oleh

Robbins & Judge (2015), Ketidakpuasan mengarahkan perilaku untuk


meninggalkan organisasi, termasuk mencari sebuah posisi baru serta pengunduran
diri, berhentinya pekerja secara kolektif merupakan kerugian total bagi organisasi
atas pengetahuan, keahlian, kemampuan dan karakteristik lainnya dari karyawan
tersebut. Respons lain dari ketidakpuasan karyawan adalah membiarkan kondisi
memburuk, termasuk absen dan keterlambatan kronis, berkurangnya usaha dan
tingkat kesalahan yang bertambah. Sebuah tinjauan atas 300 studi menyatakan
korelasi yang cukup kuat, organisasi dengan lebih banyak pekerja yang puas
cenderung lebih efektif dibandingkan dengan organisasi yang pekerjanya tidak
puas

Menurut Robbins (2003) kepuasan kerja berhubungan dengan kemangkiran


turnover, tuntutan dan kesetiaan (Robbins, 2003:255). Selanjutnya variabel
tersebut akan akan dijelaskan penulis sebagai berikut :

1. Kemangkiran
Karyawan yang tinggi tingkat kepuasan kerja akan rendah tingkat
kemungkirannya, sebaliknya karyawan yang merasa tidak atau kurang
puas,akan menggunakan berbagai alasan untuk tidak masuk kerja. Salah cara
untuk mengurangi tingkat kemangkiran karyawan adalah dengan
meningkatkan kepuasan kerja.
2. Turnover
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya keinginan
pindah kerja adalah ketidakpuasan pada tempat kerja. Sebab-sebab ketidak
puasan itu dapat berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain.
3. Tuntutan
Ketidakpuasan sering dikaitkan dengan tingkat tuntuan dan keluhan
karyawan yang tinggi. Karyawan dengan tingkat kepuasan yang rendah lebih
mungkin untuk melakukan sabotase dan agresi yang negatif.
4. Kesetiaan
Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan setia atau loyal
terhadap perusahan-perusahan. Tingkah lakunya tampak kesetian yang tampil
dalam wujud selalu membela kebijaksaan yang telah ditetapkan lingkungan
kerjanya.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah dijelaskan di atas, penulis meyimpulkam bahwa,
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai
segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan
konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan
dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Kepuasan Kerja merupakan
sikap (positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan
penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap
salah satu pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam
mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan.
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka
peningkatan kinerjanya adalah:
a. faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap
kerja, bakat, dan keterampilan;
b. faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda
jenis pekerjaannya;
c. faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi. jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,
umur, dan sebagainya;
d. faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan
serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji,
jaminan sosial, macam- macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,
promosi, dan sebagainya.
Kemudian kepuasan kerja menghasilkan dampak positif dan dampak negatif
bagi pribadi maupaun di suatu organisasi/perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Kreitner, Robert and Angelo Kinicki, 2001. Organizational Behavior. Fifth


Edition. Irwin McGraw-Hill.
2. Davis and Newstrom.1985.Human Behavior at Work; Organizational Behavior,
International Edition, Singapore;Mc Graw Hill Book Company.
3. Robbins, P. Stephen. (2003). Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan, Jilid 2. Edisi
Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
4. Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Mnusia Jilid 1. Jakarta : PT.
Indeks
5. Rivai, Veithzal & Ella Jauvani Sagala. (2005). Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa
6. Mukti Wibowo, Mochamad Al Musadieq dan Gunawan.(2014). Pengaruh
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Studi Kasus Pada PT
Telkom Indonesia Kandatel Malang. (Jurnal Administrasi Bisnis) Vol. 16
7. Sule, E. 2002. Keterkaitan antara Kepuasan Kerja Karyawan dan Kepuasan
Pelanggan dengan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol.
2, No. 2, STIE YKPN. Yogyakarta.
8. Robbins, Stephen. P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia.
9. Locke, E. A. (1969). W h a t is Job Satisfaction ? Organizational Behavior And
Human Performance, 336, 309–336.
10. Robbin & Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai