Kerangka Teoritis
1 Kepuasan kerja
A. Pengertian kepuasan kerja
Kepuasan kerja yang tinggi merupakan tanda organisasi yang dikeloa dengan baik dan
padadasarnya merupakan hasil manajemen perilaku yang efektif. Kepuasan keja adalah ukuran
proses pembangunan iklim manusia yang berkelanjutan dan suatu organisasi.
Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan
mereka. Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan dua unsur lainnyadari sikap
pegawai. Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat lingkunganseseorang di luar
pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan. Demikian jugahalnya, karena pekerjaan
merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhikepuasan hidup seseorang.
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional dari sebuah pekerjaan (Krieter
&Kinicki, 2004). Salah seorang bisa merasakan kepuasan di satu aspek dan di aspek yang
lain.Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan
positiftentang suatu pekerjaan yang merupakan hasil evaluasi dari beberapa karakteristik.
Dari pengertian tersebut di atas, perasaan positif maupun negatif yang dialami
karyawanmenyebabkan seorang dapat mengalami kepuasan maupun ketidakpuasan kerja
merupakanmasalah yang kompleks, karena berasal dari berbagai elemen kerja, misalnya terhadap
pekerjaan mereka sendiri, gaji/upah, promosi, supervisi, rekan kerja, ataupun secarakeseluruhan.
Dari berbagai penelitian yang telah banyak dilakukan, ketika karyawan ditanya tentangrespon
dari pekerjaan yang telah mereka lakukan, hasilnya bervariasi untuk berbagai elemenkerja, Dari
hasil penelitian, secara umum karyawan merasakan kepuasan secara keseluruhan(Robbins &
Judge, 2007). Dalam pekerjaan, banyak sekali elemen yang berpengaruh terhadapkepuasan dan
ketidakpuasan. Seseorang dapat mengalami kepuasan untuk satu elemen pekerjaan, tetapi tidak
untuk elemen pekerjaan yang lain. Elemen-elemen pekerjaan itu adalah: pekerjaan mereka
sendiri, gaji/upah, promosi, supervisi, rekan kerja, dan pekerjaan secara keseluruhan.
Definisi kepuasan kerja diambil dari pendapat Wexley dan Yulk (1977) yang menjelaskan
kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Seperti dikemukakan
olehTiffin (dalam As’ad, 2003) kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan
terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawa.
B. Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Veithzal Rivai (2004; p.479-480) indikator dari kepuasan kerja terdiri dari:
1. Isi pekerjaan,
Penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan.
Karyawan akan merasa puas bila tugas kerja dianggap menarik dan memberikan
kesempatan belajar dan menerima tanggung jawab.
2. Supervisi
Adanya perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga
karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi
kerja akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Sebaliknya, supervisi yang buruk
dapat meningkatkan turn over dan absensi karyawan.
3. Organisasi dan manajemen
Yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil, untuk memberikan
kepuasan kepada karyawan.
4. Kesempatan untuk maju
Adanya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan kemampuan selama bekerja
akan memberikan kepuasan pada karyawan terhadap pekerjaannya.
5. Rekan kerja
Adanya hubungan yang dirasa saling mendukung dan saling memperhatikan antar rekan
kerja akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan hangat sehingga
menimbulkan kepuasan kerja pada karyawan.
6. Kondisi pekerjaan
Kondisi kerja yang mendukung akan meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan.
Kondisi kerja yang mendukung artinya tersedianya sarana dan prasarana kerja yang
memadai sesuai dengan sifat tugas yang harus diselesaikannya.
b. Mempunyai kompetensi
Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu hingga berhasil.
Dengan sikap etos kerja terutama bekerja keras serta mengaktualisasikan diri dengan
baik akan meningkatkan kompetensi karyawan.
d. Meningkatnya karisma
Jika karyawan menerapkan etos kerja di dalam kepribadiannya, maka akan
memancarkan kewibawaan dan aura yang positif terhadap dirinya.
3. Komitmen Organisasi
Komitmen merupakan loyalitas para anggota dan pemimpin terhadap organisasinya serta
merupakan suatu proses yang berkelanjutan dengan para anggota masing-masing untuk
memberikan sebuah kontribusi daiam melaksanakan kegiatan organisasi terhadap
perkembangan organisasi. Maka komitmen organisasi ialah suatu kondisi sampai tingkat
manakah seorang keryawan memihak pada organisasi dan berniat menjaga kerukunan
keanggotaan dalam organisasi itu.
Menurut Meyer dan Allen (daiam Khaerul. 2010:258) "Komitmen organisasi sebagai suatu
konstruk psikologis yang merupakan kerakteristik hubungan anggota organisasi dengan
organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan
keanggotaannya dalam berorganisasi". Porter et al (dalam Diana 2009:32) mendefinisikan
komitmen organisasional sebagai kekuatan relatif individu terhadap suatu organisasi dan
keterlibatannya dalam organisasi tertentu, yang dicirikan oleh tiga faktor psikologis yaitu:
keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu, keinginan untuk
berusaha sekuat tenaga demi organisasi dan kepercayaan yang pasti dan penerimaan
terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Dari beberapa pendapat ahli di atas penulis menyimpulkan definisi komitmen organisasi
adalah wujud loyalitas karyawan untuk memihak pada organisasi agar hubungan karyawan
dan organisasi menjadi lebih kuat untuk bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Dengan
komitmen organisasi yang kuat karyawan akan berusaha mencapai tujuan organisasi dan
melakukan yang terbaik untuk perusahaan tempat ia bekerja. Hal ini karena individu yang
ada dalam organisasi akan merasa ikut memiliki organisasinya.
Menurut Mayer dan Allen (dalam Khaerul 2009:260) ada tiga komitmen dalam
berorganisasi, vaitu sebagai berikut
D. Pemberdayaan Komitmen
Menurut Sharafat (dalam Umam, 2009:266) Pemberdayaan yang dapat dikembangkan untuk
memperkuat komitmen organisasi, yaitu sebagi berukut:
1. Lama Bekerja
Lama bekerja merupakan waktu yang telah dijaiani seseorang dalam melakukan
pekerjaan pada perusahaan, semakin lama seseorang bertahan dalam perusaaan, semakin
terlihat pula dia berkomitmen terhadap perusahaan.
2. Kepercayaan
Adanya saling percaya diantara organisasi akan menciptakan kondisi yang baik untuk
pertukaran informasi dan saran tanpa adanya rasa takut. Kepercayaan antara keduanya
dapat diciptakan dengan cara menyediakan waktu serta sumber daya yang cukup bagi
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. menyediakan pelatihan yang encukupi bagi
kebutuhan kerja, mengahrgai perbedaan pandangan dan perbedaan kesuksesan yang
diraih karyawan, dan menyediakan akses informasi yang cukup.
3. Rasa Percaya Diri (confident)
Karyawan yang mempunyai rasa percaya diri akan meningkatkan komitmen karyawan
pada perusahaan. keyakinan karyawan dapat ditimbulkan dengan cara mendelegasikan
tugas penting kepada karyawan, menggali saran serta ide dari karyawan, memperluas
tugas dan membangun jaringan antar departemen, dan menyediakan instruksi tugas untuk
penyelesaian pekerjaan yang baik.
4. Kredibilitas (credibility)
Menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan mengembangkan lingkungan kerja yang
mendorong kompetensi yang sehat sehingga tercipta organisasi yang memiliki kinerja
tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan memandang karyawan sebagai partner strategis,
meningkatkan target di semua bagian pekerjaan, mendorong inisiatif individu untuk
melakukan perubahan melalui partisipasi, dan membantu menyelesaikan perbedaan
dalam penentuan tujuan dan prioritas.
5. Pertanggungjawaban (accountability)
Pertanggungjawaban karyawan pada wewenang yang diberikan dengan menetapkan
secara konsisten dan jelas tentang peran, standard dan tujuan tentang penilaian terhadap
kinerja karyawan. Tahap ini merupakan sarana evaluasi terhadap kinerja karyawan dalam
penyiesaian dan tanggung jawab terhadap wewenang yang diberikan. Akuntabilitas dapat
dilakukan dengan cara menggunakan jalur training. memberikan tugas yang jelas,
melibatkan karyawan dalam penentuan standar kerja, dan memberikan saran serta
bantuan kepada karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.