KEPUASAN KERJA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Psikologi Industri (Teknik Industri )
Disusun oleh:
Hani Lulu (221151062)
Yogi Agustian (221151133)
Kepuasan kerja adalah konsep yang penting dalam psikologi industri. Hal
ini mengacu pada tingkat kepuasan dan kebahagiaan yang dirasakan oleh individu
terhadap pekerjaan mereka. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk lingkungan kerja, hubungan dengan rekan kerja, kesempatan
pengembangan karir, pengakuan, dan kompensasi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................3
BAB III...............................................................................................................12
KESIMPULAN..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
ii
BAB I
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
3
pekerjaan itu adalah: pekerjaan mereka sendiri, gaji/upah, promosi, supervisi,
rekan kerja, dan pekerjaan secara keseluruhan.
Definisi kepuasan kerja diambil dari pendapat Wexley dan Yulk (1977)
yang menjelaskan kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Seperti dikemukakan oleh Tiffin (dalam As’ad, 2003) kepuasan
kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya
sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawan.
Smith, Kendall, dan Hullin, 1969 (dalam Gibson, dkk, 2000) menyebutkan
lima komponen kepuasan kerja yang dirasakan karyawan. Pertama, pekerjaan
yaitu sejauh mana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan
untuk belajar dan menerima tanggung jawab. Kedua, kesempatan untuk
promosi yaitu adanya kesempatan untuk maju. Ketiga, supervisor atau atasan
yaitu kemampuan atasan untuk membantu dan mendukung pekerja atau
bawahannya. Keempat, gaji atau upah yaitu suatu jumlah yang diterima dan
keadaan yang dirasakan dari pembayaran. Kelima, rekan kerja yaitu sejauh
mana rekan kerja bersahabat, kompeten dan saling mendukung.
Robbins (2003) menyebutkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah upah, kondisi kerja, keamanan kerja, mutu pengawasan,
teman sekerja, jenis pekerjaan, dan kesempatan karyawan untuk maju.
Sedangkan faktor individual yang berpengaruh adalah sikap kebutuhan-
kebutuhan yang dimilikinya, nilainilai yang dianut, sifat kepribadian, dan
pengalaman pada masa lalu. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang
tinggi akan memiliki kinerja yang baik, sehingga berdampak langsung pada
produktivitas kerja yang tinggi. Hasil penelitian Locke (dalam Judge, 1993)
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan
produktivitas kerja.
Dalam penelitian oleh Greenberg dan Baron (1993) dikatakan bahwa
kepuasan kerja itu dipengaruhi oleh
4
a) kondisi organisasi, seperti : unsur-unsur dalam pekerjaan, sistem
penggajian, promosi, pengakuan
verbal, kondisi lingkungan kerja, desentralisasi kekuasaan, supervisi rekan
kerja dan bawahan, serta kebijaksanaan perusahaan.
b) kondisi personal diantaranya : demografis, kepribadian, tingkat
intelegensi, pengalaman kerja, penggunaan keterampilan, dan tingkat jabatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu
kondisi mental seseorang mengenai suka atau tidak suka terhadap
pekerjaannya yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapannya terhadap
pekerjannya dan dengan demikian akan mempengaruhi perilaku kerjanya.
Dalam penelitian oleh Robbins (1996) menyebutkan bahwa komponen-
komponen yang menentukan kepuasan kerja adalah:
1. Kerja yang secara mental menantang akan membuat karyawan lebih
menyukai pekerjaan yang dapat memberikan mereka kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka serta menawarkan
beragam tugas, kebebasan dan umpan balik.
2. Ganjaran yang pantas dalam hal ini yang dimaksud adalah karyawan
menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan
sebagai adil dan sesuai dengan harapan mereka.
3. Kondisi kerja yang mendukung mempunyai arti karyawan yang peduli
dengan lingkungan kerja, baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk
memudahkan dalam melakukan pekerjaan yang baik.
4. Rekan kerja yang mendukung apabila karyawan mendapatkan lebih
daripada sekedar uang atau prestasi dalam pekerjaannya. Bagi kebanyakan
karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial.
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya karyawan
dengan tipe kepribadian kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan
yang mereka pilih seharusnya akan menemukan bakat dan kemampuan
yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Sementara itu
menurut Luthans (dalam Husein, 1998) Job Description Index (JDI) dapat
digunakan untuk mengukur komponen kepuasan kerja, dimana komponen
tersebut tersebut terdiri dari:
5
a. Pembayaran, seperti gaji dan upah Merupakan imbalan jasa yang
diterima oleh karyawan sesuai dengan jenis, dan beban pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Pekerjaan itu sendiri Menyangkut karakteristik pekerjaan, yaitu apakah
pekerjaan itu menantang, menarik, ataukah justru membosankan.
c. Promosi Merupakan komponen yang mengukur tersedianya kesempatan
untuk berkembang dalam tugas dan jabatan.
d. Supervisi Merupakan kualitas dan bentuk pengawasan, pengarahan dan
pembimbingan yang diterima dari atasan.
e. Rekan sekerja Merupakan komponen yang mengukur apakah rekan-
rekan kerja dapat diajak bekerja sama, apakah mereka memiliki
kompetensi yang saling mendukung, persahabatan, serta perilaku tolong-
menolong antar rekan kerja.
6
tidak hanya berkaitan dengan kondisi pekerjaan. Kepribadian juga
memainkan sebuah peran.
7
6. Kepuasan Kerja dan Ketidakhadiran
8
2.4 TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA
9
sepatutnta ia terima, ia akan merasa salah dan tidak adil. Sebaliknya jika ia
terima, ia merasa tidak puas.
Untuk menentukan tingkat kepuasan kerja tenaga jerja, Lawler
memberikan nilai bobot kepada seseorang setiap bidang sesuai dengan
nilai pentingnya bagi individu, ia kemudian mengkombinasikan semua
skor kepuasan bidang yang dibobot ke dalam satu
skor total.
10
2.7 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEPUASAN KERJA
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Fraser, T.M. 1992. Stres dan Kepuasan Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.
13
tanggal4November2015.
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197507042003
121-
14