Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR KEPUASAN KARYAWAN

Disusun Oleh:

1. Lutfi Agung Nugraha (3402180439)

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu kunci kesuksesan sebuah
perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia yang efisien dan efektif dapat
meningkatkan produktifitas dan kinerja baik karyawan maupun organisasi.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan faktor yang
mempengaruhi produktifitas dan kinerja karyawan, dan salah satunya yang
penting adalah kepuasan kerja (Hassan, 2009).

Karyawan yang mempunyai tingkat kepuasan kerja tinggi akan cenderung


lebih berkomitmen dan memberikan kontribusi serta memiliki dedikasi tinggi
terhadap perusahaan dan akhirnynya mempunyai kemauan untuk bekerja lebih
keras dan lebih produktif. Sebaliknya, karyawan dengan tingkat kepuasan kerja
rendah cenderung akan melakukan turnover, serta menurunnya kedisplinan dan
produktivitas kerja (Robbins,2012).

Kepuasan kerja karyawan merupakan suatu sikap atau cara pandang


seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja bisa juga berarti
perbandingan antara harapan dengan kenyataan karyawan. Banyak faktor -
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Penelitian yang
dikembangkan oleh Porter (dalam Sopiah, 2008: 172) dalam Disperancy Theory
yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan
antara harapan dengan kenyataan. Kepuasan kerja seseorang ditentukan
bersama-sama atas dasar karakteristik situasi kerja dan karakteristik pekerja.
Misalnya, persepsi seseorang tentang “apa uang seharusnya ada” dalam suatu
pekerjaan akan ditentukan oleh karakteristik pekerja dan variabel situasi,
sedangkan persepsi tentang “apa yang ada sekarang” dalam suatu pekerjaan
akan banyak ditentukan oleh kondisi kerja aktual. Determinan-determinan
kepuasan kerja menurut Teori Disperancy adalah: a) Kompensasi; b)
Pengawasan; c) Pekerjaan itu sendiri; d) Teman-teman kerja; e) Jaminan kerja;
f) Kesempatan berprestasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang diatas, adapun
permasalahan yang dibahas ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan karyawan ?
2. Apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja?
3. Apa saja yang menjadi faktor kepuasan kerja ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karyawan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja
3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor kepuasan kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Karyawan

Menurut Undang-Undang Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok


Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 dikatakan bahwa karyawan adalah tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha
yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan
atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya. Senada dengan hal tersebut menurut
Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang Pokok Tenaga Kerja, tenaga kerja
adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat (Manulang, 2002).

Karyawan merupakan aset perusahaan. Kehadiran karyawan begitu sangat


penting hingga saat ini, tanpa adanya karyawan tidak akan terjadi kelancaran dan
proses produksi suatu perusahaan.

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa


adanya keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terlaksana. Karyawan
berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin
dicapai.

Menurut Hasibuan (2003), Karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau
tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.

Subri (2003), mengemukakan karyawan adalah penduduk dalam usia kerja


(berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika
mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
2.2 Definisi Kepuasan Kerja

Terdapat berbagai macam pengertian tentang kepuasan kerja. Istilah


“kepuasan” merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya
(Sutrisno, 2017). Kepuasan kerja dideskripsikan sebagai perasaan positif terhadap
pekerjaan, yang merupakan hasil evaluasi dari setiap karakteristik pekerjaan.
Seseorang yang memiliki tingkat kepuasan kerja tinggi memiliki perasaan positif
terhadap pekerjaannya, begitu juga sebaliknya seseorang yang memiliki tingkat
kepuasan kerja yang rendah memiliki perasaan negative terhadap pekerjaannya
(Robbins & Judge, 2012).

Kepuasan kerja menurut Hantula (2015) adalah tanggung jawab pemimpin


untuk mempertahankan karyawan dan organisasinya. Tanggung jawab yang
dimaksut adalah menciptakan organisasi yang secara psikologis memuaskan
karyawannya.

2.3 Faktor Faktor Kepuasan Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Sutrisno (2017)


yaitu :

a. Faktor psikologis

Faktor ini berhubungan dengan kondisi kejiwaan karyawan yang meliputi minat,
ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap pekerjaan, bakat dan keterampilan.
Seseorang yang memiliki ketenteraman dalam bekerja akan bekerja dengan
perasaan yang positif sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja yang
dapat berpengaruh pada kepuasan kerja.

b. Faktor sosial
Faktor ini berhubungan dengan interaksi sosial antara karyawan dengan
rekan kerja maupun karyawan dengan atasan.
c. Faktor fisik
Faktor ini berhubungan dengan kondisi fisik karyawan meliputi jenis
pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruang, suhu, penerangan, sirkulasi udara, kondisi kesehatan
karyawan, umur dan sebagainya.
d. Faktor finansial
Faktor ini berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang
meliputi sistem dan besarnya gaji, tunjangan, promosi, jaminan sosial,
fasilitas yang diberikan dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dan Saran


Pemaparan materi diatas dapat disimpulkan Karyawan merupakan
aset perusahaan. Kehadiran karyawan merupakan pekerjaan utama dalam
suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktivitas
perusahaan tidak akan terlaksana.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan diatas, maka
dapat diambil kesimpulan kepuasan kerja adalah sikap positif maupun
negatif dan perasaan senang atau tidak senang seseorang terhadap
pekerjaannya.
Demikian penulis buat semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang tidak sesuai. Penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan essay ini. Sekian
dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Hantula, D.A. (2015). Job satisfaction: the management tool and leadership
responbility. Journal of Organizational Behaviour Management.

Hasibuan, Malayu, 2003, Maanajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta ; CV.


Masagung.

Hassan, M. (2009). Business Management.1st ed. Kaduna: Joy Publishers.

Robbins, S. (2012). Perilaku Organisasi, Konsep Kontroversi dan Aplikasi.


Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Robbins, P.Stephen dan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Salemba


Empat. Jakarta.

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi Offset.

Subri, Mulyadi, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Sutrisno, E. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai