Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“KEPUASAN KERJA”

KELOMPOK V

1. YULIS NAINI (02220180392)

2. ANDINI ASTRI YULIANTI (02220180393)

3. AMALIA TIFANI (02220180394)

4. NURUL MUTIA.M (02220180395)


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan
dan pengetahuan sehingga makalah ini yang berjudul “kepuasan kerja”
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, 5 Desember 2019

Penulis

Kelompok V
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN

D. MANFAAT PENULISAN

BAB II (PEMBAHASAN)

A. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA

B. FUNGSI KEPUASAN KERJA

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA

D. ASPEK-ASPEK KEPUASAN KERJA


BAB III (PENUTUP)

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam
bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan
yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian
produktifitas hasil kerja pegawai akan meningkat secara optimal.

Definisi kepuasan kerja menurut Stamps (dalam Taunton, dkk, 2004) seberapa
jauh seseorang menyukai pekerjaannya. Semakin orang tersebut menyukai
pekerjaannya, maka semakin puaslah dia terhadap pekerjaannya.

Menurut Angga Leo : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan


individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan
dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang
erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima
setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut
terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik
beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan
sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan KEPUASAN KERJA

2. Apa FUNGSI KEPUASAN KERJA

3. Bagaimana FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN


KERJA

4. Apa saja ASPEK-ASPEK KEPUASAN KERJA

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu KEPUASAN KERJA

2. Memahami FUNGSI KEPUASAN KERJA

3. Untuk mengetahui FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPUASAN KERJA

4. Untuk Mengetahui ASPEK-ASPEK KEPUASAN KERJA


D. MANFAAT PENULISAN

1. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai kepuasan kerja

2. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat makalah


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA

Kepuasan kerja merupakan dambaan setiap individu yang sudah bekerja.


Masing-masing karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda sesuai
dengan nilai yang dianutnya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan, maka semakin tinggi pula tingkat
kepuasan kerja yang dirasakan dan demikian sebaliknya.

Kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai


pekerjaannya karena menyangkut sikap. Pengertian kepuasan kerja mencakup
beberapa hal seperti emosi dan kecenderungan perilaku seseorang. Oleh karena itu,
kepuasan kerja akan tampak mterwujud dalam perilaku dan semangat kerja seseorang.
Orang yang merasa puas dengan pekerjaannya akan melaksanakan pekerjaan tersebut
dengan semangat kerja yang tinggi, diman hal tersebut akan mempunyai dampak baik
langsung maupun tidak langsung terhadap efektifitas organisasi.

Menurut Luthans (1995:2006), ”Job satisfaction is a pleasurable or positive


state resulting from the appraisal of one’s job or experience”. Kepuasan kerja mampu
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang tampak pada sikap
positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapinya dalam
lingkungan kerjanya.

Menurut Locke (1975) dalam Tubbs et al. (1993:361) secara komprehensif


mendefinisikan kepuasan kerja sebagai kesenangan atau emosi positif yang dihasilkan
oleh pengukuran kerja atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja merupakan hasil
persepsi pekerja tentang seberapa baik pekerjaan menyediakan segala sesuatu yang
dipandang penting.

Handoko (1998:193) menyebutkan bahwa kepuasan kerja atau job


satisfication adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dengan mana para karyawan memandang pekerjaan. kepuasan kerja merupakan sikap
khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan individual di
luar kerja. Pada dasarnya kepuasan karyawan dalam bekerja merupakan hal yang
bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak
aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka
semakin tinggi kepuasan yang dirasakan, demikian juga sebaliknya. Jadi kepuasan
kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan atas
aspek-aspek pekerjaan yang bermacam-macam. Misalnya peralatan, lingkungan,
kebutuhan psikologi dan lain sebagainya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan
yang tidak sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi
ketidakpuasan seseorang.

Hasibuan (1999:201) menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah sikap


emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjannya. Sikap ini dicerminkan
oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi antara keduanya. Kepuasan kerja dalam
pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh
pijian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja
yang baik. Kepuasan kerja diluar pekerjaan berupa besarnya balas jasa yang akan
diterima dari hasil kerjanya agar ia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya.
Kepuasan kerja kombinasi merupakan kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap
emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya.
B. FUNGSI KEPUASAN KERJA

Menurut Strauss dan Sayles (1980: 5-6) kepuasan kerja penting untuk
aktualisasi diri. Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk
mencapai kematangan psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru
akan senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan,
emosi tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan
sebaliknya. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi
guru maupun sekolah terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan
kerja (Handoko, 1987: 145-146).

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA

Menurut Baron & Byrne (1994) ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja. Faktor pertama yaitu faktor organisasi yang berisi kebijaksanaan
perusahaan dan iklim kerja. Faktor kedua yaitu faktor individual atau karakteristik
karyawan. Pada faktor individual ada dua predictor penting terhadap kepuasan kerja
yaitu status dan senioritas. Status kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan
banyak kemungkinan mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal itu
berarti dua faktor tersebut dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan karyawan
yang memiliki ketertarikan dan tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil
kerjanya apabila mereka dapat menyelesaikan dengan maksimal.

Wexley dan Yukl (1977) berpendapat bahwa pekerjaan yang terbaik bagi
penelitian-penelitian tentang kepuasan kerja adalah dengan memperhatikan baik
faktor pekerjaan maupun faktor individunya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu gaji, kondisi kerja, mutu pengawasan, teman sekerja, jenis
pekerjaan, keamanan kerja dan kesempatan untuk maju serta faktor individu yang
berpengaruh adalah kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya, nilai-nilai yang dianut
dan sifat-sifat kepribadian.

Pendapat yang lain dikemukan oleh Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya
lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu:
a. Kedudukan (posisi)

Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang
lebenar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi
kepuasan kerja.

b. Pangkat (golongan)

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan


tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada
kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan
kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan
perasaannya.

c. Umur

Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan.
Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah
merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap
pekerjaan.

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial

Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan


kerja.

e. Mutu pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam
menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui
perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga
karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi
kerja (sense of belonging).

Sedangkan Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum (1956)


sebagai berikut :

a. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan.


b. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,
kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan
hubungan kemasyarakatan.

c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja,


kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan terhadap
kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan
konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi
maupun tugas

Berbeda dengan pendapat Blum ada pendapat lain dari Gilmer (1966) tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:

a. Kesempatan untuk maju

Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan
peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja

Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria
maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan
selama kerja.

c. Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan


kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan
kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan (Supervise)

Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya.
Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan


Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan
mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan.

g. Kondisi kerja

Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat
parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor
yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.

i. Komunikasi

Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai
alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan
untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi
karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.

j. Fasilitas

Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu
jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. As’ad (2004,p. 115)

Penelitian yang dilakukan oleh Caugemi dan Claypool (1978) menemukan


bahwa hal-hal yang menyebabkan rasa puas adalah:

1. Prestasi

2. Penghargaan

3. Kenaikan jabatan

4. Pujian.

Burt mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan


kepuasan kerja. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:

1. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain:


a. Hubungan antara manajer dengan karyawan

b. Faktor fisik dan kondisi kerja

c. Hubungan sosial di antara teman sekerja

d. Emosi dan situasi kerja

2. Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan:

a. Sikap orang terhadap pekerjaannya

b. Umur orang sewaktu bekerja

c. Jenis kelamin

3. Faktor-faktor luar (extern), yaitu berhubungan dengan faktor-faktor yang


mendorong karyawan yang berasal dari luar selain dirinya sendiri, yaitu:

a. Keadaan keluarga karyawan

b. Rekreasi

c. Pendidikan (training, up grading dan sebagainya).

D. ASPEK-ASPEK KEPUASAN KERJA

1. Kerja yang Secara Mental Menantang.

Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka


kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan
yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak
menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang
sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.

2. Ganjaran yang Pantas.

Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah
yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan
standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. Tidak
semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih
kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang
kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang
mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan
kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah
persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik
promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu
individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara
yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan
mereka.

3. Kondisi Kerja yang Mendukung.

Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun
untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan
lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).

4. Rekan Kerja yang Mendukung

Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang


berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan
akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan
menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi perilaku
atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.

5. Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan

Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun)
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil
pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih
besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kepuasan kerja itu penting dipelajari dalam kajian perilaku organisasi, karena
dengan mengetahui kepuasan kerja maka akan memudahkan bagi organisasi untuk
mengembangkan organisasinya tersebut.

Kepuasan kerja merupakan sebentuk rasa senang terhadap apa yang telah
dikerjakannya, namun kepuasan kerja bersifat subjektif. Kepuasan antara individu
satu dengan individu lainnya cenderung berbeda, karena setiap individu mempunyai
kriteria kepuasan tersendiri dalam mengukur tingkat kepuasan hidupnya, namun
kepuasan pegaawai dalam bekerja dapat dilihat dari bagaimana kinerja pegawai
tersebut namun hal tersebut tidak menjamin pegawai merasa puas karena pada
hakikatnya manusia tidak mempunyai rasa puas.

Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu pada keseluruhan sikap yang akan
terjadi pada diri setiap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja di antaranya kondisi kerja/lingkungan kerja,
peraturan atau budaya organisasi serta karakteristik organisasi, kompensasi yang
memuaskan, efisiensi kerja dan partner kerja.

B. SARAN

Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA
Abu, D., I. 1999. School Based Management. Paris: Unesco.

Cadwel . B. 2005. School –Based Manajement. Belgium: Unesco

Gunawan, H., A. 1996. Admistrasi Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Imron, A. 2000. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang

Sutisna, O. 2000. Admistrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa

Uzer, U., M. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winardi. 2009. Manajemen Prilaku Organisasi. Jakarta: Media Group.

Anda mungkin juga menyukai