Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TEORI PRILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI

KINERJA DAN KEPUASAN KERJA

Disusun Oleh : Kelompok 11

1. Ahmad Fauzi Akbar (1930203180)


2. Afifah Dhiyarofa (1930203064)

Dosen pengampu: Dian Safitri M.Pd.

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahmin. Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


Tuhan semesta alam yang tidak henti-hentinya telah memberikan rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul Kinerja Dan
Kepuasan Kerja. Tak lupa juga Shalawat serta salam, kita haturkan pada junjungan nabi
agung kita, nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang ini.

Dalam melaksanakan makalah ini tentu tidak terlepas dari dukungan, kerja sama, dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penulisan makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Oleh karena itu, kami sebagai penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dian
Safitri M.Pd. selaku dosen mata kuliah Teori Prilaku dan Budaya Organisasi yang telah
bersedia memberikan waktunya, bimbingannya dalam penyelesaian makalah ini. Dan kami
juga berterima kasih kepada semua pihak terutama teman-teman seperjuangan yang telah
membantu dan mendukung hingga makalah ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami menerima anjuran berupa nasehat, kritik, dan
saran yang bersifat membangun untuk di jadikan intropeksi dan pedoman agar lebih baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pembaca dan semoga bermanfaat bagi kita
semua.

Palembang, Juni 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Definisi Kinerja...........................................................................................................2
2.2 Konsep Kepuasan Kerja..............................................................................................2
2.3 Tingkat Kepuasan Kerja Didalam Pekerjaannya.........................................................3
2.4 Hal Yang Menyebabkan Kepuasan Kerja...................................................................4
2.5 Dampak Pekerja Yang Puas Dan Tidak Terhadap Pekerjaan, Tempat Kerja.............5
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi timbul adanya
perasaan kepuasan kerja dan ketidakpuasan. Oleh karena itulah setiap pimpinan atau
manajer suatu organisasi perlu menciptakan suatu iklim yang sehat secara etis bagi
anggotanya atau pegawainya, dimana mereka melakukan pekerjaan secara maksimal dan
produktif. Manusia sebagai sumberdaya organisasi memiliki berbagai macam kebutuhan,
yang apabila terpenuhi memberikan motivasi dan produktivitas kerja karyawan. Salah
satu tantangan dalam mengelola sumberdaya manusia yang berkaitan dengan kebutuhan
para karyawan adalah bagaimana menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang dapat
memuaskan berbagai kebutuhan karyawan.

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam
bekerja tentunya ia akan berupa ya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan
yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian
produktivitas dan hasil kerja pegawai akan meningkat secara optimal. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai kinerja dan kepuasan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kinerja?
2. Apa itu konsep kepuasan kerja?
3. Apa saja yang menjadi tingkat kepuasan kerja didalam perkerjaan?
4. Apa saja hal yang menyebabkan kepuasan kerja?
5. Apa dampak pekerja yang puas dan tidak terhadap pekerjaan?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui mengenai kinerja.
2. Agar mengetahui konsep kepuasan kerja.
3. Agar mengetahui tingkat kepuasan kerja didalam pekerjaan.
4. Agar mengetahui hal yang menyebabkan kepuasan kerja.
5. Agar mengetahui dampak pekerja yang puas dan tidak terhadap pekerjaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kinerja


Secara estimologis kata kinerja dapat disamakan artinya dengan performance
yang berasal dari bahasa inggris. Performance atau kinerja pada umumnya diberi batasan
sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya1. Pada umumnya, kinerja diberi batasan sebagai kesuksesan
seseorang di dalam melakukan suatu pekerjaan. Prawirosentoro mengemukakan bahwa
“kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam suatu
ortganisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika”.2

Kinerja adalah sebuah pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya


secara nyata dapat tercermin keluaran yang dihasilkan. Kinerja merupakan salah satu alat
ukur bagi pencapaian tujuan organisasi. Menurut Hasibuan, kinerja sebagai hasil kerja
secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya3. Jadi,
kinerja adalah suatu pencapaian atas hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang dalam
suatu organisasi, sehingga dapat tercapainya tujuan organisasi yang ada secara legal.

2.2 Konsep Kepuasan Kerja


Apabila kepuasan kerja terjadi, maka tercermin pada perasaan karyawan terhadap
pekerjaannya, yang sering diwujudkan dalam sikap positif karyawan terhadap
pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi atau ditugaskan kepadanya di linkungan
kerjanya. ,onitoring Kontinyu dari kepuasan kerja karyawan sangatlah penting untuk

1
Akhmad Fauzi dan Rusdi Hidayat Nugroho A., Manajemen Kinerja, (Jawa Timur: Airlangga University Press,
2020) Hal. 1
2
Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010), Hal 170.
3
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), Hal 327.

2
mendapatkan perhatian pimpinan organisasi terutama bagian personalia. Menurut
Martoyo, masalah kepuasan kerja akan mempengaruhi dari :4

a. Tingkat absensi karyawan


b. Perputaran tenaga kerja
c. Semnagat kerja
d. Keluhan-keluhan
e. Masalah personalia yang vital lainnya.

Kemudian , fungsi kepuasan kerja dapat terjadi baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui atasan maupun langsung karyawan, sesuai dengan fungsi
personalia yang ada. semuanya akan mempunyai dampak terhadap iklim organisasional
berarti memberikan pengaruh pada lingkungan kerja para karyawan. Banyaknya
karyawan yang kepuasan kerjanya tinggi namun produktivitas kerjanya rata-rata saja,
sehingga terlihat bahwa kepuasan kerja itu sendiri bukan merupakan suatu motivator
kuat, meskipun bagaimanapun juga kepuasan kerja itu selalu penting bagi organisasi.
Sementara ada juga yang berpendapat bahwa kepuasan kerja yang tinggi, justru karena
adanya prestasi kerja yang tinggi, karena dengan prestasi kerja yang tinggi
mengakibatkan penghargaan yang tinggi juga, dan penghargaan yang tinggi kalau
dirasakan adil dan memadai akan dapat meningkatkan kepuasan kerja.

2.3 Tingkat Kepuasan Kerja Didalam Pekerjaannya


Selain itu menurut Hussein Fattah (2017: 70) kepuasan kerja pada dasarnya
merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan
yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini
disebabkan aspek dalam pekerjaan yang selarasa dengan kemauan individu, maka
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Sebaliknya, semakin sedikit aspek-
aspek dalam pekerjaan yang selaras dengan keinginan individu, maka semakin rendah
tingkat kepuasan yang dirasakan. Para pegawai merasa puas dalam menyelesaikan
pekerjaanya, apabila memiliki keyakinan diri bahwa pekerjaa itu akan diselesaikan tepat

4
Martoyo, Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, (Penerbit BPFE,
Yogyakarta, 1998) Hal 132.

3
pada waktunya keyakinan efikasi diri yang dimiliki oleh pegawai dalam menyelesaikan
tugas, apabila hal itu terwujud maka pegawai tersebut akan merasa puas.5

2.4 Hal Yang Menyebabkan Kepuasan Kerja


Pendapat Horald E.Burt yang dikutip oleh Moch. As’ad, tentang faktor – faktor
yang dapat menimbulkan kepuasan kerja sebagai berikut:6

1. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain hubungan antara pimpinan dengan
pegawai, kondisi fisik dan situasi kerja, sugesti dari teman kerja.
2. Faktor individual, yang berhubungan dengan sikap orang terhadap pekerjaannya,
umur orang saat kerja, jenis kelamin.
3. Faktor – faktor luar antara lain keadaan keluarga karyawan/ pegawai, rekreasi,
pendidikan.

Faktor-faktor Yang Dapat Menimbulkan Kepuasan Kerja. Sebagian besar orang


berpendapat bahwa gaji atau upah merupakan faktor utama untuk dapat menimbulkan
kepuasan kerja. Sampai taraf tertentu,hal ini memang bisa diterima, terutama dalam
negara yang sedang berkembang, dimana uang merupakan kebutuhan yang sangat vital
untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari – hari. Akan tetapi kalau masyarakat
sudah bisa memenuhi kebutuhan keluarganya secara wajar, maka gaji atau upah ini tidak
menjadi faktor utama.

Sesuai dengan tingkatan motivasi manusia yang dikemukakan oleh Maslow,


maka upah atau gaji merupakan kebutuhan dasar. Sedangkan menurut pendapat Gilmer
(1966) dalam bukunya Moch. As’ad, tentang faktor – faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja sebagai berikut :7

1. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh kesempatan peningkatan pengalaman dan kemampuan kerja selama
bekerja.
2. Keamanan kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik
karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengarugi
perasaan kerja karyawan selama bekerja.

5
Dr. H. A Hussein Fattah, M.M, Kepuasan Kerja Dan Kinerja Pegawai Budaya Organisasi, Perilaku
Pemimpin, Dan Efikasi Diri, (Yogyakarta: Elmatera, 2017) Hal. 70
6
Mohammad As’ad, Psikologi Industri, (Yogyakarta: Liberty, 2004), Hal 112.
7
Ibid, Hal 114.

4
3. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang yang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang di perolehnya.
4. Manajemen kerja. Manajemen kerja yang baik adalah yang memberikan situasi
dan kondisi kerja yang stabil, sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman.
5. Kondisi kerja. Dalam hal ini adalah tempat kerja, ventilasi, penyinaran, kantin,
dan tempat parkir.
6. Pengawasan (Supervisi). Bagi Karyawan, Supervisor dianggap sebagai figur ayah
dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn
tover.
7. Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan
ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
8. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pimpinan banyak
dipakai untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak
pimpinan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi
karyawannya sangat berperan dalam menimbukan kepuasan kerja.
9. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit
digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak
puas dalam kerja
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

2.5 Dampak Pekerja Yang Puas Dan Tidak Terhadap Pekerjaan, Tempat Kerja
Dampak perilaku dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja telah banyak diteliti dan
dikaji. Beberapa hasil penelitian tentang dampak kepuasan kerja terhadap produktifitas,
ketidakhadiran dan keluarnya pegawai dan dampak terhadap kesehatan. Sutrisno (2009:
87) menjelaskan bahwa:

1. Dampak terhadap produktifitas


Lawler dan Porter (Munandar, 2001) mengharapkan produktivitas yang tinggi
menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja
mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima
kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul.
Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang

5
berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan
berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja8.

2. Dampak terhadap ketidkhadiran dan keluarnya tenaga kerja


Porter & Steers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan berhenti bekerja
merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih
bersifat spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan
ketidakpuasan kerja (dalam Asad (2004, p.115). Lain halnya dengan berhenti
bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan
dengan ketidakpuaan kerja. Menurut Robbins (1996) ketidakpuasan kerja pada
tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara.
Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh,
membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari
tanggung jawab pekerjaan mereka9. 

3. Dampak terhadap kesehatan


Salah satu temuan yang penting dari kajian yang dilakukan oleh Kornhauser
tentang kesehatan mental dan kepuasan kerja. Meskipun jelas bahwa kepuasan
berhubungan dengan kesehatan , hubungan kausal masih tidak jelas. Diduga
bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik dan mental dan
kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja
dan kesehatan saling berkesinambungan peningkatan dari yang satu dapat
mempengaruhi yang lain, begitupun sebaliknya jika terjadi penurunan10.

8
Dr. H. Moh. Saiful Bahri, S. E., M.M., Pengaruuh Kepemimpinan Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi Dan
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Yag Berimplikasi Terhadap Kinerja Dosen, (Surabaya: CV. Jakad
Publishing Surabaya, 2018) Hal. 72
9
Ibid., Hal. 73
10
Ibid., Hal. 74

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara estimologis kata kinerja dapat disamakan artinya dengan performance
yang berasal dari bahasa inggris. Performance atau kinerja pada umumnya diberi batasan
sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Kinerja adalah sebuah pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu
yang akhirnya secara nyata dapat tercermin keluaran yang dihasilkan. Kepuasan kerja
pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada
dirinya. Hal ini disebabkan aspek dalam pekerjaan yang selarasa dengan kemauan
individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Dampak perilaku
dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja telah banyak diteliti dan dikaji. Beberapa hasil
penelitian tentang dampak kepuasan kerja terhadap produktifitas, ketidakhadiran dan
keluarnya pegawai dan dampak terhadap kesehatan.

7
DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Mohammad. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty

Bahri, Moh. Saiful. 2018. Pengaruuh Kepemimpinan Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi

Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Yag Berimplikasi Terhadap Kinerja Dosen,
Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya

Fattah, Hussein. 2017. Kepuasan Kerja Dan Kinerja Pegawai Budaya Organisasi, Perilaku

Pemimpin, Dan Efikasi Diri. Yogyakarta: Elmatera

Fauzi, Akhmad dan Rusdi Hidayat Nugroho A. 2020. Manajemen Kinerja. Jawa Timur:

Airlangga University Press

Martoyo dan Susilo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga.

Penerbit BPFE, Yogyakarta

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisas. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai