Dosen Pengampu
Di Susun Oleh :
M. Zulfa Dimastiar (10320019)
Dengan kehadirat Tuhan yang maha esa, dan segala puja-puji atas syukur,
rahmat, dan hidayahnya, sehingga saya dapat menulis makalah dengan tema
“KEPUASAN KERJA DAN STRES KERJA” makalah ini dibuat dengan melihat
realitas yang terjadi pada keadaan masyarakat Indonesia, khususnya saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Penerapan Komputer. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
mengetahui lebih dalam tentang kepuasan kerja dan stress kerja dalam di dunia
kerja maupun kehidupan sehari-hari agar kita lebih tahu dan kita dapat
menerapkannya. Tentunya saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah ini, karena telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan atas keterbukaan pikiran sesuai kenyataan yang sedang
terjadi dan berdinamika. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu bertukar pikiran melalui diskusi-diskusi kecil, sehingga saya
dapat menyimpulkan dan menyelesaikan makalah ini.
Saya Menyadari, makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna,
masihdalam tahap hipotesa subyektif dan semestinya begitu. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi tercapainya
kebenaran dan ke-praksis-an nya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Apa pengertian kepuasan kerja dan manfaat bagi manajemen ? .................6
2.3. Bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja ?.............10
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam membentuk kepuasan kerja, terdapat stres kerja yang dapat dialami
oleh setiap karyawan/pegawai tersebut. Stres kerja dapat dirumuskan sebagai
suatu keadaan tegang yang dialami di dalam suatu organisasi. Stres ini dapat
merupakan akibat dari lingkungan fisik, 3 sistem dan teknik dalam organisasi,
interaksi sosial interpersonal, isi atau struktur pekerjaan, tingkah laku individu
sebagai anggota, dan aspek-aspek organisasi lainnya. Stres dan kepuasan kerja
mempunyai hubungan timbal-balik. Kepuasan kerja dapat meningkatkan daya
tahan individu terhadap stres dan dampak-dampak stres dan sebaliknya, stres yang
dihayati oleh individu dapat menjadi sumber ketidakpuasan.
1.3 TUJUAN
(2) Equity Theory Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa
puas atau tidak puas,tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity)
atau tidak atas suatu situasi. Menurut teori ini equity terdiri dari tiga elemen, yaitu
:
a. Input, yaitu segala sesuatu yang berharga yang dirasakan oleh karyawan sebagai
sumbangan atas pekerjaannya.
b. Out comes, yaitu segala sesuatu yang berharga yang dirasakan olehkaryawan
sebagai hasil dari pekerjaannya.
c. Comparison persons, yaitu kepada orang lain atau dengan siapa karyawan
membandingkan rasio input – outcomes yang dimilikinya.
Comparison Persons ini bisa berupa seseorang di perusahaan yang sama,
atau di tempatlain, atau bisa pula dengan dirinya sendiri diwaktu lampau.
Sehingga dapat disimpulkan dalam teori ini adalah setiap karyawan akan
membandingkan rasio input – out comes dirinya dengan rasio input – out comes
orang lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka ia akan merasa
cukup puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan, bisa
menimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak.
(3) Two Factor Theory Prinsip dari teori ini adalah kepuasan dan
ketidakpuasan kerja itu merupakan dua hal yang berbeda, artinya kepuasan dan
ketidakpuasan kerja terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variabel yang
kontinyu (Herzberg,1966). Teori ini pertama dikemukakan oleh Herzberg melalui
hasil penelitian beliau dengan membagi situasi yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok, yaitu : a) Kelompok
satisfiers, yaitu situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang
terdiri dari tanggung jawab, prestasi, penghargaan, promosi, dan pekerjaan itu
sendiri. Kehadiran faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya
ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan.
Salah satu kondisi kerja yang dapat menimbulkan stres pada diri pekerja
adalah kerja paruh waktu (shift work). Keluhan-keluhan yang muncul pada
kondisi kerja ini antara lain gangguan sulit tidur, gangguan pencernaan, dan
gangguan-gangguan sosial (Goldberger & Breznizt, hal.432). Tetapi keadaan
dapat diperbaiki oleh motivasi pekerja itu sendiri. Bila kerja lembur atatu kerja
malam memang dikehendaki oleh pekerja itu sendiri, stres akan diperkecil dan
demikian pula ketegangan yang diakibatkannya. Taylor (1974) melaporkan bahwa
masalah-masalah pembuluh darah jantung (kardiovaskuler) lebih umum dialami
oleh para pekerja siang hari daripada para pekerja malam hari (Fraser, hal. 96).
Dari penjelasan-penjelasan diatas tampak bahwa kepuasan kerja dapat
mempengaruhi kadar stres dan dapat mengurangi dampak menyakitkan dari stres
tersebut.
Pada dasarnya , stres dapat terjadi di mana saja, termasuk tempat kerja.
Stres di tempat kerja ini amat mengganggu produktivitas karyawan, sehingga juga
bisa berdampak bagi perusahaan. Sejatinya sih, tempat kerja yang baik dapat
melindungi para karyawannya dari risiko mengalami masalah kesehatan kejiwaan.
Enggak sedikit orang yang merasa kalau dirinya tak mendapatkan rekan kerja
yang cocok. Nah, ketidakcocokan dalam bekerja inilah yang rentan menimbulkan
konflik antar pegawai. Pastinya, konflik yang berkelanjutan akan meningkatkan
stres dan membuat pekerjaan jadi tak optimal. Solusinya, cobalah untuk tak
membawa sentimen pribadi dalam menjalankan aktivitas kerja di kantor.
3. Tumpukan Pekerjaan
Faktor pemicu stres saat bekerja juga bisa karena hal yang terbilang sepele ini.
Sebab, siapa sih yang kepingin mendapatkan notifikasi pekerjaan di luar jam
kantor? Misalnya, di malam hari, hari libur, atau bahkan saat sedang berlibur.
Namun, untuk seseorang yang posisinya sebagai staf atau karyawan, kadang kala
merasa tidak enak untuk mengabaikan pesan dari atasannya. Apalagi bila berisi
tentang hal yang penting. Jangan salah, hal kecil inilah yang bisa
merusak mood, bahkan memicu stres.
5. Masalah Personal
Ingat, enggak selamanya stres bersumber dari pekerjaan di kantor. Faktor pemicu
stres saat bekerja juga bisa karena faktor eksternal yang memicu gangguan
pikiran. Masalah personal, seperti dengan keluarga, teman, ataupun pasangan,
dapat memberikan tekanan-tekanan pada pikiran, sehingga membuat produktivitas
jadi terhambat.
6. Lingkungan Pekerjaan
Kadang kala atasan atau rekan kerja yang tak mendukung atau kompetisi internal
bisa membuat lingkungan kerja jadi tak nyaman. Sebab, adanya tekanan yang
tidak sesuai dengan kapasitas dari karyawan, memang terbukti dapat
menimbulkan stres di kantor.
Stres kerja termasuk ke dalam masalah kesehatan. Kondisi ini tak hanya
memengaruhi produktivitas, tapi juga kondisi kesehatan fisik dan mental
seseorang. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 300 juta
orang di dunia mengidap depresi dan 260 juta orang mengalami gangguan cemas
akibat stres kerja. Penyebab umumnya adalah beban kerja yang terlalu berat, jam
kerja yang panjang, dan suasana lingkungan kerja yang kurang kondusif. Tapi,
bagaimana bisa stres kerja berpengaruh pada kesehatan secara menyeluruh?
Simak penjelasannya di sini.
Stres kerja bisa menjadi beban pikiran seseorang yang tanpa disadari
berdampak negatif pada kesehatan. Gejala stres berlebih yang perlu diwaspadai
adalah gangguan irama jantung, mual, muntah, gemetar, berkeringat, mulut
kering, nyeri dada, sakit kepala, sakit perut, dan nyeri otot. Gejala fisik ini muncul
akibat peningkatan aktivitas impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh lain,
serta akibat pelepasan hormon adrenalin ke dalam darah sebagai respons tubuh
dalam menghadapi stres.
Pekerja yang memiliki beban kerja berlebih cenderung memiliki tekanan darah
tinggi dibanding yang memiliki beban kerja normal (maksimal 8 jam per hari).
Apabila terus-menerus terjadi, tekanan darah tinggi yang dialami bisa
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung, diabetes,
dan stroke).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi productivitas kerja pegawai. Pegawai
bekerja secara produktif atau tidak banyak tergantung pada banyak faktor. Faktor
motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik pekerjaan, sistem
kompensasi, desain pekerjaan dan aspek-aspek ekonomis sangatlah ikut berperan.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.usm.ac.id/files/bookusm/F013/20190627091334-STRESS-
KERJA.pdf
https://www.halodoc.com/artikel/stres-kerja-pengaruhi-kesehatan-secara-
menyeluruh
https://www.halodoc.com/artikel/inilah-6-faktor-pemicu-stres-saat-bekerja
https://repository.usd.ac.id/2638/2/022214016_Full.pdf
http://eprints.ums.ac.id/66164/12/BAB%20I-13.pdf
https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/03/stres-dan-kepuasan-kerja.html
https://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-dampak-stres-dan-
tingkat-kepuasan-kerja-terhadap-kinerja-karyawan/
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/05/Makalah-Kelompok-9-SDM-
Kepuasan-Kerja.pdf
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2016/02/Makalah-Kepuasan-Kerja-dan-
Stress-Kerja.pdf