Anda di halaman 1dari 11

MORAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA

Untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Administrasi Pendidikan

Dosen Pengampu : Nurdalilah, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok : 6

Kelas/Semester: PMM-2/ 6

1. Jurani (0305202029)

2. Dika Prakasa (0305193201)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Atas dukungan moral dan materi yang telah di berikan kepada kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu
Ibu Nurdalilah, S.Pd.I, M.Pd yang telah memberikan ide, dorongan, serta masukan
kepada saya.

Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan maklah ini
dari awal sampai akhir.

Medan, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral Kerja.............................................................................2


B. Dimensi Moral Kerja.................................................................................4
C. Hubungan Moral Kerja Dan Motif............................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kegiatan administrasi dan kepemimpinan pendidikan, moral
kerja yang tinggi dari setiap personal yang terlibat di dalamnya, merupakan
faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Produktivitas kerja dalam suatu organisasi merupakan faktor yang
penting terutama bilamana dihubungkan dengan masalah penggunaan sumber
kerja sebagai in-put baik berupa material, personal, waktu maupun tenaga dan
pikiran. Produktivitas kerja itu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
berkenaan dengan metode/ cara kerja, alat-alat, ketrampilan/ keahlian
personal, termasuk di dalamnya fakor moral kerja dari personal yang
dijalankan pekerjaan itu. Bagian teakhir dari uraian diatas menunjukkan
betapa pentingnya faktor manusia sebagai subyek yang mengelola suatu
pekerjaan, guna mencapai hasil (product) yang sebesar-besarnya dalam suatu
bidang tertentu melalui usaha kerjasama manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian moral kerja?
2. Apa saja faktor yang memengaruhi dimensi moral kerja?
3. Bagaimana hubungan moral kerja dan motif?
4. Apa penegrtian produtikvitas?

C. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui pengertian moral kerja.
2. Agar dapat menegeatahui faktor yang memengaruhi dimensi moral kerja.
3. Agar dapat mengetahui hubungan moral kerja dan motif.
4. Agar dapat mengetahui penegertian Produktivitas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral Kerja


Istilah moral digunakan untuk menerangkan perilaku organisasi. Di
dalam organisasi bisnis, tentu saja pengertian moral tersebut dikaitkan dengan
aktivitas kerja dan diistilahkan dengan employee morale.
Dari uraian teoritis dapat kita lihat beberapa pengertian Moral Kerja
sebagai berikut:
1. Drafke & Kossen  (1998;295) mendefinisikan, Moral kerja mengacu pada sikap-sikap
1
baik terhadap organisasi-organisasi yang mempekerjakan mereka,maupun terhadap faktor-
faktor pekerjaan yang khas, seperti supervisidan rangsangan-rangsangan keuangan. Ini dapat
dianggap berasal baik dari individu maupun kelompok yang merupakan bagian dimana
karyawan berada.
2. Keith Davis(1989:76) mengemukakan bahwa: Berbicara mengenai moral kerja, kita
selalu mengartikan moral sebagai sikap perorangan dan kelompok terhadap lingkungan
kerjanya dan sikapuntuk bekerja sebaik-baiknya dengan mengerahkan kemampuan yang
dimiliki secarasukarela. Dalam hal ini lebih menekankan pada dorongan untuk bekerja
dengan sebaik-baiknya daripada sekedar kesenangan saja.
3. William B. & Keith Davis (1993:541-549) menghubungakan moral kerja dengan
quality of work life effort Menurutnya, moral kerja bermanfaat dan dapatdigunakan
untuk berbagai kepentingan yang erat kaitannya dengan usaha membina relasiantar
karyawan, komunikasi informal dan formal, pembentukan disiplin serta konseling
4. Judith R.Gordon (1991:754) mengungkapkan: Moral kerja adalah suatu predisposisi
dari anggota organisasi untukberupaya keras dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Moral meliputi komitmenterhadap tujuan itu. Moral adalah suatu fenomena kelompok yang
meliputi upaya keras,adanya tujuan bersama dan perasaan memiliki.
Dari pengertian diatas dapat simpulkan moral kerja adalah Suatu
predisposisi yang mempengaruhi kemauan, perasaan dan pikiran untuk bekerja dan
berupaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan sebaik-baiknya.Moral kerja dapat
dilihat dalam kaitannya dengan moral individual dan moral kelompok
1
Benge, Eugene and Hickey, John. 1976. Morale and Motivation : How to Measure Morale &Increased
Productivity, hlm:117

2
Adapun faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja
seseorang. Dalam kegiatan administrasi dan kepemimpinan pendidikan, moral
kerja yang tinggi dari setiap personal yang terlibat di dalamnya, merupakan
faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Diantaranya ialah:
1. Sebagian orang memandang bahwa minat terhadap pekerjaan berpengaruh
terhadap moral kerja. Bilamana seseorang merasa bahwa minat sesuai dengan
jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja yang
tinggi.
2. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah penting dalam meningkatkan
moral kerja. Upah yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat
mempertinggi moral kerja.
3. Ada kelompok orang yang memandang faktor status soial dari pekerjaan dapat
mempengaruhi moral kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status soail
atau posisi yang tinggi/ baik (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala
bagian dan sebagainya) menurut kelompok ini akan mempertinggi moral kerja.
4. Sekelompok lain memandang tujuan yang mulai atau pekerjaan yang
mengandung pengabdian merupakan faktor yang dapat mempertinggi moral
kerja. Tujuan dan sifat pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan
seseorang bersedia menderita, berkorban harta benda dan bahkan jiwanya
demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan hubungan
kemanusiaan yang baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai
dalam kelompoknya dapat mempertinggi moral kerja.
Tinggi rendahnya moral kerja sangat berpengaruh pada produktivitas
kerja yang dapat dicapai oleh seorang petugas dalam bidang kerja tertentu.
Moral kerja yang tinggi pendidikan termasuk guru-guru dimanifestasikan pada
kreativitas dan inisiatif dalam menyelenggarakan pekerjaan. Pada
produktivitas kerja dibidang pendidikan pada dasarnya diukur dari sebuah
kelancaran proses pendidikan itu, karena secara kuantitatif hasilnya
memerlukan waktu yang relative lama.

3
B. Dimensi Moral Kerja
Benge (1976:40) mengemukakan terdapat tiga faktor yang menentukan terbentuknya
moral kerja, yaitu:
1. Aspek Sikap Terhadap PekerjaanMerupakan sikap pekerja secara umum terhadap aspek-
aspek yang meliputi jenispekerjaan, kemampuan untuk melakukan pekerjaan, suasana
lingkungan kerja,hubungan dengan rekan sekerja, serta sikap terhadap imbalan yang
diterima.
2. Aspek Terhadap Atasan
Sikap terhadap atasan dapat dipengaruhi oleh bagaimana perlakuan atasan
terhadapkaryawan, cara menangani keluhan pekerja, cara penyampaian
informasi,perancangan tugas, tindakan, pendisiplinan pekerja, dan bagaimana
pandanganpekerja terhadap kemampuan atasannya dalam melaksanakan tugas.
3. Aspek Sikap Terhadap Perusahaan
Sikap terhadap perusahaan atau organisasi dipengaruhi oleh kebijakan yang berlaku,
pemenuhan kebutuhan pekerja, perbandingan dengan perusahaan lain, citraperusahaan,
semangat kelompok dengan pihak atasan.

C. Hubungan Moral Kerja dan Motif


Dalam melakukan suatu pekerjaan yang bersifat sadar, seseorang
selalu didorong oleh motif tertentu, baik yang obyektif maupun subyektif.
Motif atau dorongan dalam melakukan sesuatu pekerjaan itu sangat besar
pengaruhnya terhadap moral kerja. Dan seseorang mmapu bersedia melakukan
sesuatu pekerjaan bila motif yang didorongnya cukup kuat pada dasarnya tidak
mendapat tantangan dari motif lain yang berlawanan. Dengam demikian
sebaliknya orang lain yang tidak didorong oleh motif yang kuat akan
meninggalkan atau tidak bergairah dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
Dalam hubungan itu dapat dibedakan dua jenis motif, yakni
1. Motif intrinsik, merupakan dorongan yang terdapat dalam pekerjaan yang
dilakukan. Misalnya; bekerja karena pekerjaan itu sesuai dengan bakat dan
minat, dapat diselesaikan dengan baik karena memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menyelesaikannya dan lain-lain.
2. Motif ekstrinsik, merupakan dorongan yang berasal dan luar pekerjaan yang
sedang dilakukan. Misalnya; bekerja karena upah atau gaji yang tinggi

4
mempertahankan kedudukan yang baik, merasa mulia karena pengabdian dan
sebagainya.
Motif intrinsik dan ekstrinsik bersumber dari tiga teori motif, sebagai berikut
1. Teori psikoanalisa, yang menekankan pada pengalaman masa kanak-kanak
sebagai motif yang dapat dan selalu mendorong seseorang melakukan sesuatu
perbuatan. Orang merasa senang dan puas melakukan sesuatu pekerjaan
2
karena pengaruh masa lampaunya.
2. Teori Gestalt Lewin, yang menekankan pada pengaruh kekuatan situasi yang
sedang dihadapi oleh seseorang. Perasaan senang dan puas mengerjakan
sesuatu disebabkan oleh karena dengan pekerjaan itu yang bersangkutan dapat
menyelesaikan problema yang dihadapinya.
3. Teori Allport, yang menekankan pentingnya kekuasaan “AKU” dalam
melakukan suatu pekerjaan. Seseorang merasa terdorong melakukan pekerjaan
karena orang tersebut mendapat kesempatan mengatur, menguasai,
memerintah orang lain. Orang yang bersangkutan merasakan AKU berperanan
dan berkuasa sehingga dapat mewujudkan kehendak dan cita-cita di dalam
suatu pekerjaan dengan menggunakan orang lain sebagai alat.
Motif pendorong menurut ketiga teori itu bersifat wajar dan obyektif
sehingga seseorang dapat melakukan suatu pekerjaan, maka motif itu dapat
menjadi motif intrinsik atau ekstrinsik yang positif bagi pengembangan moral
kerja, sebaliknya jika bersifat berlebih-lebihan sehingga tidak wajar, baik
bersifat ekstrim kurang maupun lebih, maka akan menjadi motif intrinsik yang
negatif dan subyektif bagi pembinaan moral kerja. Pemeliharaan moral kerja
yang tinggi harus dianggap sebagai tanggung jawab manajemen yang
permanen, karena sekali moral kerja merosot, maka dibutuhkan waktu lama
untuk memperbaikinya kembali. Menurut Gellerman (1984:322), moral kerja
yang jelek dapat menimbulkan pemogokan, pemerkerjaan karyawan yang
berlebihan, kepurapuraan, dan berbagai reaksi lainnya. Selanjutnya moral
kerja yang rendah dapat mempunyai akibat jangka panjang dan jauh lebih
merusak organisasi daripada hilangnya produktivitas temporal. 
Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang34
diperoleh (out–put) dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan sebagai
2
Benge. 1976. Measuring Morale-Key to Increased Productivity. Modern BusinessReport, New York:
Alexandre Hamilton Institute, hlm: 118-119

5
in-put. Tingkat produktivitas kerja itu dalam bidang perekonomian dapat
dinyatakan secara eksak berupa angka-angka yang menunjukkan perbandingan
antara modal dan produksi.

BAB III
PENUTUP

3
Sartika Dina, 2009. Peran Moral Kerja Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan. diakses dari :
https://dokumen.tips/documents/peran-moral-kerja-dalam-meningkatkan-produktivitas-karyawan.htm

4
Mulyana, 2011. Moral Kerja Dan Produktivitas Kerja. diakses dari :
https://mulyanaa.wordpress.com/2011/11/25/moral-kerja-dan-produktivitas 21 November 2011

6
A. Kesimpulan
Moral kerja adalah Suatu predisposisi yang mempengaruhi kemauan, perasaan dan
pikiran untuk bekerja dan berupaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan sebaik-
baiknya.Moral kerja dapat dilihat dalam kaitannya dengan moral individual dan moral kelompok .
Dalam kegiatan administrasi dan kepemimpinan pendidikan, moral kerja yang
tinggi dari setiap personal yang terlibat di dalamnya, merupakan faktor yang
menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dalam melakukan suatu
pekerjaan yang bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh motif tertentu, baik
yang obyektif maupun subyektif. Produktivitas dapat diartikan sebagai
perbandingan antara hasil yang diperoleh (out–put) dengan jumlah sumber kerja
yang dipergunakan sebagai       in-put.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap agar pembaca lebih
meningkatkan lagi pemahamanan tentang Moral Kerja Dan Produktivitas Kerja.
Karena dalam hal ini sangat perlu untuk diketahui untuk tercapainya suatu tujuan-
tujuan pendidikan. Penulis berharap semoga makalah ini juga dapat menambah
wawasan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

7
Benge, Eugene and Hickey, John. 1976. Morale and Motivation : How to Measure Morale
&Increased Productivity. New York: Franklin Watts.

Benge. 1976. Measuring Morale-Key to Increased Productivity. Modern BusinessReport,


New York: Alexandre Hamilton Institute, Inc
Mulyana, 2011. Moral Kerja Dan Produktivitas Kerja
https://mulyanaa.wordpress.com/2011/11/25/moral-kerja-dan-produktivitas 21
November 2011

Sartika Dina, 2009. Peran Moral Kerja Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan
https://dokumen.tips/documents/peran-moral-kerja-dalam-meningkatkan-
produktivitas-karyawan.htm 8 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai