Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

Implementasi Manajemen Kesiswaan di MAN Panyabungan

DISUSUN OLEH:

NUR JANNAH (20120026)

SEMESTER : II

DOSEN PENGAMPU:
WAHYU FITRINA DEFI, M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A.2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan penelitian sederhana ini.

Penelitian sederhana ini telah saya susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
penyelesaian laporan penelitian sederhana ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian laporan ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata saya berharap semoga laporan penelitian tentang anggaran


pendidikan, input beserta output dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Panyabunga, 14 Juni 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan dan Manfaat Penelitia 1
BAB II : LANDAAN TEORI
A. Konsep Manajemen kesiswaan 3
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan 3
2. Tujuan dan fungsi Manajemen Kesiswaan 3
3. Prinsip-prinsip Manajemen kesiswaan 4
B. Implementasi Manajemen Keiswaan 6
1. Penerimaan siswa baru 6
2. Rekrutmen peserta didik 6
3. Seleksi peserta didik 6
4. Orientasi siswa baru 7
5. Pembinaan dan pengembangan peserta didik 7
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian 9
B. Ruang Lingkup Penelitian 9
C. Lokasi Penelitian 9
D. Metode Pengumpulan Data 9
BAB V : ANALISA DATA HASIL PENELITIAN
A. Penerimaan siswa baru 10
B. Orientasi siswa baru 11
C. Pembinaan dan Pengembangan Siswa 11
D. Pencatatan dan pelaporan 11
BAB VI : PENUTUP
Kesimpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia.
Dari pendidikan akan terlahir sumberdaya-sumberdaya manusia yang baik dan
cerdas. Agar pendidikan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan pengelolaan
atau manajemen yang baik pula.
Salah satu komponen yang ada dalam pendidikan adalah siswa atau
peserta didik. Dan untuk mengelola siswa agar dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya maka perlu diterapkan sebuah pengelolaan yang khusus
mengenai peserta didik. Pengelolaan yang khusus mengenai tentang peserta didik
disebut dengan manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan melingkupi seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan peserta didik atau siswa di sebuah
sekolah/madrasah dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki agar dapat
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Pengelolaan yang baik terhadap
siswa akan berdampak baik pula pada peningkatan pengembangan potensi yang
mereka miliki.
Berkaitan dengan penjelasan diatas, selanjutnya peneliti akan meneliti hal –
hal yang berkaitan dengan implementasi manajemen kesiswaan di suatu lembaga,
sehingga judul yang akan di teliti adalah “ implementasi manajemen kesiswaan
di MAN Panyabungan”

B. Rumusan Masalah
1 Bagaimana implementasi manajemen kesiswaan di MA Uswatun Hasanah
Semarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui implementasi manajemen kesiswaan di MA Uswatun
Hasanah Semarang Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1
2

2 Untuk memenuhi persyaratan mengikuti UAS bagi peneliti pada mata


kuliah manajemen pendidikan islam.
3 Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai ilmu manajemen sekolah
khususnya tentang Manajemen Kesiswaan
4 Bagi dunia pendidikan pada umumnya hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan pengaturan dan potensi peserta
didik
5 Dapat dijadikan wacana dan informasi mengenai Manajemen Kesiswaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Manajemen Kesiswaan
1 Pengertian Manajemen Kesiswaan
Kata manajemen kesiswaan merupakan penggabungan dari kata
manajemen dan kesiswaan..
Secara terminology, manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata to
manage yang disinonimkan dengan to hand yang berarti mengurus, to
control memeriksa, to guide memimpin. Apabila dilihat dari asal katannya,
manajemen berarti pengurusan, pengendalian, pengelolaan, atau pembimbing.
Dari kata tersebut dapat diambil pengertian manajemen adalah cara mengatur,
mengelola, dan juga mengarahkan pada sesuatu yang akan dicapai sesuai dengan
urutan fungsi-fungsinya.
Pengertian peserta didik menurut ketentuan umum Undang-undang RI No 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dari penggabungan dua kata tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai
pengertian manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan adalah pengaturan dan
pengelolaan terhadap kegiatan yangberkaitan dengan peserta didik mulai dari awal
masuk (bahkan, sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari suatu sekolah atau
lembaga penddikan.
2 Tujuan dan fungsi Manajemen Kesiswaan
Tujuan umum manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagai kegiatan
yang berkaitan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan
sekolah.
Adapun tujuan khusus manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik peserta didik
b. Meyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik

3
4

d. Dengan terpenuhinya a,b,c diatas diharapkan peserta didik dapat mencapai


kebahagian dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar
dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana peserta
didik untuk megembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dari
segi individualitasnya, sosial, hubungan, dan segi-segi potensi peserta didik
lainnya.
Fungsi manajemen kesiswaan secara khusus dirumuskan sebagai berikut:

a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individu peserta didik,


agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya
tanpa banyak terhambat. Potensi bawaan tersebut meliputi
kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat) dan
kemapuan lainnya.
b. Fungsi yang berkaitan dengan pengembangan fungsi sosial peserta
didik, ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan
sebayanya, dengan orang tua, dan keluarganya, dengan lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan
hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan
peserta didik adalah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan
minatnya. Hobi, kesenagang dan minat peserta didik demikian patut
disalurkan. Oleh karena itu, ia juga dapat menunjang terhadap
perkembangan didi peserta didik secara keseluruhan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan
kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam
hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan
demikian ia juga akan turut memikirkan sebayanya.
3 Prinsip-prinsip Manajemen kesiswaan

Yang dimaksud dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan


pedoman dalam melaksanakan tugas. Prinsip maajemen kesiswaan dibawah ini
harus selalu dipenuhi, yaitu:
5

a. Manajemen kesiswaan dipandang sebagai dari keseluruhan manajemen


sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau
mendukung terhadap tujuan manajemen secara keselurhan. Ambisi
sektoral manajemen kesiswaan tetap ditempatkan dalam krangka
manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan diluar sistem manajemen
sekolah.
b. Segala bentuk kegiatan manajemen kesiswaan haruslah mengemban misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk
kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai, atau tidak disukai peserta didik,
haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk
lainnya.
c. Kegiatan-kegiatan manajemen kesiswaan haruslah diupayakan
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada
pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik diantara
mereka justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
d. Kegitan manajemen kesiswaan haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena
membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing.
Ialah peserta didik itu tersendiri. Tidak mungkin pembimbingan
demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan
dari peserta didik itu sendiri.
e. Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan
bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan
juga ketika sudah terjun di masyarakat. Ini mengandung arti bahwa
ketergantugan peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan
melalui kegiatan-kegiatan manajemen kesiswaan.
f. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan
oleh kegiatan manajemen kesiswaan haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik baik di sekolah lebih-lebih dimasa depan.
6

B. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa manajemen kesiswaan
adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik di sekolah atau lembaga
pendidikan sejak pesrta didik masuk sampai peserta didik lulus. Ruang lingkup
manajemen kesiswaan, sebenarnya meliputi pengaturan aktivitas-aktivitas peserta
didik sejak yang bersangkutan masuk ke sekolah hingga yang bersangkutan lulus,
baik yang berkenaan dengan peserta didik secara langsung, maupun yang tidak
langsung (tenaga kependidikan, sumber-suber pendidikan dan prasarana dan
sarananya).
Ruang lingkup manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1 Analisa kebutuhan
a. Merencanakan kebutuhan peserta didik yang akan diterima
Penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima perlu
mempertimbangkan daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia dan rasio
murid dan guru.
b. Menyusun program kegiatan kesiswaan
2 Rekruitmen peserta didik
Rekruitmen peserta didik pada hakikatnya adalah proses pencarian,
menetukan, dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Berikut langkah penerimaan siswa baru:
a. Pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
b. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan siswa baru yang
dilakukan secara terbuka.
3 Seleksi peserta didik
Seleksi peserta didik perlu dilakukan terutama bagi lembaga pendidikan
yang calon siswa baru melebihi daya tampung yang tersedia di lembaga tersebut.
Adapun cara seleksi yang dapat dilakukan:
1 Melalui tes atau ujian.
2 Malalui penelusuran bakat kemampuan.
3 Berdasarkan nilai UAN.
Hasil penerimaan peserta didik berupa tiga macam kebijaksanaan sekolah,
yaitu peserta didik yang diterima, peserta didik cadangan, dan peserta didik yang
7

tidak diterima. Hasil penentuan demikian kemudian diumumkan. Ada dua macam
pengumuman, yaitu pengumuman tertutup dan terbuka.
4 Orientasi Siswa Baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi sekolah tempat siswa akan menempuh
pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi peserta didik antara lain:
1 Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang
berlaku di sekolah.
2 Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
3 Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara
fisik, mental, dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti
proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan
kehidupan sekolah.
5 Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dimaksudkan agar anak dapat
mendapatkan pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan
datang. Madrasah atau sekolah dalam pengembangan dan pembinaan peserta didik
melakukan kegiatan yang disebut kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam
kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan
kurikuler berupa proses belajar mengajar di kelas. Sekolah telah diberi kebebasan
dalam memilih strategi, metode, dan tehnik-tehnik pembelajaran dan pengajaran
yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, guru, dan
kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.[9] Kegiatan ekstra kurikuler
merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah
ada dalam kurikulum. Kegiatan ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan
minat yang dimiliki peserta didik.
6 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dimulai sejak peserta didik diterima di sebuah
sekolah sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Dalam
8

melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan peralatan dan perlengkapan


berupa:
a. Buku induk siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk
pada sekolah tersebut.
b. Daftar presensi, berfungsi untuk mengetahui dan mengontrol frekuensi
kehadiran setiap peserta didik.
c. Daftar mutasi peserta didik, digunakan untuk mencatat keluar masuk
peserta didik dalam setiap bulan, semester, atau setahun.
d. Buku catatan pribadi peserta didik, berisi catatan lengkap tentang data
setiap peserta didik dan biasanya disimpan diruang BP.
e. Daftar nilai, dipegang oleh setiap guru bidang studi tertentu. buku nilai
berguna untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik.
f. Buku legger, merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi
untuk setiap peserta didik. Pengisian nilai-nilai dalam legger ini
dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan pengisian raport.
g. Buku raport, merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar siswa
kepada orang tua atau wali atau kepada siswa itu sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.
Metode penelitian ini merupakan metode yang berusaha untuk mengungkap fakta
suatu kejadian, obyek, aktivitas, proses, dan manusia secara apa adanya pada
waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan
responden.[11]
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manajemen kesiswaan di MAN
Panyabungan.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA MAN Panyabungan.

D. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.[12] Metode ini
digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan tentang situasi umum di MAN
Panyabungan. Semarang yang meliputi : tinjauan Historis, letak geografis,
keadaan SDM (guru dan karyawan), proses belajar mengajar dan sarana
prasarana. Selain itu teknik ini juga digunakan untuk melihat dari dekat kendala-
kendala dalam bauran pemasaran yang telah dilakukan.
2. Metode Interview (wawancara)
Metode Interview (wawancara) adalah bentuk komunikasi antara dua
orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
beradasarkan tujuan tertentu.[13] Dalam hal ini penulis
menggunakan metode wawancara langsung dengan kepala MAN
Panyabungan. dan Waka Kesiswaan MAN Panyabungan.

9
BAB V
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

Setelah data-data mengenai implementasi manajemen kesiswaan di MAN


Panyabungan terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis terhadap
data-data tersebut. Dalam bab ini, penulis akan menganalisis data hasil penelitian
yang dilaksanakan di MAN Panyabungan.
A. Penerimaan siswa baru
Sebelum proses penerimaan siswa baru, langkah awal yang dilakukan
adalah menganalisis jumah siswa yang dibutuhkan oleh madrasah.[18] Terkait
dengan hal ini MAN Panyabungan.tidak melakukannya. Pihak panitia tidak
melakukan analisis jumlah siswa yang dibutuhkan oleh madrasah tetapi lebih
melakukan berbagai macam upaya agar siswa yang mendaftar dapat bertambah
banyak dan sesuai dengan target yang diinginkan. Hal ini merupakan sesuatu yang
tidak sesuai dengan teori dalam penerimaan siswa baru.
Adapun dalam proses penerimaan siswa baru, yang dilakukan oleh pihak
MAN Panyabungan adalah membentuk panitia penerimaan murid baru dan
kemudian melakukan promosi. Langkah promosi yang dilakukan oleh M MAN
Panyabungan adalah dengan membuat dan memasang spanduk, membuat dan
membagi-bagikan brosur kepada SMP-SMP atau MTs-MTs di wilayah kota
Semarang dan juga melakukan silaturahim serta meminta do’a kepada pemuka-
pemuka agama. Langkah-langkah tersebut dapat dikatakan baik dan cukup
berhasil dengan dibuktikan selalu bertambahnya jumlah pendaftar baru di MAN
Panyabunga. Maka sekiranya langkah-langkah promosi tersebut sperlu
dipertahankan terus.
Dalam proses rekrutmen siswa baru MAN Panyabungan tidak memilki tes
ujian masuk seperti kebanyakan sekolah-sekolah yang lain. Hal ini dikarenakan
siswa yang mendaftar di MAN Panyabungan kebanyakan merupakan santri dari
pondok pesantren yang dimiliki oleh yayasan sehingga siswa yang mendaftar
langsung diterima menjadi siswa baru. Tidak ada ujian atau tes masuk.
Dalam proses rekrutmen seperti ini ada kelebihan dan kekurangan yang
dihadapi. Kelebihan yang ada adalah siswa baru yang mendaftar pastinya sudah
tenang dan tidak ada fikiran untuk berganti sekolah karena mereka sudah pasti

10
11

diterima. Adapun kekurangannya adalah sekolah tidak dapat memiliki siswa


sesuai dengan yang diinginkan.

B. Orientasi siswa baru


Orientasi siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi sekolah tempat siswa akan menempuh
pendidikan. Proses orientasi yang diadakan oleh MAN Panyabungan kepada siswa
baru merupakan kegiatan yang sangat penting. Dari kegiatan orientasi inilah siswa
baru akan mengenal segala komponen yang ada di lingkungan madrasah sehingga
proses pendidikan yang ada di madrasah dapat berjalan dengan baik dan lancar.

C. Pembinaan dan Pengembangan Siswa


Pembinaan siswa dilakukan oleh sekolah kepada siswa agar siswa sadar
akan tugas-tugas mereka. Pengembangan terhadap siswa dilakukan sesuai dengan
kurikulum yang diterapkan yaitu melalui kegiatan kurikuler, untuk potensi yang
dimiliki melalui kegiatan ekstra kurikuler, dan untuk pembiasaan terhadap nilai-
nilai sosial dan agama dikembangkan melalui kegiatan ko-kurikuler.
Hal demikian telah dilaksanakan oleh kepala sekolah MAN Panyabungan
dengan melaksankan kurikulum sesuai dengan pedoman dari pemerintah.
Kegiatan ekstrakurikulernya juga telah dikembangkan menjadi beberapa kegiatan
ada yang wajib diikuti oleh semua siswa dan ada juga dapat dipilih siswa sesuai
dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Untuk kegiatan ko-kurikulernya juga
dapat terlihat pada pembiasaan istigoshah dan Asma’ul husna ,shalat dhuha dan
dhuhur berjamaah serta tadarrus Al-Qur’an di sekolah.
Kegiatan-kegiatan tersebut sangatlah baik untuk siswa, namun hal yang
paling penting disini yaitu perlu adanya monitoring dari pihak kepala sekolah
beserta semua guru agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan.

D. Pencatatan dan pelaporan


Kegiatan pembinaan dan pengembangan siswa tidak akan berhasil bila tak ada
pencatatan dan pelaporan yang terjadwal dan terstruktur. Kegiatan akan terlihat
12

berhasil jika ada peningkatan terhadap kemampuan siswa, maka untuk


mengetahui ada peningkatan atau tidak diperlukan adanya pencatatan dan
pelaporan yang resmi dari pihak sekolah.
Pencatatan dan pelaporan prestasi belajar siswa dilakukan oleh guru yang
kemudian disampaikan kepada orang tua murid melalui buku raport. Buku yang
dibagikan satu semester ini berisi laporan prestasi siswa baik kurikuler maupun
ekstrakurikuler. Melalui raport, orang tua akan mengetahui sejauh mana kemajuan
yang dialami anaknya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh guru-guru di MAN Panyabungan yang
melaporkan prestasi siswanya kepada orang tua mereka masing-masing satu
semester satu kali.
Dari hasil laporan itu, akan dijadikan bahan evaluasi bagi guru ataupun pihak
MAN Panyabungan untuk melakukan perbaikan-perbaikan agar proses
pembelajaran kedepannya dapat berjalan lebih baik lagi.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kesiswaan adalah kegiatan pengaturan dan pengelolaan
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari awal masuk
(bahkan, sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari suatu sekolah atau lembaga
pendidikan. kegiatan manajemen kesiswaan yang ada di MA Uswatun Hasanah
meliputi kegiatan penerimaan siswa baru, orientasi siswa, pembinaan dan
pengembangan siswa, serta pencatatan dan pelaporan siswa. Kegiatan penerimaan
siswa baru di MA Uswatun Hasanah dilaksanakan dengan membentuk panitia
penerimaan siswa baru pada semester genap. Panitia penerimaan siswa baru
bertugas untuk mengurusi segala keperluan yang dibutuhkan ketika proses
penerimaan siswa baru. Dalam kegiatan ini juga dibarengi dengan kegiatan
promosi dari pihak madrasah kepada masyarakat dalam bentuk spanduk-spanduk,
brosur dan dari pemuka-pemuka agama.
Kegiatan selanjutnya adalah orientasi siswa baru. Kegiatan ini dilakukan
dengan maksud agar siswa baru dapat mengenal dan mengetahui segala
komponen apa saja yang ada di madrasah. Kegiatan orientasi ini berlangsung
selama dua hari dengan dipanitai oleh pengurus OSIS.
Pembinaan dan pengembangan siswa dilakukan dalam tiga kegiatan yaitu
pertama kegiatan kurikuler yang tercantum dalam kurikulum yang diterapkan oleh
MA Uswatan Hasanah, yang kedua melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dalam
kegiatan dapat meningkatkan potensi yang dimiliki oleh siswa, dan yang ketiga
melalui kegiatan kokurikuler yang dalam kegiatan ini untuk pembiasaan-
pembiasan diri siswa terhadap nilai-nilai sosial dan agama.

B. Saran
Demikianlah laporan penelitian ini penulis buat, penulis menyadari bahwa
dalam laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan
saran dari semua pihak. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca
dan pada khususnya penulis sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim.2006. Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-


kanak, (Jakarta: Bumi Aksara)

Effendi. EK. Mochtar.1996. Manajemen Pendidikan Isam, (Jakarta: Bintara), cet.


II,

Hadi, Sutrisno. 2004. Metode Reseach, (Yogyakarta: Andi), jilid 2, .


Imron ,Ali. 2011. Manajemen Peserta didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi
Aksara) cet. I

Minarti, Sri .2009. Manajemen Sekolah, (Jakarta : AR-RUZZ MEDIA)


Mulyasa. E. . 2007. Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remajarosdakarya),
cet. XII

Anda mungkin juga menyukai