Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAGEMENT KESISWAAN

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Managemnt Penidikan

DOSEN PENGAMPU : ADE SOPYAN, M.Pd

Oleh :
Kelompok 6

1. Dedeh Maesaroh
2. Intan Anisa Nuraeni
3. Iis Solihat

Semester/Kelas : V/C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
BABUNNAJAH PANDEGLANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul "MANAGEMNT KESISWAAN". Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas pembelajaran di management pendidikan yang bertujuan untuk mendalami
konsep-konsep dasar dalam management yang memiliki relevansi tinggi dalam
pemahaman berbagai bidang ilmu.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan petunjuk-Nya. Terima kasih juga kepada
keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi selama penulis
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas secara mendalam “MANAGEMENT KESISWAAN“
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
konsep-konsep tersebut kepada pembaca.
Tentunya, makalah ini tidak luput dari keterbatasan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
para pelajar dan pembaca yang ingin mendalami konsep-konsep dasar dalam
matematika. Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan.

Cikedal, 01/10/2023.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................2

C. Tujuan Makalah...............................................................................2

D. Manfaat Makalah.............................................................................2

BAB II............................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................3

A. Pengertian dan Konsep Dasar Manajemen Kesiswaan....................3

B. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan.....................................4

C. Prinsip-prinsip Manajemen Kesiswaan...........................................6

D. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan..........................................7

BAB III.........................................................................................................13

KESIMPULAN............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang menjadi sorotan yang
penting untuk diperhatikan salah satunya adalah dalam hal pengelolaannnya agar
dalam proses pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Dalam hal ini berkaitan erat dengan SDM salah satunya adalah
peserta didik karena sebagai aset umat dan bangsa yang merupakan generasi
penerus untuh menciptakan langkah yang progresif dimasa mendatang. Berbicara
tentang pendidikan dalam perspektif membina, tentu hal tersebut merupakan
tanggungjawab selaku orang tua tetapi untuk lebih memperkuat dan membantu
para orang tua dalam membina atau membentuk karakter dari putra-putrinya
adalah dengan pendidikan. Manajemen kesiswaan ini erat kaitannya dengan
peranan sekolah dalam mengelola sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin
dituntut sebagai inovator serta memperhatikan program pengajaran, sumber daya
manusia, sumber daya yang sifatnya hubungan kerja sama.
Peserta didik merupakan SDM yang perlu diperhatikan karena hal ini bisa
pula dikatan sebagai asset sekolah dalam hal input, proses, out put serta out come
yang dihasilkan nanti berdasarkan pernyataan berikut dapat dijelaskan bahwa
peserta didik adalah sebagai faktor pendukung dalam terselenggaranya sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal yang diselarasakan dengan adanya
manajemen kesiswaan yang merupakan pengelolaan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah agar berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta dapat
terciptanya kondisi lingkungan sekolah yang baik sehingga peserta didik
memiliki rasa kenyamanan untuk belajar dan tujuan pembelajaran pun dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah,
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kesiswaan serta konsep dasar
manajemen kesiswaan?
2. Apa tujuan dan fungsi dari manajemen kesiswaan?
3. Apa prinsip-prinsip dari manajemen kesiswaan?
4. Apa saja ruang lingkup dari manajemen kesiswaan?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan defenisi serta konsep dasar pada manajemen kesiswaan.
2. Menjelaskan tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip dalam manajemen kesiswaan.
4. Menjabarkan ruang lingkup dari manajemen kesiswaan.

D. Manfaat Makalah
1. Agar dapat menjelaskan hakikat dan konsep dasar pada manajemen
kesiswaan.
2. Supaya dapat mengimplementasikan tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan
bagi calon pendidik pada pendidikan formal.
3. Supaya dijadikan sebagai bahan referensi dan pedoman dalam
pengaplikasiannya.
4. Agar tidak terciptanya ketumpang tindihan dalam pengimplementasian
langung pada sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Dasar Manajemen Kesiswaan
Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan komunikasi dan
interaksi dengan makhluk lain, melalui pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
manusia sebenarnya adalah makhluk organisasi yang mampu bekerjasama untuk
melakukan aktifitas dan upaya yang dilakukan dalam menciptakan kondisi atau
aktifitas yang terstruktur dan tertib adalah dengan adanya ilmu yaitu manajemen.
Dalam skripsi Abdul Halim Wicaksono (2016: 33) mengatakan bahwa
manajemen secara bahasa adalah mengurus, mengatur, menggerakkan dan
mengelola sedangkan kesiswaan berasal dari kata siswa yaitu peserta didik atau
segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa sehingga menurut hemat penulis
bahwa manajemen kesiswaan merupakan pengelolaan dalam hal kaitannya
dengan proses kegiatan yang memang direncanakan secara sengaja sebagai
pembinaan yang berkelanjutan terhadap peserta didik agar dapat mengikuti
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien yang dimulai saat penerimaan
peserta didik sampai keluarnya peserta didik dari sekolah. Manajemen kesiswaan
ini memusatkan pada pengaturan, pengawasan, layanan siswa baik dikelas
maupun diluar kelas. Menurut RR. Aliyyah dkk (2019: 30 ) dalam jurnalnya
menjelaskan bahwa peserta didik adalah sebagai pusat layanan sekolah yang
berbentuk pengelolaan segala aktifitas dalam bidang kesiswaa agar pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Seiring dengan pernyataan tersebut bahwasannya
dari klasifikasi manajemen berbasis sekolah salah satunya manajemen kesiswaa
menjadi salah satu pengelolaan yang perlu diperhatikan dan ikut serta dalam hal
input, proses, out put dan out come sekolah.
Konsep dasar manajemen kesiswaan adalah tidak hanya dalam bentuk
pencatatan data peserta didik saja melainkan adanya aspek yang harus
diperhatikan dan cakupannya lebih luas yaitu adanya upaya pembinaan dalam
proses pendidikan untuk memantau sekaligus membantu pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik agar nanti ketika sudah terjun dalam dunia
masyarakat sudah memiliki kompetensi dan siap untuk sam-sama membangun
lingkungan yang progresif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen
kesiswaan ini memiliki tiga tugas utama yaitu penerimaan murid baru, kegiatan
kemajuan belajar dan bimbingan serta pembinaan disiplin dengan pernyataan
berikut dapat dikatakan bahwasanya sekolah tidak hanya bertanggung jawab
memberikan ilmu pengetahuan saja akan tetapi harus bisa memberikan
bimbingan dan bantuan terhadap peserta didik yang mengalami hambatan atau
masalah baik itu dalam belajar, emosional maupun sosial.
Adapun dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah secara hierarkis
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang
mengamanatkan keserdasan kehidupan bangsa.
2. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan
setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang menyatakan:
a. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu (pasal 5).
b. Warga negara yang meiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual
dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5).
c. Warga negara memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus (pasal 5).
d. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
(pasal 12).
B. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan
lancar, tertib, teratur, serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk
mewujudkan tujuan sekolah tersebut manajemen kesiswaan meliputi empat
kegiatan, yaitu: penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, bimbingan
dan, pembinaan disiplin serta monitoring.
Fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana
bagi siswa untuk mengembangkan diri mereka seoptimal mungkin, dari segi
individualitas, segi sosial, segi aspirasinya, segi kebutuhan dan segi-segi
potensi siswa yang lainnya. Sedangkan menurut Siagaan dalam Soebagio,
fungsi manajemen adalah tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan
sendiri. Fungsi manajemen kesiswaan yang digunakan lembaga-lembaga
pemerintahan di Indonesia adalah perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses menentukan kegiatan apa yang akan
dilakukan dimasa depan nanti serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan. Menurut P. Siagian dalam Marasudin, perencanaan adalah
kemampuan untuk mengambil keputusan pada waktu sekarang tentang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa yang akan dating.

b. Pengorganisasian
Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi pengorganisasian adalah
kegiatan administratif untuk menyusun struktur dan membentuk hubungan
hubungan kerja serta menentukan orang-orang yang diberi wewenang supaya
diperoleh suatu keharmonisan usaha untuk mencapai tujuan bersama. Jadi
pengorganisaan yaitu suatu proses penentuan, pengelompokan, pengaturan, dan
pembentukan pola hubungan kerja dari orang-orang untuk mencapai tujuan
organisasinya.

c. Penggerakan
Penggerakan merukan bentuk perencanaan dan pengorganisasian
secara kongkrit. Jadi perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan.

d. kontrol/ evaluasi
mengontrol atau melakukan pengawasaan merupakan kegiatan yang
harus dilaksanakan agar kita bisa melihat apakah sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan atau tidak. Pengawasan diterapkan dalam fungsi manajemen,
agar pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan tidak melenceng dari
perencanaannya.
C. Prinsip-prinsip Manajemen Kesiswaan
Prinsip adalah asas atau pondasi pokok fakta untuk pola berfikir dan
bertindak. Menurut (Imron & Burhanudin, 2003) sebgaimana yang dikutip
dalam jurnalnya (Aliyah, dkk. 2019), bahwa prinsip pengelolaan kesiswaan
adalah mengutamakan peserta didik untuk kegiatan utama dalam kemajuan
lembaga pendidikan. Prinsip pengelolaan kesiswaanyakni: (1) untuk
mengatur seluruh pengelolaan sekolah; (2) memberikan misi pendidikan; (3)
kegiatan pengelolaan kesiswaan berupaya menyatukan siswa dengan keadaan
keluarga yang beragam dan banyak perbedaanya; (4) sebagai upaya
pengaturan terhadap pebimbing peserta didik; dan (5) kegiatan manajemen
peserta didik, senantiasa berlatar sesuai dengan fungsinya.
Manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu
terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan)
agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai
dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu
sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. menurut
(Fauzan, 2016, p. 104) dalam jurnalnya, berkenaan dengan manajemen
kesiswaan ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapat perhatian berikut
ini, yaitu:
1. Siswa harus diperlakukan sebagai subjek bukan objek sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan dengan kegiatan mereka.
2. Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial, ekonomi, minat dan lainnya. Karena itu diperlukan wahana
kegiatan yang beragam sehinggga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
3. Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang
diajarkan, dan
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga afektif dan pisikomotorik
D. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Kegiatan administrasi siswa dapat didaftar melalui gambaran bahwa
lembaga pendidikan diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal
masukan (input). Pengelolaan didalam tranformasi (proses) dan keluaran
(output). Dengan demikian penyajian penjelasaan administrasi siswa dapat
diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses
memasuki sekolah sampai murid meninggalkannya. Ruang lingkup
manajemen kesiswaan adalah:
1. Perencanaan kesiswaan;
Para calon siswa yang diterima maksimal adalah 160 peserta didik,
dibagi menjadi 5 kelas (32 peserta didik per kelas) dalam setiap
angkatannya. Prosedur PPDB terdiri dari pembentukan panitia, sosialisasi,
pelaksanaan, seleksi, pengumuman siswa yang diterima, observasi bakat
siswa. PPDB dilaksanakan kontinu setiap tahun pada bulan April. Sebelum
PPDB pantia mensosialisasikan kepada masyarakat dan membagikan brosur
ke TK (Taman KanakKanak) berupa promosi dan syarat ketentuan para
calon siswa. Tahap berikutnya adalah observasi untuk melihat kemampuan
siswa, lalu 3 hari kemudian dilakukan pengumuman hasil seleksi.
2. Rekrutmen atau biasa disebut dengan PPDB dengan kegiatan kebijakan
penerimaan peserta didik;
3. Orientasi siswa atau biasa disebut dengan Masa Orientasi Peserta Didik
(MOPD);
Setelah calon diterima, pihak sekolah mengadakan perkenalan
lingkungan sekolah atau kegiatan orientasi. Kegiatan orientasi dimulai dari
perkenalan guru, perkenalan program sekolah, perkenalan lingkungan, dan
memotivasi siswa dengan cara menampilkan siswa-siswa berprestasi.
4. Pengelompokan atau penempatan siswa dengan tujuan memudahkan
pemberian layanan selama menjadi siswa di satuan pendidikan;
Pengelompokkan atau penempatan peserta didik tidak dipisahkan. Setiap
satu kelas, terdapat peserta didik dengan kemampuan berbeda-beda, terdapat
laki-laki dan perempuan, latar belakang ekonomi, tempat tinggal, bahkan
siswa berkebutuhan khusus dapat berbaur dengan siswa lainnya. Pada jam
pelajaran tambahan bagi kelas 6, peserta didik dikelompokan sesuai dengan
kemampuan, keadaan tersebut dibuat dengan tujuan agar dapat
meningkatkan motivasi berprestasi siswa dan menimbulkan daya saing setiap
peserta didik.
5. Pencatatan absensi dengan tujuan memberikan pembinaan kedisiplinan;
Pencatatan kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik menggunakan
daftar harian dan daftar absen. Siswa datang dan melihat nama mereka pada
daftar buku daftar harian siswa setiap kelas, siswa berlombalomba
memparafkan (tanda tangan) untuk kelas atas. Setiap bulan, guru kelas
memperlihatkan persentase kehadiran setiap anak. Jika terdapat yang tidak
masuk sampai dengan 3 hari atau lebih, maka guru harus melaksanakan
home visit.
6. Evaluasi kesiswaan dengan melakukan kegiatan pengukuran perkembangan
dan prestasi peserta didik;
Evaluasi dilakukan dengan berkala, yaitu evaluasi harian, mingguan,
bulanan, tengah semester, akhir semester, hingga Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) yang diadakan serentak di seluruh Indonesia. Hal
tersebut, guna menyukseskan prestasi melatih pemahaman dan mengukur
kompetensi akademik siswa melalui ujian tertulis. Teknik evaluasi yang
digunakan guru dengan tes atau non tes. Tes diberikan dalam soal latihan
setiap selesai tema pembelajaran, sedangkan evaluasi non tes diberikan
dalam bantuk tes lisan (tanyajawab) dan perilaku. Contohnya, teknik
evaluasi untuk peserta didik pada tingkat 1, tidak bisa dilaksanakan melalui
teknik tes tertulis, maka guru memberikan tes lisan. Setiap minggu, seluruh
guru selalu mengadakan penilai harian untuk semua tema. Selain itu, juga
mengadakan penilaian sikap setiap hari. Penilaian sikap menjadi fokus pada
SD yang akan dicatat oleh guru pada jurnal. Misalnya jika siswa tiba lebih
dulu ke sekolah guru mencatat di di jurnal bahwa anak ini rajin berangkat
pagi dan menjadi tauladan bagi siswa lain, selain itu terdapat siswa dengan
sikap terpuji, sampai menyimpang.
7. Pelaporan hasil evaluasi dengan tujuan untuk memberikan timbal balik
akuntabilitas atau report kegiatan siswa selama di sekolah atas kepercayaan
orang tua kepada lembaga;
Setiap semester guru selalu memasukan hasil rekap nilai para siswa ke
dalam raporan penilaian peserta didik. Pelaporan hasil evaluasi selalu
dilakukan pada tengah semester (di bulan Maret) dan akhir semester (di
bulan Mei).
8. Sistem Tingkat dan Nontingkat Peserta Didik
Sistem tingkat dan non tingkat peserta didik atau biasa disebut dengan
istilah kenaikan kelas. Tidak terdapat siswa dengan keadaan dan status
tertinggal maupun naik terlebih dahulu atau bisa disebut dengan istilah
akselerasi kenaikan kelas. Sistem tingkat selalu memperhatikan
perkembangan kecakapan kognitif, afektif, juga psikomotorik. Pola non
tingkat siswa di SD Pertiwi belum pernah dilaksanakan, karena kemampuan
siswa selalu sama pada setiap angkatan peserta didik.
9. Mutasi dan dropout peserta didik yakni proses perpindahan peserta didik;
Terdapat mutasi siswa karena masalah orang tua pindah tugas misalnya
dari dalam kota ke luar kota atau sebaliknya, dan penyebab lain siswa mutasi
karena pindah rumah, dan masalah rumah tangga. Kebijakan mutasi siswa
dari luar ke dalam selalu melihat kondisi, jika jumlah siswa sudah banyak
maka tidak diterima karena beberapa alasan. Terdapat syarat mutasi untuk
masuk ke SD Pertiwi, diantaranya: (1) surat pindah resmi dari sekolah
sebelumnya; (2) tempat tinggal; dan (3) evaluasi kemampuan akademik.
Tidak ada dropout peserta didik, ketika ada masalah, pihak sekolah akan
membantu dengan mendata identitas peserta didik. Jika terdapat peserta
didik yang mengalami permasalahan ekonomi, pihak sekolah memberikan
keringanan untuk tetap belajar, dan sekolah akan bersubsidi dengan
beasiswa. Sekolah tidak ingin anak didiknya dropout karena masalah
ekonomi. Sekolah ini pun sangat memelihara silaturahmi dan ukhuwah antar
orangtua peserta didik.
10. Layanan khusus penunjang agar siswa lancer dan mampu mengembangkan
diri;
Layanan khusus untuk menunjang kebutuhan peserta didik yaitu UKS
(Usaha Kesehatan Sekolah), kantin, perpustakaan, kamar mandi, tempat
mencuci tangan, multimedia, dan sarana prasana lainnya yang menunjang
kebutuhan peserta didik. Layanan khusus yang disediakan terdiri dari kantin,
UKS, Toilet, perpustakaan, dan tempat mencuci tangan
11. Pembinaan disiplin dengan tahapan perencanaan meliputi membuat aturan
dan menentukan konsekuensi;
Pembinaan disiplin dilakukan setiap hari. Ketika terdapat anak yang
melanggar dicatat dan bagi anak yang sudah disiplin mengikuti peraturan
sekolah akan diapresiasi. Bagi anak yang melanggar diingatkan untuk
menerapkan disiplin. Setiap hari anak akan berbaris untuk catatan jurnal
(untuk mencatat sikap sosial dan sikap spiritual). Di kelas guru melakukan
pembinaan disiplin dengan catatan jurnal, bagi anak-anak yang sangat
disiplin seperti datang lebih awal diberikan apresiasi untuk dijadikan contoh
untuk anak-anak yang lain. Jika terdapat anak yang melanggar seperti jail
akan dicatat ke catatan jurnal. Jika sudah dilakukan beberapa kali maka
harus ditindak dengan memberitahukan kepada orang tua, selain itu
dilakukannya sidang kecil di ruang guru. Mereka menulis perjanjian untuk
tidak melakukan pelanggaran itu lagi dengan tulisan mereka sendiri. Apabila
anak datang telat untuk mengikuti upacara bendera mereka akan diberi
nasihat dan dicatat pada catatan jurnal dan dijumlahkan berapa banyak
mereka telat, jika melebihi batas maka guru akan bertanya kepada orang
tuanya apa sebab anak didiknya terlambat.
12. Pengembangan Diri Peserta Didik
Para peserta didik yang berprestasi dilakukan pembinaan, dibina oleh
guru yang kompeten. Bagi siswa yang mengikuti ekskul akan diikutsertakan
lomba tetapi dilakukan seleksi terlebih dahulu, seperti: menganyam, menari,
catur, karate, sains, dan lain-lain. Setelah diidentifikasi anakanak yang
berprestasi dilakukanlah pembinaan secara khusus oleh guru-guru yang
ditugaskan kepala sekolah. Mereka akan dicatat untuk seleksi ditingkat
pengembangan diri. Pengembangan diri secara umum langsung di bawah
penanganan kesiswaan yang lebih luas.
13. Organisasi peserta didik di sekolah yang terdiri dari kegiatan intrakurikuler
dan ekstrakurikuler; dan
Organisasi Peserta Didik Organisasi siswa terdiri dari pramuka, karate,
bulu tangkis, bola voli, catur, tenis meja, band, angklung, paduan suara,
futsal, sains, jurnalistik, dokter kecil, bahasa inggris, tari, dan komputer.
Pramuka merupakan aktivitas wajib untuk siswa, selain itu siswa bebas
memilih organisasi mana saja yang mereka minati.
14. Kegiatan akhir sampai pada perpisahan dan lulusnya siswa yang bertujuan
menilai pencapaian SKL untuk semua mata pelajaran sesuai programnya
sebagai bentuk transparasi, profesional, dan akuntabel lembaga (Kudianta,
2016). Guru berperan sebagai inspirator, informator, dan demonstrator
(Djamarah, 2010).
15. Kelulusan dan Alumni Peserta Didik Kelulusan dapat menjadi promosi
sekolah untuk menarik minat masyarakat.
Peran Guru dalam Manajemen Peserta Didik Peran guru sangat penting,
dari mulai perencanaan sampai kelulusan atau alumni. Di antara peran guru
yaitu: (1) Pengelola, baik di dalam kelas atau di luar kelas. Guru memikirkan
peserta didik dari awal hingga peserta didik lulus; (2) Puru selalu
memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang diperlukan peserta
didik baik di dalam kelas, maupun di luar kelas; (3) Guru memberikan
semangat kepada para peserta didik dengan membimbing dan pembinaan; (4)
Memberikan kebutuhan para peserta didik; (5) Guru memberikan
pembelajaran dan model yang baik bagi peserta didik; (6) Guru memberikan
pembinaan untuk mengembangkan bakat dana minat peserta didik; (7) Guru
memberikan bantuan untuk dapat mengevaluasi dan menilai peserta didik;
(8) Guru memberikan bantuan untuk memperbaiki dan menilai proses
pembelajarannya; (9) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru selalu
memberikan media yang menarik dalam pembelajaran; (10) Guru
memberikan materi yang dibutuhkan peserta didik; (11) Memberikan
kemudahan dan bantuan atas permasalahan peserta didik; dan (12)
Memberikan penilaian baik dan buruk kepada peserta didik

BAB III

KESIMPULAN
Manajemen kesiswaan merupakan pengelolaan dalam hal kaitannya dengan
proses kegiatan yang memang direncanakan secara sengaja sebagai pembinaan
yang berkelanjutan terhadap peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien. Konsep dasar manajemen kesiswaan, adanya
upaya pembinaan dalam proses pendidikan untuk memantau sekaligus membantu
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Fungsi manajemen sangat berkaitan erat dengan tujuan manajemen, dimana
tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir. Jadi tujuan dan fungsi manajemen
kesiswaan adalah mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan serta
sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan dirinya.
Kegiatan manajemen kesiswaan merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan disekolah. Kegiatan yang
diselenggarakan harus didasrkan kepada kepentingan dan perkembangan serta
peningkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, efektif dan
psikomotor dan sesuai keinginan minat dan bakat peserta didik.
Manajemen kesiswaan bukan hanya dalam bentuk pencatatan data peserta
didik saja, melainkan meliputi beberapa aspek luas yang secara oprasional dapat
digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik melalui proses pendidikan disekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, Widyasari, Mulyadi, Ikhwan, & Prananosa. (2019). MANAJEMEN


KESISWAAN PADA SEKOLAH DASAR. Didaktika Tauhidi: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 29-41. ISSN: 2442-4544
Fauzan, A. (2016). KEPEMIMPINAN VISIONER DALAM. Jurnal Kependidikan Islam,
94-113.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


(Jakarta: Bp. Cipta Jaya. 2005). Hlm:27

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. UUD ’45 dan Amandemennya. (Surakarta:


Pustaka mandiri). Hlm: 2

Wicaksono, Abdul Halim. 2016. Manajemen Keisswaan Dalam Mengembangkan Potensi


Peserta Didik Melalui Ekstrakulikuler. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Hal: 33

Nurmadiah, M.A. (2014). KONSEP MANAJEMEN KESISWAAN. Jurnal Keislaman


dan Peradaban. Vol 3. No 1.

Anda mungkin juga menyukai