Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUBTANSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Disusun oleh kelompok 7 :

 APRIYANDO MANALU (7203143001)


 SAKILAH NASUTION (7203143031)
 SUPRITO SIMAMORA (7202443008)

Dosen pengampu : Rahmilawati Ritoga S.Pd, M.Pd

PRODI PENDIDKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur penulis (kelompok 7) haturkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan izinnya sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan materi yang berjudul “Subtansi
Manajemen Pendidikan” ini. Karya Tulis ini dibuat dalam rangka melengkapi
tugas mata kuliah “Profesi Kependidikan”. Melalui karya tulis makalah ini,
penulis ingin memaparkan materi tentang Subtansi Manajemen Pendidikan.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Dra.Erlinda Simanungkalit


selaku dosen pengampu yang telah memberikan mata kuliah dan bimbingan
kepada saya selaku penulis dan arahan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya


tulis ini baik dari segi materi, maupun sistematika penulisan. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Besar harapan penulis, makalah ini akan bermanfaat bagi
kami selaku mahasiswa sekaligus penulis dan bagi pembaca umumnya.

Disusun oleh

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

1. Latar belakang...............................................................................................4
2. Rumusan masalah..........................................................................................6
3. Tujuan penulisan...........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

1. Manajemen kurikulum..................................................................................7
2. Manajemen peserta didik..............................................................................8
3. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan............................................8
4. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan...............................................9
5. Prinsip pengelolahan keuangan.....................................................................10
6. Pelaksanaan pengelolahan keuangan disekolah............................................10
7. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat......................................10
8. Tujuan manajemen sekolah dan masyarakat.................................................10
9. Fungsi hubungan sekolah dan masyarakat....................................................11
10.Pelayanan ketatausahaan peserta didik.........................................................11
11.Pengertian pelayanan ketatausahaan peserta didik........................................11
12.Tujuan pelayanan ketatausahaan peserta didIK............................................12
13.Hubungan manajemen pendidikan dengan pelayanan ketatausahaan...........12
BAB III PENUTUP................................................................................................14

1. Kesimpulan...................................................................................................14
2. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSAKA................................................................................................15

BAB I
3
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Manajemen pendidikan adalah proses kerjasama dua orang atau lebih


dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan secara umum bertujuan untuk mengelola pendidikan
secara efektif dan efisien baik dari pendekatan teori maupun pendekatan
praktik. Ada subtansi inti dalam manajemen pendidikan sebagai bidang
garapan manajemen pendidikan yaitu: (1) Kurikulum, (2) Peserta Didik, (3)
Tenaga Pendidik Dan Kependidikan, (4) Sarana Dan Prasarana Pendidikan, (5)
Keuangan, Dan (6) Layanan Khusus, (7) Ketatausahaan, (8) Mitra Sekolah
dengan masyarakat.

Fungsi dari manajemen pendidikan adalah agar sekolah secara


administratif dapat dikelola dengan baik bukan sekedar masalah ada sekolah,
guru, dan peserta didik lalu urusan sekolah selesai tetapi melihat sudut pandang
bahwa sekolah harus dikelola secara efektif dan efisien untuk mempermudah
proses pengelolaan sekolah itu sendiri. Melihat manajemen sebagai “seni” maka
melihat proses pengelolaan sekolah harus dilihat secara komprehensif untuk
melihat permasalahan-permasalahan yang sering ada disekolah. Dilihat dari
prinsip ilmu manajemen itu sendiri yaitu:
(1) perencanaan,
2) Pengorganisasian,
(3) Pelaksanaan, dan
(4) Penilaian untuk mengukur apakah proses pengelolaan sekolah suduh
sistematis dan prosedural sebagai tolok ukur untuk melihat kualitas suatu
sekolah.
Manajemen pendidikan menurut Danim (2013:18) manajemen pendidikan
merupakan suatu proses mengoptimasi sumber daya kependidikan yang
tersedia dan dapat diakses untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Pendidik atau guru perlu diatur dan diawasi kinerja nya dalam
mengajar karena keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah kemampuan
guru dalam mengajar dan pendekatan strategi mengajar pada peserta didik
sehingga dalam
hal ini fungsi manajemen pendidikan adalah untuk mengatur pendidik agar siap
4
dalam mengajar dikelas. Menurut Wukir (2013:39) bahwa proses manajemen
pendidikan memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien karena sekolah juga merupakan salah satu bentuk organisasi
yang didalamnya melibatkan berbagai komponen dan kegiatan pendidikan yang
harus dikelola secara baik. Pengelolaan kegiatan pendidikan di sekolah juga
sebaiknya harus mempunyai perencanaan yang jelas, pengorganisasian yang
efektif dan efisien, pengerahan guru dan personel sekolah sesuai bidangnya agar
kinerjanya dapat meningkat, serta melakukan pengendalian dan pengawasan
berkelanjutan.

Tujuan manajemen pendidikan adalah:

1. manajemen pendidikan membantu pencapaian tujuan institusi pendidikan


dengan efektif dan efisien,

2. meningkatkan kualitas perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan


kegiatan institusi,

3. membantu menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra baik


institusi,

4. membantu penggunaan sumber daya seperti staf pengajar, staf non


pengajar dan peserta didik dengan baik

5. meningkatkan efisiensi institusi dalam pencapaian tujuan dengan waktu


dan biaya yang minimum,

6. membantu penggunaan fasilitas pendidikan secara optimum,

7. mencegah terjadinya duplikasi pekerjaan

8. membantu staf dan pelajar dalam mengelola konflik interpersonal, stres,


waktu secara efektif

9. meningkatkan komunikasi interpersonal diantara anggota


sekolah/universitas,

10. menunjang kompetensi managerial tenaga kependidikan.


5
2. Rumusan Masalah

1. Apa itu subtansi manajemen pendidikan?


2. Apa pengertian, tujuan, dan fungsi organisasi profesi?
3. Apa dasar hukum dalam UU organisasi profesi guru?
4. Apa itu konsep dasar kode etik?
5. Bagaimana kode etik guru Indonesia?
6. Bagaimana pengawasan dalam kode etik?

3. Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui Subtansi manajemen pendidikan. Dapat
mengetahui pengertian makna, tujuan serta fungsi dari
Manajemen pendidikan.
b. Dapat menganalisis apa itu subtansi manajemen pendidikan.
c. Dapat mengetahui kode etik guru
d. Dapat mengetahui pengawasan dalam kode etik.

6
BAB II
SUBTANSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Bidang tugas manajemen pendidikan adalah bidang atau jenis tugas


pokok yang harus dikelola oleh administrator atau manajer pendidikan. Secara
operasional bidang tugas ini disebut sebagai subtansi manajemen yang harus
diberdayakan sedemikian rupa oleh administrator atau manajer (kepala sekolah)
agar tujuan pendidikandan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Bidang tugas di sekolah menyangkut berbagai aspek, yaitu: (1)
kurikulum, (2) peserta didik, (3) pendidik dan tenaga Kependidikan, (4) sarana
dan prasarana pendidikan, (5) keuangan, (6) layanan khusus, (7) ketatausahaan,
(8) mitra sekolah dengan masyarakat.

1. Manajemen kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mencakup


tujuan, isi dan bahan pengajaran serta metoda yang digunakan sebagai bahan
pengajaran yang akan diselenggarakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Manajemen kurikulum adalah
sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan
kurikulum yang sudah dirumuskan. Proses manajemen kurikulum tidak lepas
dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan
sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode
kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta
mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.

7
2. Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan


terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan mereka lulus sekolah. Knezevich (1961) mengartikan
manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai
suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan
dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan,
pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan.


Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan
kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak
yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan
pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam
sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada
kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem
schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang
bersifat individual.
Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari
keseluruhan manajemen sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah
mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik
para peserta didik.
3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah
diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang
mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak
perbedaan.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai
upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik

3. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Proses pembelajaran dan pengelolaan tata usaha disekolah tidak akan


berjalan tanpa adanya tenaga pendidik dan kependidikan yang mengatur
8
tentang pembelajaran dan aktivitas tata usaha sekolah. Tenaga pendidik
dan kependidikan perlu dikelola dan diatur dengan baik agar proses
pembelajaran dan tata usaha sekolah dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Adanya manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah
untuk mempermudah pengelolaan aktivitas kepegawaian di sekolah.
Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk
memelihara kehidupan kerja para karyawan dari waktu mereka masuk ke
organisasi hingga keluar organisasi dan memastikan terjalinnya kerjasama
yang terbaik dalam mencapai tujuan organisasi ( Wukir, 2013:52).
Manajemen pendidik dan kependidikan memiliki tujuan utama yaitu
keteraturan tentang kepegawaian mulai dari pegawai masuk ke sekolah
hingga diberhentikan dari sekolah.
Tenaga pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi. (UU RI no 20 Tahun2003, Pasal 39 ayat 2)
4. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di


gunakan suatu pendekatan administratif tertentu yang disebut juga
manajemen sarana pendidikan. Manajemen sarana pendidikan adalah
keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan
pengawasan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien.
Prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan :

1. Prinsip pencapaian tujuan. manajemen perlengkapan sekolah dapat


di katakan berhasil bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap
pakai setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan
menggunakannya
2. Prinsip efisiensi. Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah di lakukan dengan
perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas
yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah.
3. Prinsip administrative. Dengan prinsip administratif berarti semua
perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu
hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan,
instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh
pemerintah.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab. semua tugas dan tanggung

9
jawab semua orang yang terlibat itu perlu di deskripsikan
dengan jelas.

5. Prinsip Pengelolaan Keuangan

Dalam mengelola keuangan harus dilakukan dengan menganut system

: TransparaN
Akunta
bel
Respons
ible
Relevan
6. Pelaksanaan Pengelolaan keuangan di Sekolah

Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan di sekolah dilakukan oleh


otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang
diberi kewenangan untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan
penerimaan atau pengeluaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang
melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala
tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritasi yang ditetapkan.
Bendahrawan adalah pejabat yang berwenang dalam melakukan
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga
lainnya.
7. Manajemen Hubungan Sekolah dengan

Masyarakat

Pengertian

Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses


komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan
pengertian warga masyarakat tentang kebuttuhan dan karya pendidikan
serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha
memajukan sekolah.

8. Tujuan Manajemen Sekolah dan Masyarakat (Husemas)

Tujuan Husemas dimaksudkan untuk menciptakan hubungan


sekolah secara harmonis, meningkatkan kemajuan pendidikan disekolah

10
dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan sekolah.
Elsbree yang dikutip Sobari (1994) mengemukakan tujuan husemas,
yaitu: Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya
pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Untuk mengembangkan antuasisme atau semangat saling bantu
antara sekolah dengan masyarakat antara sekolah dengan
masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.

9. Fungsi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Fungsi Husemas dideskripsi sebagai berikut :

1. Mengebangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek


pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
2. Dapat menetapkan bagaimana harapan masyarakat terhadap sekolah
dan apa harapannya mengenai tujuan pendidikan.
3. Memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat untuk
sekolahnya, baik financial, material maupun moril.

10. Pelayanan Ketatausahaan Peserta Didik

Pengertian Pelayanan Kegiatan pelayanan merupakan hal yang


sangat penting dalam mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Pelayanan berhubungan langsung dengan pemenuhan
kebutuhan fasilitas para pengguna pendidikan. Pelayanan merupakan
kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa termasuk di dalamnya proses 31
pengambilan keputusan pada masa persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut (Handoko, 2004: 10). Pendapat lain mengenai
pengertian pelayanan dikemukakan Andie Megantara (2005: 4) yang
menyebutkan bahwa pelayanan merupakan suatu cara melayani,
membantu menyiapkan atau mengurus keperluan seseorang atau
sekelompok orang.
11. Pengertian Pelayanan Ketatausahaan Peserta Didik
Pada konteks ketatausahaan, pelayanan ketatausahaan merupakan
kegiatan pemberian pelayanan mengenai hal-hal yang bersifat adminisratif.
Pada kegiatan manajemen peserta didik bukan hanya terdapat pelayanan
pada aspek operasional yang dilakukan oleh guru untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah, melainkan terdapat pelayanan pada aspek administratif yang
dilakukan oleh tenaga administrasi sekolah atau yang biasa disebut sebagai

11
tata usaha sekolah.
Pendapat mengenai ketatausahaan yang berkaitan dengan peserta
didik sebagaimana dikemukakan oleh Edi Suardi (1979: 24) bahwa yang
dimaksud dengan ketatausahaan peserta didik adalah segala bentuk catatan
yang berkaitan dengan peserta didik
12. Tujuan Pelayanan Ketatausahaan Peserta Didik
Adanya pelaksanaan pelayanan ketatausahaan peserta didik di suatu
sekolah memiliki tujuan-tujuan tertentu yang dikehendaki oleh
penyelenggara pendidikan pada masing-masing sekolah tersebut. Petugas
bagian ketatausahaan sekolah memberikan pelayanan ketatausahaan
peserta didik dimaksudkan untuk mempermudah proses penyelenggaraan
kegiatan pendidikan di sekolah (Tim Dosen AP, 2011: 118). Sementara itu,
Mulyasa (2007: 47) berpendapat bahwa pelaksanaan pelayanan
ketatausahaan peserta didik di suatu sekolah memiliki tujuan sebagai
berikut:
a. Memudahkan pihak sekolah, guru, dan orang tua peserta didik
dalam memantau keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para peserta
didik selama mengikuti pembelajaran di sekolah.

b. Mendeteksi kondisi setiap peserta didik sehingga pihak sekolah


dapat memberikan bimbingan maupun bantuan terhadap peserta didik
yang memiliki suatu permasalahan.

c. Menunjang aktivitas pengembangan pengetahuan, sikap


kepribadian, aspek sosial emosional, dan keterampilan setiap peserta didik
sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi
masing-masing.

Mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah


sebagai manajer pendidikan di sekolah
13. Hubungan Manajemen Pendidikan dengan Pelayanan
Ketatausahaan
Peserta Didik Manajemen pendidikan merupakan rangkaian kegiatan
yang berupa proses pengelolaan kerjasama sekelompok manusia yang
tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan sebelumnya agar tujuan tersebut tercapai secara
efektif dan efisien. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bidang garapan
manajemen pendidikan, meliputi: organsiasi pendidikan; manajemen
kurikulum; manajemen peserta didik; manajemen tenaga kependidikan;
manajemen fasilitas pendidikan; manajemen pembiayaan pendidikan;
manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat;
ketatalaksanaan lembaga pendidikan; serta kepemimpinan dan supervisi

12
pendidikan (Tim Dosen AP, 2011: 18-19).

Kegiatan ketatausahaan bertujuan untuk memberikan pelayanan


administratif secara prima kepada para pengguna pendidikan guna
menunjang dan memperlancar kegiatan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.. Jadi, salah satu bentuk pelayanan katatausahaan adalah
pelayanan ketatausahaan peserta didik.

13
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Organisasi profesi merupakan wadah perkumpulan orang-orang yang


memiliki keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahian
tertentu. Dikatakan ciri khas oleh karena bidang pekerjaan tersebut
diperoleh bukan secara kebetulan dari sembarangan orang, tetapi melalui
satu jalur khusus. Seperti melalui perguruan tinggi atau melalui penekunan
secara sistematis dan mendalam.

Di dalam perkembangannya, organisasi profesi guru atau


kependidikan telah banyak mengalami perubahan. Hal ini sejalan dengan
terjadinya perubahan profesi kependidikan. Sebagaimana dinyatakan
dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6) bahwa “pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.”

Seorang guru memiliki hak professional jika memiliki lima aspek pokok
yakni:

1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum.


2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi
edukatif dalam batas tanggung jawabnya, dan ikut serta dalam
proses pengembangan pendidikan setempat.
3. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang
efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugasnya sehari-
hari.
4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap
usaha- usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang
pengabdiannya.
5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi
profesionalnya secara individual maupun secara institusional.
Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru
14
dapat disebut profesional jika telah menaati Kode Etik
Keguruan yang telah ditetapkan.

2. Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang akan berdampak pada
profesionalitas kerja maka :

1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi


terutama kode etik keguruan.
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam
praktik pendidikan yang dijalani.
3. Kode etik yang diterapkan hendaknya sesuai dengan
keadaan yang memungkinkan untuk dapat dijalankan
bagi organisasi profesi
4. Terhadap pelaksana profesi hendaknya menjalankan profesi
sesuai dengan kode etik yang diterapkan agar profesi
yang dijalani sesuai dengan tuntutannya.

Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang


berkualitas, diperlukan manajemen pendidikan yang dapat
menggerakkan segala sumber daya pendidikan.

DAFTAR PUSAKA

http://repo.iain.tulungagung.ac.id/15111/

https://www.dosenpendidikan.co.id/tag/substansi-manajemen-pendidikan-pdf/

https://dosen.ung.ac.id/Sulkifly/home/2020/10/14/konsep-dasar-manajemen-
pendidikan.html

15

Anda mungkin juga menyukai