Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Manajemen
Pendidik dan Peserta Didik” Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesikan makalah ini, terutama kepada teman-teman yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk membantu menyempurnakan penulisan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis
telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Susoh, 20 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5
2.1 Pengertian Manajemen Peserta Didik...................................................................5
2.2 Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik.........................................5
2.3. Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik............................................................6
a. analisis kebutuhan peserta didik......................................................................7
b. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru.........................................................8
c. Orientasi Siswa Baru.......................................................................................10
d. penempatan peserta didik................................................................................11
e. pembinaan dan pengembangan peserta didik..................................................11
f. pencatatan dan pelaporan...............................................................................12
g. kelulusan dan alumni......................................................................................12
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keberhasilan dalam Penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat
bergantung kepada Manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti
kurikulum, peserta Didik, Pembiayaan, Tenaga Pelaksana, dan sarana prasarana.
Komponen Peserta Didik Keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan
kegiatan Pendidikan sekolah, Peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses
transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu
keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus
merupakan bagian dari kemutuan dari lembagaan pendidikan (sekolah). Artinya bahwa
dibutuhkan Manajemen Peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidik (sekolah) itu sendiri.
Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut,
mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai peserta didik tersebut
menyelesaikan studi disekolah tersebut.
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis
terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-
nilai yang diinginkan . Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (Guru, Dosen,
Pamong, Pelajar, Instruktur, Tutor, Widyaiswara) dalam masyarakat indonesia tetap dominan
sekalipun sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang
dengan cepat. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan
kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan melayanan
tehnis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan,
maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenis dan
jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Peserta Didik ?
2. Apa Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik ?
3. Bagaimana Ruang lingkup manajemen peserta didik ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Peserta Didik
2. Untuk Mengetahui Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik
3. Untuk Mengetahui Ruang lingkup manajemen peserta didik

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Peserta Didik


Pengertian Manajemen Peserta Didik Merupakan penggabungan dari kata Manajemen
dan Peserta Didik, Secara etimologis, menajemen merupakan terjemahan
dari management (bahasa inggris). Kata ini berasal dari bahasa latin, perancis dan italia
yaitu manus, mano, manage, menege dan meneggeiare berarti melatih kuda agar dapat dapat
melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya. Terry (1953) mendefinisikan
manajemen sebagai pencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha oranglain,
menurut pendapat lain manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat
berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan peraturan serta
mempergunakan atau mengikut sertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material
secara efektif dan efisien.
Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Pada Taman kanak-kanak disebut
anak didik. Pada jenjang pendidikan menengah disebut siswa. Sedangkan pada jenjang pendidikan
tinggi disebut mahasiswa. Disamping itu ada sebutan lain seperti :murid, pembelajar, santri, trainee
dsb.
Manajemen peserta didik atau (pupil Personnel Administration) adalah layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas
seperti : Pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat , kebutuhan sampai ia matang sekolah.
(Knezevich, 1961). Manajemen peserta didik juga diartikan sebagai usaha
pengaturan terhadap peserta didik masuk sekolah sampai mereka lulus sekolah.

2.2 Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik


Tujuan peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-
kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut,
proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.

5
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi individualitas, segi
sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik yang lainnya. Agar tujuan dan fungsi
manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaannya.

Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut.


1. Dalam mengembangkan manajemen kepeserta didikan, penyelenggara harus mengacu
pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah. Oleh
karena itu harus memiliki tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan
manajemen sekolah secara keseluruhan.
3. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan
dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan
peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan.
Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik
diantara mereka melainkan justru untuk mempersatukan, saling memahami dan saling
menghargai. Sehingga setiap peserta didik memilki wahana untuk berkembang secara
optimal.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik.
6. Kegiatan peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
Prinsip kemandirian juga akan bermanfaat tidak hanya ketika disekolah, melainkan juga
ketika sudah terjun ke masyaraat
7. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, bai
disekolah lebih-lebih di masa depan.

2.3. Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik


Semua kegiatan disekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik
mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika peserta didik itu secara sendiri berupaya

6
aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakuan sekolah. Oleh karena
itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan diri secara
optimal. Sebagai pemimpin disekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam
menciptakan kondisi tersebut.
Dengan demikian manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data
peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat
digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan sekolah.

Ruang lingkup manajemen peserta didik itu meliputi :


a. analisis kebutuhan peserta didik
langah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis
kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan
yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
1) merencanaan jumlah peserta didik yang akan diterima.
Menentuka jumlah peserta didik yang akan diterima perlu dilakukan sebuah lembaga
pendidikan, agar layanan terhadap peserta didik bisa dilakukan secara optimal. Besarnya jumlah
peserta didik yang akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
 Daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia. Jumlah peserta didik dalam satu
kelas (ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar antara 40-45 orang.
Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-30 peserta didik per satu
kelas.
 Rasio murid dan guru. Yang dimaksud rasio murid guru adalah perbandingan antara
banyaknya peserta didik dengan guru perfultimer. Secara ideal rasio murid guru adalah
1:30.

2) menyusun program kegiatan kesiswaan


Penyusun program kegiatan bagi siswa selama mengikuti pendidian disekolah harus
didasarkan pada :
 Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan
 Minat dan bakat peserta didik

7
 Sarana dan prasarana yang ada
 Anggaran yang tersedia
 Tenaga kependidikan yang ada

b. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru


Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik, Pertama, adalah kriteria acuan
patokan ( standard criterian referenced), yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan
atas patokan – patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu
membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat dengan sekolah
yang menerima peserta didik.
Sebagai konsekuensi dari penerimaan yang didasarkan atas kriteria, jika semua calon peserta
didik yang mengikuti seleksi memenuhi patokan minimal yang ditentukan maka mereka harus
diterima semua. Sebaliknya, jika calon peserta didik yang mendaftar kurang memenuhi patokan
minimal yang akan ditentuka, peserta didik akan ditolak atau tidak diterima.
Kedua, Kriteria acuan norma ( Norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon peserta
didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam
hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
Keseluruhan prestasi peserta didik yang nilainya berada dan diatas rata-rata, digolongkan sebagai
calon yang dapat diterima sebagai calon peserta didik. Sementara yang berada di bawah rata-rata
termasuk peserta didik yang tidak diterima.
Ketiga, Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih dahulu
menentukan berapa jumlah daya tampungannya, atau berapa calon peserta didik baru yang akan
diterima. Setelah sekolah menentukan, kemudian merangking prestasi siwa mulai dari yang
berprestasi paling tinggi sampai dengan prestasi paling rendah. Penentuan peserta didik yang
diterima dilakukan dengan cara mengurutkan dari atas kebawah, sampai daya tampung tersebut
terpenuhi.

 Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru


Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta
didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat diterima oleh
sekolah tersebut.

8
Adapun prosedur penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia penerimaan
peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pesangan atau pengiriman
pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan pesrta didik yang diterima,
pengumuman peserta didik yang diterima dan regristasi preserta didik yang diterima.

 Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru


Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam penerimaan peserta
didik baru adalah pembentuka panitia. Panitia ini dibentuk dengan maksud agar secepat mungkin
melaksanakan pekerjaannya. Panitia yang sudah terbentuk, umumnya diformalkan dengan
menggunakan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah.
Adapun deskripsi panitia adalah sebagai berikut
1. Ketua Umum 2. Ketua Pelaksana 3. Sekretaris 4. Bendahara 5. Pembantu umum 6.
Seksi Kesekretariatan 7. Seksi Pengumuman / Publikasi 8. Seksi Pendaftaran 9. Seksi Pengawasan
10. Seksi Seleksi.

 Rapat Penerimaaan Peserta Didik Baru


Rapat penerimaan peserta didik dipimpin oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan.
Yang dibicarakan dalam rapat ini adalah seseluruan ketentuaan penerimaan peserta didik baru.
Walaupun penerimaan peserta didik merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan setiap tahun, tetapi
ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan penerimaan harus senantiasa dibicarakan agar tidak
dilupakan oleh mereka yang terlibat.
Dalam rapat ini, keseluruhan anggota panitia dapat berbicara sesuai dengan kapasitas
mereka masing-masing. Aktifitas-aktivitas yang akan dilakukan dibixcarakan setuntas mungkin
sehingga setelah rapat selesai, seluruh anggota panitia tinggal menintak lanjuti saja. Apa yang
sudah diputudskan dalam rapat hendaknya tidak dimentahkan, melainkan diikuti dengan langkah
selanjutnya.
Hasil rapat panitia penerimaan peserta didik baru tersebut, dicatat dalam buku notulen
rapat. Buku notulen rapat merupakan buku catatan tentang rapat yang dapat dijadikan sebagai salah
satu bahan untuk keputusan-keputusan sekkolah. Dalam rapat banyak sekali pikiran-pikiran dan
gagasan cemerlang yang perlu didokumentasikan. Bahan untuk mendokumentasikannya melalui
buku catatan rapat.

9
 Pembuatan, Pengiriman atau Pemasangan Pengumuman
Setelah rapat mengenai penerimaan peserta didik baru berhasil mengambil keputusan-
keputusan penting, seksi pengumuman membuat pengumuman yang berisi hal-hal sebagai
berikut: Gambar singkat mengenai sekolah, Persyaratan pendaftaran peserta didik baru, Cara
pendaftaran, Waktu pendaftaran, Tempat pendaftaran, Berapa uang pendaftarannya, Waktu dan
seleksi dilakukan (hari, tanggal, dan tempat), Kapan pengumuman hasil seleksi diumumkan.
 Pendaftaran Calon Peserta Didik Baru
Yang harus disediakan pada sat pendaftaran peserta didik baru adalah: Loket pendaftaran,
loket informasi, dan formulir pendaftaran. Sedangkan yang harus diketahui oleh calon peserta
adalah kapan formulir boleh diambil, bagaimana cara pengisian firmulir tersebut, dan kapan
formulir yang sudah terisi dikembalikan.
 Seleksi Peserta Didik Baru
Seleksi peserta didik baru, dengan menggunakan nilai raport (jika menggunakan system
PMDK) dan nilai ebtanas murni jika menggunakan system danem, juga menggunakan tes. Jika
yang digunakan sebagai alat seleksi adalah tes, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
mengatur pengawas tes, dan peserta tes.
 Penentuan Jumlah Peserta Didik yang diterima
Jumlah calon siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat bergantung pada jumlah
kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia, maksudnya, jumlah yang akan diterima di sekolah
disesuaikan dengan fasilitas terutama jumlah gedung yang akan ditempati ketika siswa telah
diterima di sekolah terrsebut.
 Pendaftaran Ulang
Calon peserta didik yang dinyatakan diterima harus mendaftar ulang dengan memenuhi
persyaratandan kelengkapan yang diminta oleh sekolah. Sekolah harus menetapkan batas waktu
pendaftaran ulang dimulai dan ditutup. Peserta didik yang mendaftar ulang dicatat dalam buku
induk sekolah.

c. Orientasi Siswa Baru


Orientasi Siswa Baru adalah Kegiatan yang merupakan salah satu bagian dalam rangka
proses penerimaan siswa baru. Istilah yang sering digunakan adalah MOS (Masa Orientasi Siswa
Baru). Tujuannya yaitu Pengenalan bagi siwa baru mengenai keadaan – keadaan sekolah antara

10
lain meliputi Tata tertib, kondisi siswa, serta pengenalan pelajaran yang akan dihadapi, dengan
maksud agar siswa tidak mengalami kejanggalan dalam menempuh studi.

d. penempatan peserta didik


sebelum peserta didik yang telah diterima dilembaga pendidikan (sekolah) mengiuti
proses pembelajaran, telebih dahulu dikelompokan dalam kelompok belajarnya. Pengelompoan
peserta didik yang dilaksanaan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan pada sistem
kelas.
Menurut William A jeager dalam mengelompokan peserta didik dapat didasarka pada :
 Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang
ada pada peserta didik. Pengelompokan ini berdasarkan jenis kelamin, umur dan
sebagainya. Pengelompokan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal.
 Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas perbedaan-
perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat bakat, kemampuan dan
sebagainya. Pengelompoan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang
bersifat individual.

e. pembinaan dan pengembangan peserta didik


Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan dan
pengembangan pada peserta didik. Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan
sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya
yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar ini , peserta didik
harus melakukan bermacam-macam kegiatan. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan
dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan yang
kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan didalam kurikulum yang
pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar
mengajar dikelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah.
Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah peserta didik diproses untuk menjadi
manusia yang bisa diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Bakat, minat dan kemampuan

11
peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler dan estra
kuriuler.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukur melaui proses yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan (oleh guru). Ukuran yang sering digunakan adalah naik kelas
dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat akhir serta lulus dan tidak
lulus bagi perserta didik yang ada ditingkat akhir suatu lembaga pendidikan.

f. pencatatan dan pelaporan


Kegiatan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu diterima disekolah
tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan tentang kondisi
peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan pembimbingan yang optimal
pada peserta didik.untuk melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan peralatan dan
perlengkapan yang dapat mempermudah.

g. kelulusan dan alumni


proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan
adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program
pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh
program di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka kepada peserta didik
tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut sering
disebut ijazah atau surat tanda tamat belajar (STTB).
Ketika peserta didik telah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan
lembaga selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara alumni dan sekolah tetap terjalin.
Dari hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan (sekolah) bisa memanfaatkan hasil-
hasilnya. Lembaga pendidikan (sekolah) bisa menjaring informasi. Misalnya informasi tentang
materi pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi selanjutnya. Mungkin juga informasi
tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya.
Hubungan antara sekolah dengan para alumni bisa dipelihara lewat pertemuan-pertemuan
yang diadakan oleh para alumni, yang biasa disebut “reuni”. Bahkan saat ini setiap lembaga
pendidikan (sekolah) ada organisasi alumninya. Misalnya IKA(ikatan alumni). Prestasi yang

12
dicapai alumni dari lembaga pendidikan (sekolah) ini perlu didata dan dicatat oleh lembaga. Sebab
data tersebut sangat berguna bagi lembaga dalam mempromosikan lembaga pendidikannya.

Layanan Khusus yang menunjang Manajemen Peserta Didik


a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari ‘’guidance’’ dan ‘’Counseling’’
dalam bahasa inggris . Secara harfiyah, istilah ‘’guidance’’ dari akar kata ‘’guide’’ berarti 1.)
Mengarahkan (to direct), 2.) Memandu (to pilot), 3.) Mengelola (to manage) dan 4.) Menyetir (to
Steer). Banyak pengertian yang dikemukakan diantaranya adalah Sunaryo Kartadinata (1998: 3)
mengartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.’’
Sementara Rochman Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu
tersebut memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan masyarakat pada umumnya.

b. Layanan Perpustakaan
perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik,
dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-
informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai
tujuan pendidikan disekolah. Keberadaan perpustakaan disekolah sangatlah penting. Perpustakaan
sekolah sering disebut sebagai jantungnya sekolah, karena yang menjadi denyut nadi proses
pembelajaran disekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan juga dipandang sebagai kunci bagi
ilmu pengetahuan dan inti setiap proses pembelajaran disekolah.

c. Layanan Kantin atau Kafetaria


Kantin atau warung sekolah Sangat diperlukan adanya supaya makanan yang dibeli peserta
didik trjamin kebersihannya dan cukup mengandung mengandung gizi. Tujuan adanya kantin
adalah agar peserta didik tidak sembarangan membeli makanan di luar sekolah.

d. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan disekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Usaha Kegiatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
disekolah.Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan
lingkungan hidupnya.

13
e. Layanan Transportasi Sekolah
Saran Angkutan (Transportasi) bagi peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk
kelancaran Proses belajar mengajar. Para Peserta Didik akan merasa aman dan dapat masuk atau
pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi peserta didik
ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.

f. Layanan Asrama
Bagi peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tua diperlukan adanya asrama. Selain bermanfaat untuk
peserta didik dan petugas asrama.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Peserta Didik diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai
masuk sampai lulus sekolah. Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga
pendidikan (sekolah). Ruang lingkup Peserta didik meliputi : Analisis kebutuhan peserta didik,
Rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik, Orientasi, Penempatan peserta didik (Pembagian
Kelas), pembinaan dan pengembangan peserta didik, Pencatatan dan pelaporan, Kelulusan dan
Alumni. Adapun layanan khusus yang menunjang Manajemen Peserta didik adalah Layanan
Bimbingan dan Konseling, Layanan perpustakaan, layanan kantin / kafetaria, layanan kesehatan,
layanan transportasi sekolah, layanan asrama.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai
dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidik sampai
akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian
kompensasi, penghargaan pendidik atau latihan / pengembangan dan pemberhentian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Idrus, ali. 2009 Manajemen pendidikan global (visi, aksi &adaptasi). GP press: Jakarta
Uno, B hamzah. 2007. Profesi kependidikan. problema, solusi dan reformasi pendidikan
diindonesia. PT bumi aksara: Jakarta
Saud, syaefudin, udin. 2009. Pengembangan profesi guru. CV. Alfabeta: Bandung
Rizali, ahmad dkk. 2009 Dari guru konvensional menuju GURU PROFESIONAL. PT
grasindo: jakarta
Rugaiyah, Sismiati dan atiek. 2011. Profesi kependidikan. Ghalia Indonesia: Bogor
Tim Dosen Administrasi pendidikan universitas pendidikan indonesia. .2009. MANAJEMEN
PENDIDIKAN. Alfabeta: Bandung
Rohani, Ahmad. 2010. PENGELOLAAN PENGAJARAN, sebuah pengantar menuju guru
profesional. PT rineka cipta: Jakarta
Usman, user dan Mohammad. 1990. MENJADI GURU PROFESIONAL. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung

16

Anda mungkin juga menyukai