Anda di halaman 1dari 22

KURIKULUM 2013 REVISI 2017

(Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran)

Dosen Pengampu :
Devi Solehat M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I (SATU)

Nama Anggota :
1. Radenna Humaira Iqlima 11170163000031
2. Nabila Azka Hanifa 11170163000047
3. Ocha Mardhina Luthfie 11170163000049
4. Ishmah 11170163000053
5. Novita Abdillah 11170163000061
6. Miftahul Huda 11170163000066

Kelas Pendidikan Fisika 3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, karunia, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah belajar dan
pembelajaran. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan pada makalah kami baik dari segi susunan kalimat maupun dari
segi tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sumber
penambah pengetahuan bagi kami maupun para pembaca. Semoga bermanfaat.

Tangerang Selatan, 14 September 2018

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 5
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6
2.1 Pengertian Kurikulum...................................................................................... 6
2.2 Fungsi dan Tujuan Kurikulum......................................................................... 10
2.3 Kurikulum 2013............................................................................................... 13
2.4 Kurikulum 2013 Revisi 2017........................................................................... 16
2.5 Faktor Perubahan Kurikulum 2013 Menjadi Kurikulum 2013 Revisi 2017.... 18
BAB III PENUTUP...................................................................................................
Kesimpulan................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17


Agustus 1945, telah beberapa kali dilakukan perubahan dari kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Pembaharuan pertama dilakukan dengan
pemberlakuan rencana pelajaran 1947. Pelajaran 1947 yang menggantikan
seluruh sistem pendidikan kolonial Balanda. Pembaharuan kedua terjadi
dengan pemberlakuan kurikulum yang disebut Rencana Pendidikan 1964.
Lahirnya kurikulum tersebut dikarenakan perlunya Indonesia mengejar
ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu sains dan
matematika. Pemikiran ini didasari oleh gagasan Bruner yang pada saat itu
merupakan tokoh scholarly structuallism (1957-1967).

Perkembangan dan perubahan kurikulum di Indonesia yang mulai tahun


1947 hingga 2013 telah mengalami perubahan sebanyak sebelas kali. Perlunya
perubahan dan pergantian kurikulum di Indonesia dikarenakan sebagai bentuk
respon dan tuntunan dari berbagai tantangan-tantangan yang ada baik
eksternal maupun internal, sejalan dengan hal itu pula kurikulum 2013
menjadi langkah yang strategis, dalam menghadapi globalisasi dan tuntunan
masyarakat Indonesia di masa depan.

Sebelum kurikulum 2013 diterapkan dan dilaksanakan, Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah
dan juga memberikan pelatihan kepada para guru, supaya dapat melaksanakan
kurikulum 2013 sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam pelaksanaannya
kurikulum 2013 ternyata menimbulkan pro dan kontra, banyak yang
berpendapat bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 terlalu terburu-buru dan

4
terkesan dipaksakan, ada pula yang berpendapat pelaksanaan kurikulum 2013
dianggap sudah tepat walau harus disempurnakan kembali.

Kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah masih banyak kesulitan yang


dihadapi oleh guru terutama dalam hal penilaian. Karena penilaian dalam
kurikulum 2013 dianggap terlalu rumit dan masih banyak yang belum paham,
maka pemerintah melakukan perubahan kurikulum baru untuk membantu guru
yakni kurikulum 2013 revisi.

Kurikulum 2013 revisi menggunakan sistem penilaian secara deskriptif


dan tidak berupa angka. Sistem penilaian dalam kurikulum 2013 akan
mengalami perubahan kembali dari sistem satuan (1-4) dikembalikan menjadi
puluhan (0-100) seperti sistem sebelumnya, ini disebabkan karena banyaknya
aduan dari orang tua wali murid yang sulit mengerti dengan sistem penilaian
yang dilakukan seperti diperguruan tinggi. Dalam kurikulum 2013 revisi guru
dituntut untuk bisa menerapkan pembelajarannya, sehingga guru tidak sekedar
berteori saja, namun juga dapat mempraktekkannya, kurikulum 2013 revisi
menggunkan model pembelajaran yang diarahkan pada pendekataan saintifik
dan penilaian otentik yakni, pembelajaran yang mendorong peserta didik
mampu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, serta menciptakan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari topik makalah ini antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Apa yang menjadi penyebab adanya perubahan kurikulum?
3. Apa perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum 2013 revisi
2017?

1.3 Tujuan
Dalam pembelajaran mata kuliah Belajar dan Pembelajaran ini dengan topik
Kurikulum 2013 revisi 2017. Diharapkan mahasiswa mampu untuk:

5
1. Memahami pengertian kurikulum dan menyadari perannya dalam dunia
pendidikan.
2. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab adanya perubahan
suatu kurikulum.
3. Mengetahui sistem kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 revisi 2017 dan
faktor perbedaan keduanya.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu currere, yang berarti
lapangan perlombaan lari. Kurikulum juga bisa berasal dari bahasa inggris
yaitu kata curriculum yang berati a running course dan dalam bahasa
Prancis dikenal dengan carter yang berarti to run (berlari).

Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisi tentang


bahan ajar dan pengalaman belajar yang sudah diprogramkan ,
direncanakan, dan dirancang secara sistematis atas dasar norma yang
berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses belajar mengajar bagi
pendidik atau guru dalam mencapai tujuan dari pendidikan.

Kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003, Kurikulum adalah


seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai
dengan amanat UUD 1945, maka diberlakukanlah Undang-Undang No. 20
tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, yang menjadi dasar Hukum
untuk membangun pendidikan dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia.

Menurut pendapat lain, kurikulum adalah seperangkat rencana dan


pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum mempunyai
kedudukan sentral dalam proses pendidikan, kurikulum mengarahkan

7
segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan.

Berdasarkan pengertian kurikulum tadi, ada dua dimensi


kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Salah satu komponen penting dalam menentukan kualitas


pendidikan adalah kurikulum. Di dalam kurikulum terdapat tujuan dari apa
yang akan diberikan dalam kegiatan pembelajaran dan bagaimana cara
memberikan serta mengevaluasinya. Menurut Sukmadinata (1997: 4)
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki peran
strategis, karena kegiatan pendidikan berpusat pada kurikulum.

Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan, sebab di antara


bidang-bidang pendidikan yaitu manajemen pendidikan, kurikulum,
pembelajaran, dan bimbingan siswa, kurikulum pengajaran merupakan
bidang yang paling langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan.
dalam pengembangan kurikulum, minimal dapat dibedakan antara desain
kurikulum atau kurikulum tertulis (desain, written, ideal, intended,
official, formal curriculum) dan implementsi kurikulum atau kurikulum
perbuatan (curriculum implementation, actual curriculum, real
curriculum, atau curriculum in action). Mengingat pentingnya kurikulum
dalam kegiatan pendidikan maka dalam penyusunannya memerlukan
landasan yang kuat melalui pemikiran yang mendalam.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, salah satu unsur dalam sumber
daya pendidikan, perlu adanya kurikulum yang berbasis pada kompetensi
sebagai suatu instrumen mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia
yang berkualitas yang mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang

8
selalu berubah; (2) manusia yang terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan (3) warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.

Desain kurikulum dapat bersifat menyeluruh, mencakup semua


bentuk rancangan dan komponen kurikulum seperti dasar-dasar dan
struktur kurikulum, sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program
pengajaran (GBPP), program tahunan/semester/triwulan, silabi, satuan
acara perkuliahan (SAP), satuan pelajaran (Satpel, rancangan
pengembangan media, sumber dan alat evaluasi. Desain kurikulum dapat
juga hanya berkenaan dengan salah satu bentuk desain atau rancangan
saja, umpamanya GBPP atau silabi, SAP atau Satuan Pelajaran/RPP.
Demikian juga dengan implementasi kurikulum, dapat dalam arti luas
meliputi seluruh kegiatan penerapan rancangan, seperti kegiatan
pengajaran/pembelajaran, bimbingan, latihan, kegiatan kurikuler dan
ekstrakulikuler, field trip atau widyawisata, penelitian dan pengabdian
masyarakat (pada perguruan tinggi), pengerjaan tugas-tugas, ulangan,
ujian sampai dengan wisuda. Implementasi kurikulum dapat juga hanya
berkenaan dengan salah satu kegiatan saja seperti pengajaran atau
pembelajaran, latihan, evaluasi, dsb. Jadi dpaat dipahami apabila dalam
masyarakat, ada yang memandang kurikulum hanya sebagai desain atau
kurikulum tertulis, desain dalam arti luas (semua komponen rancangan
dan implementasi) atau secara sempit , hanya dibatasi lagi pada silabi atau
Satpel saja.

Disamping variasi komponen atau jenis kegiatan, implementasi


kurikulum juga memiliki variasi tahapan pelaksanaan dan ketercapaian.
Berdasarkan hal itu bisa dibedakan, seperti berikut:
1. Ideal Curriculum, kurikulum yang menurut pandangan para ahli paling
tepat diberikan kepada para peserta didik

9
2. Entitlement curriculum: kurikulum yang menurut masyarakat paling
cocok agar peserta didik menjadi warga masyarakat yang baik.
3. Avaible atau supported curriculum: kurikulum yang dapat
dilaksanakan karena cukup tersedia faktor-faktor pendukungnya baik
orang maupun saran dan fasilitas.
4. Implemented curriculum : yang secara riil dilaksanakan oleh guru-
guru.
5. Achieved curriculum : kurikulum yang dikuasai oleh siswa
6. Attained curriculum : kurikulum yang tingkat penguasaanya terukur
terelevaluasi oleh guru dan sekolah.

Bagaimanapun keberhasilan dari suatu kurikulum bergantung dari


pelaksanaan dan faktor-faktor pendukung pelaksanaan pendidikan seperti
sumber daya pendidikan, guru dan kepala sekolah, sarana-prasarana,
media sumber, serta biaya pendidikan. faktor utama yang membuat suatu
kurikulum itu berhasil ialah guru. Hal ini disebabkan karena guru menjadi
fasilitator pendidikan dan menenetukan keberhasilan kegiatan belajar dan
pembelajaran di ruang kelas. Guru yang berprofesional adalah seseorang
yang dapat menyalurkan isi pembahasan pelajaran yang mudah dipahami
dan dimengerti oleh siswanya. Kelengkapan fasilitas, biaya pendidikan
dan media pembelajaran hanyalah faktor pendukung bayangan yang
fungsinya hanya sebatas membantu kreativitas guru tersebut.

2.2 Fungsi dan Tujuan Kurikulum

Fungsi Kurikulum merupakan sebagai alat dalam pendidikan


memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan
dalam kegunaannya.

Fungsi-fungsi kurikulum antara lain sebagai berikut :

10
• Fungsi Penyesuaian (The Adjustive Or Adaptive Function)
Kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian ialah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya
karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.
• Fungsi Integrasi (The Integrating Function)
Kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian mengandung makna bahwa
kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang utuh yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di
masyarakat.
• Fungsi Diferensiasi (The Diferentiating Function)
Kurikulum berfungsi sebagai diferensiasi ialah sebagai alat yang
memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan di setiap siswa yang
harus dihargai dan dilayani.
• Fungsi Persiapan (The Propaeduetic Function)
Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna
bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan
siswa ke jenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat
hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjutkan pendidikan.
• Fungsi Pemilihan (The Selective Function)
Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan ialah memberikan kesempatan
bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai
dengan minat dan bakatnya.
• Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)
Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum
ialah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi
siswa serta kelemahan dalam dirinya. Apabila telah memahami potensi
dan mengetahui kelemahannya, maka dengan demikian diharapkan
siswa bisa mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

11
Kurikulum merupakan suatu sistem pembelajaran yang digunakan
untuk mencapai tujuan karena berhasil atau tidaknya sistem pembelajaran
diukur dari banyaknya tujuan-tujuan yang tercapai.

3 hal yang menjadi tujuan utama dalam pembentukan kurikulum antara


lain :

a. Kualitas karakter , yaitu bagaimana menghadapi lingkungan yang terus


berubah. Adapun nilai-nilai karakter yang diharapkan dimiliki oleh
siswa disekolah antara lain :

- Religious : sikap dan perilaku yang patuh terhadap agama dan


hidup rukun dalam toleransi beragama

- Jujur : perilaku selalu menunjukkan perbuatan atau perkataan yang


dapat dipercaya.

- Disiplin : perilaku tertib dan patuh terhadap peraturan.

- Kerja keras : perilaku bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu


pekerjaan.

- Kreatif : berfikir secara imajinatif yang menghasilkan suatu inovasi

- Mandiri : sikap untuk tidak bergantung pada orang lain dalam


melakukan suatu pekerjaan

- Peduli sosial dan lingkungan : perilaku yang menunjukkan rasa


peduli dan kesadaran terhadap sesama dan lingkungan

- Komunikatif : sikap senang berbicara, bergaul dan berkomunikasi


dengan orang lain.

b. Kompetensi, yaitu bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks.


Seperti melatih beberapa kemampuan siswa dalam berpikir kritis,
kreativitas, komunikasi dan kolaborasi.

12
c. Literasi, yaitu bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan
sehari-hari seperti baca tulis, berhitung, literasi sains, literasi informasi
teknologi dan komunikasi, literasi keuangan, literasi budaya dan
kewarganegaraan.

2.3 Kurikulum 2013

Pada Juni 2013 pemerintah kembali menetapkan pemberlakuan


kurikulum terbaru yakni, kurikulum 2013 sebagai pengganti kurikulum
sebelumnya, mengingat perkembangan dan perubahan kurikulum di
Indonesia yang mulai dari tahun 1947 hingga 2013 ini telah mengalami
perubahan sebanyak sebelas kali. Perlunya perubahan dan pergantian
kurikulum di Indonesia, dikarenakan sebagai bentuk respon dan tuntutan
dari berbagai tantangan-tantangan yang ada baik eksternal maupun
internal, sejalan dengan hal tersebut kurikulum 2013 dianggap sebagai
langkah yang strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia di masa depan.

Titik berat kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta


didik atau siswa agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan) yang
mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran di sekolah. Objek yang menjadi pembelajaran dalam
penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 ini lebih menekankan
pada fenomena alam, fenomena sosial, fenomena seni, dan fenomena
budaya. Melalui pendekatan tersebut siswa diharapkan untuk memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga
nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Atau

13
dengan kata lain, tema pengembangan kurikulum 2013 adalah agar dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu
bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) secara terintegrasi.

Pemerintah menetapkan bahwa penerapan kurikulum 2013 akan


dimulai pada awal tahun ajaran 2013-2014 yang diberlakukan secara
bertahap pada tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Pada tahun pertama
akan diterapkan untuk murid kelas satu dan kelas empat SD serta kelas
satu SMP dan SMA. Selanjutnya, pada tahun kedua akan diberlakukan
kepada kelas dua dan kelas lima SD serta kelas dua SMP dan SMA.
Kemudian pada tahun ketiga akan diberilakukan kepada kelas empat dan
kelas enam SD serta kelas tiga SMP dan SMA. Inti dari kurikulum 2013
adalah pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum
2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi
masa depan. Oleh karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan.

Kurikulum 2013 menekankan sistem sebagai berikut :

a. Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,


dan keterampilan.
b. Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan,
hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar (siswa
mencari tahu).
c. Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan berdasarkan fortofolio.

Adapun penjabarannya ialah sebagai berikut :

1. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi. (untuk semua


jenjang)
2. Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki

14
kompetensi yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. (untuk semua
jenjang)
3. Bahasa Indonesia sebagai permulaan mata pelajaran lain sebagai
fasilitator sikap keterampilan berbahasa. (untuk jenjang SD)
4. Semua mata pelajaran diajarkan terkait dan terpadu dengan
pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, bertanya,
mencoba, dan menalar. (untuk semua jenjang)
5. Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu
satu sama lain. (untuk jenjang SD)
6. Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan konten
penggerak mata pelajaran lainnya. (untuk jenjang SD)
7. Tematik untuk kelas I – VI. (untuk jenjang SD)
8. TIK merupakan sarana pembelajaran. (untuk Jenjang SMP)
9. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge .
Untuk jenjang SMP/SMA/SMK.
10. Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan,
antar minat, dan pendalaman minat. Untuk SMA dan SMK.
11. SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait
dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk SMA dan
SMK.
12. Penjurusan di SMK tidak terlalu detail (sampai bidang studi), di
dalamnya terdapat pengelompokan pembelajaran dan pendalaman,
Untuk jenjang SMA dan SMK.

Dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 ternyata menimbulkan pro


dan kontra, banyak yang berpendapat bahwa pelaksanaan kurikulum
2013 terlalu terburu-buru dan terkesan dipaksakan, ada pula yang
berpendapat pelaksanaan kurikulum 2013 dianggap sudah tepat walau
harus disempurnakan kembali. Pelaksanaan kurikulum 2013 sudah tepat,
karena menumbuhkan kreatifitas peserta didik dengan menggunakan
pendekatan saintifik, tetapi banyak guru juga mengatakan kurikulum

15
2013 sulit diterapkan dan dilaksanakan, karena mereka belum siap dan
banyak yang mengeluh tentang penilaiannya yang terlalu rumit,
walaupun demikian kurikulum 2013 harus tetap berjalan seiring dengan
perkembangan zaman, sehingga semua pihak yang terkait dalam dunia
pendidikan bisa mengikuti arus globalisasi.

Kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah masih banyak


kesulitan yang dihadapi oleh guru terutama dalam hal penilaian. Karena
penilaian dalam kurikulum 2013 dianggap terlalu rumit dan masih
banyak yang belum paham, maka pemerintah melakukan perubahan
kurikulum baru untuk membantu guru yakni kurikulum 2013 revisi.

2.4 Kurikulum 2013 Revisi 2017

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan perbaikan


terhadap Kurikulum 2013. Setiap perbaikan dan pengembangan yang
dilakukan pemerintah terhadap perkembangan kurikulum dari waktu ke
waktu bertujuan untuk menghasilkan generasi yang memiliki tiga
kompetensi, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Dari perbaikan yang telah dilakukan sepanjang 2015, terdapat 4 point


perbaikan dalam dokumen kurikulum. Beberapa permasalahan yang
menjadi titik perbaikan dalam kurikulum 2013, antara lain :
1. Kompleksitas
Pembelajaran dan penilaian pada sikap spiritual dan sikap sosial.
2. Ketidakselarasan
Antara KI (kompetensi Inti) - KD (kompetensi Dasar) dengan silabus
dan buku.

16
3. Penerapan proses berpikir 5M (Mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi atau mencoba, mengasosiasi, mengkomunikasikan) sebagai
metode pembelajaran yang bersifat procedural dan mekanistik
4. Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan taksonomi proses
berfikir antar jenjang

Selanjutnya pada kurikulum 2013 revisi 2017, menghasilkan perbaikan


pada 4 inti dokumen kurikulum pula, antara lain :

1. Penataan kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada semua


mata pelajaran
2. Koherensi KD-KI dan penyaluran dokumen
3. Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan
kurikulum
4. Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi
proses berfikir

Perbaikan kurikulum 2013 dilakukan dengan bersifat evaluatif


formatif, salah satunya dengan melakukan perbaikan pada dokumen
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), silabus serta buku teks
pelajaran. Perbaikan tersebut dilakukan berdasarkan masukan-masukan
yang diberikan masyarakat, seperti guru, praktisi, pemerhati pendidikan,
serta masyarakat umum.

Proses penilaian pada kurikulum 2013 revisi lebih sederhana,


terjangkau untuk dilakukan, tidak menjadi beban bagi guru, tetapi tetap
mengutamakan prinsip dan kaidah penilaian dalam proses
pembelajarannya.

Kurikulum 2013 revisi sistem penilaian spiritual diserahkan kepada


guru Agama dan PPKn, yang penilaiannya secara deskriptif dan tidak
berupa angka. Sistem penilaian dalam kurikulum 2013 akan mengalami

17
perubahan kembali, dari sistem satuan (1-4) dikembalikan menjadi
puluhan (0 - 100) seperti sistem sebelumnya, ini disebabkan karena
banyaknya aduan dari orang tua wali murid yang sulit mengerti dengan
sistem penilaian yang dilakukan seperti di Perguruan Tinggi (Kurniasih
dan Sani: 2016: 11).
Penjabaran sistem belajar dan pembelajaran dalam kurikulum 2013
revisi 2017 ialah lebih mengevaluasi sistem kurikulum 2013 yang lalu.
Adapun aspek-aspeknya antara lain :

Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru


Semua guru diwajibkan menilai aspek sosial dan aspek spiritual
atau keagamaan siswa. Penilaian sosial dan spiritual siswa hanya
dilakukan oleh guru PPKN dan guru Pendidikan Agama, sedangkan guru
yang lain hanya menilai aspek akademik sesuai dengan bidang yang
diajarkan saja.

Proses berpikir siswa tidak dibatasi


Pada semua jenjang pendidikan baik SD-SMA dapat belajar dari
tahap memahami sampai tahap menciptakan. sehingga anak SD pun boleh
mencipta walau kadar ciptaannya atau produknya sesuai dengan usianya,
hal ini untuk membiasakan anak berpikir ilmiah sejak SD.

Teori jenjang 5M
Teori jenjang 5 M meliputi proses mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mencipta. Guru dituntut untuk menerapkan
teori yang ada di pelajarannya sehingga guru tidak sekedar berteori namun
dapat mempraktikannya.

Struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah

18
Pada kurikulum 2013 revisi 2017 tetap mendukung kegiatan
belajar mengajar atau KBM yang menyenangkan di mana struktur mata
pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak mengalami perubahan.

2.5 Faktor Perubahan Kurikulum 2013 Menjadi Kurikulum 2013 Revisi


2017

Yang mendasari ide perbaikan kurikulum 2013 (Kurikulum 2013 revisi)

Ide kurikulum adalah produk pertama dalam kontruksi kurikulum. Dalam


ide kurikulum terdapat landasan filsafat pendidikan, teori pendidikan, model
pengembangan kurikulum yang digunakan, dan suatu keadaan dalam bentuk
dukungan masyarakat. Berikut landasannya :

1. Pancasila
2. Tujuan pendidikan Nasional
3. Kemampuan (termasuk kemampuan abad 21)
4. Karater
5. Literasi

Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan


yang dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mendasarinya. Karena pada dasarnya tujuan pendidikan akan berubah secara
fundamental seiring dengan perkembangan zaman. Dimana ketika keadaan
negara masih dalam kondisi dijajah oleh negara lain hingga ketika negara
telah merdeka, secara sendirinya kurikum mengalami perubahan yang
menyeluruh. Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat
pendirian baru mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk
kurikulum seperti activity atau experience curriculum, programmed
instruction, ataupun pengajaran modul.

Perubahan dalam masyarakat, eksploasi ilmu pengetahuan yang selalu


mengalami perubahan menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak lagi

19
relevan. Pembangunan pendidikan dan kebudayaan tahun 2015-2019 pada
nawacita yang telah tertuang dalam RPJMN 2015-2019 bahwa kebijakan
umum pendidikan dan kebudayaan antara lain :

1. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia


2. Melakukan revolusi karakter bangsa
3. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di Pasar
Internasional
4. Memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan yang sudah dipaparkan dalam makalah ini, dapat


disimpulkan bahwa :

1. Kurikulum merupakan aspek penting dalam pendidikan sebagai


penentu arah dari proses berjalannya pendidikan dalam mencapai
tujuan tertentu.
2. Hal utama yang menjadi faktor pendorong diubahnya suatu kurikulum
adalah perkembangan zaman yang pesat yang sekaligus mengubah
pola pemikiran dan tingkah laku masyarakat umum.
3. Keberadaan revisi pada kurikulum 2013 adalah karena banyaknya
kekurangan yang perlu diperbaiki. Kurikulum 2013 terkesan sulit dan
tidak mudah dipahami oleh banyak orang. Kurikulum 2013 revisi 2017
merupakan penyederhanaan sistem kurikulum 2013 tanpa mengurangi
hal-hal positif di dalamnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Lukmanul. “Analisis Perbedaan antara Kurikulum Ktsp dan Kurikulum

2013.” Jurnal Ilmiah didaktika Vol.17 No.2 (Februari 2007)

Harosid, Harun. Kurikulum 2013 Revisi 2017. Diambil dari http://aseptiana-


parmawati.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2017/10/GAMBARAN-UMUM-K13-
REVISI-2017.pdf Pada Tanggal 13 September 2018 Pukul 16.47 WIB.

Krisdianto, Ikak. Faridha Nurhayati. “Survei Tingkat Pemahaman Guru PJOK

Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Revisi Mata Pelajaran PJOK di

SMP, SMA Sederajat Se-Kecamatan Dawarblandong Mojokerto Tahun

2017.” Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Vol.05 No. 03

(2017:595-599)

Kurniasih, Imas. & Sani, B. 2016. Revisi kurikulum 2013. Implementasi Konsep

dan Penerapan. Jakarta: Kata Pena.

Nasution, S. 2014. Asas-asas Kurikulum. Bumi Aksara.

Tim Redaksi. 2016. Jendela Pendidikan dan Kebudayaan. Empat Perbaikan

Kurikulum 2013. Jakarta : Kemendikbud RI.

Sukmadinata, Nana, S. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

22

Anda mungkin juga menyukai