Perubahan kurikulum dari 1947 ke 1952 didasarkan atas beberapa alasan antara lain: 1)
Kurikulum 1947 masih dibayang-dibayang pendidikan jaman penjajahan, sehingga mengarah
pada pola pengajaran penjajah, 2) Kurikulum 1947 belum memiliki orientasi ranah kognitif dan
psikomotorik tetapi lebih dominan pada ranah afektif dan 3) Kurikulum 1947 belum diterapkan
di sekolah-sekolah sehingga belum memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan
terbentuknya Indonesia secara resmi pada tahun 1950.
Kurikulum 1952 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1947. Hal ini dikarenakan bahwa
kurikulum 1947 belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan
operasionalnya dan ini terjadi sampai pada tahun 1949. Pada tahun 1950 terdapat undang-undang
pendidikan yang dikenal dengan Undang-Undang no.4 tahun 1950. Selanjutnya Undang-Undang
tersebut disahkan pada tahun 1954 sebagai UU No.12 tahun 1954. Seiring dengan berlakunta
undang-undang pendidikan No.4 tahun 1950 yang baru dilaksanakan pada tahun 1954,
kurikulum yang berlaku bukan lagi kurikulum 1947, tetapi kurikulum 1952.
Dengan kata lain kurikulum 1952 ini merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar
hukum operasional. Kurikulum 1952 memiliki landasan yuridis yang tidak jauh berbeda dengan
kurikulum sebelumnya dengan landasan idiilnya yaitu pancasila yang tercantum alam
pembukaan UUD 1945 dengan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945. Landasan
operasional kurikulum 1952 adalah UU No.4 Tahun 1950. Undang-undang tersebut telah
dirancang sebelum tahun 1950. Rancangan UU tersebut awalnya dibahas oleh BEKNIP tahun
1948 namun tidak dapat dilakukan karena terjadinya clash II. Pada tanggal 29 Oktober 1949,
RUU itu dapat diterima oleh BEKNIP dan disahkan oleh pemerintah RI pada tanggal 2 April
1950.
Isi kurikulum 1952 ini merupakan penjabaran arah dan tujuan pendidikan sekolah dan tujuan
kurikulum. Tujuan pendidikan sekolah menengah dan tujuan kurikulum tersebut diarahkan pada
penyiapan pelajar ke pendidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai
lapangan khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Hal ini dijelaskan pada penjelasan
UU No. 4 Tahun 1950 Bab V pasal 7 ayat 3 yang dinyatakan bahwa pendidikan menengah
dibagi menjadi 2 yaitu kejuruan dan menengah umum. Sekolah menengah umum mementingkan
pelajaran untuk ke perguruan tinggi sedangkan sekolah menengah kejuruan mendidik tenaga-
tenaga dalam bermacam-macam pekerjaan kepandaian dan keahlian. Menurut Anggi Fadilah
Kurikulum 1952 ini memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran geografi ini memiliki
hubungan dengan kurikulum 1952 yaitu pembelajaran geografi sesuai dengan maksud dari
kurikulum tersebut karena pembelajaran geografi sendiri adalah pembelajaran yang menekankan
pada keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui berbagai kegiatan
yang praktis seperti pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi pada
kenyataanya masih banyak pembelajaran geografi yang tidak sesuai dimana pembelajaran masih
berpusat pada guru dan bersifat teoritis sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan
pengetahuan siswa kurang. Selain itu, dalam kurikulum 1952 siswa dijadikan sebagai obyek
pembelajaran saja sehingga tidak terjadinya interaksi dalam memahami mata pelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Anggi Fadilah. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum Tahun Setelah Kemerdekaan. Online
(https://www.academia.edu/37344634/Kelemahan_dan_Kekurangan_Kurikulum_Tahun_s
eteleah_Kemerdekaan), diakses pada 15 April 2021
Ritonga, Maimuna, 2018. Politik dan Dinamika Kebijakan Perubahan Kurikulum Pendidikan di
Indonesia Hingga Masa Reformasi. Bina Gogik. 5 (2) online
https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/pgsd/article/download/212/199 diakses 15 April
2021
Setiana, Slamet D dan Nuryadi. 2020. Kajian Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah.
Gramasurya: Yogyakarta online http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/8920/1/MODUL
%20KAJIAN%20KURIKULUM%20SEKOLAH%20DASAR%20DAN
%20MENENGAH_proses.pdf diakses 17 April 2021
Wahyuni, Fitri. 2015. Kurikulum dari Masa ke Masa (Telaah Atas Pentahapan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia). Al-Adabiya. 10 (2) online
https://www.academia.edu/download/55047117/2792-Article_Text-7398-1-10-
20170307.pdf diakses 15 April 2021
Yani, A. (2016). Standar Proses Pembelajaran Geografi Pada Kurikulum 2013. Jurnal Geografi
Gea, 16(1), 1-12. Online. Dari https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/3463
diakses 16 April 2021