Anda di halaman 1dari 11

KOMPONEN KURIKULUM SEKOLAH BERBASIS PESANTREN

(STUDI KOMPARATIF DI SMA DARUSSYAHID DAN SMA PUTERI


AT-TANWIR SAMPANG)

Nur Hasanah

Abstrak
Upaya memadukan kurikulum pendidikan sekolah formal, khususnya SMA, dengan
kurikulum pondok pesantren akan menghasilkan sistem pendidikan yang lebih kuat dan
lengkap. Pengembangan kurikulum pendidikan SMA berbasis pesantren sebenarnya
merupakan wujud upaya dalam memadukan keunggulan pelaksanaan sistem pendidikan
di sekolah dan di pondok pesantren. Jika SMA berbasis pondok pesantren dikelola
dengan baik, maka hasil yang akan diperoleh pun juga berkualitas baik.

Kata kunci: Kurikulum Sekolah, Pesantren.

PENDAHULUAN
Pengkajian mengenai pendidikan mengantarkan kita menuju tercapainya
formal, terutama yang terkait dengan tujuan kurikulum (Bungin, 2001).
proses belajar mengajar tidak bisa Kurikulum sebagai salah satu
dipisahkan dari persoalan kurikulum. komponen pembelajaran merupakan
Kurikulum menjadi semacam barometer konsepsi awal rencana atau program
tersendiri berhasil tidaknya proses pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di
pengajaran. Yang perlu digaris bawahi sekolah. Kurikulum disusun untuk
adalah kurikulum tidak hanya identik mewujudkan tujuan pendidikan dengan
dengan satuan mata pelajaran saja. Semua memperhatikan kebutuhan peserta didik
aspek yang terkait dengan pendidikan dan kesesuaian dengan ilmu pengetahuan
seperti metode belajar, sasaran-sasaran dan teknologi serta jenis dan jenjang
pembelajaran, juga termasuk dalam lingkup masing-masing tingkat pendidikan
kurikulum. Dengan merujuk kepada (Hamalik, 2010).
‘regulasi akademik’ tersebut diharapkan Dalam konteks pendidikan,
proses pendidikan akan berjalan secara kurikulum berarti jalan terang yang dilalui
sistematis dan memiliki orientasi yang oleh pendidik/guru dengan peserta didik
jelas. Sebab arah pendidikan di samping untuk mengembangkan pengetahuan,
sebagai media peningkatan penguasaan keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.
pengetahuan, kemampuan, dan Kurikulum sebagai seperangkat rencana
keterampilan, juga merupakan sarana dan media untuk mengantarkan lembaga
pengembangan nilai-nilai normatif dalam pendidikan dalam mewujudkan tujuan
rangka membentuk jatidiri peserta didik. pendidikan yang diinginkan (Muhaimin,
Kurikulum merupakan faktor 2012). Lembaga pendidikan Islam, menurut
peningkatan mutu pendidikan. Kurikulum jenjang dasar-menengah dapat dibedakan
dan pendidikan dua hal yang sangat erat ke dalam tiga jenis, yaitu pendidikan
kaitannya dan tidak dapat dipisahkan antara pesantren, sekolah, dan madrasah (Sutrisno,
satu dengan yang lainnya. Sistem 2012). Pondok pesantren yang merupakan
pendidikan tidak mungkin dapat berjalan salah satu lembaga pendidikan yang berciri
tanpa adanya kurikulum, karena dalam khas agama islam tidak hanya
kurikulum tersimpul segala sesuatu yang berkonsentrasi pada bidang agama (kitab
akan dijadikan pedoman bagi pelaksana kuning) namun peserta didik juga
kurikulum. Hubungan kurikulum dan diwajibkan di sekolah formal yang ada di
pendidikan adalah hubungan antara tujuan dalam pondok pesantren (Hasanah, 2014).
dan isi pendidikan, dengan kata lain tujuan Sekolah formal adalah contoh
pendidikan yang ingin dicapai, akan dapat lembaga pendidikan yang berfokus pada
terlaksana jika alat, sarana (kurikulum) faktor kecerdasan akademik meskipun tidak
dijadikan dasar acuan yang relevan, artinya lantas mengabaikan hal-hal yang bersifat
sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. spiritual atau keagamaan (Saleh, 2014).
Hal itu dapat diartikan bahwa kurikulum Hanya saja, sistem pendidikan di sekolah
formal memang menekankan pencapaian
prestasi.

70
71 |INTERAKSI , Volume 12, N0 2. Juli 2017, hlm 70-79

anak didik dalam hal kecerdasan intelektual di implementasikan di pesantren. Bahkan


yang pada akhirnya bermuara pada berbagai pesantren sudah sejak lama menjadi
ukuran akademik. lembaga yang berperan membentuk watak
Sementara itu, pondok pesantren dan peradaban bangsa serta mencerdaskan
menjadi salah satu pilihan lembaga kehidupan bangsa yang berbasis pada
pendidikan yang mengutamakan upaya keimanan dan ketakwaan kepada AllahSwt.
pencerdasan spiritual atau keagamaan serta berakhlak mulia.
meskipun sekarang ini banyak pondok SMA Darussyahid dan SMA Putri
pesantren di Indonesia yang juga At-Tanwir pada mulanya adalah salah satu
memberikan pengetahuan umum secara pondok pesantren salafi di Madura karena
terintegrasi. Dengan kata lain, sudah mengikuti perkembangan pendidikan dan
banyak pondok pesantren modern yang tuntutan masyarakat. Keduanya juga
mencerahkan sekaligus mencerdaskan. memakai kurikulum pendidikan nasional
Bagaimanapun bentuk atau model sehingga di dalam pesantren tersebut berdiri
suatu lembaga pendidikan termasuk jenis lembaga pendidikan formal seperti SMA.
pesantren, sudah barang tentu Namun kedua lembaga ini tetap tidak
menempatkan kurikulum sebagai landasan meninggalkan kurikulum pesantren,
penting proses belajar mengajar walaupun sehingga keduanya memakai 2 kurikulum
dalam aplikasi di tingkat institusi berbeda- sekaligus.
beda karena disesuaikan dengan kondisi riil Keunggulan dari kedua lembaga ini
suatu lembaga. Meskipun pesantren selama adalah selain terdapat pelajaram umum
ini dikenal konservatif dan identik dengan yang mengasah ranah kognitif,
lembaga pendidikan Islam tradisional, pada psikomotorik dan afektif juga terdapat
dasarnya pesantren tetap membuka diri bagi pelajaran agama sebagai ciri khas pesantren
perubahan. serta pembinaan-pembinaan keagamaan.
Jika kita melihat Undang-undang Sehingga dengan mengkombinasikan
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem kurikulum pesantren ke dalam kurikulum
pendidikan nasional, posisi dan keberadaan sekolah adalah mengurangi jam pelajaran
pesantren sebenarnya memiliki tempat yang pada kurikulum pendidikan nasional
istimewa. Namun, kenyataan ini belum sehingga yang biasanya satu jam pelajaran
disadari oleh mayoritas masyarakat muslim 45 menit berkurang menjadi 35 menit,
khususnya yang berkecimpung di dunia dikarenakan pada jam 12.00 mereka harus
pesantren. Karena kelahiran Undang- pulang ke pondok untuk mengikuti
undang ini masih sangat belia dan belum kurikulum pesantren yang telah
sebanding dengan usia keberadaan diberlakukan.
pesantren di Indonesia. Keistimewaan Berdasarkan dengan pemahaman
pesantren dalam sistem pendidikan nasional konteks diatas peneliti dapat menetapkan
dapat dilihat dari ketentuan dan penjelasan fokus penelitian ini sebagai berikut : 1)
pasal-pasal dalam Undang-undang Komponen-komponen kurikulum apa saja
Sisdiknas (2003) sebagai berikut; dalam dalam sekolah berbasis pesantren di SMA
Pasal 3 UU Sisdiknas dijelaskan bahwa Darussyahid dan SMA Puteri At-Tanwir
pendidikan nasional berfungsi Sampang? 2) Bagaimana Perbandingan dan
mengembangkan kemampuan dan Persamaan komponen kurikulum sekolah
membentuk watak serta peradaban bangsa berbasis pesantren di SMA Darussyahid
yang bermartabat dalam rangka dan SMA Puteri At-Tanwir Sampang?
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik METODE PENELITIAN
agar menjadi manusia yang beriman dan Penelitian ini termasuk dalam
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pendekatan kualitatif. Penelitian akan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mengkomparasikan kurikulum yang
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara digunakan di dua sekolah umum yang
yang demokratis serta bertanggung jawab. berada di lingkungan pesantren dan
Ketentuan ini tentu saja sudah berlaku dan memahami fenomena tentang apa yang
Hasanah, Komponen Kurikulum Sekolah | 72

dialami oleh subjek penelitian, seperti Wawancara, Observasi, Dokumentasi.


perilaku, persepsi, motivasi, tindakan Teknik analisis data yang digunakan dalam
sebagai satu kesatuan yang utuh tidak penelitian ini adalah menggunakan
terpisahkan. Jenis penelitian ini juga langkah-langkah seperti yang dikemukakan
diformulasikan dengan jenis penelitian oleh Burhan Bungin (2003) yaitu sebagai
yang lebih mementingkan proses dari pada berikut:
hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan a. Pengumpulan Data (Data Collection)
bagian yang sedang diteliti yang akan jauh b. Reduksi Data (Data Reduction)
lebih jelas apabila diamati dalam proses. c. Display Data.
Adapun lokasi penelitian ini adalah d. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
Di SMA Darussyahid dan SMA Puteri At- (Conclution Drawing and Verification).
Tanwir Sampang yang secara geografis Teknik-teknik yang digunakan peneliti
berada di lingkungan pesantren. Alasan untuk mengukur keabsahan temuan adalah
memilih lokasi penelitian ini, karena di dua sebagai berikut :
lembaga tersebut menggunakan 2 a. Perpanjangan Kehadiran peneliti
kurikulum dalam proses pembelajaran b. Ketekunan Pengamatan
(kurikulum Diknas dan kurikulum Pondok c. Triangulasi
Pesantren) yang notabene berbeda dengan Tahap-tahap yang ditempuh oleh
sekolah umum lainnya. peneliti dalam penelitian ada tiga tahapan,
Kehadiran peneliti dalam lapangan yaitu:
penelitian merupakan salah satu langkah 1. Tahap Pra Lapangan, yaitu terdiri dari
penting dalam penelitian kualitatif menyusun rancangan penelitian,
sebagaimana sifat penelitian tersebut. memilih lapangan penelitian, mengurus
Peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian, menjajaki dan menilai
sekaligus pengumpul data. Sumber data keadaan lapangan, memiliki dan
dalam penelitian ini adalah manusia dan memanfaatkan informan, menyiapkan
non manusia. Sumber data manusia adalah perlengkapan penelitian,
kepala Sekolah, waka kurikulum, guru, dan mengantisipasi persoalan etika
siswa. Datanya kemudian dirumuskan penelitian.
dalam bentuk transkrip wawancara dan 2. Tahap Pekerjaan Lapangan, yang terdiri
catatan pengamatan lapangan. Sedangkan dari memahami penelitian dan
sumber data non manusia adalah persiapan diri, memasuki lapangan,
dokumentasi yang ada di SMA Darussyahid berperan serta sambil mengumpulkan
dan SMA Puteri At-Tanwir Sampang, data.
diantaranya jadwal pelajaran, jadwal guru 3. Analisis Data, meliputi kegiatan
pengajar, data kegiatan dan ekstrakurikuler organisasi dan katagorisasi data,
sekolah. menemukan tema dan merumuskan
Prosedur pengumpulan data yang hipotesis, serta menganalisis atau
dilakukan dalam penelitian ini adalah: mendiskripsikan data.

HASIL PENELITIAN
A. Komponen-Komponen Kurikulum Sekolah Berbasis Pesantren di SMA Darussyahid
dan SMA Puteri At-Tanwir Sampang
Tabel 1: Kegiatan di SMA Darus Syahid Sampang
Kegiatan Nilai yang Waktu Pelaksanaan Penanggungjawab
dikembangkan
Upacara Bendera tiap Semangat Setiap hari Senin OSIS, Kesiswaan, Pembina
hari Senin kebangsaan, Kepsek/guru bergiliran
disiplin (sesuai jadwal)
Jumat Sehat (Jumhat) Tanggung Jawab, Setiap hari Jumat Guru Penjaskes
/Jumat Bersih sehat
(Jumsih)
Pembacaan Al-Quran Religius 15 menit sebelum Guru Agama, Ustaz

72
73 |INTERAKSI , Volume 12, N0 2. Juli 2017, hlm 70-79

(Khataman Al-Quran) pelajaran dimulai pada


hari Rabu dan Jumat
Muhadatsah Kemampuan 15 menit sebelum Ustaz, Guru B.Arab, B.
(komunikasi bahasa berkomunikasi 2 pelajaran dimulai pada Inggris
arab/B.Inggris) bahasa hari Selasa, Kamis,
Sabtu
Istighosah Religius Jam 7-8 hari sabtu di Guru Agama, OSIS
minggu terakhir
Doa bersama Religius Setiap awal dan akhir Terpimpin dari kantor guru
pembelajaran
Ketertiban Disiplin Setiap hari Guru piket

Hasil observasi, kami menggambarkan  seni (Gambus, Hadrah )


bahwa kegiatan rutin ini dilaksanakan  Kelompok Ilmiah Remaja.
setiap hari dan terjadwal serta ada Terdapat pula kegiatan
penanggung jawab pada setiap kegiatan. pengembangan diri dan kreativitas
Terlihat kegiatan-kegiatan religius yang siswa yang dilaksanakan dengan
dilaksanakan berbasis kepesantrenan seperti
program ekstra kurikuler. Seperti
dilaksanakannya khotmil Qur'an 15 menit
sebelum pelajaran dimulai pada hari Rabu
bidang keolahragaan mencakup sepak
dan Jumat, Istighosah Jam 7-8 hari sabtu di bola badminton, basket, volley, dan
minggu terakhir dan pengembangan bahasa pencak silat. Berdasarkan hasil paparan
sebagai ciri khas pondok modern data wawancara, observasi, dan
Darussyahid. Program Muhadatsah dokumentasi mengenai komponen
(komunikasi bahasa arab/B.Inggris) kurikulum sekolah berbasis pesantren di
dilaksanakan 15 menit sebelum pelajaran SMA Darussyahid Sampang terhadap 4
dimulai pada hari Selasa, Kamis, Sabtu komponen kurikulumnya, adalah:
dengan penanggung jaawab Ustazd, Guru Komponen tujuan pada komponen
B.Arab, B. Inggris. tujuan di SMA Darussyahid Sampang
Kegiatan pengembangan diri dalan memadukan antara tujuan pendidikan
dokumen kurikulum di SMA Darus Syahid.
nasional dengan tujuan kepesantrenan.
1. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui: Komponen isi : pada komponen isi di
a. Kegiatan pelayanan konseling yang SMA Darussyahid sampang ini selain
berkenaan dengan masalah diri materi-materi umum yang diajarkan
pribadi dan kehidupan sosial, terdapat pula materi-materi khas
belajar, dan pembentukan karier pesantren seperti tafsir Al-Qur'an yang
peserta didik. diselipkan di pelajaran PAI dan Bahasa
b. Kegiatan Pengembangan Pribadi arab. Serta ditambah lagi dengan
dan Kreativitas siswa dilaksanakan program-program kepesantren seperti
melalui kegiatan ekstrakurikuler, sebelum masuk kelas melakukan
yang mencakup Kegiatan: percakapan bahasa arab dan khotmil
 keagamaan (hataman,
Qur'an dan lainnya.
Istoghosah, shalat dhuhur
a) Komponen metode: dalam penerapan
berjemaah)
metode pembelajaran selain
 keolahragaan (Sepak Bola, bulu
menggunakan metode terbaru SMA
tangkis, basket, bola voli, Pencak
Darussyahid tetap menggunakan
silat)
metode lama seperti metode ceramah
 kepemimpinan (Latihan Dasar
yang merupakan cikal bakal dari
Kepeminpinan Siswa/LDKS,
metode sorogan.
Paskibra , Palang Merah
b) Komponen evaluasi: dalam komponen
Remaja, Pramuka, Pidato 3 evaluasi yang dilaksanakan di SMA
bahasa)
Darussyahid ini melaksanakan seperti
Hasanah, Komponen Kurikulum Sekolah | 74

halnya tes tulis dan lisan seperti dengan raport SMA ini mengeluarkan
Ulangan Harian, UTS dan UAS. Selain dua raport.yang pertama raport umum
itu hasil evaluasi yang dibuktikan dan raport Mallimien atau pesantren.
Tabel 2. Isi Kurikulum Sekolah Dan Pondok Pesantren Sma Puteri At-Tanwir Sampang
JAM KEGIATAN
07.00 – 12.10 Sekolah SMA
12.10 – 13.00 ISHOMA / Sholat Dhuhur
13.00 – 16.00 Sekolah Salaf
16.00 – 17.00 ISHOMA / Sholat Ashar
17.00 – 19.30 Sholat Maghrib & Sholat Isya'
19.45 – 21.00 Musyawarah Malam (Kajian Kitab, mengerjakan PR Sekolah
SMA)
21.00 – 22.00 Jam bebas (digunakan untuk nelp keluarga, bercengkrama /
ramah-tamah)
22.00 – 02.00 Istirahat / tidur malam
02.00 – 04.30 Tahajjud Berjemaah +Dzikir
04.30 – 05.00 Sholat Subuh
05.00 – 06.00 Tadarrus / Kajian Kitab Kuning
06.00 – 07.00 Persiapan Sekolah SMA
Keterangan ;
 Kurikulum Dinas dilaksanakan pada hari Senin s/d Sabtu (hari minggu libur)
 Kurikulum Pesantren dilaksanakan pada hari Senin s/d kamis dan Sabtu-Minggu (hari Jum'at
Libur)
 Mengeluarkan 2 Raport sejak tahun 2011/2012
a. Komponen Tujuan tertuang dalam dokumen sekolah
Pada SMA putri At-Tanwir juga kurikulum KTSP." Diana, 2016)
memiliki tujuan pendidikan sampai Sehingga dengan adanya tujuan
tujuan pembelajaran yang mana pendidikan yang termaktub di SMA
penerapan atau implementasinya tidak putri At-Tanwir proses pembelajaran
jauh berbeda dengan SMA Darus yang guru lakukan mengarah pada
Syahid. Menurut penuturan kepala tujuan pendidikan sekolah dan tujuan
sekolah SMA Putri At-Tanwir, beliau pendidikan nasional.
mengatakan : b. Komponen Isi
"Dari tujuan pendidikan nasional Adapun komponen isi atau
hingga tujuan pembelajaran yang materi pelajaran erat kaitannya dengan
merupakan komponen kurikulum perlu pengalaman belajar, program
kiranya ada sebuah penerapan atau pendidikan, materi pelajaran peserta
implementasi dari tujuan-tujuan didik yang tergambar pada isi setiap
tersebut. Oleh karena itu dari tujuan materi pelajaran.
tersebut lahirlah tujuan lembaga SMA "komponen isi kurikulum
Putri At-Tanwir yaitu ; berupa bahan-bahan pelajaran yang
Mempersiapkan peserta didik untuk akan dipelajari siswa harus
mampu bersaing memasuki jenjang memerlukan dasar pertimbangan
pendidikan yang lebih tinggi, Memberi yang teliti. Terutama materi yang
bekal keterampilan / keahlian tingkah
bermuatan keislamaan, karena di
laku dan sikap hidup yang dapat
dijadikan sumber kehidupan sehari- lembaga ini juga terdapat berbasis
hari, Meningkatkan prilaku akhlak pondok pesantren. Hal yang paling
mulia bagi peserta didik. Karena disini utama adalah sekolah sebagai
pesantren jadi akhlak yang kami lembaga yang akan mengantarkan
utamakan dan lainnya yang telah siswa menuju perkembangan diri

74
75 |INTERAKSI , Volume 12, N0 2. Juli 2017, hlm 70-79

peserta didik, baik segi kognitif, dengan kurikulum nasional yaitu pagi hari
afektif dan psikomotorik.” serta dilanjutkan Madrasah RMI. Serta
c. Komponen Strategi Optimalisasi pelaksanaan kajian kitab
Dalam komponen strategi atau kuning sebagai ciri pendidikan khas
metode pembelajaran, walaupun kepesantrenan. Pengembangan minat dan
terdapat sekolah umum akan tetapi bakat santri. Dilaksanakannya program-
metode khas pesantren tetap digunakan program pilihan seperti kursus-kursus.
seperti metode ceramah, metode Pembiasaan berbahasa, SMA Darussyahid
muhawaroh dan lainnya. Strategi dan menitik beratkan pada aplikasi 2 (dua)
metode tersebut sudah ditentukan dan bahasa Asing yaitu Bahasa Arab dan
dipilih sebelum mengajar dengan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-
menulisnya di Rencana Proses hari.
Pembelajaran (RPP). b) Implementasi komponen kurikulum
d. Komponen Evaluasi SMA Puteri At-Tanwir Sampang
Dilakukan berupa evaluasi tes Di SMA Puteri ini juga terdapat
seperti ulangan harian, uts dan uas dan strategi dalam implemantasi komponen
juga tes kepribadian seperti tingkah kurikulum antara lain :
laku yang dilakukan dengan observasi  Aspek ibadah dengan cara
pada kegiatan-kegiatan pembelajaran pelaksanaan sholat 5 waktu di masjid
berlangsung. Dan hasilnya dikeluarkan pesantren serta sholat tahajjud
dua raport yaitu rapot sekolah umum berjemaah.
dan pesantren.  Pelaksanaan proses pendidikan. yaitu
B. Perbandingan Komponen Kurikulum sekolah menengah atas mulai pagi
Sekolah Berbasis Pesantren di SMA hingga siang dan dilanjutkan sekolah
Darussyahid dan SMA Puteri At- salafi hingga sore.
Tanwir Sampang  Pelaksanakan pembelajaran kajian
Dalam observasi pada dua lembaga kitab kuning dan belajar malam.
ini, peneliti dapat merumuskan bahwa
Implementasi kurikulum yang merupakan PEMBAHASAN
penerapan atau aplikasi yang telah A. Komponen-Komponen Kurikulum
dirumuskan pada komponen kurikulum Sekolah Berbasis Pesantren di SMA
berbasis pesantren, telah dilaksanakan Darussyahid dan SMA Puteri At-
dengan baik. Untuk memahami hal tersebut Tanwir Sampang
peneliti telah melakukan wawancara, Pertama adalah komponen tujuan.
observasi dan dokumentasi dimana Tujuan pendidikan menjadi arah semua
berbagai strategi-strategi yang diterapkan, kegiatan pendidikan termasuk dalam
disesuaikan dengan jadwal yang terlampir. pengembangan kurikulum.Menetapkan dan
a) Implementasi komponen kurikulum mengembangkan tujuan merupakn langkah
SMA Darus Syahid Sampang awal dalam mengembangkan kurikulum.
Dalam strategi Implementasi Dimana kedua lembaga ini sama-sama
komponen kurikulum terdapat upaya memiliki tujuan pendidikan dengan
pembiasaan dalam pencapaian komponen berlandaskan kepesantrenan. Selain tujuan
tersebut dengan berbagai strategi-strategi sekolah terdapat pula tujuan pesantren.
yang dilakukan : Namun tujuan sekolah tetap mengacu pada
Aspek ubudiyah yang diterapkan tujuan pendidikan nasional yang telah
berupa sholat sunnah tahajjud, sholat lima termaktub dalam Undang-undang nomor 20
waktu berjemaah, Qiroatul Qur'an, tahun 2003 yang telah diketahui bersama,
ziyaratul maqbaroh dan riyadhah, tadarrus berbunyi :”Pendidikan nasional berfungsi
Al-Qur'an Muwajjah, Pembacaan Surah mengembangkan kemampuan dan
Yasiin Jama'i. membentuk watak serta peradaban bangsa
Optimalisasi pendidikan. yang bermartabat dalam rangka
Dilaksanakannya pendidikan formal mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik
Hasanah, Komponen Kurikulum Sekolah | 76

agar menjadi manusia yang beriman dan diajarkan sama dengan pendidikan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menengah pada umumnya. Kedua, karena
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, lembaga SMA Darus Syahid dan SMA At-
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Tanwir keduanya berbasis pesantren maka
yang demokratis serta bertanggung jawab”. perlu kiranya penambahan pelajaran agama,
Tujuan pendidikan nasional merupakan seperti materi agama seperti Al-Qur'an,
tujuan jangka panjang (long term Tafsier, bahasa arab, pendidikan Agama.
objectives) yang bersumber dari sistem nilai Komponen ketiga adalah strategi dan
yang dianut atau suatu pandangan hidup metode pembelajaran.Strategi dan metode
bangsa. (Munir, 2008) Adapun pendidikan mengajar bagian yang sangat penting dalam
nasional sifatnya yang umum diperlukan pengembangan kurikulum agar apa yang
tujuan isntitusional atau tujuan pendidikan direncanakan dapat dilaksanakan dengan
sekolah/madrasah.Yang mana kedua sebaik-baiknya. Perencanaan inilah yang
lembaga ini SMA Darus Syahid dan SMA seringkali diabaikan oleh sebagian guru.
At-Tanwir mempunyai tujuan sekolah yang Menurut Nasution alasan tentang perlunya
berbeda-beda namun dalam pengertian perencanaan strategi mengajar dapat
yang sama yaitu mengembangkan dan dikemukakan :
mempersiapkan peserta didik untuk mampu 1) Menjamin agar kurikulum yang
bersaing memasuki jenjang pendidikan direncanakan dapat dilaksanakan
yang lebih tinggi serta Meningkatkan sehingga tujuan tercapai
prilaku akhlak mulia bagi peserta didik. 2) Agar pelajaran yang sama yang
Kedua adalah komponen isi/materi diberikan oleh beberapa tenaga
kurikulum.Isi kurikulum berkenaan dengan pengajar dilakukan secara konsisten
pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar sehingga tidak merugikan kelas tertentu
yang diberikan kepada siswa untuk dapat 3) Mengusahakan agar dalam proses
mencapai tujuan pendidikan. (Munir, 2008) belajar mengajar ditrapkan berbagai
Dalam menentukan isi kurikulum baik strategi mengajar yang serasi
berkenaan dengan materi dan pengalaman 4) Membantu guru memberikan pelajaran
belajar harus disesuaikan dengan tingkat yang efektif serta menarik dengan
dan jenjang pendidikan, perkembangan menyediakan sumber belajar yang
peserta didik.Hal ini seperti yang telah memadai. (Nassution, 2012)
dilakukan oleh SMA Darus Syahid dan Strategi yang digunakan harus bisa
SMA putri At-Tanwir. mengarah pada tujuan kognitif, afektif,
Adapun materi pelajaran sebagai salah psikomorik.Tujuan kognitif pada
satu isi dari kurikulum. Mengembangkan hakekatnya berdasarkan kemampuan
materi kurikulum pada hakekatnya adalah berpikir peserta didik sehingga dengan
mengembangkan materi pembelajaran yang strategi yang mengarah pada ranah kognitif
diarahkan untuk mencapai tujuan biasa menggunakan metode Tanya jawab,
pembelajaran.(Munir, 2008) Materi diskusi dan ceramah.Begitu pada strategi
pembelajaran merupakan perangkat untuk afektif, metode yang digunakan kondisional
mempermudah pemahaman suatu materi sesuai tema dan materi yang
pembelajaran. diajarkan.Namun berbeda dengan strategi
Perlu kiranya memperhatikan prinsip- yang mengarah pada psikomotor siswa,
prinsip dalam memilih materi pelajaran. yang ini lebih mengarah pada praktek-
Adapun prinsip materi pembelajaran adalah praktek pembelajaran.
; prinsip relevansi, prinsip konsistensi, dan Komponen keempat adalah evaluasi
prinsip kecukupan atau memadai.(Munir, kurikulum.Evaluasi adalah langkah untuk
2008) menentukan keberhasilan suatu
Dengan memperhatikan ketiga prinsip kurikulum.Sekaligus menentukan
ini SMA Darus Syahid dan SMA Putri At- kelemahan yang ada pada prosestersebut
Tanwir menentukan materi yang akan untuk diperbaiki. Evaluasi kurikulum
dipelajari. Pertama, berlandaskan dilakukan pada semua komponen kurikulim
pendidikan menengah materi yang

76
77 |INTERAKSI , Volume 12, N0 2. Juli 2017, hlm 70-79

yaitu tujuan, materi, metode, dan evaluasi ini berbasiskan pesantren.Serta materi-
itu sendiri. materi umum lainnya. Lembaga SMA
Dari hasil penelitian, kami temukan Darus Syahid dan SMA putri At-Tanwir
bahwa kurikulum di dua lembaga tersebut, selain melaksanakan kurikulum sekolah
belum terintegrasi dengan kurikulum juga berbasis pesantren yang ciri khas
pesantren sehingga berdampak pada ketidak pesantren adalah semua santri diwajibkan
optimalnya pembinaan siswa bernuansa mukim di dalam asrama pesantren sehingga
pesantren di kurikulun nasional. Hal ini program pengembangan diri dilakukan di
terbukti di muatan lokal, pelajaran yang dalam pesantren.
diampu oleh siswa di SMA Darussyahid Dalam jenis materi pembelajaran yang
adalah bahasa Madura bagi siswa kelas XI diajarkan terdiri dari materi pengetahuan,
IPA/IPS, XII IPA/IPS dan bagi siswa kelas sikap, dan keterampilan.Materi
X bahasa Madura dan Al Qur’an Hadist. pengetahuan berupa pengetahuan umum
Sedangkan di SMA Puteri At-Tanwir, yang telah termaktub dalam mata pelajaran
muatan lokalnya adalah PLH bagi siswa seperti, matematika, fisika dan
kelas X-XII IPA/IPS. Yang seharusnya di lainnya.Keterampilan yaitu kemampuan
muatan lokal pada lembaga yang berbasis yang harus dikuasai oleh peserta didik
pesantren adalah sepenuhnya pelajaran berupa melakukan sesuatu jenis kegiatan
keagamaan seperti Al Qur’an Hadist dan tertentu.Seperti halnya yang dilakukan di
Tafsir Al Qur’an serta kajian kitab kuning. SMA Darus Syahid yaitu latihan
B. Perbandingan Komponen muhadharoh.Dan sikap berkaitan dengan
Kurikulum Sekolah Berbasis minat peserta didik, nilai-nilai berupa
Pesantren di SMA Darussyahid dan apresiasi terhadap sesuatu dan penyesuain
SMA Puteri At-Tanwir Sampang perasaan sosial.Seperti halnya latihan
Dari beberapa temuan tersebut peneliti kepramukaan.
dapat membahas beberapa hasilnya. Selanjutnya adalah strategi atau
Terdapat beberapa perbandingan perbedaan metode pembelajaran. Terdapat beberapa
dan persamaan kurikulum berbasis teknik yang digunakan oleh guru di SMA
pesantren di SMA Darussyahid dan SMA Darus Syahid dan SMA Putri At-
Puteri At-Tanwir Sampang. Kurikulum Tanwir.Kedua lembaga tersebut lebih
yang telah dikembangkan tidak akan berarti mengedepankan strategi yang berpusat pada
nyata jika tidak dimplementasikan, artinya peserta didik.
komponen tersebut mampu digunakan Pembelajaran yang berpusat pada
secara aktual di lembaga sekolah dan di peserta didik merupakan pembelajaran yang
kelas. Keberhasilan implementasi lebih berpusat pada kebutuhan, minat,
kurikulum ini ditentukan oleh aspek bakat, dan kemampuan peserta didik
perencanaan dan proses penerapan sehingga pembelajaran akan menjadi sangat
kurikulum tersebut. Pada komponen tujuan bermakna. Salah satu strategi yang
kurikulum. Sebagaimana yang telah digunakan adalah Strategi pembelajaran
diketahui bahwa SMA Darus Syahid dan kooperatif adalah pembelajaran aktif yang
SMA Putri At-Tanwir keduanya sama-sama menekankan aktivitas peserta didik
berlandaskan tujuan pendidikan bersama-sama secara berkelompok.
nasional.Oleh karena itu implementasi dari Metode pembelajaran yang digunakan
tujuan ini berawal dari visi dan misi sekolah seperti halnya metode Tanya jawab,
lalu diterapkan pada tujuan lembaga diskusi, ceramah.Dalam pembelajaran kitab
sekolah. kuning di SMA Putri At-Tanwir masih
Komponen kurikulum selanjutnya menggunakan metode klasikal atau
adalah isi/materi kurikulum. Materi yang bendongan dimana kyai yang membaca teks
diterapkan pada kedua lembaga ini sesuai, sedangkan santri mendengarkan dan
dan tepat dan bermakna salah satu mencatat.
implementasinya adalah pembelajaran Tahap akhir adalah komponen evaluasi
agama, Al-Qur'an, dan bahasa arab. Ini kurikulum.Terdapat beberapa model
cerminan bahwa lembaga pendidikan SMA evaluasi yang dapat digunakan dalam
Hasanah, Komponen Kurikulum Sekolah | 78

evaluasi kurikulum.Dari hasil wawancara Sampang, maka dapat disimpulkan sebagai


dan observasi terlihat SMA Darus Syahid berikut :
dan SMA Putri At-Tanwir menggunakan 1. Komponen Kurikulum Berbasis
model CIPP stufflebean.Yaitu (Context– Pesantren di SMA Darussyahid dan
Input–Process–Product) adalah suatu SMA Puteri At-Tanwir Sampang pada
model evaluasi yang bertujuan untuk dasarnya terdapat empat komponen
membantu dalam perbaikan kurikulum, kurikulum berbasis pesantren yang
tetapi mengambil keputusan apakah diterapkan di lembaga ini.
program itu dihentikan saja. Model ini a. komponen tujuan, antara keduanya
mengandung empat komponen, yakni terdapat persamaan yaitu tujuan
konteks, input, proses dan produk. kedua lembaga berlandaskan pada
Evaluasi terhadap konteks yaitu pendidikan Nasional dan pesantren
evaluasi terhadap keadaan yang melingkupi sehingga memiliki muatan visi,
proses pembelajaran. Evaluasi terhadap misi, dan tujuan sekolah sebagai
masukan (input) yaitu proses pengenalan dasar lembaga pendidikan.
terhadap keadaan peserta didik sebelum b. komponen Isi, keduanya memuat
proses dilakukan. Selannjutnya evaluasi materi pelajaran dan program-
proses yaitu evaluasi terhadap jalannya program ekstra serta program
proses pembelajaran dan evaluasi terhadap kepesantrenan.
hasil yaitu evaluasi terhadap berhasil c. komponen metode, muatan dalam
tidaknya peserta mencapai tujuan yang komponen ini kedua lembaga
telah ditetapkan. metode yang diterapkan saat proses
Dalam evaluasi konteks dan proses pembelajaran dan metode
biasanya dilakukan pada saat pendaftaran pembelajaran kepesantrenan seperti
siswa dan santri baru di SMA Darus Syahid wetonan dan sorogan serta metode
dan SMA Putri At-Tanwir baik yang pembelajaran modern seperti
mukim ataupun tidak. Dalam hal ini diskusi, problem solving dan lain
dilakukan post tes masuk terlebih dahulu. sebagainya.
Selanjutnya pada evaluasi proses d. komponen evaluasi, yang
dilakukan pada guru dalam proses diterapkan berupa evaluasi proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan oleh guru dan akhir. Dalam proses dilakukan
ataupun kepala sekolah yang kita lebih saat kegiatan-kegitan pembelajaran
kenal dengan supervisi. Supervisi biasanya berlangsung, adapun evaluasi akhir
dilakukan melalui kunjungan kelas atau seperti ulangan harian, uts dan uas.
observasi kelas hal ini bertujuan untuk Serta mengeluarkan hasil evaluasi
mengatahui pelaksanaan pembelajaran dan berupa raport untuk sekolah umum
sebagai bentuk untuk mengumpulkan dan madrasah.
informasi dalam rangka meningktkan mutu 2. Perbedaan dan persamaan komponen
proses dan hasil belajar. Selanjutnya kurikulum sekolah berbasis pesantren
evaluasi terhadap hasil (product) ini di SMA Darussyahid dan SMA Puteri
dilaksanakan pada SMA Darus Syahid dan At-Tanwir Sampang antar lain adalah ;
SMA Putri At-Tanwir dengan melakukan Persamaan :
Ulangan harian, UTS, dan UAS sebagai a. Memiliki tujuan pendidikan
bentuk mengetahui sejauhmana tingkat berlandaskan tujuan pendidikan
ketercapaian peserta didik dalam proses nasional dan pesantren serta visi
belajar mengajar. dan misi lembaga pendidikan
nasionala yang berbasis pesantren.
KESIMPULAN b. Menerapkan komponen kurikulum
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang sama yaitu tujuan, isi,
atas data hasil penelitian tentang Komponen mertode, dan evaluasi
Kurikulum Berbasis Pesantren di SMA c. Sama-sama menyelenggarakan
Darussyahid dam SMA Puteri At-Tanwir pendidikan formal dan pesantren.

78
79 |INTERAKSI , Volume 12, N0 2. Juli 2017, hlm 70-79

d. Aspek ubudiyah yang diterapkan Pondok Modern Gontor Ponorogo


berupa sholat sunnah tahajjud, yang menitik beratkan pada
sholat lima waktu berjemaah, aplikasi 2 (dua) bahasa Asing yaitu
Qiroatul Qur'an, tadarrus Al-Qur'an Bahasa Arab dan bahasa Inggris
Muwajjah, Pembacaan Surah dalam komunikasi sehari-hari.
Yasiin Jama'i. Dilaksanakannya mengembangkan minat dan bakat
pendidikan formal dengan peserta didik dengan cara
kurikulum nasional yaitu pagi hari dilaksanakannya bermacam-macam
serta dilanjutkan Madrasah RMI kursus dan pengembangan pribadi
dan salafi. lainnya.
e. Optimalisasi pelaksanaan kajian b. SMA Putri At-Tanwir
kitab kuning sebagai ciri menggunakan Sistem pesantren
kepesantrenan. berbasis salafi jadi kajian
Adapun perbedaannya adalah : pembelajaran selain pendidikan
a. SMA Darussyahid Sistem pesantren formal dengan materi umum dan
berbasis modern yang berfiliasi pagi juga menekankan kajian kitab
pada Kurikulum Pondok Pesantren klasik pesantren yaitu kitab kuning.
Al-Amien Prenduan Sumenep dan

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2001. Dasar-Dasar Muhaimin.2012. Pengembangan Kurikulum


Pengembangan Kurikulum Sekolah. Pendidikan Agama Islam. Jakarta;
Yogyakarta : BPFE Rajawali Press.

Bungin, Burhan. 2003. Metodologi Munir.2008. Kurikulum Berbasis Teknologi


Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Informasi dan Komunikasi. Bandung;
Grafinda Persada. Alfabeta.

Black A. James dan Champion J, Dean. Nasution S. 2012. Kurikulum dan


2001. Metode dan Masalah Penelitian Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sosial. Bandung: Refika Aditama
Saleh, Hairus. 2014. Hambatan Berpikir
Dokumen pengembang kurikulum SMA Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Darussyahid tahun 2015-2016. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Berdasarkan Level Berpikir Aljabar
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan dan Pemberian Scaffolding. Tesis
Pengajaran. Jakarta: BumiAksara tidak diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Hasanah, Sri Indriati. 2014. Sumber Malang.
Belajar Matematika Dari
Lingkungan Alam Sekitar Berbasis Sutrisno.2012. Pendidikan Islam Berbasis
Pondok Pesantren. Jurnal Interaksi : Problem Sosial. Yogjakarta: ArRuzz
Vol 9, No. 1, 28-31. ISSN 1412- Media.
2953
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003, 2007. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung :
Wacana Intelektual

Anda mungkin juga menyukai