Disusun oleh :
Miftah Sulaiman
Repi Ramdani
Taufik Akbar
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa Rahmat-Nya tentunya penulis tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW selaku
Uswatun Hasanah bagi umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Garut, April 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI hlm
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................1
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses belajar menerangkan apa yang harus dilakukan untuk
memecahkan masalah – masalah yang ada dalampembelajaran. Bicara pendidikan
pastinya tidak dapat lepas dengan kurikulum. Kuruikulum sendidi memiliki makna
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan
sebagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Di Indonesia penetapan kurikulum merupakan hal yang sangat penting dan
menjadi sorotan banyak pihak. Akhir tahun 2012 ini muncul kurikulum baru
menggantikan kurikulum KTSP yaitu 2013. Kurikulum ini dimaksudkan untuk
menyempurnakan kurikulum sebelumnya dan meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Masih banyak orang-orang yang salah dalam memahami seperti apa kurikulum
KTSP dan K13 yang sebenarnya. Contoh yang paling banyak ditemukan di lapangan
adalah anggapan kurikulum KTSP “jelek” dan kurikulum K13 lah yang “baik”. Untuk itu
penulis akan membahas mengenai masing-masing kurikulum agar dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai kurikulum KTSP dan K13.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kurikulum?
2. Apa itu kurikulum KTSP?
3. Apa itu kurikulum K13?
4. Apa persamaan dan perbedaan kurikulum KTSP dan K13?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari kurikulum KTSP dan K13?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kurikulum .
2. Mengetahui pengertian kurikulum KTSP
3. Mengetahui pengertian kurikulum K13
1
4. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP dan kurikulum K13.
5. Memahami dengan baik tentang kelebihan dan kekurangan dari kurikulum KTSP dan
K13
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian kurikulum
3
1. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur
kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
seperti tertera pada Tabel 2. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
a. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”.
b. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
4
No Komponen I II III IV V VI
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pend. Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 5 5 5
4. Matematika 5 5 5
5. IPA 4 4 4
6. IPS 3 3 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
8. Pend. Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4
Kesehatan
B Muatan Lokal 2 2 2
C Pengembangan Diri 2 2 2
Jumlah 26 27 28 32 32 32
5
3. Beban belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua
sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang
bersangkutan. Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan
menggunakan sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan
SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem
kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri
menggunakan sistem kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran
pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;
b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;
c. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
6
b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam
pembelajaran.
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK
adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.
C. Kurikulum K13
7
a. Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses,
Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan
dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pendagogi, serta berbagai
fenomena negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi (WTO, ASEAN Community,
APEC, CAFTA), Masalah lingkungan hidup, Kemajuan teknologi informasi,
Konvergensi ilmu dan teknologi, Ekonomi berbasis pengetahuan,
Kebangkitan industri kreatif dan budaya, Pergeseran kekuatan ekonomi
dunia,Pengaruh dan imbas teknosains, Mutu, investasi dan transformasi pada
sektor pendidikan, Materi TIMSS dan PISA.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab,
kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki
minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya dan memiliki rasa tanggungjawab
terhadap lingkungan.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif,
beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pendadogi antara lain neurologi, psikologi,
observation based (discovery) learning dan collaborative learning.
e. Fenomena negatif yang mengemuka antara lain perkelahian pelajar, narkoba,
korupsi, plagiarisme, dan kecurangan dalam ujian.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
8
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses
pembelajaran, seperti sebagai berikut (kebudayaan, 2013):
a. dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa,
b. dari satu arah menuju ineraktif,
c. dari isolasi menuju lingkungan jejaring,
d. dari pasif menuju kreatif menyelidiki,
e. dari abstrak menuju konteks dunia nyata,
f. dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis IT atau kelompok,
g. dari luas menuju prilaku khas memberdayakan kaidah keterkaitan,
h. dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala arah,
i. dari alat tunggal menuju alat media,
j. dari hubungan satu arah menuju kooperatif,
k. dari produksi massa meuju kebutuhan pelanggan,
l. dari usaha sadar tunggal menuju jamak,
m. dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak,
n. dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan,
o. dari pemikiran faktual menuju kritis,
p. dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan
9
3. Landasan Konseptual
Relevansi pendidikan (link and match)
Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
Pembelajaran aktif (student active learning)
Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh (Mulyasa, 2013).
10
alokasi waktu) berbasis sains mata matapelajara berdasarkan
(ISI) (alam, sosial, pelajaran n wajib dan spektrum
dan budaya) - Pengembang ada mata kebutuhan saat
- Jumlah mata an diri pelajaran ini
pelajaran dari terintegrasi pilihan - Penyeragaman
10 menjadi 6 pada setiap - Terjadi mata pelajaran
- Jumlah jam matapelajara pengurangan dasar umum
bertambah 4 n dan mata - Produktif
JP/minggu ekstrakurikul pelajaran disesuaikan
akibat er yang harus dengan trend
perubahan - Jumlah diikuti siswa perkembangan
pendekatan matapelajara - Jumlah jam di Industri
pembelajaran n dari 12 bertambah 2 - Pengelompokk
menjadi 10 JP/minggu an mata
- Jumlah jam akibat pelajaran
bertambah 6 perubahan produktif
JP/minggu pendekatan sehingga tidak
akibat pembelajaran terlalu rinci
perubahan pembagiannya
pendekatan
pembelajaran
Proses Pembelajaran - semula standar prosesnya terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,
menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta
- belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas tetapi juga di lingkungan
sekolah dan masyarakat
- guru bukan satu-satunya sumber belajar
- sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh dan
teladan.
Tematik dan IPA dan IPS Adanya mata Kompetensi
terpadu masing-masing pelajaran wajib keterampilan
diajarkan dan pilihan yang sesuai
secara terpadu sesuai dengan dengan standar
bakat dan industri
11
minatnya
Penilaian - pergesaran dari penilaian melalui tes menjadi penilaian otentik
- memperkuat Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor
ideal
- penilaian tidak hanya level KD tetapi juga kompetensi inti dan SKL
- mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai
instrumen utama penilaian.
Kegiatan - Pramuka - Pramuka - Pramuka - Pramuka
Ekstrakurikuler (wajib) (wajib) (wajib) (wajib)
- UKS - OSIS - OSIS - OSIS
- PMR - UKS - UKS - UKS
- Bahasa - PMR - PMR - PMR
Inggris - Dll - Dll - Dll
12
Diterangkan lebih lanjut dalam Permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentang
SKL tujuan dari Standar Kompetensi Lulusan yaitu digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
dan standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
13
Di dalam Silabus pada kurikulum KTSP telah dirinci standar kompetensi yang harus di capai
oleh siswa. Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri.
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda. Tiap jenis konten pembelajaran
diajarkan terpisah
- Kurikulum K13
Pada kurikulum K13 susunan silabus berdasar pada buku pegangan guru. Dimana
buku tersebut juga digunakan oleh guru sebagai pedoman mengajar. Di dalam buku tersebut
telah ada daftar tema-tema dan sub babnya yang harus disampaikan guru selama satu tahun.
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi
dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan). Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar jadi
intelektual siswa mendapat pengembangan yang lebih luas.
Apabila pada kurikulum KTSP telah ditetapkan dengan jelas standar kompetensinya
yang membuat siswa seperti terbelenggu dalam standar yang telah ditetapkan tersebut, namun
melalui kurikulum K13 ini siswa lebih leluasa untuk menggali dan mengembangkan
kemampuannya, pengetahuan dan keterampilannya tanpa ada batasan standar. Dengan begitu
siswa akan lebih taggap terhadap lingkungan dan akan berpikir lebih kreatif dalam
mengaplikasikan ilmu yang dia miliki untuk pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-
hari.
Penerapan Kurikulum
Tidak semua sekolah sudah menerapkan kurikulum K13 ini. Kurikulum ini
diterapkan di beberapa sekolah yang telah dianggap mampu dan siap. Apabila pada
kurikulum KTSP masih terlihat jelas tiap mata pelajarannya walaupun sudah terpadu. Tetapi
pada kurikulum K13 tiap mata pelajaran telah digabung menjadi satu tema, Misalnya saja
pada pelajaran IPS. Semua mata pelajaran IPS seperti Geografi, sejarah, sosiologi dan
Ekonomi digabung menjadi satu dan dijelaskan dalam tema-tema. Dan di sini materinya
hanya sedikit sehingga guru harus pandai mengembangkan materi yang ada. Guru harus
menyisipkan ke empat mata pelajaran tersebut dalam satu tema. Namun biasanya pada
semester satu pelajaran IPS yang lebih dominan adalah pelajaran Sejarah dan geografi.
14
Sedangkan semester dua pelajaran yang lebih dominan adalah pelajaran Sosiologi dan
Ekonomi.
Dalam penerapan kurikulum K13 guru harus bisa mengajar semua mata pelajaran
IPS (Geografi, sejarah, sosiologi dan Ekonomi) jadi semua guru harus menguasai semua mata
pelajaran IPS tersebut.
Sistem Penilaian
Penilaian pada kurikulum K13 berbeda dengan urikulum KTSP. Dalam penilaian ini
ada 2 segi yang dinilai yaitu :
a. penilaian keterampilan
penilaian keterampilan ini diambil dari pemberian tugas Fortofolio, praktik, dan
proyek. Tugas fortofolio merupakan tugas yang diberikan kepada murid berupa penjabaran
dari suatu hal kemudian di fortofoliokan. Yang kedua, praktik dimana nilainya diambil dari
praktik yang sesuai dengan materi, bisa dengan simulasi, pengamatan lingkungan sekitar
maupun hasil presentasi peserta didik. Yang terakhir tugas proyek, tugas proyek ini adalah
tugas yang berkesinambungan. Dalam tugas ini guru selalu memeriksa hasil proyek peserta
didik kemudian dikembalikan untuk direvisi, setelah direvisi dikembalikan ke peserta didik
lagi untuk diperbaiki, dikembangkan dan dilengkapi materi yang masih berkesinambungan.
Biasanya dalam satu semester guru hanya memberikan satu tugas proyek.
b. penilaian pengetahuan
penilaian pengetahuan bisa diambil dari ulangan harian, presentasi, dan soal UTS
atau UAS. Soal UTS atau UAS dibuat guru secara bersama-sama atau MGMP. Isi soalnya
juga bertema dan tidak terlihat masing-masing mata pelajarannya.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis,
tes lisan, dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga
digunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses
pembelajaran. Pedoman penilaian kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai
rujukan teknis bagi pendidik untuk melakukan penilaian
Penilaian pada kurikulum ini tidak dihitung dengan angka 1-100 tetapi dihitung
dengan huruf (A,B,C dan D) dan skala penilain 1-4. Dan di sebelah penilaian harus diberi
keterangan mengenai bagaimana karakter siswa.
c. Penilain Sikap
15
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program
pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem
pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian
dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta
didik secara individual.
KBK KTSP
17
Kurang relevan dengan otonomi daerah Lebih relevan
Kekurangan atau kelemahan KTSP 2006 yang diadaptasi dari materi sosialisasi Kurikulum
2013 (dalam Mulyasa 2013: 60-61) adalah sebagai berikut:
- Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya
melampui tingkat perkembangan usia anak.
- Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi
dan tujuan pendidikan nasional.
- Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum
sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan dan
sikap).
- Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat,
seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode
pembelajaran kontrufistik, keseimbangan, soft skill and hard skills, serta jiwa
kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum.
- Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perkembangan.
- Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
- Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum
tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.
2. Kurikulum K13
Keunggulan Kurikulum 2013 adalah:
- Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahanmasalah
yang mereka hadapi di sekolah,
- Adanya penilaian dari semua aspek meliputi nilai kesopanan, religi, praktek, sikap
dan lain-lain,
- Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan
ke dalam semua program studi,
18
- Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan pendidikan nasional,
- Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan,
- Kurikulum ini sangat tanggap dengan fenomena dan perubahan social,
- Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap,
keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional,
- Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala, i) Sifat pembelajaran sangat
kontekstual,
- Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap oleh pemerintah.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memberikan saran kepada pembaca untuk
terus memantau pelaksanaan kurikulum K13 di sekolah masing-masing serta turut berperan
aktif dalam menggali dan mengembangkan kurikulum agar tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai.Pada dasarnya semua kurikulum sama, tidak ada kurikulum yang paling sempurna.
Semua kurikulum mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing tinggal bagaimana
seorang pendidikan mampu mengembangkan ilmunya dan memberikan yang terbaik untuk
peserta didiknya.
20