Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum

Secara Ontologis, Epistemologis, Aksiologis dan Yuridis


Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu: Bapak Sukamdi, S.Pd,.M.Pd.I

Disusun oleh:

Iin Maalika Vithri Achmada (NIM. 10.2019104)

Ismi Fatimah Azzahra ( NIM. 10.2019106)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MADINA SRAGEN

2021/202
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Makalah: Pengertian Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum Secara


Ontologis, Epistemologis, Aksiologis dan Yuridis

Ditulis Secara Kelompok oleh :

1. Nama : Iin Maalika Vithri Achmada

NIM : 10.2019104

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

2. Nama : Ismi Fatimah Azzahra

NIM : 10.2019106

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengembangan Kurikulum.

Karanganyar, 7 Oktober 2021

Sukamdi, S.Pd,.M.Pd.I

i
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh. Alhamdulillah puji


syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala rahmat,
karunia, hidayah, dan segala kemudahan dari-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para
keluarganya, para Shahabat dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik
hingga akhir zaman.

Alhamdulillah dengan izin Allah, kami dapat menyusun makalah yang


berjudul “Pengertian Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum Secara Ontologis,
Epistemologis, Aksiologis dan Yuridis” dengan sungguh-sungguh dalam rangka
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen kami Bapak Sukamdi, S.Pd,.M.Pd.I
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai tambahan referensi
pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan mengenai pengertian
kurikulum dan pengembangannya.

Akhirnya kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam


penulisan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan untuk menjadi koreksi pada penulisan selanjutnya.

Karanganyar, 7 Oktober 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

HALAMAN PENGESAHAN ………………… ……………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………..………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN …...….……………..…………………………….…. 1

A. Latar Belakang …………….………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...…. 2
C. Tujuan …………………………………………………………..…………. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………….……………………. 3

A. Pengertian Kurikulum ………..…………………………………………… 3


B. Pengertian Pengembangan Kurikulum …………………...….…….. …... 4
C. Penjelasan Ontologis, Epistemologis, Aksiologis dan Yuridis Kurikulum... 5

BAB III PENUTUP ……..……………………………………………….….….. 8

A. Kesimpulan ……………………………………………………….…....….. 8

DAFTAR PUSTAKA ……………………….………………………………… 9

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Di antara instrumen penting dalam lembaga pendidikan adalah adanya


pendidik/guru, pengelola, dan kurikulum. Semuanya saling berkaitan satu sama
lain. Kurikulum merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem pendidikan.
Oleh karena itu, kurikulum dijadikan pedoman suatu lembaga pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Pada dasarnya kurikulum sangatlah penting
peranannya bagi pendidik, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan, para pendidik dituntut untuk dapat menyampaikan materi
sesuai target-target pembelajaran yang telah diberikan, sehingga diperlukan
rancangan khusus mengenai apa saja yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, semisal target materi apa saja yang hendak dicapai selama satu semester
ini, dengan berpedoman pada kurikulum pendidik dapat memperkirakan sejauh
mana target materi yang telah dicapai sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.
Namun kurikulum ini tak hanya penting bagi pendidik saja, kurikulum juga penting
bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti
kepala sekolah, penulis buku pelajaran dan masyarakat secara umum.

Kurikulum akan terus berkembang seiring perkembangan zaman. Seperti


halnya di negara kita kerap kali berubah mengikuti pergantian Menteri Pendidikan.
Kurikulum pendidikan telah pengalami perubahan hingga perubahan ke sepuluh
dan yang terakhir adalah kurikulum 2013. Perubahan ini dipengaruhi oleh visi dan
misi penyusun kurikulum itu sendiri, hal itu dapat terjadi dengan adanya penelitian
di lapangan apakah sudah layak diterapkan atau masih perlu adanya evaluasi dan
perbaikan. Oleh karena itu pengembangan kurikulum sangat diperlukan agar
pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Mengingat pentingnya mengetahui seluk beluk kurikulum ini terutama


bagi yang ingin terjun ke dunia pendidikan, maka di sini kami akan membahas
secara ringkas mengenai pengertian kurikulum dan pengembangannya secara

1
ontologi, epistemologi, aksiologi dan yuridis sebagai pembukaan materi
manajemen pengembangan kurikulum insyaallah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Apa pengertian pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana penjelasan kurikulum secara ontologi, epistemologi, aksiologi dan
yuridis?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan pengertian kurikulum.
2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian pengembangan
kurikulum.
3. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan penjelasan kurikulum secara
ontologi, epistemologi, aksiologi dan yuridis.

2
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, kata curir


(pelari) dan currere (tempat berpacu). Awal mula istilah kurikulum ini berasal dari
dunia olahraga di zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang
ditempuh oleh pelari dari start hingga finish untuk memperoleh
medali/penghargaan, kemudian digunakan dalam istilah pendidikan, yakni jarak
yang ditempuh pelari sebagai jangka waktu yang harus ditempuh oleh para siswa
dalam memperoleh ijazah. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa
menggunakan kata manhaj, yang berarti jalan terang yang dilalui manusia dalam
kehidupan. Jalan terang ini jika dalam konteks pendidikan dapat berupa hasil
rancangan pendidikan yang digunakan oleh pendidik sebagai pedoman untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.

Sedangkan Herman H. Horne mengungkapkan bahwa secara harfiyah,


kurikulum berasal dari bahasa Latin, yaitu; a little rececourse yang berarti suatu
jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olahraga, yang kemudian dialihkan
ke dalam pengertian pendidikan menjadi circle of instruction, yakni “suatu
lingkaran pengajaran”, di mana guru dan siswa terlibat di dalamnya. (Ahmad
Zainuri, 2018: 10)

Secara terminologis, istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia


pendidikan dengan pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai satu tujuan
pendidikan atau kompetensi yang ditetapkan. Sebagai tanda atau bukti bahwa
seseorang peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan
adalah dengan sebuah ijazah atau sertifikat. (Baderiah, 2018: 7)

Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun


untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung

3
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajaran. (Syamsul Bahri,
2011: 17)

Dengan demikian kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran


yang terdiri dari isi dan materi-materi pelajaran yang terstruktur, terprogram dan
terencana dengan baik yang berkaitan dengan berbagai kegiatan dan interaksi
sosial di lingkungan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan
tujuan mencapai tujuan pendidikan.

B. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum menurut Nana Sudjana, pengembangan


menunjukkan kepada suatu kegiatan yang menghasilkan suatu cara yang baru, di
mana selama kegiatan tersebut, penilaian dan penyempurnaan terhadap cara
tersebut terus dilakukan. Pengertian pengembangan ini berlaku juga bagi
kurikulum pendidikan. Karena pengembangan kurikulum juga terkait penyusunan
kurikulum itu sendiri dan pelaksanaannya pada satuan pendidikan disertai dengan
evaluasi dengan intensif. (Ahmad Nurcholis dkk, 2020: 24)

Pengembangan kurikulum menurut Sukmadinata dirumuskan berdasarkan


dua hal. Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat.
Kedua, didasarkan atas pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-
nilai filosofis terutama falsafah Negara dan asas filosofis ini merupakan persoalan
mendasar dalam pengembangan kurikulum.

Di antara bentuk program kurikulum adalah pengembangan kurikulum


Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Di dalamnya dapat berupa kegiatan menyusun,
rancangan pelaksanaan program, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PBA
yang baik.

4
C. Penjelasan Kurikulum Secara Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Yuridis

Dalam setiap pengetahuan ada tiga komponen penting yang menyusunnya


dan ketiganya saling berkaitan satu sama lain, dan tiga komponen itu adalah
ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dan ini menjadi dasar bagi pengembangan
konsep kurikulum. Kajian ontologi membahas tentang keberadaan sesuatu yang
bersifat konkret dan yang dimaksud di sini adalah kajian untuk menjawab
pertanyaan “apa”. Kemudian dalam epistemologi menjelaskan pertanyaan
“bagaimana”, yakni mencari berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan
jawaban “apa” pada kajian ontologi. Adapun aksiologi menjelaskan pertanyaan
“untuk apa”, yakni mempertanyakan tentang bagaimana manusia menggunakan
ilmunya tersebut. Dan tiga komponen ini menjadi kerangka dalam perumusan
kurikulum pendidikan.

Ontologi Kurikulum
Ontologi memiliki pengertian yang berbeda-beda, definisi ontologi
berdasarkan bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu On (Ontos) merupakan ada
dan logos merupakan ilmu sehingga ontologi merupakan ilmu yang mengenai yang
ada, yakni mempertanyakan tentang objek apa yang akan ditelaah.
Kajian ini telah diterapkan oleh Allah subhanahu wata’ala pada Nabi
Adam ‘alaihissalam dalam Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 31: “Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" Di sini
Allah mengajarkan nama-nama benda pada Nabi Adam ‘alaihissalam, belum
sampai pada tahap penalaran, pengembangan wawasan dan bagaimana cara
penggunaan benda-benda tersebut.
Dalam ontologi kurikulum, kajian ini mengarahkan kurikulum untuk
memberikan kesempatan peserta didik untuk dapat berhubungan langsung pada
obyek-obyek tertentu. Misal dalam ilmu Bahasa Arab, para peserta didik dapat
mengetahui apa saja yang akan dipelajari dalam ilmu Bahasa Arab, semisal kaidah-
kaidah ilmu Bahasa Arab seperti nahwu shorof, adab/sastra, balaghah, dan lain-
lain.

5
Epistemologi Kurikulum

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos. Episteme


berarti pengetahuan (knowledge), logos berarti teori. Dengan demikian,
epistomologi secara etimologis berarti teori pengetahuan (Rizal 2001: 16).
Epistomologi mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu,
serta bagaimana proses terjadinya.

Dalam kajian epistemologi kurikulum ini berkaitan dengan metode


konstuktif pendidikan yang berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan
pengetahuan pada peserta didik, mengajak peserta didik untuk berpikir kreatif dan
menyeluruh. Di dalamnya terdapat pembahasan mengenai metode yang tepat
digunakan dalam proses pendidikan. Misalnya di antara metode pembelajaran
Bahasa Arab, dalam mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik dapat
dilakukan dengan memperbanyak mufrodat, dengan mendengarkan audio bahasa
Arab, dengan metode hiwar/percakapan langsung dengan menggunakan
bahasaArab, dan lain-lain.

Aksiologi Kurikulum

Bedasarkan bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai,
dalam pengertian lain berarti sesuai atau wajar, dan logos yang artinya ilmu. Di
dalam KBBI aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan bahwa aksiologi adalah ilmu tentang nilai, yakni bagaimana
manusia menggunakan dan memanfaatkan ilmunya.

Kajian aksiologi dapat mengarahkan pembentukan kurikulum agar peserta


didik mendapatkan nilai dan manfaat dari ilmu-ilmu yang dipelajarinya. Semisal
dalam pembelajaran Bahasa Arab peserta didik dapat memahami Al-Qur’an dan
Hadits, serta kitab-kitab Ulama dengan baik. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Ahmad Nurcholis, dkk (2018), Pembelajaran Bahasa Arab
adalah hakikat manfaat yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa Arab. Objek
kajiannya adalah menyangkut masalah nilai kegunaan pembelajaran karena bahasa
Arab harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral.

6
Yuridis Kurikulum

Yuridis kurikulum adalah landasan hukum atau landasan undang-undang


yang dijadikan tempat berpijak atau dasar dari pengembangan kurikulum tersebut.
Kurikulum pada dasarnya adalah produk yuridis yang ditetapkan melalui
keputusan menteri Pendidikan Nasional RI, yakni sebagai perwujudan dari
kebijakan pendidikan dalam UUD 1945 dan UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional merupakan dua bentuk landasan yuridis pendidikan
nasional.
Yang pertama, landasan yuridis yang bersumber pada UUD 1945, dapat
dilihat pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945, di sana tersurat dan tersirat
cita-cita nasional di bidang pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sehubungan dengan ini, pasal 31 UUD 1945 menjamin hak setiap warga
negara untuk mendapat pendidikan, mewajibkan setiap warga negara untuk
mengikuti pendidikan dasar dan mewajibkan pemerintah untuk membiayaninya.
Pasal 31 UUD 1945 juga mengamanatkan agar pemerintah Landasan Yuridis
Pendidikan mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional,
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kuranya 20% dari APBN dan
APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, serta
memajukan Ilmu pengetahuan dan Teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
Yang kedua landasan yuridis pendidikan yang bersumber dari UU RI No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, di antaranya meliputi: Pasal
1 Ketentuan Umum; Penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi pendidikan
nasional; Pasal 2 mengenai dasar pendidikan nasional; Pasal 3 mengenai fungsi
dan tujuan pendidikan nasional; Pasal 4 mengenai prinsip penyelenggaraan
pendidikan; Pasal 5 s.d.Pasal 11 mengenai hak dan kewajiban warga negara, orang
tua, masyarakat dan pemerintah; Pasal 32 mengenai Pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus; serta Pasal 34 mengenai wajib belajar.

7
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Dengan demikian, pengertian kurikulum dari hasil kesimpulan kami adalah


kurikulum adalah sebuah rancangan pendidikan yang berisikan tentang rencana
pembelajaran yang terdiri dari materi-materi pelajaran dan pengalaman pembelajaran yang
terstruktur, terprogram dan terencana dengan baik di bawah bimbingan dan tanggung jawab
lembaga pendidikan beserta staf pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum dapat berubah seiring perkembangan zaman, karena dipengaruhi oleh


visi misi penyusun dan berbagai analisis di lapangan. Oleh karena itu diperlukan
pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

Kemudian pengertian kurikulum dalam kajian ontologi mengarahkan kurikulum


untuk memberikan kesempatan peserta didik untuk dapat berhubungan langsung dan
mengenal obyek pendidikan, secara epistemologi berkaitan dengan pembahasan mengenai
metode yang tepat digunakan dalam proses pendidikan, sedangkan secara aksiologi para
peserta didik mendapatkan nilai dan manfaat dari ilmu-ilmu yang dipelajarinya, adapun
secara yuridis adalah landasan hukum atau landasan undang-undang yang menjadi dasar
dari pengembangan kurikulum tersebut.

8
Daftar Pustaka

Baderiah. 2018. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus
IAIN Palopo

Bahri, Syamsul. 2011. Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Banda Aceh:
Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry

Hermawan, Asep Herry. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran SD.


Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: Penerbit IPB Press

Sudarman. 2019. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum Kajian Teori dan Praktik.
Samarinda: Mulawarman University Press

Zainuri, Ahmad. 2018. Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan. Palembang: CV. Amanah

Dian L (2018). Landasan Filsafat Kajian Ontologi. Diakses pada 2 Oktober 2021, dari
https://dianindahlestari15.blogspot.com/2018/09/landasan-filsafat-kajian-ontologi-
dalam_19.html?showComment=1544113516820

Ulfah. N. (2016). Landasan Yuridis, Filosofis dan Psikologis Pengembangan Kurikulum.


Diakses 6 Oktober 2021, dari http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2016/09/landasan-
yuridis-filosofis-dan.html

Anda mungkin juga menyukai