Dosen Pengampu :
Dra, Armis M. Pd.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Taksonomi Bloom dan Tasksonomi Marzono?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan Taksonomi Bloom dan Taksonomi
Marzono?
3. Bagaimana implementasi Taksonomi Bloom dan Marzono dalam
pembelajaran Matematika?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami Taksonomi Bloom dan Taksonomi Marzono
2. Untuk mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan Taksonomi Bloom
dan Taksonomi Marzono
3. Untuk memahami implementasi Taksonomi Bloom dan Marzano dalam
pembelajaran Matematika
BAB II
PEMBAHASAN
1. TAKSONOMI BLOOM
A. Pengertian
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti
pengaturan dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan (Yaumi, 2013).
Taksonomi adalah sistem klasifikasi. Taksonomi berarti klasifikasi
berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga
dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi
merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yangberdasarkan data penelitian
ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika
itu (Santrock, 2007).
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh
Benjamin S. Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan
kawan-kawannya. Pada tahun 1956, terbitlah karya “Taxonomy of
Educational ObjectiveCognitive Domain”, dan pada tahu 1964 terbitlah
karya“Taxonomy of Educataional Objectives, Affective Domain”, dan
karyaya yang berjudul “Handbook on Formative and Summatie Evaluation
of Student Learning” pada tahun 1971 serta karyanya yang lain “Developing
Talent in Young People” (1985). Taksonomi ini mengklasifikasikan
sasaranatau tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah
kawasan):kognitif, afektif, dan psikomotor dan setiap ranah tersebut
dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinciberdasarkan
hierarkinya (Winkel, 1987).
Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal yang sama
dengan ketiga domain tersebut yang secara konvensional telah lama
dikenal taksonomi tujuan pendidikan yang terdiri atas aspek cipta, rasa,
dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah penalaran, penghayatan dan
pengamalan (Indris, 1992).
Sintesis (synthesis)
Analisis (analysis)
Penerapan (application)
Pemahaman (comprehension)
Pengetahuan (knowledge)
Keterangan:
Pengetahuan (1) adalah merupakan jenjang berpikir paling dasar.
Pemahaman (2) mencakup pengetahuan (1).
Aplikasi atau Penerapan (3) mencakup pemahaman (2) dan
pengetahuan (1).
Analisis (4) mencakup aplikasi(3), pemahaman (2) dan pengetahuan
(1).
Sintesis (5) meliputi juga analisis (4), aplikasi (3), pemahaman (2)
dan pengetahuan (1).
Evaluasi (6) meliputi juga sintesis (5), analisis (4), aplikasi (3),
pemahaman (2) dan pengetahuan (1).
2) Kemampuan untuk merumuskan dan memvalidasi
generalisasi
Contoh soal:
Tuliskan langkah-langkah atau prosedur untuk menentukan
apakah 12.807 sebuah bilangan prima.
Memahami (C2)
Proses kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer dan
ditekankan di sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi ialah
memahami. Siswa dikatakan memahami apabila mereka dapat
mengkontruksi maknadari pesan-pesan pembelajaran baik berupa lisan,
tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pelajaran buku atau
layar komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka. Pengetahuan konseptual
menjadi dasar untuk memahami. Proses-proses kognitif dalam proses
memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
Mengaplikasikan (C3)
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan
penggunaanprosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan
atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan
pengetahuan prosedural. Dalam mengimplementasikan, memahami
pengetahuan konseptual merupakan prasyarat untuk dapat mengaplikasikan
pengetahuan prosedural.
Menganalisis (C4)
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi
bagian-bagiankecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian
dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses
menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang
diklasifikasikan dalam menganalisis mencakup belajar untuk menentukan
potongan-potongan informasi yang relevan atau penting (membedakan),
menentukan cara-cara untuk menata potongan-potongan informasi
tersebut (mengorganisasikan), dan menentuan tujuan dibalik informasi
itu (mengatribusikan). Kategori-kategori proses memahami,
menganalisis, dan mengevaluasi saling terkaitan dan kerap kali digunakan
untuk melakukan tugas-tugas kognitif.
Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan
berdasarkan kreteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori
mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa (keputusan-
keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal), dan mengkritik
(keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal). Perlu
diingat bahwa tidak semua keputusan bersifat evaluatif. Misalnya,
siswa membuat keputusan apakah suatu contoh sesuai dengan suatu
kategori. Mencipta (C6) Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-
elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-
tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat
produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu
pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Meskipun
mengharuskan berfikir secara kreatif, mencipta bukanlah ekspresi kreatif
yang bebassama sekali dan tak dihambat oleh tuntutan-tuntutan tugas atau
situasi belajar.
D. Kelebihan dan Kekurangan Taksonomi Bloom
1. Kelebihan
a. Proses pembelajaran atau peningkatan kemampuan menjadi efisien
b. Membentuk kemampuan kognitif lebih baik
c. Membentuk kemampuan afektif lebih baik
d. Membentuk kemampuan motorik lebih baik
e. Landasan yang tepat dan mudah untuk menciptakan strategi
pengajaran yang lebih baik
f. Berdasarkan hal nyata dan melalui sebuah penelitian
2. Kekurangan
a. Belum semua mengerti mengenai konsep ini
b. Belum diterapkan secara menyeluruh
c. Banyak klasifikasi
d. Penerapan belum maksimal
e. Media pendukung belum sepenuhnya ada
2. TAKSONOMI MARZANO
A. Konsep Taksonomi Marzano
Taksonomi Marzano dikembangkan pertama kali pada tahun 2000
oleh Robert Marzano. Taksonomi ini dikembangkan untuk menjawab
keterbatasan dari taksonomi Bloom yang telah digunakan secara luas.
Taksonomi Marzano mempunyai tahap dari proses yang sederhana ke
proses yang lebih lengkap, baik dari informasi maupun langkah-
langkahnya. Model kecakapan berpikir yang dikembangkan Marzano
memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas dan dapat
memengaruhi bagaimana siswa berpikir dan menghadirkan teori yang
berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir
para siswanya. Taksonomi Marzano juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kesadaran terhadap proses pengetahuan dan bagaimana
menyusun atau menggunakan pengetahuan, serta dapat digunakan untuk
meningkatkan keterlibatan seseorang atau komitmen seseorang terhadap
keyakinan untuk terlibat dalam suatu tugas.
Taksonomi Marzano terdiri dari tiga sistem dan domain pengetahuan.
Ketiga sistem tersebut adalah:
a) Sistem-diri (self-system)
b) Sistem metakognitif
c) Sistem kognitif.
Sewaktu berhadapan dengan pilihan untuk memulai tugas baru, sistem diri
memutuskan apakah melanjutkan kebiasaan yang dijalankan saat ini atau
masuk dalam aktivitas baru. Kemudian sistem metakognitif mengatur
berbagai tujuan dan menjaga tingkat pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Selanjutnya sistem kognitif memproses seluruh informasi yang
dibutuhkan, dan domain pengetahuan menyediakan isinya.
Ketiga Pengetahuan Domain itu adalah:
a) Informasi
b) Beragam Prosedur Mental
c) Beragam Prosedur Fisik
Kesimpulan
Saran
Alwi, H, dkk. (2005). Edisi III Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Gunawan, I, dkk. Taksonomi Blom – Revisi Ranah Kognitif : Kerangka Landasan
Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian.IKIP PGRI Madiun.
Wahyuningsih, W. (2017). Analisis Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Berdasarkan Sistem Kognitif Taksonomi Marzano
Ditinjau dari Gaya Belajar. Skripsi Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang.