Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TAKSONOMI BLOOM
DAN TAKSONOMI BLOOM YANG DIREVISI

Oleh:

ELA SALSABIELA (18205054)


INTAN PARWATI PANE (18205016)
SINTIA ARIA YUNANDA (18205068)
TARINUR YUSWAR (18205070)

Dosen Pengampu:
Dr. YERIZON, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki (bertingkat) yang
mengidentifikasikan keterampilan berpikir mulai dari jenjang yang rendah
hingga yang tinggi. Berawal dari pemikiran dan penelitian seorang psikolog
pendidikan dari Amerika Serikat Benjamin S. Bloom pada tahun 1950, bahwa
evaluasi hasil belajar disekolah sebagian besar butir soal yang diajukan hanya
berupa soal tentang hapalan, sedangkan menurutnya hapalan merupakan
tingkat terendah dalam kemampuan berfikir. Agar proses pembelajaran
menghasilkan siswa berkompeten, maka disusunlah suatu Taksonomi Bloom
yang dipublikasikannya pada tahun 1956 dengan judul “Taxonomy Of
Educational Objectives: The Classification of Educational Goals”.
Benjamin. S. Bloom membuat suatu klasifikasi berdasarkan urutan
keterampilan berpikir dalam suatu proses yang semakin lama semakin tinggi
tingkatannya. Mula-mula taksonomi bloom terdiri atas dua bagian yaitu ranah
kognitif dan ranah afektif (cognitive domain and affective domain). Pada
tahun 1966 Simpson menambahkan ranah psikomotor melengkapi apa yang
tekah dibuat oleh bloom. Dengan demikian menjadi tiga ranah yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Selanjutnya dalam Taksonomi Bloom (Arikunto, 2009), tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
2. Ranah Afektif (Affective Domain)
3. Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik ranah kognitif menurut Bloom dan Bloom yang
direvisi?
2. Bagaimana merancang soal-soal terkait ranah kognitif menurut Bloom dan
Bloom yang direvisi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui karakteristik ranah kognitif menurut Bloom dan Bloom
yang direvisi.
2. Untuk mengetahui rancangan soal menurut ranah kognitif Bloom dan
Bloom yang direvisi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan
dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah suatu tipe sistem
klasifikasi yang berdasarkan data penelitian ilmuah mengenai hal-hal yang
digolong-golongkan dalam sistematika itu. Konsep Taksonomi Bloom
dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom., seorang psikolog
bidang pendidikan beserta kawannya. Taksonomi Bloom memiliki tiga
domain, yaitu:
1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
Daerah kognitif mencakup tujuan-tujuan yang berkenaan dengan
kemampuan berpikir, yaitu berkenaan dengan pengenalan pengetahuan,
perkembangan kemamampuan, dan keterampilan intelektual (akal).
Daerah kognitif terdiri dari enam tahap yang tersusun mulai dari
kemampuan berpikir yang paling sederhana menuju pada kemampuan
berpikir yang paling kompleks yang merupakan suatu kontinum. Keenam
tahap berpikir tersebut seringkali disebut jenjang kognitif, digambarkan
sebagai berikut:
a) C.1 Pengetahuan (knowledge)
Jenjang kognitif yang paling sederhana disebut jenjang pengetahuan
(knowledge) atau ingatan (recall) atau komputasi (computation). Pada
jenjang kognitif ini siswa dituntut untuk mampu mengenali atau
mengingat kembali (memory) pengetahuan yang telah disimpan di dalam
skemata struktur kognitifnya. Hal-hal yang termasuk ke dalam jenjang
kognitif ini adalah berupa pengetahuan tentang fakta dasar, terminologi
(peristilahan), atau manipulasi yang sifatnya sudah rutin.
Kata kerja operasional untuk tahap pengetahuan ini di antaranya:
mendefinisikan, menyebutkan kembali, menuliskan, mengidentifikasi,
mengurutkan, membedakan, memilih, menunjukkan, menyatakan, dan
menghitung.
b) C.2 Pemahaman (comprehension)
Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks daripada tahap
pengetahuan. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu
konsep matematika, siswa harus mempunyai pengetahuan (knowledge)
terhadap konsep tersebut.
Kata kerja operasional untuk tahap pemahaman ini di antaranya:
membedakan, mengubah, menginterpretasikan, menentukan,
menyelesaikan, memberikan contoh, membuktikan, menyederhanakan,
mensubtitusi.
c) C.3 Aplikasi (application)
Aplikasi atau penerapan adalah proses berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari pemahaman. Dalam jenjang kognitif aplikasi seorang siswa
diharapkan telah menerapkan dengan tepat suatu teori atau cara pada
situasi baru.
Kata kerja operasional untuk tahap aplikasi ini di antaranya:
menggunakan, menerapkan, menghubungkan, menggeneralisasikan,
menyusun, mengklarifikasikan.
d) C.4 Analisis (analysis)
Jenjang kognitif analisis setingkat lebih tinggi dari aplikasi, yaitu
suatu kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu masalah (soal)
menjadi bagianbagian yang lebih kecil (komponen) serta mampu
memahami hubungan di antara bagian-bagian tersebut.
e) C.5 Sintesis (synthesis)
Suatu kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses
analisis adalah sintesis. Sintesis adalah suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logik sehingga menjelma menjadi
suatu pola struktur atau bentuk baru.
Kata kerja operasional untuk tahap sintesis ini di antaranya:
menentukan, mengaitkan, menyusun, membuktikan, menemukan,
mengelonpokkan, menyimpulkan.
f) C.6 Evaluasi
Evaluasi adalah jenjang kognitif tertinggi dalam jenjang kognitif
menurut Bloom dan kawan-kawan. Evaluasi merupakan kemampuan
seseorang untuk dapat memberikan pertimbangan (judgement) terhadap
suatu situasi, ide, metode berdasarkan suatu patokan atau kriteria. Setelah
pertimbangan dilaksanakan dengan matang maka kesimpulan diambil
berupa suatu keputusan.
Kata kerja operasional untuk tahap evaluasi ini di antaranya: menilai,
mempertimbangkan, membandingkan, memutuskan, mengkritik,
merumuskan, memvalidasi, menentukan.
2. Ranah Afektif (Affective Domain)
Daerah afektif adalah hal-hal yang berhubungan dengan sikap
(attitude) sebagai manifestasi dari minat (interest), motivasi (motivation),
kecemasan (anxiety), apresiasi perasaan (emosional appreatiation),
penyesuaian diri (self adjusment), bakat (aptitude), dan semacamnya. Evaluasi
bidang afektif dikategorikan ke dalam evaluasi non-tes.
3. Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain)
Tujuan dalam bidang ini mulai dari gerakan sederhana sampai dengan
gerakan yang kompleks, yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan
keterampilan, dan gerakan komunikasi. Evaluasi bidang psikomotorik akan
lebih efektif dilaksanakan melalui pengamatan (observasi) berupa evaluasi
perbuatan dan lisan.
B. Ranah Kognitif Menurut Bloom yang Direvisi
Seiring perkembangan teori pendidikan, Krathwohl (2001) dan para
ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai
dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut dipublikasikan pada tahun
2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi yang dibuat hanya pada
ranah kognitif dengan menggunakan kata kerja.
Perubahan ini dilakukan dengan memberi versi baru pada ranah
kognitif yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif
(Anderson, 2010). Selanjutnya ada empat kategori dalam dimensi pengetahuan
kognitif yaitu pengetahuan faktual, pengetahuankonseptual, pengetahuan
prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Sedangkan pada dimensi proses
kognitif juga dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu: Mengingat (remembering),
memahami (understanding), mengaplikasikan (applying), menganalisis
(analyzing), Mengevaluasi (evaluating), dan mengkreasi (creating). Enam
tingkatan inilah yang sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar
yang di kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.

Sebelum Revisi Setelah Revisi Keterangan


Pengetahuan Mengingat Low Order Thinking
Pemahaman Memahami Skill
Penerapan Mengaplikasikan
Analisis Menganalisis High Order Thinking
Sistesis Mengevaluasi Skill
Evaluasi Mengkreasi

1. Mengingat (Remembering)
Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang. Termasuk di dalamnya mengenali (recognizing) dan
recalling (menuslikan/menyebutkan).
2. Memahani (understanding)
Memahami yaitu mengkonstruksi makna atau pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang
baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan
pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran
peserta didik.
3. Mengaplikasikan (applying)
Mengaplikasikan atau menerapkan ataupun menggunakan prosedur
untuk melakukan latihan atau memecahkan masalah yang berhubungan
erat dengan pengetahuan prosedural.
4. Mengalisis(analyzing)
Menganalisis meliputi menguraikan suatu permasalahan atau objek
ke unsur-unsur penyusunannya dan menentukan bagaimana saling
keterkaitan antar unsur-unsur penyatuan tersebut dengan struktur besarnya.
5. Mengevaluasi (evaluating)
Mengevaluasi didefinisikan membuat suatu pertimbangan atau
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yan ada.
6. Mengkreasi (creating)
Mengekreasi atau mencipta yaitu menempatkan elemen bersama-
sama untuk membentuk satu kesatuan yang utuh atau fungsional; yaitu
reorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur yang baru
Berikut beberapa soal lainnya:

Anda mungkin juga menyukai