Anda di halaman 1dari 12

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk

tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada
tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi
beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali
ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.usun
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi,
dan cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar
Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah:
penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku
yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam
setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang
lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai
“pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan”
yang ada pada tingkatan pertama.

Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari
dua bagian: Bagian pertama berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua
berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,
fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai
contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di
level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik
produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.
Pemahaman (Comprehension)
Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan
dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi
deskripsi, dan menyatakan gagasan utama

 Terjemahan

 Pemaknaan

 Ekstrapolasi
Pertanyaan seperti: Membandingkan manfaat mengkonsumsi apel dan jeruk
terhadap kesehatan
Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,
prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh,
ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi,
seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone
diagram.
Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah
skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu
memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan
tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap
penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesis akan mampu
menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak
terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat
reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab
turunnya kualitas produk.
Evaluasi (Evaluation) Dikenali dari kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan
kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas
atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas
harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan
berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.

Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya.
Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian,
mempertahankannya, dan mengarahkannya.
Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari
serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya,
dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or
Value Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga
menjadi karakteristik gaya-hidupnya.

Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain
berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di
dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan
meyakinkan dan cakap.
Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola
gerakan yang kompleks.
Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam
berbagai situasi.
Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau
permasalahan tertentu.
Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti
hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian
digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan
yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir
dalam proses pembelajaran.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam
Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta
siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan
lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom,
hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir
(thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus
dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di
bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan
Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang
dinamakan Taxonomy Bloom.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus
dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh
Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual
behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Taksonomi Bloom mengalami dua kali perubahan perubahan yaitu
Taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom sendiri dan Taksonomi yang telah
direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Untuk pembahasan masing-masing
dijelaskan sebagai berikut,

A. Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain :

a. Pengetahuan (Knowledge) – C1
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan
mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan
tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan tentang
konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan urutan; (e) pengetahuan
tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g)
pengetahuan tentang metodologi. Contoh: menyatakan kebijakan.

b. Pemahaman (Comprehension) – C2
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan
memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari
satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum
materi);(c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas arti/memaknai
data). Contoh : Menuliskan kembali atau merangkum materi pelajaran

c. Penerapan (Application) – C3
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan
untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan
menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru. Contoh:
Menggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji pegawai.

d. Analisa (Analysis) – C4
Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang
ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu
materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a)
analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi); (b) analisis hubungan
(mengidentifikasi hubungan); (c) analisis pengorganisasian prinsip
(mengidentifikasi pengorganisasian/organisasi). Contoh: Menganalisa penyebab
meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan
memisahkan komponen- komponennya.

e. Sintesis (Synthesis) – C5
Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk
memproduksi. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi
komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau kegiatan yang utuh; dan
(c) menghasilkan/memproduksi seperangkat hubungan abstrak. Contoh:
Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari
beberapa sumber.

f. Evaluasi (Evaluation) – C6
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi.
Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai
‘manfaat’ suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas.
Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom, yaitu: (a)
penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi berdasarkan
bukti eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci
jawaban.

B. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap.
Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga
yang paling kompleks :

a. Penerimaan (Receiving) – A1
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon
terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar
terendah dalam domain afektif. Dan kemampuan untuk menunjukkan atensi dan
penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang lain,
mengingat nama seseorang.

b. Responsive (Responding) – A2
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara
afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil
tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas

c. Nilai yang dianut (Value) – A3


Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek
atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau
tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
“sikap dan opresiasi”. Serta Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk
membedakan mana yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek,
dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku. Contoh: Mengusulkan
kegiatanCorporate Social Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan
komitmen perusahaan.

d. Organisasi (Organization) – A4
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat
lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk
suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu
filsafat hidup. Dan Kemampuan membentuk system nilai dan budaya organisasi
dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: Menyepakati dan
mentaati etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan
tanggung jawab.

e. Karakterisasi (characterization) – A5
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat
berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan
lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan
keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Dan Kemampuan mengendalikan
perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan
intrapersonal, interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri
ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok

C. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan
motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering
melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan,
jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik
mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.

a. Peniruan – P1
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons
serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf.
Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b. Manipulasi – P2
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,
penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan
melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-
petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

c. Ketetapan – P3
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi
sampai pada tingkat minimum.

d. Artikulasi – P4
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan
yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara
gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan – P5
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan
energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan
merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

Revisi Taksonomi Bloom

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl
dan para ahli psikologi
aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan
kemajuan zaman. Hasil perbaikan
tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi
Bloom. Revisi hanya
dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:

1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level
masih sama yaitu dari
urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan
6. Perubahanperubahan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).


 Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
 Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
 Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
 Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar,
yaitu creating (mencipta).
 Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan
sebutan evaluating (menilai).
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri
dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami),
applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating
(menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam
merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai
dengan C6.
Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah)
merupakan Lower Order Thinking
Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam
menginterpretasikan
piramida di atas, secara logika adalah sebagai berikut:
- Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya
terlebih dahulu
- Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
- Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu
- Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu
- Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.

Beberapa kritik dilemparkan kepada penggambaran piramida ini. Ada


yang beranggapan bahwa
semua kegiatan tidak selalu harus melewati tahap yang berurutan. Proses
pembelajaran dapat dimulai
dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang. Namun demikian, memang
diakui bahwa pentahapan
itu sebenarnya cocok untuk proses pembelajaran yang terintegrasi.
Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat
perhatian. Skill menekankan
aspek psikomotorik yang membutuhkan koordinasi jasmani sehingga lebih tepat
dipraktekkan bukan
dipelajari. Attitude juga merupakan faktor yang sulit diubah selama proses
pembelajaran karena
attitude terbentuk sejak lahir. Mungkin itulah alasan mengapa revisi baru
dilakukan pada ranah kognitif
yang difokuskan pada knowledge.
TAKSONOMI BLOOM

PENDAHULUAN

Taksonomi bloom mula diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956.
Taksonomi bloom mengkategorikan kemahiran dan objektif yang ingin dicapai
oleh pelajar kepada 3 domain iaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

SENARAI DOMAIN

1. Domain kognitif digunakan untuk mengukur kemahiran intelektual.

2. Domain afektif digunakan untuk mengukur kemahiran generik, yang


telah diterapkan kepada pelajar melalui penglibatan pelajar dalam persatuan-
persatuan dan juga dalam pelbagai perbincangan secara berkumpulan seperti
dalam kursus rekabentuk sistem dan sebagainya.

3. Domain psikomotor pula bertujuan mengukur kemahiran praktikal dan


teknikal.

PENERANGAN

Kemahiran ini diterapkan melalui proses latihan industri, ujikaji makmal dan
juga lawatan teknikal. Kemahiran kognitif merupakan domain taksonomi yang
digunakan untuk mengukur kemahiran intelektual berdasarkan satu hirarki
kognitif yang disusun dari aras rendah hingga ke aras tinggi iaitu aras
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian.Taksonomi
ini diperkenalkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom untuk tujuan
pendidikan.

Pada asalnya, domain kognitif Taksonomi Bloom dibahagikan kepada


enam aras. Namun, sekitar tahun 1990-an, terdapat beberapa perubahan telah
dilakukan secara berperingkat. Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah
perubahan terminologi. Sebagai contoh, tema pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian ditukarkan kepada mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalis, menilai dan membina.
SENARAI TEMA

1. Pengetahuan (Knowledge) - Mengingat kembali, mengenal idea, fakta


asas, definisi teori, hukum, tarikh, peristiwa dan lain-lain daripada pembelajaran
yang lepas.
Contoh: Nyatakan, terangkan, namakan, labelkan.

2. Pemahaman (Comprehension) - Mengubah kefahaman daripada satu


bentuk kepada satu bentuk yang lain, menyatakan idea-idea utama dalam ayat
sendiri, menterjemah, memberi contoh kepada konsep, menterjemah draf.
Contoh: Pilih, terangkan, tulis semula.

3. Aplikasi (Application) - Menggunakan maklumat dalam situasi yang


baru, termasuk menyelesaikan masalah menggunakan prinsip, kaedah, hukum,
teori, formula. Membina graf daripada data, dan lain-lain.
Contoh: Selesaikan, ramalkan, cari, kesilapan, bina alat.

4. Analisis (Analysis) - Memecahkan sesuatu yang kompleks kepada yang


kecil, membezakan fakta daripada pendapat, kaitan kenal di antara bahagian,
kenali struktur organisasi.
Contoh: Bezakan, pasti, pilih.

5. Sintesis (Synthesis) - Menyepadu, mencantum idea menjadi satu, usaha


tersendiri, menyelesaikan masalah, membuat ramalan, membuat klasifikasi.
Contoh: Bina, hasilkan, susun, kembangkan.

6. Penilaian (Evaluation) - Membuat pertimbangan termasuk memberi


rasional atas alasan dalaman atau luaran, menafsir dan mengkritik.
Contoh: Pilih, berikan alasan, kritikan, buktikan.

Anda mungkin juga menyukai