BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Taksonomi adalah sebuah kerangka piker khusus. Dalam sebuah taksonomi, kategorikategorinya merupakan satu kontinium. Selain itu taksonomi pendidikan juga
megklasifikasikan tujuan-tujuan. Sebuah rumusan tujuan berisikan satu kata kerja atau
satu kata menda. Kata kerjanya umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang
diharapkan. Kata bendanya jamak mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai
dan dikonstruk oleh siswa. Berkenaan dengan hal ini, seorang psikolog bidang pendidikan
mngembangakan sebuah taksonomi yang kemudian dikenal dengan nama Taksonomi
Bloom.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom,.
Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif
dan psikomotorik.Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan
pendidikan yang terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan yaitu ranah kognitif (berkaitan
dengan kognisi), ranah afektif (berkaitan dengan afeksi), dan ranah psikomotor (berkaitan
dengan psikomotor).
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian
mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan.
Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.
Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan
tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang
harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukkan kemampuan mengolah pikirannya
sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam
keterampilan terbaiknya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk
inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat
dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:
Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai
konsep itu. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika
tanpa terlebih dahulu memahami isinya
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan
kemajuan zaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin
Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990 yang kemudian dikenal dengan
nama Revisi Taksonomi Bloom
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
for
the
Evaluation
of
Educational Achievement,
the
IEA
dan
rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini
oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual
behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah Kognitif berisi perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah
afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat,
motivasi, dan sikap.
Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif
dan keterampilan motorik / kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para
trainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude
(KSA). Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan Psikomotorik
pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar
Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran,
Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa
dengan ranah afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik. Ranah kognitif mengurutkan
keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan
tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam
perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan),
(2) comprehension (pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis
(penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian).
Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:
Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan
tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini
bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skill ini
harus di lalui dulu untuk naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan
bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.
2. Klasifikasi Taksonomi Bloom
a. Domain Kognitif / Ranah Kognitif
Domain yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Domain dikognisi ke dalam 6
tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian pertama adalah berupa
Pengetahuan (C1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual
(C2 C6)
Pengetahuan (Knowledge) / C1 : Berisikan kemampuan untuk mengenali
dan
ketika
diminta
menjelaskan
manajemen
kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi
dari
kualitas,
karakteristik
produk
yang
berkualitas,
standar kualitas
yang
berada
di
tingkat
aplikasi
akan
mampu
(Analysis)
menganalisa
/ C4 : Di tingkat
informasi
analisis,
seseorang
akan mampu
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya,
dan mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab
sebuah skenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu
skenario
yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus
didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini
seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan
reject
di
produksi
berdasarkan pengamatannya
terhadap
tingkat
semua penyebab
memastikan
nilai
efektivitas
atau
mendapatkan perhatian,
10
mempelajari kepekaan tentang sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai sehingga
menjadi suatu pegangan hidup. Kelima jenis tingkatan tersebut di atas bersifat hierarkis.
Perilaku penerimaan merupakan yang paling rendah dan kemampuan pembentukan pola
hidup merupakan perilaku yang paling tinggi.
c. Ranah Psikomotor (psychomotoric domain)
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan
pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan
pengolahan kata juga membutuhkan gerakan. Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani Rician dalam ranah ini tidak dibuat
oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, antara
lain:
1) Persepsi (perception)
Kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris dalam memandu aktivitas
motrik. Penggunaan alat indera sebagai rangsangan untuk menyeleksi isyarat menuju
terjemahan. Misalnya, pemilihan warna.
11
2) Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan.kesiapan fisik,
mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Misalnya, posisi start lomba lari.
3) Gerakan terbimbing (guided response)
Kemampuan untukmelakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan.
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya
imitasi dan gerakan coba-coba. Misalnya, membuat lingkaran di atas pola.
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan
karena
sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Misalnya, melakukan lompat tinggi
dengan tepat.
5) Gerakan yang kompleks (complex response)
Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap dengan
lancar, tepat dan efisien. gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari polapola gerakan yang kompleks. Misalnya, bongkar pasang peralatan dengan tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi. Misalnya, keterampilan bertanding.
7) Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif
sendiri. Misalnya, kemampuannya membuat kreasi tari baru.
Berikut adalah gambar ranah psikomotorik yang hierarkis :
12
Dari gambar 3.3 bahwa kemampuan psikomotorik merupakan proses belajar berbagai
kemampuan gerak dimulai dengan kepekaan memilah-milah sampai dengan kreativitas
pola gerakan baru. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan psikomotirk mencakup fisik
dan mental. Ketujuh hal tersebut mengandung urutan taraf keterampilan yang berangkaian
yang bersifat hierarkis.
B. Defenisi dan Konsep Taksonomi Bloom Setelah Revisi
Dalam perjalannya, konsep Taksonomi Bloom yang dikemukakan semula mengalami
perubahan dan perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman. Salah seorang murid dari
Bloom, yaitu Lorin Andersan, mengajukan revisi dari teori ini di tahun 1990. Hasil
perubahannya dipublikasikan di tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Kata
kunci yang semula merupakan kata benda kemudian direvisi menjadi kata kerja. Bnetuk
yang diajukan bersifat hirarki, namun ranah sintesis dan analisis dintegrasikan menjadi
analisis saja. Lorin kemudian menambahkan kategori baru yaitu Creating. Berikut
gambaran piramida berfikir Taksonomi Bloom Revisi
13
14
15
dan
kategori
dapat
digunaka
untuk
menstrukturkan
dan
16
menghadirkan pandangan yang jelas, utuh dan sistemik tentang sebuah fenomena ,
masalah, atau materi kajian yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan
struktur mencakup pengatahuan tentang berbagi paradigma, epistemologi, teori dan
model yang digunakan dalam disipin-disiplin ilmu untuk mendeskripsikan,
memahami, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
c) procedural knowledge (Pengetahuan prosedural )
Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan
metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan ketrampilan,
algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan prosedural bergulat dengan pertanyaan
bagaimana, dengan kata lain pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
tentang beragam proses. Pada pengetahuan ini terdiri dari tiga subjenis:
a. Pengetahuan tentang ketrampilan dalam bidang tertentu dan algoritme.
b. Pengetahuan tentan teknik dan metode dalam bidang tertentu. Pengetahuan ini
mencakup pengetahuan yang umumnya merupakan hasil konsensus, kesepakatan
atu ketentuan dalam disiplin ilmu, bukan hasil pengamatan atau eksperimen atau
penemuan langsung. Pada umumnya pengetahuan ini menunjukkan bagimana para
ilmuan dalam bidang mereka berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah, bukan
hasil penyelesaian masalah atau pemikiran.
c. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan
prosedur yang tepat
d) metacognitive knowledge(Pengetahuan metakognitif )
Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
kesadaran dan pengeahuan tentang kognisi diri sendiri. Pada pengetahuan ini
meliputi tiga subjenis;
a. Pengetahuan strategis. Pengetahuan strategis merupakan pengetahuan perihal
strategi-strategi belajar dan berpikir serta pemecahan masalah. Pengetahuan ini
mencakup strategi-strategi umum umum untuk menyelesaikan masalah (problem
solving) dan berpikir.
b. Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif.
c. Pengetahuan diri. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dalam kaitannya kognisi dan belajar.
Keempat Kategori-kategori pada dimensi pengetahuan dianggap kontinum dari
yang kongkrit sampai yang abstrak. konseptual dan prosedural mempunyai tingkat
keabstrakan yang berurutan, misalkan pengetahuan prosedural lebih konkret
ketimbang pengetahuan konseptual yang paling abstrak.9 Menurut teori
17
kontruktivis bahwa satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan
adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik.
Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya
Sub-sub kategori ini membantu pengguna untuk mengklasifikasikan learning
objectives atau menyusun assessment dengan lebih sederhana.
18
19
diterjemahkan dari :
Dimensi Dimensi Cognitive Knowledge
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Cruikshank, K. A., Mayer, R. E.,
Pintrich, P. R., et al. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives . New York: Longman, hal. 28
20
Merancang uji laboratorium mengenai sifat lipid pada berbagai sampel lipid (guided
inquiry-based*)
guided inquiry-based adalah salah satu metode pengajaran berbasis siswa. Intruktur akan
membimbing mahasiswa dalam bentuk petunjuk seperlunya, sedangkan mahasiswa
diminta untuk menyusun langkah-langkah dan alasan pengambilan keputusan tersebut
secara rinci. Cara ini menuntut mahasiswa untuk menguasai bahan ajar sebelum
melakukan aktivitas dan dengan demikian merangsang daya pikir dan daya kreasi
mahasiswa.
4. Studi Lanjut Revisi Taksonomi Bloom
RTB diajukan pada tahun 2001. Bila dibandingkan dengan Taksonomi Bloom, maka
jelaslah diperlukan waktu lama dan studi yang intensif untuk membuktikan penting dan
tepatkah RTB dipergunakan oleh kalangan akademisi. Belum banyak penelitian mengenai
manfaat penggunaan RTB ini. Sebuah artikel mengungkapkan perbandingan manfaat
antara Taksonomi Bloom lama dengan RTB, dan menyimpulkan bahwa penggunaan RTB
bagi pre-service teachers di Turki menunjukkan hasil yang positif dibandingkan
penggunaan Taksonomi Bloom yang lama dalam hal penyusunan lesson plan (Bmen,
21
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Menciptakan
(C1)
(C2)
(C3)
(C4)
(C5)
(C6)
Mengenali
Menjelaskan
Melaksanakan
Mendiferensiasikan
Mengcek
Membangun
Mengingat kembali
Mengartikan
Mengorganisasikan
Mengkritik
Merencanakan
Membaca
Menginterpretasika
n
Mengimplementasika
n
Mengatribusikan
Membuktikan
Memproduksi
Mendiagnosis
Mempertahankan
Mengkombinasikan
Memerinci
Memvalidasi
Merangcang
Menelaah
Mendukung
Merekonstruksi
Mendeteksi
Memproyeksikan
Membuat
Menyebutkan
Menggunakan
Menceritakan
Mengonsepkan
Menampilkan
Menentukan
Menuliskan
Memberi contoh
Memproseskan
Menghafal
Merangkum
Melafalkan/melafazka
n
Menyimpulkan
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menunjukkan
Menguraikan
Mengaitkan
Menciptakan
Memecahkan
Mengabstraksi
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasika
n
RANAH AFEKTIF
Menerima
Merespon
Menghargai
Mengorganisasikan
(A1)
(A2)
(A3)
(A4)
Karakterisasi Menurut
Nilai (A5)
Mengikuti
Mengompromikan
Mengasumsikan
Mengubah
Membiasakan
Menganut
Menyenangi
Meyakini
Menata
Mengubah perilaku
Mematuhi
Menyambut
Meyakinkan
Mengklasifikasikan
Berakhlak mulia
Meminati
Mendukung
Memperjelas
Mengombinasikan
Mempengaruhi
Menyetujui
Memprakarsai
Mempertahankan
Mengkualifikasi
Menampilkan
Mengimani
Membangun
Melayani
Melaporkan
Menekankan
Membentuk pendapat
Membuktikan
Memilih
Menyumbang
Memadukan
Memecahkan
Mengatakan
Mengelola
Memilah
Menegosiasi
Menolak
Merembuk
RANAH PSIKOMOTOR
Meniru
Manipulasi
Presisi
Artikulasi
Naturalisasi
(P1)
(P2)
(P3)
(P4)
(P5)
Menyalin
Kembali membuat
Menunjukkan
Membangun
Mendesain
Mengikuti
Membangun
Melakukan,
Melaksanakan,
Menerapkan
Mengatasi
Menggabungkan
Koordinat,
Mengintegrasikan
Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan,
Memodifikasi
Menentukan
Mereplikasi
Melengkapi
Menunjukkan,
Menyempurnakan
Mengkalibrasi
Mengendalikan
Mengulangi
Mematuhi
Master
Mengelola
Menciptakan
6. Kesimpulan
Urgensi perlu tidaknya kita mengikuti RTB saat ini, lebih terletak pada nyaman atau tidaknya penggunaan RTB ini dibandingkan dengan
Taksonomi Bloom yang lama. Pada prinsipnya, RTB dan Taksonomi Bloom yang lama membantu pembagian kognisi, dan diharapkan
mempermudah pengguna dalam penyusunan atribut pendidikan. Meskipun demikian, pembagian sub-sub kategori pada dimensi proses kognitif
dan dimensi knowledge tidak dapat dipungkiri sebagai ide yang sangat
kreatif dan memperjelas proses desain atribut pendidikan. Jika pun RTB ini diterima secara luas oleh dunia pendidikan, jiwa Taksonomi Bloom
tidak berubah. Jadi, persoalannya bukan pada perlu tidaknya RTB diikuti, tetapi lebih pada pemilihan pengguna berdasarkan kenyamanan dan
kemudahan.
Daftar pustaka
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Cruikshank, K. A., Mayer, R. E., Pintrich, P. R., et al. (2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assissing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.
Bmen, N. T. (2007). Effects of the Original Versus Revised Bloom's Taxonomy on Lesson Planning Skills: A Turkish Study Among pre-Service
Teachers Review of Education, 53, 439455.
Conklin, J. (2005, Spring). Book Reviews : A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of
Educational Objectives. Educational Horizons, 83, 154-159.
Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of Blooms Taxonomy: An Overview. Theory into Practice, 41(4).
Mayer, R. E. (2002 ). A Taxonomy for Computer-Based Assessment of Problem Solving. Computers in Human Behavior 18 623632. Sausa, D.
A. (2006). How the Brain Learns. Thousand Oaks: Corwin Press.